Tiga minggu berlalu, hubungan Dera dan Erlan semakin dekat. Erlan selalu muncul di depan Dera kemanapun dia pergi dengan alasan tidak sengaja ketemu.
Sebenarnya hal ini membuat Dera merasa heran, namun Dera tidak mau ambil pusing, ia percaya saja pada jawaban Erlan.
" Bos hari ini sidang perceraian nona Dera." Ucap Bimo, asisten Erlan.
Erlan memutar kursinya menatap Bimo.
" Apakah aku harus ke sana untuk menemaninya?" Erlan sedikit berpikir.
" Menurut saya begitu, karena ada pria yang sudah siap menghiburnya." Ujar Bimo.
" Siapa dia?" Tanya Erlan mengerutkan keningnya.
" Rizal, temannya Revan." Sahut Bimo.
" Dia ingin mengganggu milikku rupanya, baiklah aku akan ke sana menemani calon istriku." Ujar Erlan keluar dari ruangannya.
Bimo menatap kepergian Erlan sambil menggelengkan kepalanya.
" Bos, bos, aku nggak pernah melihat bos bersikap seperti ini pada siapapun, ternyata seorang janda bisa mengalihkan duniamu." Ucap Bimo.
Di sebuah pengadilan agama, Dera baru saja keluar dengan status barunya. Ia menghela nafasnya pelan menatap jalanan di depannya.
" Aku tidak menyangka di usiaku yang kedua puluh dua tahun sudah ini aku menyandang status janda." Monolog Dera menertawakan dirinya sendiri.
" Sayang." Panggil Revan.
Dera memutar bola matanya malas.
"Jangan panggil aku dengan panggilan itu lagi Mas, kita sudah bukan siapa siapa lagi." Ujar Dera menatap Revan.
" Aku tidak bisa, karena aku sayang kamu." Sahut Revan.
" Terserah kamu saja Mas, aku pulang dulu, semoga kau bahagia bersama istri keduamu." Ucap Dera meninggalkan Revan, namun Revan mencekal tangannya.
" Bolehkah aku memelukmu untuk yang terakhir kalinya?" Tanya Revan menatap Dera dengan tatapan nanar.
" Aku akan tenang melepasmu setelah aku memelukmu." Sambung Revan.
Dera menganggukkan kepalanya.
Grep....
Revan menarik tubuh Dera ke dalam pelukannya. Tak terasa air mata Revan menetes begitu saja. Ingin rasanya Dera ikut menangis namun sekuat mungkin Ia menahannya.
Dera tidak mau terlihat lemah di mata Revan.
" Aku minta maaf sayang, maafkan aku yang telah menyia nyiakanmu, aku sangat menyesal telah menduakan cintamu hiks... Maafkan aku... Aku berjanji aku akan berusaha mendapatkanmu kembali sayang, dan saat itu tiba aku akan membuatmu bahagia." Isak Revan.
Revan benar benar menyesali perbuatannya. Jika ia tahu akan berakhir seperti ini, ia tidak akan mendekati Nita.
" Lepaskan Dera!" Ucap Erlan membuat keduanya melepas pelukannya.
Dera menatap ke arah Erlan sambil melongo.
" Kamu di sini?" Tanya Dera menghampiri Erlan.
Erlan segera menarik tangan Dera menuju mobilnya.
" Sayang tunggu!" Ucap Revan.
Erlan tidak mempedulikan Revan, ia membukakan pintu mobil meminta Dera masuk ke dalam.
Di dalam mobil, Erlan menatap ke arah Dera.
" Menangislah dalam pelukanku! Jangan dalam pelukan lelaki brengsek itu ataupun pria lainnya." Ucap Erlan masih kesal.
" Aku tidak pa pa, tadi Mas Revan menginginkan salam perpisahan saja jadi aku membiarkannya memeluknya." Sahut Dera.
" Jangan menutupi kesedihanmu dariku Dera! Aku ingin menjadi temanmu, teman yang selalu ada buat kamu, aku tahu kamu rapih saat ini, kau butuh sandaran untuk meluapkan semuanya, dan aku bersedia menjadi sandaranmu." Ucap Erlan.
Tidak kuasa dengan perasaan sedih yang menyeruak di dalam hatinya, Dera menubruk tubuh Erlan. Erlan pun membalas pelukannya.
" Hiks.... Aku sedih Om, dia... Lelaki yang aku cintai justru mengkhianati cintaku hiks... A... Aku.. Aku... Tidak pernah menyangka jika semua ini akan terjadi padaku." Isak Dera.
Erlan mengelus punggung Dera dengan lembut.
" Aku harap setelah ini kau tidak akan menangisi pria brengsek itu lagi." Ucap Erlan yang di balas anggukan kepala oleh Dera.
Setelah merasa mendingan, Dera melepas pelukannya. Erlan menyodorkan tisu untuk mengelap wajah Dera.
" Terima kasih." Ucap Dera.
" Mau aku antar kemana?" Tanya Erlan.
" Kemana saja." Sahut Dera.
" Baiklah." Sahut Erlan mulai melakukan mobilnya.
Revan mengepalkan erat tangannya melihat semua itu.
" Aku tidak akan membiarkanmu menjadi milik orang lain." Gumam Revan.
Erlan membawa Dera ke sebuah cafe yang ada di puncak pegunungan. Udara dingin dan pemandangan yang indah membuat suasana hati Dera menjadi tenang.
" Ayo turun." Ajak Erlan.
" Iya Om." Sahut Dera.
"Jangan memanggilku Om! Aku tidak mau mereka yang mendengar akan berpikiran jika kamu simpanan om om." Ucap Erlan.
" Lalu aku harus memanggilmu apa?" Tanya Dera.
" Panggil aja Mas, lagian umur kita tidak jauh berbeda hanya selisih delapan tahun kan." Ujar Erlan.
" Baiklah.. Mas." Gugup Dera.
Erlan mengembangkan senyumannya.
Keduanya berjalan mencari tempat duduk yang kosong. Setelah memesan makanan mereka pun mulai makan.
Erlan menatap Dera dengan tatapan yang entah, hanya dia yang tahu.
Dera mendongak, tak sengaja tatapannya bertemu dengan Erlan.
" Kenapa menatapku seperti itu?" Tanya Dera.
" Kamu cantik." Sahut Erlan.
" Dari dulu kali." Kekeh Dera.
" Percaya, kalau kamu dulunya jelek nggak mungkin kamu sekarang secantik ini." Ujar Erlan.
" Aku jelek Mas, kalau aku cantik nggak mungkin Mas Revan tertarik dengan wanita lain." Ucap Dera sendu.
" Nggak usah ngomongin pria brengsek itu kalau hanya buat kamu sedih." Ucap Erlan.
"Ah iya... Aku harus melupakan Mas Revan beserta kenangannya." Ucap Dera.
" Itu lebih baik, karena kenangan buruk memang harus di lupakan." Sahut Erlan.
Keduanya meneruskan makan, setelah selesai Erlan mengajak Dera ke taman bunga tak jauh dari sana.
" Wih bagus banget bunganya." Dera berdecak kagum menatap hamparan bunga mawar yang tertata rapi.
" Kau suka?" Tanya Erlan.
" Suka." Sahut Dera.
" Hilangkan kesedihanmu di sini, aku berharap setelah pulang dari sini kau sudah ceria lagi." Ujar Erlan.
Dera menganggukkan kepalanya saja.
Saat mereka sedang asyik menikmati pemandangan tiba tiba seseorang memanggil Dera.
" Dera."
Dera dan Erlan menoleh ke arah Rizal dan Revan.
Revan mempercepat langkahnya lalu tiba tiba....
Bugh......
" Mas." Teriak Dera melihat Revan memukul wajah Erlan.
" Kamu tidak pa pa?" Tanya Dera menatap Erlan.
" Tenang saja! Aku tidak pa pa." Sahut Erlan mengusap darah yang keluar dari sudut bibirnya.
" Ini sebabnya kamu menceraikan aku? Apakah pria ini penyebabnya Dera?" Bentak Revan menarik kasar tangan Dera.
" Jangan membentak Dera seperti itu." Bentak Erlan menarik Dera ke belakang tubuhnya.
" Siapa kau hah? Apa kau yang meracuni pikiran Dera untuk menceraikanku? Atau sebenarnya kalian ada hubungan di belakangku?" Tanya Revan menatap tajam ke arah Erlan.
" Berkacalah sebelum bicara! Dia menceraikanmu karena kau mengkhianatinya, Dera wanita terhormat yang tidak akan menjalin hubungan dengan pria lain di belakang suaminya." Teriak Erlan menunjuk wajah Revan.
" Kau pria brengsek yang telah menyia nyiakan cintanya, kau membuatnya menderita dan kau membuatnya menangis, apakah pantas pria sepertimu di pertahankan hah?" Tanya Erlan menatap tajam ke arah Revan.
" Tidak Revan.... Kau tidak pantas di pertahankan Dera maupun wanita manapun, kau pecundang yang telah melukai hati istrimu sendiri." Ucap Erlan menekan dada Revan.
" Ralat, MANTAN ISTRI." Sambung Erlan.
" Ayo Ra." Ucap Erlan.
Erlan menoleh ke belakang setelah menyadari jika Dera tidak ada di belakangnya.
" Kemana Dera?" Tanya Erlan menatap Revan.
" Iya... Dera kemana?" Revan balik bertanya.
Keduanya mengedarkan pandangannya mencari Dera namun nihil. Dera tidak ada di sekitar mereka.
" Rizal." Gumam Revan.
" Apa kau melihat pria yang bersamaku tadi?" Tanya Revan.
" Tadi aku melihatnya di sini, sekarang dimana dia?" Ujar Erlan.
Keduanya merasa kebingungan.
" Aku rasa temanmu membawa Dera pergi dari sini." Ucap Erlan.
" Kenapa dia? Dia tidak mengenal dekat Dera." Sahut Revan.
" Aku akan menelepon Dera." Ujar Revan.
" Percuma karena ponsel Dera ada si tasnya, dan tasnya ada di dalam mobilku." Sahut Erlan.
" Ah sial." Umpat Erlan.
Erlan dan Revan berusaha mencari Dera.
" Dera dimana kamu? Kalau sampai terjadi apa apa padamu, aku tidak akan memaafkan diriku sendiri." Batin Revan.
Ayo bantu babang Revan dan Babang Erlan mencari Dera dengan tekan like koment vote dan hadiahnya ya....
Miss U All....
TBC...,
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
ulala
malessss bantuin Revan, mending jg bantuin bang erlan 😏🤭
2022-11-12
1
sella surya amanda
lanjut
2022-10-06
1