Part. 5

Di parkiran, ketika Jian mau pulang ia melihat Akbar dan juga Erika masuk ke mobil sambil tertawa-tawa. Jian tidak peduli ia langsung naik ke mobilnya dan langsung pergi.

Malam telah berganti pagi. Jenna terbangun dari tidurnya dia sadar kalau dirinya ketiduran di apartemen Akbar.

Jenna melangkahkan kakinya ke dalam kamar berharap Akbar sudah ada di sana.

Kosong kamar itu lagi² kosong. Jenna makin kalut karena Akbar tidak pernah seperti itu. Melihat jam sudah hampir jam 7 Jenna memutuskan untuk pulang.

Di mobil ia berusaha menghubungi Akbar beberapa kali, namun tidak ada jawaban.

Sementara di tempat lain. Jian membuat seisi rumahnya terkejut karena ia bangun pagi dari biasanya. Jian sudah bersiap untuk pergi ke kantor dengan setelan jas yang sangat keren di tubuhnya.

Pak Joni yang sudah di beri tahu asistennya merasa senang mendengar putra semata wayangnya menjadi lebih baik lagi. Pak Joni tersenyum lebar melihat Jian yang lagi duduk dimeja sedang menunggunya.

" Hmmmmm" Pak Joni langsung duduk di hadapan Jian dengan wajah datar.

" Pagi Pi?". Jian menyapanya.

Pak Joni hanya mengangguk sambil tersenyum di hatinya. Jian memulai sarapannya dengan hening.

" Ian, papi akan mengumumkan kamu hari ini di kantor, kamu gantikan Papi di sana, apakah kamu udah siap?".

" Siap Pi". Pak Joni senang mendengarnya, Jian tampa pikir panjang lagi langsung mengiyakannya.

Mereka pergi sama-sama ke kantor. Sebelumnya di kantor sudah melakukan briefing terlebih dahulu sama pak Ardi soal kedatangan Jian di perusahaannya.

Semua stafnya tidak boleh ada yang telat, dan semuanya harus hadir. Jika ada yang tidak hadir tampa penjelasan terlebih dahulu maka akan kena sangsi tegas terhadap stafnya.

Jenna sudah datang sebelum pukul 8 pagi. Ia merasa cemas karena Akbar belum juga terlihat di lobby.

Pak Ardi dan Jenna siap-siap untuk menyambut kedatangan Jian dan pak Joni di lobby kantornya.

Akhirnya yang di tunggu-tunggu telah datang. Mobil mewah berhenti tepat di depan pintu lobby. Sekerurit langsung membuka pintunya.

Pak Joni turun lebih dulu dari mobil, Jian belakangan. Jenna tersenyum ke arah pak Joni. Ketika melihat Jian yang berdiri di samping pak Joni. Jenna langsung melotot melihatnya. Tubuhnya langsung mengeluarkan keringat dingin padahal Jenna lagi di ruangan ber AC.

" Dia?". Gumamnya dalam hati. Jenna mengerutkan keningnya merasa heran melihat Jian lagi di depannya.

" Apa dia putra pak Joni?". Jenna berkata dihatinya.

Semuanya menyambut kedatangan pak Joni dan juga Jian. Mereka baru pertama kali melihat langsung pemilik perusahaan tempat mereka bekerja.

" Tampan sekali putranya". Ujar salah satu staf kantor. Jenna menundukkan kepalanya merasa gugup takut Jian mengenalinya.

" Gimana kalau dia ingat soal malam itu, apa dia akan langsung memecat ku!". Batinnya lagi.

" Bu Jena. Bu Jen". Panggil Pak Ardi. Jenna langsung sadar dan tersenyum ke arah Pak Ardi.

" Maaf pak saya melamun". Jawab Jenna. Jian memperhatikan Jenna dari jarak dekat. Dia ingin sekali tertawa melihat wajah Jenna yang penuh ketakutan.

" Selamat datang pak direktur dan tuan muda". Ujar Jenna langsung menyambutnya. Namun ia tetap menundukkan kepalanya.

" Manis sekali dia kalau sedang tersenyum seperti itu!". Batin Jian sembari jalan melewatinya.

Pak Joni dan Jian langsung berdiri berdiri di hadapan semua staf nya.

" Selamat pagi semuanya?". Ujar Pak Joni.

" Pagi". Jawab semuanya.

" Pasti kalian sebelumnya sudah di beri tahu sama pak Ardi soal kedatangan saya hari ini. Tampa basa basi lagi, saya mau memperkenalkan putra saya yang bernama Jian Rajendra sekaligus pemilik perusahaan Rajendra yang baru.

Semuanya langsung tepuk tangan dan menyambutnya dengan gembira. Apa lagi para staf wanitanya. Semuanya langsung terpesona dengan wajah tampannya.

Jian hanya memandang dari jauh wanita yang di sukainya ya itu Jenna. Jenna yang sadar merasa gusar karena ia takut Jian mengenalinya.

" Mati!, dia sedang melihat kesini lagi. Gumamnya. Jenna berusaha tenang namun ia tetap saja tidak bisa.

Jian menahan tawanya karena ia sadar Jenna tidak nyaman di padang seperti itu.

Sesudah membuat pengumuman. Pak Ardi dan Jenna langsung menghampiri Jian.

" Selamat datang tuan muda". Ujar Pak Ardi sembari menjabat tangannya.

Jenna memberanikan diri mengangkat wajahnya dan langsung mengulurkan tangannya.

" Selamat datang CEO muda, perkenalkan saya Jenna Adinda Putri, saya sebagai manager di perusahaan ini. Jian menjabat tangannya. Jantungnya berdegup kencang ketika menjabat tangan Jenna.

" Astaga saya benar-benar menyukainya". Batin Jian sembari menatapnya. Jenna berusaha melepaskan tangannya.

" Maaf tuan CEO, tangannya boleh di lepas". Jian melepaskannya. Pak Joni dan Pak Ardi memperhatikannya.

" Bahkan dia tidak mau berlama-lama pegangan tangan dengan ku". Gumam Jian. Jena langsung pindah posisinya ke samping pak Ardi.

Jian tidak berkata apa-apa, dia hanya diam kaku. " Astaga bahkan mulut ini tidak bisa mengeluarkan kata-kata mutiara untuknya. Batin Jian.

" Bu Jena, tolong ajak anak saya untuk keliling di kantor ini". Ujar pak Joni. Jena langsung gemetar mendengarnya.

" Gimana ini, kalau dia ingat kejadian malam itu apa dia akan!". Jena bicara di hatinya.

" Bu". Pak Ardi membuyarkan lamunannya. Jena langsung melihat ke arah pak Ardi.

" Siap pa". Jawab Jena. Jian lagi² tersenyum di buatnya. Jenna melangkahkan kakinya ke arah Jian.

" Mari pak CEO ikut saya”. Ujar Jena sopan, Jena tetap menundukkan kepalanya.

Mereka jalan beriringan, Jian hanya mendengarkan penjelasan Jenna kepadanya.

Jena tidak berani menatap Jian, ia selalu mengalihkan pandangannya.

Jian merasa bahagia bisa jalan seperti itu dengan Jenna, bahkan dia terus tersenyum.

Tidak terasa Jena dan Jian sudah selesai keliling gedung kantornya. Dan yang terakhir Jena menunjukan ruangan Jian.

” Dan ini pak ruangan anda. jika anda butuh sesuatu, anda bisa memanggil saya atau sekertaris anda, kalau begitu saya permisi ya pak. Jenna langsung pamit.

" Dari tadi dia selalu mendudukkan wajahnya, dia tidak berani memandang wajahku, apa wajahku tidak tampan?". Gumam Jian. Melihat Jena jalan ke arah pintu.

" Tunggu!". Jenna langsung degdegan dan lagi-lagi iya menundukkan wajahnya.

" Ada yang bisa saya bantu pak ceo?". Ujarnya dengan posisi sama.

" Kenapa dari tadi kamu tidak melihat ke arah saya?". Jena menelan ludahnya takut Jian mengenalinya. Jian melangkahkan kakinya ke arah Jenna.

" Maafkan saya pak CEO lain kali saya tidak akan mengulanginya lagi". Jena tidak sadar kalau Jian dekat dengannya.

" Liat saya?". Jenna langsung keringat dingin.

" Ya tuhan tolong saya". Batinnya. Jenna memberanikan diri untuk melihat wajah Jian.

Jenna menatapnya. Mata mereka bertemu, jantung Jian tidak karuan.

" Maaf pak, apa saya boleh pergi?". Jian langsung sadar dan mengangguk. Jena cepat-cepat keluar dari ruangannya dan menarik napas panjangnya.

" Syukurlah, dia benar-benar lupa kepadaku.

Jian benar² kaku, selama ini ia sering kencan dengan banyak wanita. Namun hatinya tidak pernah merasakan sensasi seperti dengan Jenna.

**********

Jika suka tolong bantu like dan kasih bintang 🌟🌟🌟🌟🌟🙏 terimakasih.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!