Thy Than

Thy Than

Bab.03 Malam ini,tidur diluar deh.

Setelah membawa Lili pulang serta melihat wajah polosnya,rasanya ingin membelai pipinya yang chabby dan menggemaskan.Memandang,membelai halus rasanya tidak lengkap bila harus mencium pipinya yang menggemaskan itu.Merunduk serta membisikkan kalimat indah untuknya.Ada senyum tak hilang begitu saja saat malam tepat kali ini.Kenapa aku ga bisa melepaskan dia dalam pandanganku secepat ini.Heran kekasih bukan,malahan orang terdekat pun baru mengenalnya lebih bisa aku dapatkan malam ini.

"Good night,semoga mimpi indah ya!"Sambil memberikan ciuman untuknya.

Sedikit ia bergerak,mungkin terasa tapi rasanya sepertinya dalam mimpi saja.Tatapan keterkejutan pun terpana dalam wajahnya hingga bergegas untuk keluar dari kamarnya.Beranjak berdiri meninggalkan kesendiriannya perlahan menutup pintu.Terhenti sejenak lalu bersedekap,tak lama pun ia menguap.

"Rasanya ingin minum dulu baru aku tidur,kenapa tidak!"Sambil mengangkat kedua pundaknya.

Senyum itu membawanya kedapur untuk sibuk mengambil air mineral sebagai penyegaran diri sebelum menghempaskan semuanya dalam pejaman mata.Berat juga mata ini,ketika menatap keluar kaca hiruk pikuk masih mewarnai kehidupan malam.Kembali menghabiskan dan menatap kosongnya gelas.Menaruh kembali dan berputar arah untuk menghujamkan matanya yang telah berat mengantuk.

"Selamat malam dunia,besok kita ketemu lagi.Cherss!"Sambil Melambaikan tangan pada malam dingin.

Semua berubah dalam semalam,berada disetiap rasa yang tak pernah jelas hidup ini.Menghadapi setiap kebenaran yang perlahan berlalu dengan lalunya.Mungkin butuh waktu kembali esok untuk menyentuh hati seseorang,siapa lagi kalau bukan Dia.Tersungging,merebahkan tubuhnya penuh keleluasaan dalam kebebasan menuju dalam pejaman mata.

Morning time,Lili terbangun dari beratnya malam dan mimpi yang semakin membuatnya terasa berat.Sebenarnya semalam aku berada dimana?pandanganku sepertinya beda sampai harus beranjak bangun dengan wajah bingung.Kenapa bisa aku berada disini?ini kan kamar tamu.Kenapa bisa?kembali berfikir semakin sulit.Padahal kemarun aku hanya jalan-jalan saja,bisa juga disini.

Menenangkan jiwa sejenak,menghela nafas ingin kembali menyentuh apa yang terjadi semalam?kembali sadar dan melihat sekitar apakah tidak ada orang lagi selain aku dikamar ini.

"Semoga saja,Tuan muda tidak tidur denganku malam ini!"Seraya menoleh kearah kamar mandi,bergegas untuk bangun dan membuka pintu kamar mandi.

Huuuh lega,ternyata aku semalaman disini sendirian.Tapi kenapa juga bisa berada dikamar ini,kenapa juga dengan kamarku ya.Wajah kalutnya berubah saat perlahan melangkahkan kaki keluar dari kamar tamu,saat menoleh kearah kamar Tuan muda,heran seraya mengernyitkan kening,kemana ya Tuan muda?apa dia belum bangun.

"Rasanya aku harus ganti baju dulu untuk bertemu dengan Tuan muda."Sambil melihat pakaiannya yang terlihat casual tetapi apa sopan aku bertemu dengannya dengan pakaian seperti ini.Rasanya tidak mungkin,ini kan hari minggu jelas pakaian apapun yang aku pakai biasa saja,dan juga harusnya aku tidak berada disini.Harusnya pulang,ada-ada saja dengan malam kemarin telah membuatku semakin bingung saja.

Seperti biasanya,Rey tidur tengkurap tanpa sehelai benang pun menutupi tubuhnya.Hanya saja selimut tebal telah menghangatkan tubuhnya,mungkin kebiasannya ketika ia tenggelam dalam mimpi,tak satupun benang melekat ditubuhnya kecuali selimut tebal mencoba menghangatkan.

Karena penasaran dan mungkin tidak ingin berprasangaka buruk,niat Lili untuk datang masuk kedalam kamar Tuan muda adalah memastikan semuanya aman.Kalau tuan muda bisa tidur dengan nyenyak seperti yang diharapkan.

Membuka pintu,ia pun mendapati ruangan kamarnya telihat gelap gulita dan seperti tanpa penghuni.Ia masuk kedalam mengendap-endap dan masih mendengar nafas Tuan muda yang masih terlelap dalam mimpinya.

"Kayaknya aku aman deh,lebih aman lagi kalau harus balik badan dan keluar dari kamar ini tanpa ketahuan lagi!"Berbalik melangkah dengan sangat hati-hati.

Tapi sayang,ada suara khas tidak terlupakan dari Rey saat melangkah beberapa centi keluar dia malahan memanggilnya."Heiii,jangan kabur kamu!"

Haaaah,rasanya bagaikan disambar petir dipagi hari.Kenapa juga Tuan muda mengetahui langkahku.Terhenti tak bergerak sama sekali mencoba merasakan apakah Tuan muda kembali tidur atau malahan membuatnya semakin terbangun dari mimpinya.

"Tuan apa anda sudah bangun?"Panggilnya pelan-pelan.

Malahan ga ada jawaban darinya,syukur deh.Pasti dia ngigau tadi heheheheh selamat deh.Berjalan santai dan melupakan apa itu langkah suara khas dari Lili sampai akhirnya Tuan muda terbangun dan menoleh serta melempar bantal tepat mengenai kepalanya.

Wusssss,,,,Buuuuuuuukkkkk ,,,,suara bantal itu hampir saja menghempaskan Lili dari langkah kaburnya.Gedubyak,,,,ia jatuh dengan tubuh tersungkur dilantai.

"Aduuuuh Tuaaan sakit banget!"Ia masih berusaha untuk bangun dari Jatuhnya mendapatkan hadiah kejutan dari Tuan muda.

"Ngapain kamu masuk mengendap-endap kekamarku?"Membalikkan tubuhnya dan merentangkan tangan serta melipatnya sebagai bantal.

"Maaf,saya kira semalam Tuan tidur denganku.Jadi saya sangat khawatir Tuan!"Jawabnya merasakan tubuhnya langsung kesakitan merasakan lemparan bantal yang sangat keras mengenai tubuhnya.

"Buka dulu tirai jendelanya,baru kamu boleh pergi!"Pintanya tiba-tiba bersikap kaku kepadanya.

Tidak bisa menolak lagi apa yang diperintahkan oleh Tuan muda.Itu adalah salah satu tugas untuk seorang asistan seperti dirinya,melayani keinginan seorang Tuan Rey.Dengan lesu dan tak bertenaga,perlahan berjalan melintasi disampingnya.Tatapan sinis pun dirasakan oleh Lili saat melihat senyuman aneh dari seorang lelaki kepadanya.Dia sama sekali tidak terfikirkan apa yang aka terjadi selanjutnya ketika dengan tenang Lili membuka tirai jendela,sekejab ia melihat Tuan muda tengah beranjak berdiri untuk mendekatinya.Tak bisa lagi dibayangkan hal apa akan terjadi saat itu juga ketika dia tengah merunduk dan mengambil celana pendeknya serta memakainya seraya menatap terus Lili yang terkejut melihatnya hingga ia menutup mulutnya.

"Kenapa?ada yang aneh!"Setelah ia hanya memakai celana pendeknya perlahan mendekati dan meraih pakaiannya.

"Tidak Tuan,saya kira!"Wajahnya benar-benar ketakutan sampai akhirnya dia menyadari bahwa memang Tuan muda tidak akan melakukan hal macam-macam kepadanya.

Nafasnya masih sesak untuk diatur saat ini,tapi rasanya dia semakin mendekat sampai aku ga bisa untuk menghindar dari kedekatan ini,berlari pun seakan menjadi lebih sekedar memacu jantungnya seketika.

"Kamu ga pa-pa kan Lili?"Tak sadar pula ternyata dia sudah berdiri disampingnya saat Lili tak menyadari dirinya tengah menengok kearah kiri.

Sambil menyolek daun telinganya,ada saja dirinya menggoda untuk membuatnya menyadari kalau Rey berada disamping kanan bukan samping kirinya lagi.

"Heiiii,aku disebelah sini!"Bisiknya.

Kagetnya kembali datang menghujam dirinya sendiri saat menyadari Tuan muda tepat memberinya senyum dan bersedekap menatapnya.Hampir aja jatuh kembali ketika ia agal menjauh dari kedekatan itu.Malahan sentuhan tangan itu membuat Lili terpaku terdiam hingga tatapan bahkan kalimatnya sangat susah untuk dikeluarkan karena ia tahu seberapa teduhnya seorang pria ketika memberikan sebuab keromantisan kepadanya.

"Kenapa?Kamu kesakitan.Mana yang sakit!"Malahan mendekap kedua bahunya sampai ia menoleh kembali menatap Tuan muda.

"E,,,e,,,e,,,e,,,ga ada Tu-an!"Jawabnya terbata-bata.

Mengernyitkan kening,sepertinya dia tengah kalut ya?Langsung aja dia menarik tangan Lili dan memeluk erat hingga dekapan itu menyentuh kehangatan tak terduga buat Lili.Kenapa aku berada dalam situasi seperti ini?ini sangat berbahaya buat hatiku yang benar-benar rapuh oleh perhatian bahkan lebih dari perhatian itu.

"Udaaah,ga usah bicara lagi.Maaf ya tadi melempar bantalnya tepat mengenai kamu."Malahan ditambah sebuah kecupan mendarat dirambutnya sampai rasa bingung itu benar-benar mengahajarnya sampai tak bisa lagi mengucapkan kalimat apapun selain membisu.

Ia mengangguk beberapa kali dan tak terasa kedua tangan Lili pun melingkar dipinggul Rey.Sontak saja membuat senyum bahagia seorang Tuan muda telah membuat hati seorang perempuan yang tengah dekat selalu bersamanya perlahan luluh."Kamu sekarang libur,kamu boleh melakukan apapun disini.Aku tidak melarangmu,Asal!"Tiba-tiba kalimat terakhir itu membuat Lili kaget serta melepaskan pelukannya seketika dan bertanya seraya mendongak kearah Rey.

"Asal apa Tuan?"Mengernyitkan kening bingung.

"Asal kamu kembali senyum dan ga sedih lagi oke."Menatap dan menghibur dirinya.

Kembali ada ide untuk mengerjai Asistannya,apa itu akan dia respon dengan baik atau malahan kembali kesal sama sikapnya yang menjengkelkan dari Tuan muda itu.

"Kamu mandi dulu ya,bau!"Candanya geli.

Seketika dia terhenti dan beberapa kali kebingungan untuk mencium badannya,apa benar aku bau banget.Lalu menampakkan wajah memelas kepada Tuan muda,malahan dia tertawa geli melihat wajah memelas Lili yang perlahan ingin menitikan air mata.

"Tu-an,,,tuan jahat!"Merengek kembali.

"Hahahahaha,engga maksudku kalau kamu belum mandi.Kita mandi bareng yuk!"Tawaran itu memang diinginkan oleh Tuan muda,tapi seketika Lili mengerti dan agak menjauh penuh kekesalan dan memukul-mukul Tuan muda.

"Tuan muda jahat,selalu saja menggodaku!"Seraya gemas ingin memukul dengan keras,tetapi tawa lepas Tuan muda pagi ini sangat renyah bisa bercanda dengan perempuan yang bisa menjadi bagian hidupnya saat ini.

Huuuh kenapa baru kali ini aku bertemu dengan perempuan sebaik ini dan tentunya seksi.Aku muak melihat wanita-wanita diluar sana yang hanya mengingingkan kekayaanku bahkan hanya uang dan tahta lebih tinggi.Tersungging,untung saja aku bisa sembunyi dari wanita-wanita penghisap kekayaanku.Pagi ini memang berbeda ketika aku berada satu tempat dengan Lili rasanya memang hangat ketika memeluknya,kenapa aku tidak memeluknya tiap hari.Pasti aku bisa merasakan hal lain.

"Setidaknya kalau Lili tidak marah,kalau marah palingan dia lapor sama Reza.Dan aku pasti kena getahnya,aku kan tahu bagaiaman Reza mendapatkan perempuan ini dengan susah payah dan ketika aku melihatnya tak pernah bosan untuk tersenyum kepadanya.

Untung saja ini hari libur,setelah mandi dan sekarang bergaya didepan kaca cermin pakaian santai kembali aku pakai yaitu celana pendek berwan hitam dan kaos oblong polos over size berwarna hijau gelap menghindari otot-ototku timbul dan membuat tatapan Lili kembali aneh kepadanya.Apa aku harus pake wewangian ya?ahh ga pa-pa sedikit saja buat suasan semakin segar.dia mengambil parfum aroma sport dan tentunya akan membuat tatapan aneh kembali dituangkan oleh Asistannya.

Jelas hal tersebut sudah menjadi keintiman yang akan dia lakukan dengan asistannya,saat dia turun kebawah dan ikut andil untuk membantunya menyiapkan sarapan pagi tentunya aroma makanan yang dia masak sungguh layaknya masakan bintang lima,nasi goreng harum dan sedap serta beberapa lauk menggoda sampai membuatku mendekatinya dan memang kebiasaaku ketika tengah dekat dengan mantanku adalah menyapanya dan memeluknya dari belakang dan mencium pipi Lili.

"Pagi wanita special!"Ciuman itu langsung membuatnya terkejut serta menoleh terhenti sejenak ketika tatapan penolakan itu mengenai mentalnya.

Mengangkat kedua tanganya serta perlahan mundur tepat dibelakangnya,masih saja dia menatap setiap lekuk tubuh Lili dengan tatapan yang sangat menggoda.

"Tuan jangan menggodaku lagi ya!awas saja kalau terjadi lagi!"Pintanya berberbalik dan menatap serta memberikan wacana khusus untuknya.

Sayang Rey hanya bersedekap tersenyum serta membulatkan jarinya kepadanya penuh santai.Kesal juga mendapat perlakuan seperti itu,rasanya ga enak banget deh.

"Oke aku ga akan menganggumu kalau aku merasa,,,,yaaa kesepian gimana?"Kembali memberikan tawaran kepadanya.

Haaaah,apa-apan itu?Tuan muda selalu santai menjawabnya.Sungguh membuatnya kesal kembali untuk bersikap."Kapan kamu ketemu sama Reza lagi?"Pertanyaan tidak penting itu membuatnya heran,tumben Tuan muda bertanya seperti itu.

Menata masakannya dimangkuk kaca lalu ia menbawanya dengan hati-hati menuju meja makan."Heiiii,kenapa seeh ga minta bantuanku.Aku bisa kan menolongmu!"Bergegas menyentuh tangan Lili dan tentunya ada wajah sumringah darinya untuk sang Asistan.

"Tuan jangan mengambil kesempatan ini lagi ya."Ujarnya kembali ga terima dengan perhatian tersebut.

"Ayolah Lili,aku memang butuh sentuhan darimu.Ya sentuhan obrolan mungkin yang bisa membuat kita bisa kompak gitu!"Mencoba masih membantunya untuk membawakan masakannya kemeja makan.

"Tapi Tuan,sudah berapa kali pelanggaran yang Tuan lakukan kepada saya.Jadi saya bisa dong melakukan perlawanan!"Jawabnya masih sibuk mengurusi sarapan paginya.

Sembari mencibirkan bibir,dia mengangangguk lalu menjawabnya santai.

"Oke,lakukan perlawanan.Tapi itu akan membuat hubungan kita semakin seru bagaimana?"Kembali memberikan senyuman geli kepadanya.

Ahhh,,,sudahlah juga capek harus berdebat dengan Orang seperti Tuan muda.Sangat membuatku bingung dan harus mengalah karena dia memiliki banyak sifat yang sudah hampir membuatku jadi gila lama-lama.Setelah semuanya selesai aku pun berada satu meja dengannya,rasanya tidak mungkin bila aku berada dalam sikap kaku dan tentunya itu akan menjadi lebih unik buat Tuan muda Rey untuk terus menggodaku.Semoga saja dia tidak membahas tentang semalam,pasti dia akan lebih protektive kepadaku saat itu juga.

"Yesss,,,sarapan pagi sudah siap,harum banget.Pintar sekali kamu kalau membuat sarapan pagi seperti ini!'Kembali memuji serta memberikan piring kepada Lili.

"Jangan memujiku terus Tuan,itu adalah pekerjaanku untuk memberikan pelayanan buat Tuan muda.Tetapi tidak yang berlebihan seperti itu tadi!"Sambil memberikan lengkap dengan lauknya.

Masih mengumbar senyum kepadanya.

"Terima kasih Lili!"Suara halus dan lembutnya membuat ia muak dan ga terima dipuji sejauh itu.

"Tolong jangan bersikap seperti itu Tuan,sungguh membuatku semakin muak!"Jawabnya dengan tatapan sinis.

"Oooouuu,,,?muak.Itu akan membuatmu ketagihan mendapat kejahilan dariku Lili!"Masih saja ingin menggodanya.

"Apa Tuan tidak kesepian bila tinggal diapartemen ini?apa tidak kembali saja sama Orang tua Tuan sendiri?"Tiba-tiba pertanyaan itu membuatnya menatap tajam lalu berfikir.

Deg,apa kalimatku beneran menyinggung Tuan muda. Bisa-bisa aku kena marah lagi sama dia,Saat mencoba menatapnya dengan tatapan nanar khas Lili.Ada perasaan heran dari Rey sampai dia menunjukkan wajah anehnya lalu bertanya kembali.

"Kenapa kamu?lagi sakit!"Tanya Rey menyentuh keningnya tiba-tiba.

"Maaf Tuan,saya kira Tuan marah mendengar kalimat saya!"

"Ngapain juga marah.Itu sama,yang memilih untuk tinggal jauh dari Orang tua juga aku.Jadi menurutku ketika aku mencoba pindah dari sini,pasti mereka akan setuju bahkan membuat sebuah lelucon untuk menyelematkan aku dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab.Ya itu saja seeh!"Lanjutnya menjelaskan.

"Jadi Tuan ga marah sama saya kan?"

Sambil melotot dan menatap tajam dia menjawabnya lagi.

"Enggaaaa!"Seraya tatapan itu membuat Lili terkejut,malahan tawa geli datang dari Rey dan ga bisa lagi untuk marah pada Lili.Masih banyak waktu mengikuti hubunganku dengan beberapa orang hingga aku bisa mendapatkan apa itu sebuah keberanian untuk mengungkapkannya.

"Buat apa harus marah,kalau akhirnya sendiri ditemani yang lebih menggoda,gimana?"Kembali menatap nakal dengan memainkan kedua alisnya beberapa kali.

Seloroh suara itu membuat Lili tersedak dan berkali-kali batuk,sungguh ga ada akhlak Tuan muda disaat tengah sibuk membuat sesuatu malah mengejutkan dirinya.

"Uhuuuk,,,,uhuuuk,,,uuuhuuukkk,,,eheemmm!"

Panik pula Rey dengan sigap memberikan segelas minuman untuknya,seraya berdiri dia memberikan perhatian khusus untuknya."Astaga maaf ya,pelan-pelan ya.Minumnya oke"Sambil berdiri dibelakangnya dan memijat bahunya.

"Udah Tuan,jangan.Jangan buat saya tambah salah tingkah dong!!!"Pintanya sembari memohon.

"Ga pa-pa kali.Kamu tenang pokoknya ya!"Sambil mengelus rambutnya.

Malahan wajah nyesek ga kuat menatap Tuan muda dengan wajah berkaca-kaca serta memancungkan bibirnya.Langsung ia memeluk dan berterima kasih telah membuatnya nyaman kali ini.

"Terima kasih Tuan,anda sudah membuatku nyaman dan ga bisa menahan ini semua,haaaa!"Rengeknya ga kuat.

"Hahaahahah,bisa dramastis juga kamu ya.Tenang oke santai.Kita masih banyak waktu untuk berdua.!"Kembali mengelus punggungnya dan semakin mendekap Lili hingga ia benar-benar tenang dan nyaman kembali.

Tertawa dalam hati,perlahan ada juga cerita tentang aku dan Lili perempuan yang tak mungkin bisa lepas begitu saja.Memang benar Reza adalah sebuah pemberi harapan bahwa memang aku dekat sama Lili pasti ada alasan yang kuat dasar kamu ya.Nakal dan nggemesin.

Episodes
1 Bab.03 Malam ini,tidur diluar deh.
2 Bab.04 Rey mendapat kabar dari seseorang
3 Bab.04 Rey mendapat kabar dari seseorang
4 Bab.05 Begitu cemasnya Rey kepada Thy Than.
5 Bab.06 Sebuah kejutan
6 Bab.07 Kedekatan itu datang lagi.
7 Bab.08 Kali ini
8 Bab.09 Masih ada waktu
9 Bab.10 Kepastian itu datang
10 Bab.11 Kesibukan Joana
11 Bab.12 Bell berbunyi,Ganindra Vs Mega
12 Bab.13 Berfikir untuk bertemu
13 Bab.14 Thy Than dan antara pak Ben.
14 Bab.15 Notif pesan dari Joana untuk Morgan
15 Bab.16 Rey pulang sendiri,Thy Than pun sama.
16 Bab.17. Joana pun bertemu dengan Yoshi.
17 Bab.18 Cerita malam dalam makna
18 Bab.19 Sesuatu telah membuatku tersenyum
19 Bab.20 Morgan dan cinta terdalamnya.
20 Bab.21 Thy Than dan Ganindra tanpa Mega
21 Bab.22 Klien baru Rey adalah siapa?
22 Bab.23 Diruang perpust,mereka masih terdiam.
23 Bab.24 Rey kembali teringat seseorang.
24 Bab.25 Rey kembali teringat seseorang.
25 Bab.25 Ada kata yang terbaik
26 Bab.26 Rey bertemu dengan Joana
27 Bab.27 Thy Than penasaran.
28 Bab.28 Yoshi kembali dalam petualangnya
29 Bab.29 Obrolan hangat diruang tengah
30 Bab.30 Pagi kembali
31 Bab.31 Ada obrolan penting.
32 Bab.32 Thy Than tenang,Ganindra galau
33 Bab.33 Perpust lagi
34 Bab.34 Penasaran banget deh.
35 Bab.35 Week end sesuatu yang seru.
36 Bab.36 Hati yang teramat sayang.
37 Bab.37 Thy Than dan apartemennya.
38 Bab.38 Malam minggu bersama
39 Bab.39 Menatap langit malam
40 Bab.39 Menatap langit malam
41 Bab.40 Ganindra kembali menyapa
42 Bab.41 Me Time
43 Bab.42 Ganindra yang penasaran.
44 Bab.43 Ceritanya seru banget.
45 Bab.44 Email untuk Morgan.
46 Bab.45 Obrolan itu pun berlanjut.
47 46.Taktik Morgan telah berhasil.
48 Bab.47 Kembali membuat ide
49 48.Menjadi penasaran
50 Bab.49 Sampai diapartemen Joana bersiap.
51 Bab.50 Ganindra dan tempat tinggalnya.
52 Bab.51 Morning Monday
53 Bab.52 Kembali dipelantaran sekolah
54 Bab.53 Morgan dan Yoshi
55 Bab.54 Meeting mengejutkan.
56 Bab.55 Ruang santai disekolah
57 Bab.56 Berdua bersama.
58 57.Masih pada Mikir
59 58.Ganindra bersama Mitha
60 Bab.59 Pagi Om Rey.
61 Bab.59 Selamat pagi Om Rey
62 Bab 60. Hari special Thy Than
63 Bab.61 Siapa ya?
64 Bab.62 Moment terbaik buat Seseorang.
65 Bab.04 Masih sama dia lagi.
66 Bab.09 Bersamanya walau sebentar
67 Bab.10 Waktu semakin cepat datang
68 Bab.11 Rutinitas sama Thy Than
69 Bab.12 Anjas pun mencari sosok Dahlia.
70 Bab.13 Perdebatan yang hakiki
71 Bab.14 Menanti sesuatu diujung jalan.
72 Bab.15 Semakin malam adalah kepastian.
73 Bab.16 Pagi sang kenyamanan
74 Bab.17 Pagi bersama orang lain
75 Bab.18 Ngobrolin apa lagi?
76 Bab.19 Tiba-tiba Anjas berubah fikiran
77 Bab.20 Rasya terburu-buru
78 Bab.21 Ada rasanya ya terburu-buru
79 Bab.22 Seru yang menyenangkan.
80 Bab.23 Masih aja debat.
81 Bab.24 Betah banget jadinya ya?
82 Bab.25 Damn ini mengejutkan sekali.
83 Bab.26 Menyebalkan! kenapa sama dia seeh.
84 Bab.27 Real time sama ????
85 Bab.28 Sial!Ketemu pak Radith lagi.
86 Bab.29 Kesibukan Rasya.
87 Bab.30 Thy Than dan tantangan hari ini.
88 Bab.31 Sore ini aku latihan
89 Bab.32 Kuatkan hati dan asmara
90 Bab.33 Menanti seseorang.
91 Bab.34 Malam bersamamu
92 Bab.35 Rasya tuh romantis
93 Bab.36 Antara malam bersama Anjas.
94 Bab.37 pada pensaran sama Thy Than.
95 Bab.38 Apa aku benar asistannya sekarang?
96 Bab.39 Thy Than vs Jerry and Biyan
97 Bab.40 Rasya sibuk juga dikampus
98 Bab.41 Menanti yang ga pasti
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Bab.03 Malam ini,tidur diluar deh.
2
Bab.04 Rey mendapat kabar dari seseorang
3
Bab.04 Rey mendapat kabar dari seseorang
4
Bab.05 Begitu cemasnya Rey kepada Thy Than.
5
Bab.06 Sebuah kejutan
6
Bab.07 Kedekatan itu datang lagi.
7
Bab.08 Kali ini
8
Bab.09 Masih ada waktu
9
Bab.10 Kepastian itu datang
10
Bab.11 Kesibukan Joana
11
Bab.12 Bell berbunyi,Ganindra Vs Mega
12
Bab.13 Berfikir untuk bertemu
13
Bab.14 Thy Than dan antara pak Ben.
14
Bab.15 Notif pesan dari Joana untuk Morgan
15
Bab.16 Rey pulang sendiri,Thy Than pun sama.
16
Bab.17. Joana pun bertemu dengan Yoshi.
17
Bab.18 Cerita malam dalam makna
18
Bab.19 Sesuatu telah membuatku tersenyum
19
Bab.20 Morgan dan cinta terdalamnya.
20
Bab.21 Thy Than dan Ganindra tanpa Mega
21
Bab.22 Klien baru Rey adalah siapa?
22
Bab.23 Diruang perpust,mereka masih terdiam.
23
Bab.24 Rey kembali teringat seseorang.
24
Bab.25 Rey kembali teringat seseorang.
25
Bab.25 Ada kata yang terbaik
26
Bab.26 Rey bertemu dengan Joana
27
Bab.27 Thy Than penasaran.
28
Bab.28 Yoshi kembali dalam petualangnya
29
Bab.29 Obrolan hangat diruang tengah
30
Bab.30 Pagi kembali
31
Bab.31 Ada obrolan penting.
32
Bab.32 Thy Than tenang,Ganindra galau
33
Bab.33 Perpust lagi
34
Bab.34 Penasaran banget deh.
35
Bab.35 Week end sesuatu yang seru.
36
Bab.36 Hati yang teramat sayang.
37
Bab.37 Thy Than dan apartemennya.
38
Bab.38 Malam minggu bersama
39
Bab.39 Menatap langit malam
40
Bab.39 Menatap langit malam
41
Bab.40 Ganindra kembali menyapa
42
Bab.41 Me Time
43
Bab.42 Ganindra yang penasaran.
44
Bab.43 Ceritanya seru banget.
45
Bab.44 Email untuk Morgan.
46
Bab.45 Obrolan itu pun berlanjut.
47
46.Taktik Morgan telah berhasil.
48
Bab.47 Kembali membuat ide
49
48.Menjadi penasaran
50
Bab.49 Sampai diapartemen Joana bersiap.
51
Bab.50 Ganindra dan tempat tinggalnya.
52
Bab.51 Morning Monday
53
Bab.52 Kembali dipelantaran sekolah
54
Bab.53 Morgan dan Yoshi
55
Bab.54 Meeting mengejutkan.
56
Bab.55 Ruang santai disekolah
57
Bab.56 Berdua bersama.
58
57.Masih pada Mikir
59
58.Ganindra bersama Mitha
60
Bab.59 Pagi Om Rey.
61
Bab.59 Selamat pagi Om Rey
62
Bab 60. Hari special Thy Than
63
Bab.61 Siapa ya?
64
Bab.62 Moment terbaik buat Seseorang.
65
Bab.04 Masih sama dia lagi.
66
Bab.09 Bersamanya walau sebentar
67
Bab.10 Waktu semakin cepat datang
68
Bab.11 Rutinitas sama Thy Than
69
Bab.12 Anjas pun mencari sosok Dahlia.
70
Bab.13 Perdebatan yang hakiki
71
Bab.14 Menanti sesuatu diujung jalan.
72
Bab.15 Semakin malam adalah kepastian.
73
Bab.16 Pagi sang kenyamanan
74
Bab.17 Pagi bersama orang lain
75
Bab.18 Ngobrolin apa lagi?
76
Bab.19 Tiba-tiba Anjas berubah fikiran
77
Bab.20 Rasya terburu-buru
78
Bab.21 Ada rasanya ya terburu-buru
79
Bab.22 Seru yang menyenangkan.
80
Bab.23 Masih aja debat.
81
Bab.24 Betah banget jadinya ya?
82
Bab.25 Damn ini mengejutkan sekali.
83
Bab.26 Menyebalkan! kenapa sama dia seeh.
84
Bab.27 Real time sama ????
85
Bab.28 Sial!Ketemu pak Radith lagi.
86
Bab.29 Kesibukan Rasya.
87
Bab.30 Thy Than dan tantangan hari ini.
88
Bab.31 Sore ini aku latihan
89
Bab.32 Kuatkan hati dan asmara
90
Bab.33 Menanti seseorang.
91
Bab.34 Malam bersamamu
92
Bab.35 Rasya tuh romantis
93
Bab.36 Antara malam bersama Anjas.
94
Bab.37 pada pensaran sama Thy Than.
95
Bab.38 Apa aku benar asistannya sekarang?
96
Bab.39 Thy Than vs Jerry and Biyan
97
Bab.40 Rasya sibuk juga dikampus
98
Bab.41 Menanti yang ga pasti

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!