Pagi hari saat Dera membuka pintu, ia memutar bola matanya malas karena melihat Revan yang saat ini berdiri di depannya.
" Aku sudah mengirim barang barangmu lewat kurir beserta surat cerainya, lalu kenapa kau ke sini Mas? Apa ada sesuatu yang tertinggal? Atau paketnya belum sampai?" Tanya Dera tanpa menatap Revan.
" Aku ke sini bukan untuk itu sayang, aku ke sini ingin membujukmu membatalkan perpisahan kita, aku tidak bisa hidup tanpamu, aku...
" Kau tidak bisa hidup tanpa uangku, bukan aku, segera tanda tangani surat itu karena aku harus segera mengirimkannya ke pengadilan." Sahut Dera memotong ucapan Revan.
" Tidak sayang, aku benar benar mencintaimu, aku tidak pernah menginginkan uangmu yang aku inginkan adalah dirimu, aku mohon batalkan perpisahan ini, katakan iya maka aku akan merobek surat itu sekarang juga." Ujar Revan.
" Kau tidak bisa memaksa aku untuk tetap bersamamu Mas, apa kau tidak pernah memikirkan perasaanku? Bagaimana sakitnya di khianati suami yang paling aku cintai? Suami yang aku banggakan dan aku dukung selama ini, bagaimana jika posisinya di balik? Bagaimana perasaanmu saat aku bersama pria lain? Apa kau akan memaafkan aku dan menganggap tidak pernah terjadi apa apa?" Tanya Dera.
" A... Aku.." Gugup Revan.
" Mengertilah perasaanku Mas, aku tidak mau membencimu karena ini, mari kita berpisah secara baik baik, anggap saja perpisahan ini adalah hukuman dariku untukmu, biarkan aku mengobati lukaku sendiri, jangan pernah temui aku lagi! Aku tidak mau melihat wajahmu, atau luka ini tidak akan pernah mengering." Ucap Dera.
" Atau aku akan luluh hanya melihat cinta di matamu itu Mas." Lanjut Dera dalam hati.
" Beri aku kesempatan kedua sayang, aku akan memperbaiki semuanya." Ucap Revan.
" Apa kau bisa memperbaiki kaca yang sudah pecah?" Tanya Dera menatap Revan.
Revan menggelengkan kepalanya.
" Itulah hubungan kita Mas, walaupun kau bisa menyatukan pecahan kaca itu tapi bentuknya tidak akan sama, aku memaafkanmu tapi hubungan kita tidak bisa seperti dulu lagi." Ujar Dera meninggalkan Revan.
" Tunggu sayang!" Revan mencekal tangan Dera.
Dera menatap ke arahnya.
" Apa jika aku sudah tidak ada hubungan dengan Nita, kau mau menerimaku lagi?" Tanya Revan memastikan.
" Aku tidak tahu! Yang jelas sampai luka di hatiku ini mengering aku tidak bisa membuka hatiku lagi untuk siapapun, untuk saat ini perpisahan adalah jalan terbaik Mas, aku harap kau mengerti itu." Ucap Dera.
"Baiklah, aku akan menandatangani suratnya, aku menghargai keputusanmu tapi jangan cegah aku untuk mengejarmu kembali setelah aku dan Nita berpisah nanti, maafkan aku, maafkan aku yang telah menggoreskan luka di dalam hatimu, aku menyesal, bahkan sangat menyesal karena kebodohanku aku kehilangan wanita yang sangat aku cintai." Ucap Revan.
Revan menandatangani surat perpisahannya.
"Ini! Aku berdoa semoga perpisahan ini hanya sementara saja, aku mencintaimu dan sampai kapan pun aku akan tetap mencintaimu." Ucap Revan memberikan surat itu kepada Dera.
Dera mengambilnya lalu ia segera masuk ke dalam mobilnya. Ia melajukan mobilnya menuju kafe.
" Semoga kau mau menerimaku kembali suatu hari nanti sayang, maafkan aku yang telah membuatmu terluka, aku mencintaimu." Monolog Revan mengusap air matanya.
Di dalam mobil Dera sedang berusaha mengontrol emosinya.
" Kenapa kamu lakukan ini Mas? Kau membuatku sulit untuk melepaskanmu, aku memang masih mencintaimu bahkan sangat mencintaimu tapi bagiku pengkhianatanmu tidak bisa aku maafkan, walaupun aku tahu kau masih mencintaiku tapi aku tidak bisa menerimamu untuk saat ini, aku punya keyakinan sekali kau mengkhianati cinta ini maka kau akan mengulanginya suatu hari nanti dan aku tidak ingin terluka karena itu." Ucap Dera mengusap air matanya.
Walaupun Dera bersikap tegar dan seolah dia baik baik saja, namun sebenarnya hatinya rapuh... Bahkan sangat rapuh. Pria yang sangat ia cintai mengkhianatinya dan ini merupakan pukulan terberat dalam hidup Dera.
Dera tidak fokus menyetir hingga.....
Brak.....
Mobil Dera menabrak mobil depannya. Ia tidak menyadari jika lampu merah ada di depannya.
" Oh Ya Tuhan.. Setelah semalam apalagi ini." Gumam Dera.
Seorang pria turun dari mobil depan lalu menghampiri mobil Dera.
" Turun." Pria itu berteriak sambil mengetuk kaca mobil Dera.
Dera turun dari mobil lalu menatap pria itu.
" Dera."
" Om Erlan." Ucap keduanya bersamaan.
" Apa kau baik baik saja? Kenapa tidak fokus menyetir?" Tanya Erlan.
" Maaf Om, aku memang tidak fokus menyetir, aku sedang tidak enak badan." Sahut Dera.
" Apa aku boleh minta ganti rugi karena kau telah merusak mobilku?" Tanya Erlan.
"Baiklah aku akan memberikan ganti rugi sebagai bentuk pertanggung jawabanku." Sahut Dera.
" Ikuti mobilku! Aku akan membawamu ke tempat dimana kau harus bertanggung jawab." Ucap Erlan.
" Baiklah." Sahut Dera kembali ke mobilnya.
Dera mengikuti mobil Erlan dari belakang menyusuri jalanan.
" Kemana dia mau membawaku? Seharusnya kan dia membawaku ke bengkel untuk memperbaiki mobilnya, tapi bengkel mobil terdekat bahkan sudah terlewati, oh mungkin dia membawaku ke bengkel mobil langganannya." Gumam Dera.
Mobil Erlan berhenti di sebuah apartemen. Dera mengernyitkan dahinya. Ia segera turun dari mobil lalu menghampiri Erlan.
" Ngapain kamu membawaku ke sini?" Tanya Dera.
" Kau harus bertanggung jawab atas kerusakan mobilku." Sahut Erlan menunjuk bamper mobilnya yang penyok.
" Ya seharusnya kita ke bengkel kan bukannya malah ke sini, atau di sini ada yang buka bengkel?" Tanya Dera mengedarkan pandangannya.
Erlan terkekeh melihat tingkah Dera.
"Aku tidak menyuruhmu untuk memperbaiki mobilku, tapi aku menyuruhmu menyiapkan sarapan untukku, aku lapar belum makan dari tadi." Ucap Erlan.
" Astaga.... Kalau cuma makan doang bilang donk dari tadi, aku akan mengajakmu ke kafe ku, kau bisa makan sepuasnya di sana." Ujar Dera.
" Kalau di cafe bukan kamu yang masak, aku ingin kau memasakkan aku nasi goreng yang super lezat yang belum pernah aku makan." Ucap Erlan.
" Baiklah, tapi setelah ini jangan mengganggu hidupku lagi." Sahut Dera.
" Tergantung." Sahut Erlan.
Keduanya masuk ke dalam apartemen mewah milik Erlan. Dera segera masuk ke dapur untuk memasak. Dera kagum dengan dapur milik Erlan, dapur mewah dengan peralatan masak yang modern.
Lima belas menit Dera berhasil membuat nasi goreng suir ayam di lengkapi dengan telor ceplok di atasnya.
" Silahkan di makan Om." Ucap Dera meletakkan piringnya di depan Erlan.
" Mas." Sahut Erlan membuat Dera mengerutkan keningnya.
" Kau sudah berjanji kepadaku kalau kita bertemu lagi kau akan memanggilku dengan sebutan Mas." Ucap Erlan.
" Kau tidak melupakan itu ternyata." Kekeh Dera.
" Coba panggil aku dengan sebutan itu." Ucap Erlan.
" Nggak mau, aku akan tetap memanggilmu Om." Sahut Dera.
" Baiklah tidak masalah, tapi setelah kau menjadi istriku kau harus memanggilku Mas." Ucap Erlan.
" Sayangnya itu tidak akan terjadi karena aku sudah menikah." Ucap Dera.
" Apa?" Pekik Erlan.
" Aku kira mendapatkanmu akan sangat mudah, ternyata jalannya berliku." Gerutu Erlan dalam hati.
Bukan hanya berliku Bang, tapi terjal....
Udah double up nih... Kasih 🌹 ya buat author
Jangan lupa tetap dukung author ya, tekan like koment vote.. Kalau kalian tidak punya poin kalian bisa melihat iklan ya....
Terima kasih untuk readers yang sudah mensupport author semoga sehat selalu...
Miss U All....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
sella surya amanda
next
2022-10-06
1