Bab.05 Begitu cemasnya Rey kepada Thy Than.

Perhatian saat ini tengah menjurus pada satu titik dimana itu adalah seorang perempuan yang tengah dalam keadaan mencoba kuat tetapi sebenarnya hatinya tengah pedih.Tak ada satupun keluarga berada disampingnya mendampingi rasa kesusahan yang ia pikul sendiri.Ya Thy Than merupakan seorang anak SMA tingkat akhir dimana hatinya saat ini tengah dalam kegalauan terdalam.Wajah cantik dan blasteran cina indonesia membuatnya menjadi sosok menarik ketika berada dalam kedekatan dengan Rey.

Perlahan Rey mencoba mengenalnya dengan baik,berada dalam dekapan bahkan kedekatan yang tak mungkin jarang ditemukan oleh beberapa keluarganya.Bahkan dia bukan salah satu keluarga malahan seorang kolega yang mana ketika nama itu disebut adalah sama dengan Rey hanya saja panggilan dari Radithya Rey adalah keinginannya untuk tidak sama dengan seniornya.

"Inget kamu harus kuat.Kalau tidak ada yang menemanimu entah itu keluarga atau sahabat kamu bahkan kekasih kamu.Om akan jaga kamu,kamu jangan merasa sendirian ya."Mencoba menguatkan dan mendekap kedua tangannya.

"Iya Om,tapi kenapa Om dan tante ku sendiri saja tidak mau menemaniku Om.Apa salah kami?"Sembari terisak-isak setelah hatinya benar-benar hancur saat itu juga.

"Mungkin ada alasan lain,yang kamu ketahui apa sebabnya mereka sama sekali tidak datang.Apa mereka sibuk diluar kota mungkin atau luar negri?"Kembali mencoba menerka-nerka.

Ia menggelengkan kepala,bahkan sama sekali masalah seperti itu.Sang ayah telah menutup diri setelah beberapa kali terjadi beberapa kali pertemuan.Ia perlahan mengingat tetapi ga terlalu detail juga untuk menjelaskannya.Tetapi itu adalah titik awal dimana Rey dibuat gerah oleh sikap keluarganya.Kata-kata yang diucapkan oleh Thy Than seakan menyiratkan sebuah pertanda akan meruntuhkan bisnis keluarga Om Arman.Sangat disayangkan itu bahkan bisa membuat Rey mengambil alih kekuasaan yang sempat akan diambil oleh keluarga untuk menyelamatkan keluarganya salah satunya adalah Thy Than sendiri.

Joana ikut mendengar pengakuan dari Thy Than pun hanya bisa menahan emosi pula ketika menyentuh bahu perempuan tersebut hingga beberapa kali memberikan sebuah kekuatan yang akan menyelimuti hatinya saat ini.

Setelah mendengar kalimat polos seorang perempuan yang pernah melihat kejadian tidak terpuji tersebut,membuat Reya kembali bersikap dan memberikan sebuah pilihan untuknya saat itu didepan matanya.

"Oke,Om tahu saat ini kamu benar-benar tidak aman dirumahmu sendiri.Bagaimana kalau kamu tinggal dengan Om sama Kak Joana,kamu mau?"Tawaran itu seakan menjadi angin segar buat Thy Than saat ini.

Ia mendongak tak percaya dengan tawaran tenfah diberikan oleh Tuan muda,bahkan senyuman kelegaan dari Joana akan kesempatan ada buat seorang Thy Than."Beneran itu Om,apa Thy Than ga salah denger?"Pertanyaan itu membuat senyumnya kembali terpancar dan matanya pun berkaca-kaca mendapatkan sebuah tempat tinggal terbaiknya.

Rey mengangguk dan memberikan sebuah kenyaman kembali untuk keponakannya.Mungkin itu adalah harapan terpendamnya juga diharapkan olehnya sebagai penyelamat hidupnya saat ini dari keserakahan keluarganya.

"Iya betul,,,kamu mau tinggal dirumah Om kapan?supaya segera diurus sama kak Joana ya!"Sambil mengarah kepada Joana yang siap mengangguk dan menanggung semua keperluan dari Thy Than.

"Apa kita perlu ngobrol dengan Ben untuk memastikan kamu supaya dia tidak keberatan ya.Untuk rumah kamu biar Ben aja yang menjaganya,kamu yang akan kami jaga berdua ya!"Sambil menyakinkan hal tersebut.

"Nanti biar saya aja Tuan muda yang menemui Ben,saya akan bicara dengan dia untuk memberikan ruang untuk Thy Tan lebih aman dengan kita ya!"Sambil menatap serta mengangkat kedua alisnya mengarah kepada Rey dan Thy Than.

"Ya itu lebih baik,besok kamu tetap sekolah kan?"Kembali pertanyaan itu diberikan kepada Thy Than.

"Iya Om!"Jawabnya singkat.

"Kamu mau kan Joana menemani Thy Than kerumahnya,nanti kamu bisa pakai mobilku kok ya!"Sambil memberikan kunci mobil ketangan Joana.

Ia hanya mengangguk dan menerima kunci yang diberikan oleh Rey,"Iya Tuan,kamu ga pa-pa kan aku antar pulang.Supaya nanti ada yang mengawasimu dengan baik ya!"Kembali mengumbar senyum kepadanya.

"Trus kalau Om dan Tante mencariku gimana kak?"Menoleh penuh tanya.

"Kamu tenang aja.Itu nanti urusanku,jangan khawatirkan itu semua kalau kamu sama sekali tidak diharapkan lagi.Percuma kamu berada dalam kesedihan yang mereka harapkan!"Sambil menatap kembali wajah sendunya.

"Jadi nanti aku akan bicara dengan Ben,bagaimana pun kita bisa menyelamatkan kamu dari gunjingan keluargamu yang ga berarti banget itu.Terserah mereka bilang apa,juga mereka ga perduli kan sama kamu."Jelasnya singkat.

Hati Thy Than memang berada dalam ambang berbeda saat ini,kehidupannya sebatang kara dan tidak ada yang perduli akan dirinya saat ini.Setelah tahu sebenarnya bahwa Ayahnya tengah bangkrut dan mendapatkan tekanan dari semua pihak sampai harus tergeletak diruang ICU.Beranjak ia berdiri membalikkan badan seraya langkahnya mendekati kaca pintu dimana ia ingin tahu bagaimana keadaan ayahnya.Tatapan sedih pula datang dari Joana saat melihat seorang anak perempuan berada dalam cobaan begitu berat,perlahan ikut menghampiri dan berada disisinya untuk menguatkan hatinya.

Sedikit ia berharap tentang masa depannya saat itu juga ketika melihat sosok ayahnya tengah tergeletak tak berdaya dan belum sadar sama sekali dalam nafas bantuan oksigen dan beberapa selang infus menembus kulitnya.

"Ingat kamu jangan pernah patah semangat ya,kita disini tetap akan menjagamu seperti adik kami sendiri ya."Sambil menyentuh kedua bahu Thy Than.

Menoleh serta memberi senyum kepada Joana,hatinya memang harus kuat.Bergegas Rey pun segera keluar untuk menemui Ben yang tengah istirahat,tak lupa dia berpamitan kepada Joana saat berdiri menemani tatapan nanar seorang perempuan tersebut.

"Jo,aku keluar sebentar ya.Aku mau bicara sama Ben dan menjelaskan semuanya.Supaya dia memberi ruang kita bisa bicara dengan keluarganya Thy Than!"

Ia mengangguk dan tentunya itu memberikan waktu buat Rey untuk segera bertemu dengan orang kepercayaan pak Arman.Segera dengan wajah santai dia mencari keberadaan Ben yang mana dia tengah berada dalam hawa segar tenggelam dalam mimpi disebuah mobil yang tengah terparkir.

Rey kebingungan dimana dia parkir ya?sepertinya aku harus mengingat mobil pak Arman seperti apa waktu itu.Sembari mengawasinya,matanya mengarah kebeberapa mobil dan akhirnya menemukan mobil sedan BMW berwarna putih tengah terparkir sendiri dipinggiran pohon besar.

"Huuuuh,susah juga kalau harus mengingat mobil seseorang.Pasti akan lebih berat lagi kalau aku tidak tahu sejak dulu!"Melangkah mendekati mobil tersebut dengan langkah santai menghampirinya.

Sembari mengamati sekitar mobil seperti ingin mencuri bahkan sempat dicurigai oleh salah satu satpam,tak berselang berapa lama datang menghampirinya serta menepuk pundaknya.Sampai Dia terkejut menoleh melihat siapa yang datang.

"Anda sedang ngapain pak,saya lihat anda sedang mengamati mobil seseorang ya!"Tatapan penuh interogasi mengarah kepadanya.

"Oooh,,,saya mau ketemu sama Ben.Tuh dia lagi istirahat.Mau saya bangunkan,maaf pak ya sudah membuat bapak curiga sama saya."Memngumbar senyum kepadanya.

"Lain kali,jangan seperti itu ya pak.Untung saja saya yang datang.Kalau orang lain kan bahaya!"Ujarnya memberikan nasihat.

"Sekali lagi maaf pak,terima kasih atas nasihatnya."Sambil mengulurkan tangan.

"Iya sama-sama!"Jawabnya sambil berjabat tangan dengan Rey.

Sesaat satpam tersebut kembali kepos untuk bertugas kembali,Sedangkan Rey masih menunggu bangunnya Ben dari tidurnya.Kayaknya lama kalau aku menunggunya diluar,apa lebih baik aku masuk kedalam dan berbicara dengannya.Kenapa tidak,menarik slot pintu mobil dan memang tidak terkunci dan mengamati sekitar saat ia masuk kedalam dan duduk disampingnya.Jelas saat ia tengah duduk,sebuah kejutan mendera Ben yang membuka mata telah mendapati sosok pria tersebut tengah berada disampingnya

"Haaaah,Tuan Rey.Anda,,,ada apa ya?"Membenarkan duduknya dan kembali mencoba untuk sadar dari mimpinya.

"Tenang aja Ben,kamu sadarkan diri dulu.Jangan dipaksa ntar bahaya lagi,heheheh!"Tersungging mengarah kepadanya.

Tengahdah menoleh serta mempertanyakan kedatangannya sampai beringsut masuk kedalam mobil,apa yang akan dibahas olehnya ya?

"Memang ada apa pak?apa ada sesuatu berkaitan dengan Nona Thy Than!"Pertanyaan itu membuat dia tersungging kearahnya.

"Iya,apa benar keluarga Om Arman memang tidak harmonis?sampai tidak ada sama sekali yang datang untuk menemaninya!"Kembali menoleh kepada Ben.

"Sebenarnya itu benar pak, memang dari raut wajah Nona Thy Than dia mengalami banyak tekanan dari keluarga besarnya akibat kebangkrutan yang dialami oleh pak Arman karena dia salah satu penompang keluarga mereka.Tetapi saat ini sejak pak Arman mengalami anfal mereka sama sekali tidak perduli.Saya sangat kecewa dengan sikap mereka pak!"

Jelas Ben berkaca-kaca.

"Saya tahu,saya hanya supir Pak.Tetapi saya harus melindungi Nona Thy Than karena mereka sangat menginginkan aset yang lebih penting dari yang saya bayangkan.Itu sangat tidak manusiawi!"Kembali membongkarnya.

"Apa itu?"Mengernyitkan kening dan berharap itu bukan sebuah kebenaran yang akan membuatnya murka seketika.

"Nona Thy Than harus bertanggung jawab atas semua kebangkrutan yang dialami oleh Pak Arman dengan membayar sebagian hidupnnya untuk keluarganya sendiri pak!"Kembali menjelaskan.

"APAAAA?SAMPAI SEGILA ITU!"Langsung wajah penuh emosi pun menyeruak dalam wajah dan sikapnya.Bahkan dia akan membuat perhitungan bila sampai harus membuat Thy Than semakin menderita.

"Awasa aja,kalau mereka menyentuh Thy Than sejengkal saja dan membuat dia menangis.Aku akan ambil tindakan untuk masalah ini.Udah ga perduli malahan membuat kegilaan yang kurang ajar!"Mencoba menenangkan diri serta mengatur nafasnya.Apa itu sungguh membuatnya sama sekali tak berdaya.

"Memang Tuan akan kesana untuk menyelesaikan apa yang dialami oleh Pak Arman."Ben mencoba mempertanyakan hal tersebut.

"Ya aku akan melindungi dia dari keluarga Om Arman.Apa kamu mengijinkan kalau Thy Than tinggal sama aku saja.Lebih baik dia tinggal sama aku dan Joana untuk memulihkan psikis dirinya.Dari pada harus berada dalam keluarga yang telah membuat Dia seperti dalam penjara."

Tersenyum mengangguk dan mengucapkan sebuah kalimat untuk Rey yang mau menjaga dan melindungi seorang perempuan yang telah lama ia jaga bersama Pak Arman.

"Terima kasih banyak pak,atas bantuannya untuk menjaga Nona Thy Than.Saya harap nanti apapun itu dia tolong jaga dan buat Nona menjadi seorang yang kuat dan tegar.Karena kali ini kita tahu bagaimana keadaan Pak Arman,saya sangat berharap lebih untuk kebaikan buat Nona Thy Tan."Tersenyum mengarah kepadanya.

Mengangguk dan menyakini hal tersebut,segera dia mengubah pertemuan dimana tanpa dirinya berada bersama Joana,akhirnya segera Rey mendampingi keduanya atas dasar keselmatannya.

"Terima kasih ya,atas waktunya!"Sambil menepuk pundak Ben,senyum itu segera pergi dengan membuka pintu mobil dan membiarkan kembali untuk Ben istirahat.

"Pak Rey mau kemana?"Beranjak bangun dari sandarannya.

"Tenang aja,aku mau ngantar Thy Than dulu kerumah.Mungkin dirumah ada tante atau om nya,aku bisa bicara dengan mereka.Kamu jaga disini dan nanti kalau udah kembali segar tolong berada diruang tunggu ICU!"Mencoba memberikan arahan untuknya.

"Baik pak!"Jawabnya memberikan salam hormat kepada Rey.

Beranjak keluar membuka pintu,langkah Rey memang terlihat melihat situasi kembali baik untuk hatinya setelah mendapatkan sebuah cerita juga dalam hidup seorang perempuan yang mengalami kekerasan batin.

Saatnya berjalan kembali masuk dan menemui Keduanya tengah menanti kedatangan Rey,wajah resah seorang Joana adalah saat ia mendapati beberapa kali ia berkedip belum tentu melihat kembali sosok Tuan muda.Saat ia kembali memberi senyum dan kekuatan kepada Thy Than,saat itu dia datang mengejutkan dan kembali duduk untuk mengajaknya pulang kerumah kediamanannya.

"Heiiii,,,kalian lama nunggunya ya?"Mengumbar senyum tentunya melihat reaksi mereka berdua penuh dengan banyak pertanyaan.

"Iya Tuan,apa saya jadi kesana sama Thy Than?"Kembali mengulas pernyataan Rey.

"Rasanya aku harus temani kalian.Aku tidak kalian berdua merasakan tekanan lagi saat memasuki rumah Om Arman.Karena kondisinya belum stabil ya.Jadi kembalikan kuncinya!"Meminta kembali serta mengulurkan tangan.

"Syukur deh kalau begitu Tuan,saya jadi tidak terlalu banyak memikirkan sesuatu yang akan saya bicarakan nanti,hehehehe!"Lega juga.Tetapi ada saja senyum tersungging dari Rey untuk segera merangkul Thy Than untuk bisa melangkah dengan ringan mengambil sesuatu untuknya.

"Akhirnya kamu selamat juga ya Jo,heheheh!"Langkahnya pun diikuti oleh keduanya.

"Iya Tuan,sungguh ini adalah keajaiban yang benar-benar datang menemaniku bersama Thy Than.Iya kan Than!"Menatap serta mengangkat kedua alisnya seraya menatap Perempuan tersebut.

Ia mengangguk dan senang bisa berada dalam perlindungan aman oleh Rey dan Joana.Sosok yang akan membelanya dalam kondisi apapun dan situasi apapun itu.Berjalan mereka berdua untuk keluar dari ruang tunggu,masih ada rasa berat untuk meninggalkan sang ayah dalan keadaan tak sadarkan diri.

Memang begitu berat ketika semuanya telah terlambat seperti ini.Ada secerca harapan untuk kembali hidup dan bahagia nantinya saat aku berada dalam kedekatan bersama orang yang selama ini jauh dariku bahkan sama sekali tidak dekat pun mereka berusaha untuk membuatku kembali bangkit dan mengatasinya dengan hati dingin serta tanpa ada ketegangan dalam hatiku.

"Kamu siap kan,menghadapi apapun itu didepan matamu Thy Than?"Pertanyaan itu mengarah disetiap keteguhan hati seorang Rey dan memberikan perlindungan untuk keselematannya.

"Semoga saja Om,aku akan kuat bila kalian selalu berada disampingku.Aku akan berjuang untuk kebangkitan ayah dan bisa kembali berkumpul untuk masa depanku!"Jawabnya yakin.

Keduanya pun segera berangkat kerumah kediaman pak Arman untuk mengambil pakaian dan beberapa berkas penting diruang kerjanya.Langkah Thy Than penuh dengan keraguan meninggalkan sang ayah,tetapi ia mencoba tegar saat melihat Ben dengan sungguh-sungguh menemani Tuannya diruang tunggu ICU saat keduanya berpapasan.Tak ada kalimat tertuang dalam cerita ini,hanya senyum serta semangat diberikan olehnya untuk menemui keluarga Arman.

Didalam mobil pun dia bersiap dengan segala konsekwensi berada didepan matanya,ia berusaha menjadi dewasa tak kala itu adalah tuntutannya saat ini untuk kehidupannya mendatang.Alunan jalanan macet dan sesekali mereka bisa melewatinya hingga hati Thy Than tak karuan ketika perlahan mendekati rumah mewah miliknya sendiri.

Suara mobil itu membuat beberapa keluarga yang menunggu itikad baik dari Keponakannya pun bersiap dengan resiko yang ada,meskipun awan gelap memberikan banyak kisah misterius.Saat kedatangan Thy Than ditemani oleh sosok kolega yang setia menemani seorang perempuan tanpa dosa menghadapi kekejaman keluarga besarnya sendiri.

"Mobil siapa itu datang!"Beranjak berdiri semuanya merasa heran dengan suara mobil perlahan parkir tepat didepan rumahnya.

Beberapa orang mengintip dengan tatapan penuh curiga,sebuah mobil hitam Ranger Over perlahan menunjukkan kekuatannya.Ada rasa tak menentu tak kala teka-teki itu datang dengan sebuah kejutan.Ya,kedatangannya Thy Than ditemani oleh dua orang yang mereka kenal pastinya membuat mereka berfikir untuk membuat keponakannya menderita sirna sudah.

"Rasanya kita akan menghadapi lawan yang berat sayang!"Ujar sang tante ketika membisikkan kalimat itu ditelinga suaminya.

Kemudian sang adik ketiga pun ikut-ikutan berkomentar atas perlindungan yang diberikan oleh koleganya tersebut.

"Kita harus hati-hati mba,kita tidak bisa membuat Thy Than tersiksa saat ini!"Kembali memberikan sebuah pernyataan.

"Iya,kita harus sabar menghadapi orang satu ini!"Jawab sang Om saat mereka bersiap melihat langkah kaki mereka bertiga mendekati pintu utama untuk masuk kedalam.

Tersungging dengan berkata Rey,sudah menyiapkan siasat untuk melemahkan adik-adik keluarga pak Arman."Kamu jangan khawatir,nanti kamu ambil semua berkas yang diruangan kerja Om Arman.Biar Joana yang menemani.Aku mengatasi Om dan tante kamu ya!"Berpesan sembari langkahnya hampir mendekati pintu yang terbuka lebar tersebut.

"Iya Om,,,aku harus kuat untuk bisa menyelamatkan keluargaku!"Jawab Thy Than berusaha untuk tegar dan kuat.

"Aku akan menemanimu ya!"Kembali Joana memberikan ketenangan batinnya.

Menoleh memberikan senyum ketegaran ini diantara mereka berdua yang telah berusaha melindungi seorang perempuan penuh dengan keinginan kembali dalam hidup lebih baik.

Tentu itu akan menjadi sesuatu yang benar-benar memberikan polemik dalam hidupnya saat ini untuk menghadapi keluarganya.Tak disangka itu akan menjadi boomerang yang akan menyudutkan Thy Than senagai salah satu keluarga yang akan disingkirkan begitu saja dari keluarga Arman.

Episodes
1 Bab.03 Malam ini,tidur diluar deh.
2 Bab.04 Rey mendapat kabar dari seseorang
3 Bab.04 Rey mendapat kabar dari seseorang
4 Bab.05 Begitu cemasnya Rey kepada Thy Than.
5 Bab.06 Sebuah kejutan
6 Bab.07 Kedekatan itu datang lagi.
7 Bab.08 Kali ini
8 Bab.09 Masih ada waktu
9 Bab.10 Kepastian itu datang
10 Bab.11 Kesibukan Joana
11 Bab.12 Bell berbunyi,Ganindra Vs Mega
12 Bab.13 Berfikir untuk bertemu
13 Bab.14 Thy Than dan antara pak Ben.
14 Bab.15 Notif pesan dari Joana untuk Morgan
15 Bab.16 Rey pulang sendiri,Thy Than pun sama.
16 Bab.17. Joana pun bertemu dengan Yoshi.
17 Bab.18 Cerita malam dalam makna
18 Bab.19 Sesuatu telah membuatku tersenyum
19 Bab.20 Morgan dan cinta terdalamnya.
20 Bab.21 Thy Than dan Ganindra tanpa Mega
21 Bab.22 Klien baru Rey adalah siapa?
22 Bab.23 Diruang perpust,mereka masih terdiam.
23 Bab.24 Rey kembali teringat seseorang.
24 Bab.25 Rey kembali teringat seseorang.
25 Bab.25 Ada kata yang terbaik
26 Bab.26 Rey bertemu dengan Joana
27 Bab.27 Thy Than penasaran.
28 Bab.28 Yoshi kembali dalam petualangnya
29 Bab.29 Obrolan hangat diruang tengah
30 Bab.30 Pagi kembali
31 Bab.31 Ada obrolan penting.
32 Bab.32 Thy Than tenang,Ganindra galau
33 Bab.33 Perpust lagi
34 Bab.34 Penasaran banget deh.
35 Bab.35 Week end sesuatu yang seru.
36 Bab.36 Hati yang teramat sayang.
37 Bab.37 Thy Than dan apartemennya.
38 Bab.38 Malam minggu bersama
39 Bab.39 Menatap langit malam
40 Bab.39 Menatap langit malam
41 Bab.40 Ganindra kembali menyapa
42 Bab.41 Me Time
43 Bab.42 Ganindra yang penasaran.
44 Bab.43 Ceritanya seru banget.
45 Bab.44 Email untuk Morgan.
46 Bab.45 Obrolan itu pun berlanjut.
47 46.Taktik Morgan telah berhasil.
48 Bab.47 Kembali membuat ide
49 48.Menjadi penasaran
50 Bab.49 Sampai diapartemen Joana bersiap.
51 Bab.50 Ganindra dan tempat tinggalnya.
52 Bab.51 Morning Monday
53 Bab.52 Kembali dipelantaran sekolah
54 Bab.53 Morgan dan Yoshi
55 Bab.54 Meeting mengejutkan.
56 Bab.55 Ruang santai disekolah
57 Bab.56 Berdua bersama.
58 57.Masih pada Mikir
59 58.Ganindra bersama Mitha
60 Bab.59 Pagi Om Rey.
61 Bab.59 Selamat pagi Om Rey
62 Bab 60. Hari special Thy Than
63 Bab.61 Siapa ya?
64 Bab.62 Moment terbaik buat Seseorang.
65 Bab.04 Masih sama dia lagi.
66 Bab.09 Bersamanya walau sebentar
67 Bab.10 Waktu semakin cepat datang
68 Bab.11 Rutinitas sama Thy Than
69 Bab.12 Anjas pun mencari sosok Dahlia.
70 Bab.13 Perdebatan yang hakiki
71 Bab.14 Menanti sesuatu diujung jalan.
72 Bab.15 Semakin malam adalah kepastian.
73 Bab.16 Pagi sang kenyamanan
74 Bab.17 Pagi bersama orang lain
75 Bab.18 Ngobrolin apa lagi?
76 Bab.19 Tiba-tiba Anjas berubah fikiran
77 Bab.20 Rasya terburu-buru
78 Bab.21 Ada rasanya ya terburu-buru
79 Bab.22 Seru yang menyenangkan.
80 Bab.23 Masih aja debat.
81 Bab.24 Betah banget jadinya ya?
82 Bab.25 Damn ini mengejutkan sekali.
83 Bab.26 Menyebalkan! kenapa sama dia seeh.
84 Bab.27 Real time sama ????
85 Bab.28 Sial!Ketemu pak Radith lagi.
86 Bab.29 Kesibukan Rasya.
87 Bab.30 Thy Than dan tantangan hari ini.
88 Bab.31 Sore ini aku latihan
89 Bab.32 Kuatkan hati dan asmara
90 Bab.33 Menanti seseorang.
91 Bab.34 Malam bersamamu
92 Bab.35 Rasya tuh romantis
93 Bab.36 Antara malam bersama Anjas.
94 Bab.37 pada pensaran sama Thy Than.
95 Bab.38 Apa aku benar asistannya sekarang?
96 Bab.39 Thy Than vs Jerry and Biyan
97 Bab.40 Rasya sibuk juga dikampus
98 Bab.41 Menanti yang ga pasti
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Bab.03 Malam ini,tidur diluar deh.
2
Bab.04 Rey mendapat kabar dari seseorang
3
Bab.04 Rey mendapat kabar dari seseorang
4
Bab.05 Begitu cemasnya Rey kepada Thy Than.
5
Bab.06 Sebuah kejutan
6
Bab.07 Kedekatan itu datang lagi.
7
Bab.08 Kali ini
8
Bab.09 Masih ada waktu
9
Bab.10 Kepastian itu datang
10
Bab.11 Kesibukan Joana
11
Bab.12 Bell berbunyi,Ganindra Vs Mega
12
Bab.13 Berfikir untuk bertemu
13
Bab.14 Thy Than dan antara pak Ben.
14
Bab.15 Notif pesan dari Joana untuk Morgan
15
Bab.16 Rey pulang sendiri,Thy Than pun sama.
16
Bab.17. Joana pun bertemu dengan Yoshi.
17
Bab.18 Cerita malam dalam makna
18
Bab.19 Sesuatu telah membuatku tersenyum
19
Bab.20 Morgan dan cinta terdalamnya.
20
Bab.21 Thy Than dan Ganindra tanpa Mega
21
Bab.22 Klien baru Rey adalah siapa?
22
Bab.23 Diruang perpust,mereka masih terdiam.
23
Bab.24 Rey kembali teringat seseorang.
24
Bab.25 Rey kembali teringat seseorang.
25
Bab.25 Ada kata yang terbaik
26
Bab.26 Rey bertemu dengan Joana
27
Bab.27 Thy Than penasaran.
28
Bab.28 Yoshi kembali dalam petualangnya
29
Bab.29 Obrolan hangat diruang tengah
30
Bab.30 Pagi kembali
31
Bab.31 Ada obrolan penting.
32
Bab.32 Thy Than tenang,Ganindra galau
33
Bab.33 Perpust lagi
34
Bab.34 Penasaran banget deh.
35
Bab.35 Week end sesuatu yang seru.
36
Bab.36 Hati yang teramat sayang.
37
Bab.37 Thy Than dan apartemennya.
38
Bab.38 Malam minggu bersama
39
Bab.39 Menatap langit malam
40
Bab.39 Menatap langit malam
41
Bab.40 Ganindra kembali menyapa
42
Bab.41 Me Time
43
Bab.42 Ganindra yang penasaran.
44
Bab.43 Ceritanya seru banget.
45
Bab.44 Email untuk Morgan.
46
Bab.45 Obrolan itu pun berlanjut.
47
46.Taktik Morgan telah berhasil.
48
Bab.47 Kembali membuat ide
49
48.Menjadi penasaran
50
Bab.49 Sampai diapartemen Joana bersiap.
51
Bab.50 Ganindra dan tempat tinggalnya.
52
Bab.51 Morning Monday
53
Bab.52 Kembali dipelantaran sekolah
54
Bab.53 Morgan dan Yoshi
55
Bab.54 Meeting mengejutkan.
56
Bab.55 Ruang santai disekolah
57
Bab.56 Berdua bersama.
58
57.Masih pada Mikir
59
58.Ganindra bersama Mitha
60
Bab.59 Pagi Om Rey.
61
Bab.59 Selamat pagi Om Rey
62
Bab 60. Hari special Thy Than
63
Bab.61 Siapa ya?
64
Bab.62 Moment terbaik buat Seseorang.
65
Bab.04 Masih sama dia lagi.
66
Bab.09 Bersamanya walau sebentar
67
Bab.10 Waktu semakin cepat datang
68
Bab.11 Rutinitas sama Thy Than
69
Bab.12 Anjas pun mencari sosok Dahlia.
70
Bab.13 Perdebatan yang hakiki
71
Bab.14 Menanti sesuatu diujung jalan.
72
Bab.15 Semakin malam adalah kepastian.
73
Bab.16 Pagi sang kenyamanan
74
Bab.17 Pagi bersama orang lain
75
Bab.18 Ngobrolin apa lagi?
76
Bab.19 Tiba-tiba Anjas berubah fikiran
77
Bab.20 Rasya terburu-buru
78
Bab.21 Ada rasanya ya terburu-buru
79
Bab.22 Seru yang menyenangkan.
80
Bab.23 Masih aja debat.
81
Bab.24 Betah banget jadinya ya?
82
Bab.25 Damn ini mengejutkan sekali.
83
Bab.26 Menyebalkan! kenapa sama dia seeh.
84
Bab.27 Real time sama ????
85
Bab.28 Sial!Ketemu pak Radith lagi.
86
Bab.29 Kesibukan Rasya.
87
Bab.30 Thy Than dan tantangan hari ini.
88
Bab.31 Sore ini aku latihan
89
Bab.32 Kuatkan hati dan asmara
90
Bab.33 Menanti seseorang.
91
Bab.34 Malam bersamamu
92
Bab.35 Rasya tuh romantis
93
Bab.36 Antara malam bersama Anjas.
94
Bab.37 pada pensaran sama Thy Than.
95
Bab.38 Apa aku benar asistannya sekarang?
96
Bab.39 Thy Than vs Jerry and Biyan
97
Bab.40 Rasya sibuk juga dikampus
98
Bab.41 Menanti yang ga pasti

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!