” Kamu??". Jenna mengerutkan keningnya merasa heran melihat Jian ada di rumah pak Joni. Jian tidak mengeluarkan kata² sama sekali. Dia hanya diam di satu titik sembari menatap Jena dengan tatapan kagum.
Jenna langsung cepat-cepat pergi dari taman itu. Jenna terus jalan ke arah luar.
" Mungkin saja dia supir anaknya, mana mungkin putra pak Joni serendah itu. Jenna bicara sambil masuk ke mobil.
Jian yang penasaran langsung cepat-cepat turun ke bawah untuk mengeceknya. Jenna sudah tidak ada di taman.
" Sial!, kemana dia?". Jian mengarahkan matanya sekeliling taman.
" Jelas banget tadi suaranya, saya yakin dia itu nyata". Gumamnya sembari jalan ke arah luar pintu.
Jian bahkan tidak sadar di sana ada Papinya yang sedang berdiri memperhatikan tingkahnya.
" Ada apa Jian?". Tanya pak Joni. Jian langsung menatap Papinya yang berdiri tegak tidak jauh darinya.
" Tadi Ian lihat ada perempuan yang masuk ke rumah ini Pi. Pak Ardi dan Pak Joni saling memandang.
" Perempuan yang mana?, di sini hanya ada asisten kita, tidak ada perempuan lain".
" Tapi Ian serius pi!, ian liat perempuan itu mengunakan jas abu, rambutnya pajang ikal, bola matanya besar, dan senyumnya itu pi!. Jian tidak melanjutkan lagi bicaranya ia hampir keceplosan ngomongnya.
" Senyumnya apa?”. Tanya Pak Joni memancing Jian agar dia bicara lagi. Jian tidak bicara lagi wajahnya seperti menahan malu.
Pak Joni dan pak Ardi bengong mendengarnya. Baru kali ini Jian sangat bersemangat bicara soal perempuan.
" Oh, Jena" Ujar Pak Joni.
" Jena?, Jena siapa pi?. Tanya Jian penasaran, raut wajah Jian berubah jadi berseri-seri. Pak Joni tersenyum lebar mendengar Jian langsung menjawabnya.
" Jenna itu manager Papi yang baru di kantor, tadi dia kesini sama pak Ardi mau bahas soal kerjasama dengan perusahaan miler. Pak Joni menceritakan semuanya sama Jian.
" Oh jadi adi dia kerja sama papi rupanya, ini malah lebih bagus. Batinnya.
Jian langsung pamit ke kamarnya dengan senyuman kemenangan. Pak Joni langsung mempunyai rencana besar untuk Jian anaknya.
" Di, saya ingin kamu melakukan sesuatu?". Ujar Pak Joni kepada pak Ardi.
" Melakukan apa tuan besar?".
Pak Joni membisikan sesuatu ke kupingnya Pak Ardi. Pak Ardi langsung mengangguk.
" Baik tuan besar". Ujarnya sembari pamit pergi. Pak Joni tersenyum lebar lalu ia masuk lagi keruangan kerjanya.
Pak Ardi masuk ke mobil. Ia memperhatikan wajah Jena yang sedang bengong.
" Apa ada masalah bu?". Tanya pak Ardi membuyarkan lamunan Jenna.
" Tidak ada pak" Jawab Jenna sambil tersenyum.
" Sopan gak ya aku tanya soal pria itu sama pak Ardi?. Tapi untuk apa juga aku tanya soal dia. Bikin pusing aja”. Gumam Jenna.
Di kantor.
Akbar sedang asiek makan siang di kantin tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya.
" Ko makan sendiri Bar?. Pacar lo mana?. Oiya lupa, dia kan udah jadi bos lo yah?". Belum selesai temannya bicara Akbar langsung menyudahi makanya dan cabut.
Akbar mulai tidak nyaman di kantor. " Ini semua gara² Jenna. Kalau bukan gara² dia, harga diriku tidak mungkin di injak-injak kaya gini!”. Ucap Akbar ngomong sendiri sembari jalan ke arah ruangannya.
Dengan wajah yang di tekuk Akbar memakai headset di kantor agar tidak mendengar ejekan teman-temannya.
Jenna membawa makanan untuk Akbar. Ia berharap dengan makan bersama bisa memperbaiki hubungannya. Jenna masuk ke ruangannya Akbar. Disana hanya ada Akbar sendiri yang lainnya masih makan siang di kantin.
" Sayang, aku bawakan makan siang untuk kamu!". Akbar hanya pokus sama komputernya dan pura-pura tidak mendengarnya. Jenna memegangi pundaknya.
" Aku sudah makan tadi!" Jawab Akbar ketus dengan posisi masih sama membelakangi Jenna. Jenna merasa sedih karena sikap Akbar berubah. Jenna hendak memegangi pundaknya lagi. Ponsel Jenna berdering. Jenna melihat siapa yang menghubunginya.
" Iya halo pak, ada yang bisa saya bantu?". Jawab Jenna sambil keluar dari ruangan Akbar. Akbar menghentikan kegiatannya sembari melihat ke arah Jenna yang keluar ruangan.
" Kamu sudah berubah Jen, aku benci sama kamu!". Gumamnya sembari melihat Jena yang sedang telponan.
Akbar langsung cabut keluar tampa Jenna ketahui.
Selesai teleponan.. Jenna masuk lagi ke dalam dan melihat ruangannya kosong, tidak ada siapa-siapa. Jenna menghubungi Akbar.
" Tut . Tut. ..Tut .. Tiba-tiba langsung ganti jadi operator yang menjawabnya. Jenna bingung harus apa, sedangkan dirinya di tunggu Pak Ardi di ruangannya.
" Sebaiknya aku menemui Pak Ardi dulu baru menemui Akbar. Gumamnya.
Jenna segera naik ke atas dan langsung menemui Pak Ardi.
" Masuk". Jena masuk ke ruangan Pak Ardi dan langsung duduk.
" Bu Jena, ini ada beberapa hal yang harus anda tanda tangan. Dan ini kontrak kerja anda, silahkan di baca dulu ". Kata Pak Ardi sembari memberikan kertas berisi kontrak kerja.
Jenna membacanya dengan teliti, ia membaca semuanya. Namun di bagian akhir Jena mengerutkan keningnya. Pak Ardi yang sadar segera bertanya.
" Ada apa bu?".
" Ini pak, setau saya kalau di kontrak itu ada jangka waktu kerjanya. minimal 1 tahun, atau 2 tahun, bisa juga lebih. Namun di sini saya heran. kenapa saya harus mengajarkan putra direktur tersebut sampai beliau bisa? . Jenna bingung dengan isi kontraknya yang menurut dia tidak masuk akal.
Saya sudah menduganya dia pasti baca, hampir saya ketauan soal rencana tuan besar. Gumam di hati pak Ardi.
" Oiya bu, saya lupa soal itu. berhubung ibu Jenna yang di angkat jabatannya, maka dari itu ibu Jenna yang harus melakukan permintaan pemilik perusahaan ini. Jenna masih menyimak.
" Kenapa harus saya pak, saya saja masih di bingbing sama bapak. Pak Ardi hanya tersenyum di hatinya. Wanita di depannya itu sangat cerdas.
" Saya bisa lihat potensi ibu Jena saat ini, dan saya yakin anda bisa mengajarkan putra direktur utama perusahaan ini bu. apa ibu keberatan soal ini?. Jenna diam cukup lama, ia masih berpikir.
” Jika ibu keberatan, maka ini surat untuk anda memundurkan diri hari ini juga". Jenna tercengang mendengarnya.
" Tidak pak, saya bersedia!". Jawab Jenna tegas. sambil tarik napas panjang Jena tanda tangani surat perjanjiannya lalu ia berikan kepada Pak Ardi.
" Ada lagi yang bisa saya bantu pak?". Tanya Jenna sopan.
" Sudah. hanya itu, terimakasih bu Jenna?".
" Sama² pak, saya permisi. Jenna langsung keluar dari ruangan pak Ardi.
Pak Ardi langsung menghubungi pak Joni.
" Tuan besar, ibu Jena sudah setuju dengan kontraknya dan beliau sudah tanda tangan.
" Oke". Teleponnya langsung terputus.
********
Tolong di bantu ya. Jika kalian tidak keberatan, kasih bintang 🌟🌟🌟🌟🌟 . dan like nya juga. terimakasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments