Di dalam mobil, Alden terus terbayang wajah Hanna dan cincin berlian yang ada pada wanita itu.
"Ini tidak mungkin hanya kebetulan, wajahnya dan cincin itu, kenapa sama persis?"
Alden tak habis pikir, bagaimana mungkin ada dua orang asing yang begitu mirip meskipun kepribadiannya sedikit berbeda.
"Apa jangan-jangan mereka kembar? Tapi setahuku Raline adalah anak semata wayang, dia satu-satunya putri keluarga Adiwiyata." Alden mulai menebak-nebak.
Kepala Alden mulai pusing memikirkan hal ini, dan yang lebih membuatnya bingung lagi, bagaimana bisa cincin berlian yang ada pada Hanna sama persis seperti cincin yang seharusnya Raline kenakan? Ada apa semua ini?
"Aku harus cari tahu," gumam Alden, dia lantas mengirim pesan ke Jojo agar segera datang ke rumahnya.
Alden melempar ponselnya ke jok sebelah setelah selesai mengirimkan pesan pada asistennya itu, lalu semakin menambah kecepatan mobilnya.
Dua puluh menit kemudian, Alden tiba di kediaman mewahnya, Jojo sudah lebih dulu sampai dan menunggunya di depan rumah.
"Selamat sore, Pak." Jojo menyapa Alden sembari menunduk hormat saat melihat atasannya turun dari mobil.
"Selamat sore. Kau ikut aku!" pinta Alden seraya berjalan melewati Jojo, pria berkaca mata itu pun bergegas membuntuti sang atasan.
Alden mengajak Jojo ke ruang kerjanya, dia melepaskan jas dan juga dasi yang dia pakai agar sedikit lega.
"Ada apa anda memanggil saya, Pak?" tanya Jojo yang berdiri di hadapan Alden, dia tahu pasti ada sesuatu yang tidak beres kalau sampai atasannya itu memanggil dirinya di luar jam kerja.
"Duduklah, ada yang ingin aku tanyakan sebelum aku menyuruhmu melakukan sesuatu."
Jojo pun segera duduk.
"Jo, menurut mu apa ada orang yang tidak memiliki hubungan darah tapi wajahnya sama persis?" tanya Alden kemudian.
"Maksud anda kembar, Pak?" Jojo memastikan.
"Iya, bisa dibilang begitu! Tapi mereka bukan saudara."
"Ada, sih, Pak. Saya pernah melihat berita, ada beberapa orang yang mirip sekali seperti kembar identik tapi tidak memiliki hubungan darah sama sekali," jawab Jojo lugas.
"Jadi ada, ya?"
Jojo mengangguk, "Iya, Pak."
Alden tampak berpikir, dia kembali terbayang wajah Hanna yang begitu mirip dengan Raline. Apakah mereka cuma kebetulan mirip?
"Maaf, kalau boleh tahu, kenapa anda tiba-tiba bertanya seperti itu, Pak?"
"Tadi aku bertemu dengan seorang wanita, wajahnya mirip sekali dengan Raline," beber Alden.
Jojo terkesiap, "Anda serius, Pak?"
"Iya, tapi sikap dan perangainya berbeda. Dia sedikit kasar dan galak, tidak lembut seperti Raline." Alden mengenang mantan kekasihnya itu.
"Apa mungkin dia kembarannya Nona Raline?"
"Aku juga berpikir begitu, tapi setahuku Raline itu anak semata wayang, dia tidak punya saudara," balas Alden.
"Mungkin saja mereka terpisah sejak kecil seperti di sinetron-sinetron itu, Pak."
"Dasar kau ini korban sinetron!" gerutu Alden.
Jojo hanya meringis malu sambil menggaruk kepala belakangnya yang tidak gatal.
"Tapi aku ingin kau tetap menyelidiki semua ini, cari tahu kebenarannya. Nanti aku beri tahu alamat wanita yang mirip dengan Raline itu," pinta Alden.
Jojo mengangguk patuh, "Baik, Pak."
"Aku sungguh penasaran siapa dia sebenarnya?"
"Hem, memangnya tadi anda bertemu dia di mana?"
"Tadi saat di jalan, kami terlibat kecelakaan dan mobilku sampai lecet. Aku minta ganti rugi tapi dia malah mengajak aku ke rumahnya dan memberikan sebuah cincin. Dan kau tahu, cincin itu sama persis seperti cincin yang aku berikan ke Raline," terang Alden antusias.
Jojo mengernyit heran, "Loh, kok bisa? Kenapa kebetulan sekali?"
Alden mengangkat kedua bahunya, "Entahlah, Jo! Aku juga tidak mengerti dengan semua ini, siapa wanita itu dan kenapa dia bisa memiliki cincin tersebut? Karena kalau dilihat dari tempat tinggalnya, mustahil sekali dia bisa membeli cincin semahal itu."
"Mungkin cincin itu palsu, Pak."
Alden menggeleng, "Cincin itu asli, aku bisa melihatnya."
"Lalu apa dia sudah mengganti rugi mobil anda yang lecet, Pak?"
Alden kembali menggeleng, "Belum, aku langsung pergi saat melihat cincin itu. Aku masih sakit hati dan kesal karena mendadak teringat pada Raline."
"Mereka mirip banget, ya, Pak?" Jojo memastikan.
"Iya, Jojo! Wajah wanita itu dan Raline bagaikan pinang dibelah dua, cuma penampilan serta sikapnya saja yang berbeda."
Tiba-tiba sebuah ide gila muncul di kepala Jojo, dia tersenyum penuh arti.
"Pak, saya ada ide."
"Ide apa?"
"Bagaimana kalau anda meminta wanita itu untuk menikah dengan anda menggantikan Nona Raline?"
Alden terkesiap, "Kau ini sudah gila, ya? Ide mu tidak masuk akal! Mana mungkin kami menikah!"
"Kenapa tidak, Pak?"
"Jo, aku tidak mengenal dia seperti apa, mungkin saja dia sudah menikah. Dia juga pasti tidak akan mau!"
"Kita coba dulu, Pak. Saya akan cari tahu tentang dia."
Alden terdiam, dia masih merasa ragu.
"Pak, di luar sana anda sedang menjadi buah bibir para saingan bisnis dan karyawan anda, karena rencana pernikahan anda yang batal dengan Nona Raline. Jadi ini kesempatan anda untuk menghilangkan gosip tersebut. Anda cukup mengadakan pernikahan sederhana di tempat tersembunyi dan menyebar foto-fotonya ke media tanpa statement apa pun. Mereka akan berpikir jika anda benar-benar menikah dengan Nona Raline," usul Jojo yang paham Alden masih ragu.
Alden bergeming mencerna ide bawahannya itu.
"Mereka pasti mengira anda membatalkan booking tempat dan WO yang waktu itu karena anda ingin mengadakan pernikahan yang tertutup di tempat lain," lanjut Jojo menyampaikan gagasannya.
"Tapi bagaimana jika Raline dan keluarganya membantah berita itu? Semua akan terbongkar, Jo."
"Anda tenang saja, apa pun yang mereka katakan nanti, anda tidak perlu menanggapinya ataupun klarifikasi. Biar mereka menebak-nebak sendiri kebenarannya. Ini juga akan menjadi peluang untuk anda agar semakin terkenal lagi dikalangan pebisnis lain, karena pasti banyak yang membahas tentang anda."
"Berarti itu sama saja aku sedang mencari sensasi."
"Sekali-kali sepertinya tidak jadi masalah, Pak. Ini demi nama baik dan karir anda juga," ujar Jojo.
"Kau yakin ini tidak akan jadi masalah?"
Jojo mengangguk dengan mantap, "Saya yakin, Pak."
"Baiklah, aku akan ikuti saran mu ini. Tapi kalau sampai terjadi masalah dan nama baikku semakin rusak, kau harus tanggung jawab!"
"Siap, Pak!"
Alden mengembuskan napas, sejujurnya dia sedikit ragu dengan usul Jojo itu, dia takut ini malah menimbulkan masalah baru. Namun dia tak ada pilihan lagi, dia harus membersihkan nama baik dan memperbaiki pamornya yang rusak karena penolakan menyakitkan dari sang mantan kekasih.
***
Hai, BESTie ....
Novel ini sedang mengikuti lomba, jadi aku akan update setelah mendapat persetujuan dari editor.
Mohon dukungannya, ya. Mudah-mudahan tidak di suruh revisi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
NOVELNYA KEREN, TPI SYANG, PARTNYA PENDEK AMAT... KNP GK BUAT SAMPE 50 LH PLING DIKIT..
2023-06-13
0
UmiLovi ✨ IG : LaLoviiii
Bismillah juara!!
2022-10-15
1
Laila
semoga jadi juara KK othor ...semangat terus buat lanjut ceritanya 💪🙏
2022-10-04
3