Langkah Thya than tak terasa mendekati mulut pintu,ia datan bersama dua orang yang masih belum dikenal oleh keluarga mereka.Tentunya itu membuat kecurigaan mereka akan sebuah konspirasi untuk melemahkan hubungan keluarga dimana intriknya adalah membuat Thya Than sama sekali tidak memiliki seorang yang terus menguatkan hatinya.
Tatapan keluarga Om Arman telah menjadi sebuah intimidasi disetiap sudut mata memandang kedatangan tepat didepan mereka.
"Heiiii,Thy than.Kamu baik-baik saja kan?"Tante Gina datang untuk menyapa dan memeluknya.
Tapi seketika ditahan oleh Rey yang tegas tidak ingin membuat Keponakannya menjadi bimbang karena sebuah baik tiba-tiba muncul begitu saja menyentuh hatinya."Maaf Tante,anda siapa ya?"Mengumbar senyum penasaran.
"Aku tantenya,tante Gina Adiknya Mas Arman.Kamu siapa?"Bertanya balik.
"Maaf sebelumnya,saya adalah Radithya Rey.Saya adalah kolega dari bapak Radithya Arman.Kebetulan nama kami sama.Jadi saya berharap anda semua tidak keberatan atas kedatangan kami kesini untuk mengantar Thy Than pulang sebentar."Jelasnya dengan tegas.
"Maksudnya apa ini?mengantarkan pulang Thy Than sebentar.Emangnya dia mau kemana lagi!"Kembali Om Danu bertanya.
Langkah Thy Than memang berat harus meninggalkan rumah ini,tapi ini adalah untuk kebaikannya saat ini bisa keluar dari kemelut keluarganya.Ia tahu ini salah,tapi akan lebih salah lagi bila aku tidak berada dalam ketenangan ini.Menjauh dari mereka memang berat,tetapi akan lebih berat lagi aku berada dalam pusaran yang merugikan aku nantinya.
Dengan berat hati ia mengambil sebuah koper dan mengemasi semua pakaiannya tanpa tersisa dibantu oleh Joana.Dalam sudut mata yang pedih,ia tahu apa yang tengah dirasakan oleh seorang Perempuan ini,baik dan belum tahu apa-apa tentang lebih dalam perseteruan keluarga ini.
"Mana lagi Than,yang harus kakak bantuin?"Kembali bertanya untuk bisa menyelesaikan semuanya tepat waktu.
"Ini aja kak,udah kok.Udah selesai!"Jawabnya mengumbar senyum.
"Trus kita kemana lagi?keruangan ayahmu dimana.Aku bantuin ya ngambil berkas-berkas pentingnya!"Berdiri meninta ijin lagi.
Menoleh seraya merapikan beberapa kopernya dan juga koper ayahnya,saat mereka perlahan keluar dari kamar Thy Than bergegas ia kembali masuk kedalam kamar ayahnya.Ada perasaan ga beres sampai tante Gina bergegas naik keatas untuk mempertanyakan ini semua dihadapan Thy Than.
"Sebentar mas,aku keatas dulu mau menemui Thy Than kayaknya ada yang ga beres!"Pamitan dan bergegas menaiki anak tangga untuk menemui keponakannya.
"Oh ya,trus untuk apa anda repot-repot datang kesini untuk mengajak Thy Than pergi,padahal ini kan rumahnya!"Ujar Om Danu mengungkapkan faktanya.
"Tapi tidak seperti dirumahnya,trus kenapa disaat Om Arman tengah berada dirumah sakit.Malahan anda tidak ada etikad baik untuk menjenguk dan menenemnain keponakan anda?apa ada sesuatu!"
"Halah itu pasti akal-akalan Arman untuk menarik simpatimu kan?padahal dia tidak apa-apa!"Mengelaknya dengan santai.
"Lho anda tidak tahu kalau Om Arman itu anfal,dan sekarang ada diruang ICU lho Om.Anda jangan bersikap masa bodoh sama keadaannya.Memang apa salah Om Arman kepada anda?"
Mulai Danu emosi dengan menyudutkan dirinya yang mulai gerah terhadap sikap seorang yang sama sekali tidak ia kenal datang dan membuat suasana tidak baik.
"Heiii,itu salah dia sendiri.Kenapa juga sampai dia bangkrut lalu buat apa kita membantunya.Itu sama saja dengan menguras uang kami saja!"
"Naaah itu sama saja dengan anda tidak perduli sama Om Arman.Mau gimana?"Sambil mengangkat kedua pundaknya.
Cukup lama Thy Than dan Joana mencari beberapa berkas untuk diselamatkan dari keserakahan keluarganya,hingga ia bergegas mengambil sebuah map dan menata dengan rapi sampai mendengar langkah seseorang perlahan masuk kedalam ruangan kerja sang Ayah.Setelah selesai menata didalam tas kerja sang ayah,ia terkejut mendongak saat Tantenya sudah berada didepan mulut pintu dengan wajah marah.
"Thy Than kamu ngapain diruang kerja Ayahmu?"Bergegas untuk menghampiri dan mempertanyakan hal tersebut.
"TAN-TE!"Shock juga melihat Tantenya datang dengan wajah penuh emosi serta mempertanyakan apa yang berada didalam tasnya tersebut.
"Apa itu yang kamu bawa didalam tas?"Melotot ingin tahu tentang apa isi didalamnya.
"Jangan,ini benda berharga ayah.Jangan pernah ambil.Ini adalah kepunyaanku juga."Mencoba mengamankan dari rampasan tanganya.
"Berikan pada tante,kamu belum berhak atas ini semua!"Pintanya paksa.
Melihat kegaduhan tersebut membuat Joana pun bertindak atas melindungi Thy Than sama sekali tak mengerti."Tante,jangan.Ini haknya Thy Than ini kan rumahnya dia.Kenapa tante ikut campur!"
"Kamu siapa ikut-ikutan haaa!"Bentak tante Gina kearah Joana.
"Maaf nyonya ini adalah ranah kehidupan Thy Than,tolong jangan ganggu dia lagi.Saya tahu apa yang terjadi sebenarnya.!"Mulai menekankan sebuah masalah baru untuknya.
"Masalah apa?"Bersedekap serta mengernyitkan kening.
Tersungging dan meminta kepada Thy Than untuk membereskan semuanya dan pergi dari ruangan ini.Sontak tante Gina benar-benar tak menyangka dia bisa mengetahui sebenarnya yang terjadi antara dia dan adik iparnya.
"Ayo Thy Than kita pergi,kamu sudah selesai kan menata semua keperluan yang akan kamu bawa!"
"Sudah kak!"Jawabnya mengemas dengan rapi dan menata kembali dimeja kerja sang Ayah.
"Kamu memangnya mau kemana?"Kembali penasaran dengan apa yang akan dilakukan oleh keponakannya.
"Aku ingin tenang dulu tante,aku ingin menemani ayah sampai sembuh!"Ujarnya menyiapkan semua barang-barang yang akan dia bawa bersama Joana.
Segera menghentikan langkah Thy Than dengan menghalang-halangi setiap gerakannya.Tetapi tetap saja itu sama dengan buang-buang waktu saja.
"Jangan Nyonya,ini adalah hak dari Thy Than untuk mendapatkan apa yang dia inginkan.Pleace jangan pernah mengganggunya lagi ya!"Pintanya menahan pula keinginan tante Gina yang tidak ingin keponakannya meninggalkan rumah ini.
"Jangan ikut campur kamu ya,kamu itu siapa?orang asing yang mencoba mempengaruhi keponakan saya!tidak bisa itu!"
Mencoba untuk mematahkan keinginan tante Gina
"Anda salah,ini adalah keinginan Thya Than sendiri setelah kami mendapatkan cerita yang sebenarnya.Anda saja sebagai tantenya tidak mendukung bahkan membuat ayahnya Thy Than menjadi tergeletak diruangan I-C-U,anda dengar itu!"Pintanya lebih keras.
"Thy Than,coba dengerin tante.Tante tidak bermaksud untuk membuatmu seperti ini.Kami masih sayang sama kamu.Ayolah jangan pergi dulu sayang."Pintanya mencoba lembut dan tentunya akan membuat sebuah drama musikal untuk merubah pendirian.
Iapun menolak untuk disentuh dan mencoba pada pendiriannya untuk tidak termakan oleh rayuan khas tantenya."Sudahlah tante,aku sama sekali tidak ingin berurusan dengan tante lagi.Aku tahu apa maksud tante ini!"Ujarnya tak terima perlakuan sang tante.
"Kamu berani ya sekarang sama Tante!"Sontak emosinya kembali menghakimi sosok Thy Than hingga Joana pun mencoba memberikan pengertian untuk tante Gina.
"Tenang Nyonya,jangan terlalu terburu-buru mengambil sikap.Nanti anda berada dalam masalah besar.Ingat itu!"Sambil mengacungkan jari kearah tante Gina.
Sontak itu membuatnya berfikir dua kali untuk melakukan kekerasan ataupun tindakan yang merugikan dirinya sendiri.Sepertinya langkah Joana memang tepat untuk bisa meredam amaraha yang coba ditampilkan oleh tantenya.Dengan bantuan Joana pula mereka keluar dari ruangan kerja ayah Thy Than dan membawa koper untuk diamankan.
Keduanya pun turun dan membawa koper tersebut tanpa menghiraukan panggilan tante Gina sudah kepalang emosi saat melihat barang-barang penting kepunyaan Arman akan dia amankan.Berlari kecil dan meminta kepada suaminya untuk mencegah keponakannya untuk keluar dari rumahnya.Seraya terhentu disebuah pembatas pagar lantai dua ia berteriak kepada Danu sampai ia mendongak keatas diikuti oleh Rey yang terkejut pula dengan teriakannya.
"Masss,cegah Thy Than keluar mas.Dia mau kabur dari kita!"Panggilnya seraya meronta untuk menghentikan langkahnya.
"Haaaah,gila.Berani sekali dia!"Berjalan untuk menghampiri Thy Than tanpa menghiraukan Rey yang berada didepannya.
Rey menoleh dan mulai tersungging miring serta menahan segera Om Danu dengan emosinya untuk menghadang keponakannya.
"Om,berhenti.Jangan sekali-kali menyentuh Thy Than ini urusan kita berbeda.Anda menahan keinginan Thya Than akan menjadi urusan hukum!"Tatapan itu mengarah tepat mengancam kepada Om Danu.
"Maksud kamu apa?menghentikan saya seperti ini.Emangnya kamu punya kuasa apa!"Mengangkat dagunya seraya menantangnya.
"Anda tidak tahu ya,prosedur itu sudah saya ketahui sebelumnya bahwa memang Om mencoba menguasai harta Thy Than dan Om Arman.Saya tahu itu,saya harap anda berdua jangan pernah menguasai rumah ini atas dasar apapun.Karena dia lebih berhak atas semuanya,oke!"Pintanya cukup tenang untuk mengatasi ketegangan ini.
"Ayo Thy Than kita pergi,sudah siap semuanya kan!"Pintanya untuk bersiap mengiringi Thy Than.
"Mari,silahkan!"Ajaknya kembali sambil membawakan salah satu kopernya.
"Thy Thaaaaan,kembali kamu!"Bentak sang tante masih tidak terima.
Mereka semua mendongak dengan ekspresi berbeda,apapun itu.Sama sekali tidak membuatnya bersikap lebih baik untuk meninggalkan rumah yang sudah membuatnya semakin terpuruk.Keluar menggunakan sebuah mobil Ranger over hitam metalik,kepergian Keponakannya membuat mereka tidak bisa berbuat banyak bahkan tersirat kemenangan Rey yang akan menjadi penyelamat keluarga om Arman.
Tante Gina yang bersusah payah untuk mencegah keponakannya pun tak bisa berbuat banyak,sama halnya dengan Om Danu pula tidak bisa lagi mencegah kepergian penghuni rumah ini.Ada senyum yang terpancar dalam diri Rey telah berhasil menyelamatkan Thy Than sebagai seorang perempuan dalam keluarga Arman.Akan ada banyak ide muncul selanjutnya saat diperjalanan hati Thy Than pun terasa goyah hingga ia merebahkan kepalanya pada sandaran kursi hingga memejamkan mata sejenak.
"Kenapa aku bisa seperti ini?berani mengambil keputusan secepat ini!"Seraya menutup keningnya penuh asa.
"Kamu kenapa?apa kamu ada masalah sama tante kamu tadi!"Pertanyaan itu membuatnya tak bisa menjawabnya dengan cukup detail hanya saja,kelelahan itu membuatnya cukup panik untuknya.
"Entahlah Om,rasanya ada berat dan ringan saat aku benar-benar lepas dari ini semua!"Menoleh dan menjawabnya.
Tersenyum,Joana pun kembali membuat pernyataan untuk menguatkan hati Thy Than.
"Akan ada waktu dimana kamu haru kuat dan hebat mengatasi semuanya tanpa sendirian,Ada Om Rey dan aku juga.Akan membantumu selalu Thy Than!"Sambil menepuk serta mengelus pundaknya.
Menoleh kebelakang dan sebuah ucapan pun kembali dituangkan oleh Thy Than."Terima kasih kak,atas semangatnya.Sama sekali aku tidak bisa membayangkan bila ini terjadi tanpa ada yang membantuku,,,pasti aku akan sirna begitu saja!"Jawabnya mendekap punggung tangan Joana.
"Ingat kamu besok akan tetap sekolah,jangan pernah kamu berat untuk sekolah ya.Om Rey akan bantu semuanya hingga beres oke!"Sambil mengumbar senyum dan membulatkan jarinya.
"Oke Om,,,"Jawabnya senang kembali.
Dalam batin seorang Joana pun terheran-heran oleh sikap yang diberikan Tuan muda kepada seorang anak koleganya dalam melindungi sepenuh hati untuk masa depannya.
"Hebat juga Tuan muda dalam membuat sebuah kuasa tiada tara untuk seorang Thy Than,anak koleganya.Sampai dia berani melawan keluarga dari Pak Arman,apa itu sangat membuatnya menjadi hebat dalam masalah ini."
Tatapan kembali diujung kaca depan spion,jelas Rey melihat ada sebuah senyuman merekah yang ditampilkan oleh Joana sehingga pertanyaan indah ini adalah patut dipertanyakan.
"Kamu kenapa Joana?sepertinya kamu memendam sebuah kebahagiaan ya!"Seakan mengawasi setiap gerak-geriknya penuh tanya.
Seketika ia sadar dan tersorot langsung kearah kaca spion depan dengan menatap aneh pula,seakan ekspresinya pun terbaca dengan mudah hingga pertanyaan itu membuatnya semakin bingung saja.
"Haaaah,kenapa Tuan muda?"
Kayaknya akan ada drama lagi yang tengah dibuat oleh Kak Joana terhadap Om Rey.Aku tak menyangka bisa seperti itu ketika mereka berada dalam sudut yang berbeda.
"Sepertinya kak Joana tengah menatap dengan senyum seseorang ya?kepada siapa kak!"Serang Thy Than menambahkan ceritanya dalam situasi seperti ini.
Sembari kebingungan menggelengkan kepala,ada perasaan yang begitu membuatnya sangat tak menentu saat itu juga.Rasanya aku benar-benar disudutkan oleh sikap mereka lagi sampai aku harus mencoba membuang muka keluar menatap keindahan jalanan terlihat lebih menggoda.
Lagian Thy Than juga bisa menggoda Joana dengan melontarkan kalimat yang benar-benar merusak suasana.Tapi itu sungguh membuat Rey begitu tersipu oleh sebuah jawaban tanpa makna dan mencoba menjawab apa yang ada dalam suara Thy Than saat ini.
"Santai aja,mungkin dia teringat pada seseorang.Tapi aku sama sekali tidak boleh tahu Than!"Jawabnya menimpali penuh tawa.
"Memang ya,serius sekali sampai aku aja ga bisa mengatakan hal tersebut saat ini.Sayang juga kalau berada disamping Om Rey saat ini.Kan harusnya aku malahan duduk dibelakang menenangkan diri."Ujarnya dengan wajah sumringah melihat tatapan Joana perlahan datang tanpa disadari.
"Ga masalah Thy Than,yang penting kamu sekarang aman bersama kita kan Tuan muda.Benar begitu!"Lanjutnya mencoba menjawabnya supaya tak ada lagi jarak yang mengganggu keduanya.
"Yaa,itu pilihan yang baik.Tapi sekarang kita balik kerumah sakit atau pulang sebentar?"Kembali mencari respon terbaik dari keduanya.
"Rasanya lebih baik kita kembali aja,nanti biar saya aja yang jaga dirumah sakit.Trus Tuan muda dan Thy Than istirahat,besok adalah hari sibuk buat kalian berdua kan!"Mencoba mengingatkannya.
Menghela nafas panjang,lalu saat melihat suasana sore menjelang senja dalam perlahan kegelapan.Itu membuat Ide yang ditawarkan oleh Joana ada baiknya juga.Tetapi sesaat melewati sebuah restoran siap saji,menggoda juga untuk Rey berniat untuk memesan makanan untuk mereka berdua.
"Ide bagus,makasih ya Joana."Sambil melihat kembali reaksi wajahnya.
Ada sebuah balasan yaitu senyum malu-malu tengah menyerang keduanya dalam artian berbeda.
"Tapi kayaknya kita harus memesan makanan,apa kalian lapar?mau burger atau apalah yang buat kalian tidak kosong karena perut ikutan kosong juga kan?"Kembali menawarkan sebuah ide makanan yang lebih bagus.
"Boleh juga Om,aku udah laper dari tadi kok hehehee!"Jawab Thy Than tak sengaja menyentuh pungung tangan Rey yang tengah mengganti gigi mesin.
Antara sadar atau engga,itu adalah pertanda yang baik bila dilalui penuh candaan.Tetapi juga masih belum sejauh itu hubungan dekat ini terjadi diantara keduanya.
"Kamu mau kan,jo?"Menawarkan kepada Joana tengah bingung menjawabnya saat melihat sentuhan tangan itu adalah sikap santai Thy Than dan Rey.
Ia tersungging dan hanya bisa mengangguk menjawabnya.Pun tak lama mereka mendekati sebuah Ruang pesan take away untuk memesan makanan diloket pemesanan.Beberapa menu telah siap untuk diambil dan dibawa kembali dengan wajah sumringah oleh Joana.Kalimat indah pun tertuang jelas disetiap makna bibirnya.
"Saatnya menikmati yang indah-indah karena kita harus kuat kan!"Sambil tersenyum mengangkat keningnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments