Ga tahu lagi harus bersikap seperti apa lagi saat harus bersama Lili tentunya akan memberikan banyak kehidupan lain setelah ini.Aku berada dalam situasi yang membingunkan sesaat ketika aku harus memeluk memeluk Lili ada sebuah kabar mengejutkan yang harus aku dapatkan yaitu salah satu Klienku yang sangat solid untuk bekerja sama tengah berada dirumah sakit,tentunya itu akan membuat sebuah kepentingan akan keberadaan dirinya sangat dibutuhkan oleh salah satu keluarganya.Tepat kali ini dihari libur,sebuah panggilan telpon rumah membuatnya menghentikan langkahnya untuk semakin romantis dengannya.
Kriiiiing,,,kriiiing,,kriiiiing.
Rey menoleh dengan wajah cemas,siapa menelponku.Biasanya seeh yang tahu no. apartemen ini kalau bukan orang tuaku jelas sekretarisku.Tapi siapa ya?"Sebentar ya,aku angkat telpon dulu!"Perlahan melepaskan pelukan dan bergegas untuk mengangkatnya.
Hati Lili tengah hangat-hangatnya dan berada dalam perhatian khusus seorang Tuan muda,jelas itu membuat tak bisa berkata lagi.Senyum itu membuatnya berfikir dua kali dan kembali menikmati sarapan paginya.
Langkah Rey memang agak berat dan berfikir lebih serius ketika akan mengangkat sebuah telepon yang tengah menghubunginya.Berdiri seraya menampakkan wajah cemas dia mengangkat dan menjawab suara telpon tersebut.
"Hallo selamat pagi!"Sapanya agak ragu.
Tetapi ada suara kesedihan seorang perempuan muda yang tengah kalut dilorong rumah sakit.Ia mendapatkan sebuah cobaan hidup yang menurutnya sangat berat dan itu adalah keputusan membingungkan hingga ia mencoba menghubungi salah satu kolega ayahnya.
"Om,,,om Rey!"Panggilnya parau berat dan tak bisa lagi dia menahan air matanya tengah menetes membasahi pipinya.
"Iya aku Om Rey,ini siapa ya?"Mengernyitkan kening bingung,sepertinya pernah mendengar suara ini tapi dimana ya.Menompangkan tangan mencoba mengingat tetapi memang masih susah untuk diterka.
"Om,,,ini Thy Than Om.Om bisa dat-ang kesini g-a!"Suaranya terbata-bata akibat isak tangisan mencoba untuk ia tahan.
"Thy Than,kamu kenapa nak?"Pertanyaan itu membuatnya semakin penasaran dan membuat terus bertanya."Kamu dimana sekarang,kamu ga pa-pa kan?"Pertanyaan itu kembali ia lemparkan kepada perempuan tersebut.
"Ayah Om,,,ayah!"Rengeknya serasa terisak kembali.
"Kenapa ayahmu,kenapa Om Radith?"Kembali panik.
Seketika Lili yang mencoba menikmati sarapan paginya sendirian pun terjega dengan nada suara aneh Rey hingga mendongak serta mengernyitkan kening bingung."Kenapa ya dengan Tuan muda!"Beranjak berdiri perlahan meninggalkan meja makan ia pun beringsut kedepan dan menemuinya.
"Ayah Om,,,ayah kritis.Dia dirumah sakit Omni internasional.Ayah anfal,,,Om!"Tangisannya pun tak terbendung hingga ia kembali mencoba kuat tetapi tak sanggup.
"Oke,,,Oke Om segera kesan ya!kamu tenang jangan panik Om segera kesan-ya!"Ujarnya mencoba menenangkan.
Masih ikutan bingung tetapi,Lili mencoba untuk menahan pertanyaan yang biasanya membuatnya semakin tambah panik.Jadi saat ini ia menunggu jawaban dari Tuan muda.Saat menoleh pun hampir membuatnya terkejut.
"Astagaaaa,Lili!"Sembari menghela nafas panjang terkejut akan kehadirannya,karena terlalu fokus untuk Thy Than.
"Heheheheh,maaf Tuan muda.Memangnya ada apa kok sepertinya panik saya dengar?"
"Itu kamu tahu kan Om Radithya?"Kembali mencoba mengingatkan.
"Om Radith?siapa ya!"Meringis bingung.
"Itu yang anaknya masih sekolah menengah keatas.Yang waktu itu datang memberikan kue buat kita!"Sambil menyentuh dagunya.
Malahan perhatian itu membuat mata Lili mengarah kepada tangan Rey ketika menyentuh dagunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments