Sarapan Bersama

Tak lama kemudian, Alisa keluar dengan bathrobe tadi, membuat Jimmy yang juga baru saja masuk ke dalam dan menutup pintu yang menguntungkan kamar dengan balkon.

Dia mengernyit saat melihat gadis yang kini menjadi istrinya itu masih memakai bathrobe yang sama seperti tadi, lalu selama beberapa menit di kamar mandi dia ngapain? 

"Apa Lo liat-liat?" Sewot Alisa, sedangkan Jimmy menatap gadis itu dengan tatapan datar seperti biasanya.

"Gak punya baju ya, Lo?" 

"Kata Mami dia udah nyiapin baju disini, dimana ya?"

"Di ruang ganti kali." Jawab Jimmy acuh, dia berjalan dan berbaring di kasurnya. 

"Ruang ganti nya dimana? Gue kagak tahu." 

"Lo liat ada pintu disitu, kenapa gak cek sendiri." Pria itu menyahut dengan ketus.

Alisa menatap sinis pria itu, dia pun pergi ke ruangan itu dengan kaki yang di hentak-hentakan. 

Tak lama kemudian, Alisa sudah keluar dengan piyama satin berwarna biru yang membalut tubuhnya, dia terlihat mengeringkan rambut nya dengan handuk kecil milik Jimmy.

"Handuk gue tuh."

"Tau, gue minjem." Jawab Alisa.

"Minjem tapi gak bilang dulu." Alisa hanya memutar matanya jengah, berdebat dengan Jimmy seringkali membuatnya darah tinggi. 

"Ngantuk gue Jim, gue tidur dimana?"

"Tuh di sofa, atau dimana aja terserah Lo tapi jangan di kasur gue!" Jawab Jimmy.

"Tega bener Lo nyuruh cewek tidur di sofa, ngalah dong." 

"Idih, gak sudi. Kamar ini punya gue, kasur nya juga, kalo Lo gak suka pulang aja Sono." Ucap Jimmy mengusir Alisa.

"Oke, gue balik aja." 

Alisa berbalik hendak keluar dari kamar Jimmy, namun pintu lebih dulu terbuka menampakan Larissa.

"Jimmy, ajak istrimu tidur disini." 

"Haisshh, kang nguping." Ketus Jimmy, dia mengambil selimut dan satu bantal, lalu membawa nya ke sofa dan tidur disana.

"Kenapa kalian gak tidur satu ranjang aja?"

"Dih, ogah!" Kompak Alisa dan Jimmy, membuat Larissa paham bahwa hubungan ini masih tabu bagi keduanya.

"Yaudah terserah kalian aja, tidur yang nyenyak. Selamat malam," Larissa menutup pintu, setelah memastikan pintu tertutup, Alisa langsung melompat ke atas kasur dan meloncat-loncat disana. 

"Empuk bener, sampe bisa di jadiin trampolin." 

Jimmy hanya memutar mata nya melihat tingkah Alisa, seperti nya mulai hari ini gadis itu takkan membiarkan nya hidup tenang. 

"Jangan berisik, gua ngantuk." 

"Itu sih derita Lo, biarin gue seneng bentar aja." Jawab Alisa tanpa merasa bersalah. Dia masih melompat-lompat di atas kasur milik Jimmy, hingga dia merasa lelah sendiri dan akhirnya dia pun tertidur dengan nyenyak. 

Jimmy yang merasakan keheningan menolehkan kepala nya, dia melihat gadis itu sudah tertidur meringkuk. 

"Kelakuan nya bikin gue kesel njir." Gumam nya, lalu dia pun tertidur karena malam sudah cukup larut dan sudah waktunya beristirahat. 

Ini malam pertama bagi keduanya, tapi tak ada hal istimewa, tak ada suara-suara erotis atau keringat yang membuat hawa panas, hanya ada perdebatan seperti biasa, bahkan mereka tidur terpisah meski masih dalam satu ruangan.

Pagi harinya, Alisa sudah terbangun dan langsung membereskan tempat tidur dengan rapi, dia keluar dari kamar dan menuruni tangga, suasana nampak begitu ramai oleh maid yang berlalu lalang memulai pekerjaan masing-masing. 

"Sudah bangun, sayang?" Tanya Larissa. 

"Uda Ma." Jawab Alisa sedikit canggung, pertama kali bertemu dengan Larissa adalah saat makan malam, dan secepat itu kini dia menjadi mertua nya. Jadi dia belum tau apapun tentang mertua nya.

"Jimmy nya mana?"

"Masih tidur, Ma." Jawab Alisa lirih. 

"Ohh, baiklah. Anak itu memang sulit di bangunkan, bagaimana kalau kamu bantu Mama masak?" 

"Okey Ma." Jawab Alisa antusias, memasak adalah kegiatan favorit nya. Dia bisa seharian berada di dapur hanya untuk mempelajari resep baru yang dia dapat.

Meski keluarga nya mampu menyewa ART dan seharusnya dia tak perlu repot-repot memasak, tapi dia menyukai hal itu, seperti memasak atau bersih-bersih dia bisa melakukan nya sendiri. Dan mungkin itu akan membantu nya hidup di keluarga yang baru, seperti saat ini. 

Kedua wanita berbeda generasi itu pun memulai acara memasaknya, dengan di selingi obrolan-obrolan ringan yang membuat keduanya semakin akrab.

Sedangkan di kamarnya, Jimmy baru saja terbangun dari tidur nyenyak nya, dia melirik ke arah ranjang yang sudah kosong dan rapih. 

"Kemana dia pagi-pagi begini sudah tak ada di kamar, apa kabur ya? Bagus deh." Gumam Jimmy, dia mengucek mata nya dan berjalan pelan ke kamar mandi. 

Tak lama, Alisa masuk dengan membawa secangkir teh hangat di nampan, tentu saja ini bukan keinginan nya tapi suruhan Larissa. 

"Dia gak ada, kemana ya?" Gumamnya lirih, namun beberapa detik kemudian dia mendengar suara gemericik air di kamar mandi, dapat di pastikan bahwa pria itu berada di kamar mandi. 

Alisa memilih meletakan teh hangat itu di meja dekat sofa dan keluar kembali dengan terburu-buru. 

Setelah menyelesaikan acara mandi nya, Jimmy mengernyit saat melihat secangkir teh yang masih mengepulkan asap, padahal perasaan nya tadi tak ada apapun di meja itu. 

"Siapa yang naro ya? Ahh bodo amat." Ucap Jimmy, lalu menyeruput pelan teh itu. 

Dia mengecapkan lidahnya, rasa teh nya berbeda, terasa lebih enak dan dia tahu ini bukan buatan Mama nya, lalu siapa? Alisa? Tak mungkin rasanya jika gadis bawel itu bisa membuat teh seenak ini.

Untuk memastikan nya sendiri, Jimmy akan mengecek nya sendiri, dia turun dari kamar nya dengan pakaian santai, celana selutut dan kaos oblong, rambut basahnya membuat pemuda itu nampak semakin tampan, hingga membuat Alisa menganga dibuatnya. 

"Morning Ma." Sapa nya, lalu mengecup singkat pipi mama nya.

"Morning kembali, kamu tak menyapa istrimu?"

"Males." Jawabnya singkat, membuat Alisa menghela nafas. 

Gadis itu memilih duduk dengan Larissa, dia menyendok nasi untuknya sendiri membuat mertua nya mencolek pelan pinggang nya.

"Kenapa Ma?" Bisik Alisa.

"Ambilin juga buat Jimmy, sayang." 

Alisa mendengus, tapi dia tak mau jadi menantu pembangkang, jadi dia memilih menurut. Mengambil piring dan menyendok nasi. 

"Segini cukup?" Tanya nya, dia mana tahu porsi makan Jimmy, dia belum pernah melihat pria itu makan, bahkan konyol nya Alisa pernah mengira bahwa Jimmy itu robot. 

Karena dia bicara tak pernah lebih dari dua kata, juga wajah nya yang datar menguatkan prasangka Alisa.

"Hmm." Jimmy hanya berdehem sebagai jawaban, membuat gadis itu menggerutu dalam hati. 

"Mau makan sama apa?"

"Apa aja." Tuhkan, jawaban nya singkat padat dan jelas. 

Tanpa ragu, Alisa mengambil semua lauk dan menyimpan nya di piring Jimmy, tak lupa dia juga menambahkan sambel yang banyak.

"Silahkan di makan." 

'Buset, ini mah porsi kuli bangunan.' Batin Jimmy, dia yang biasa nya makan sedikit di sajikan dengan satu piring penuh makanan. Dia bingung sendiri, bagaimana menghabiskan nya?

Acara sarapan bersama pun di mulai, Alisa nampak makan dengan tenang, sesekali dia akan bertanya apa makanan nya enak. 

"Enak, kamu yang masak?" Tanya Raksa.

"Alisa cuma bantuin Mama aja kok, Pa." 

"Ckk, haus pujian!" Sindir Jimmy berdecak sebal. 

"Jangan mancing-mancing, kalau gak mau gua banting." Jawab Alisa membuat kedua orang tua Jimmy saling melempar tatapan heran. 

"Fakta." 

'Sabar Lis, sabar. Pria di depan Lo ini suami Lo, jangan sampai Lo emosi terus banting dia beneran, bisa-bisa jadi janda nanti.' Batin Alisa. 

Setelah berhasil menguasai dirinya sendiri, dia pun kembali makan dengan lahap. Tujuan nya saat ini hanya ingin segera menyelesaikan makan nya agar bisa pergi dan tak melihat wajah menyebalkan suaminya.

......

🌻🌻🌻🌻

Episodes
1 Perjodohan?
2 Jimmy Marchy Leonard
3 Datar Seperti Tembok!
4 Pernikahan Rahasia
5 Sarapan Bersama
6 Robot Ganteng
7 Mulai Perhatian
8 Kejadian Tak Terduga
9 Mulai Posesif
10 Izin Lewat Ponsel
11 Berangkat Bersama
12 Di Hukum
13 Ciuman Pertama
14 Perdebatan Antar Sepupu
15 Belajarlah Menerima!
16 Ciuman Selamat Malam
17 Pelukan Hangat
18 Lipbalm
19 Gudang Belakang Sekolah
20 Perasaan Denis
21 Kang Jajan VS Kang Nyosor
22 Belajar Dari Ahlinya
23 Semakin Membaik
24 Perdebatan Antar Sepupu #2
25 Takut Petir
26 Pingsan
27 Kecurigaan Denis
28 Nafkah Batin?
29 Kekacauan
30 Guling Bernyawa
31 Morning Kiss
32 Polos atau Mau Gue Polosin?
33 Jimmy vs Obat
34 Ancaman Mematikan
35 Bekal
36 Gudang Belakang Sekolah #2
37 Ketahuan
38 Perhatian Jimmy
39 Penolakan Alisa
40 Cinta Tapi Gengsi
41 Pertandingan Basket
42 Sebuah Hukuman
43 Jepit Rambut Untuk Alisa
44 Denis Pindah?
45 Pak Suami?
46 Cinta Eva Untuk Harry
47 Alisa Sakit?
48 Masakan Untuk Alisa
49 Hak Suami ++
50 Unboxing
51 Bersayap Tapi Tak Bisa Terbang
52 Pria Misterius
53 Vitamin
54 Cara Ampuh Membuat Jimmy Diam
55 Alisa Merajuk
56 Alisa Merajuk #2
57 Jimmy Mode Manja
58 Penyerangan
59 Kemampuan Jimmy
60 Penghianat?
61 Satu Untuk Berdua
62 Penyerangan #2
63 Demam
64 Shock Berat
65 Titik Terang
66 Penghianat #2
67 Pasutri Bucin
68 Denis dan Ayuna?
69 Berbatang vs Berlubang
70 Confess?
71 Jatah Suami
72 Drama Belanja Bulanan
73 Kelemahan Jimmy
74 Sebuah Firasat
75 Kecolongan
76 Tujuan Denis!
77 Aku Mau Jimmy!
78 Jian vs Aldi
79 Alisa dan Ayuna
80 Demam Rindu
81 Pertemuan
82 Jadian
83 Kebahagiaan yang Kembali
84 Anggota Baru
85 Pasangan Aneh
86 Keras Kepala
87 Kedatangan Denis
88 Usaha
89 Alisa Cemburu
90 Hamil?
91 Tingkah Jimmy
92 Jimmy sakit?
93 Jimmy Sakit #2
94 Kehamilan Simpatik
95 Denis Kalah
96 Zona Bucin
97 Di Jaga Ketat
98 Farhan dan Eva
99 Berani Mengakui Kesalahan
100 Keputusan
101 Kedatangan Dion dan Karin
102 Sahabat Jadi Saudara
103 First Night
104 Moment Menegangkan
105 Secret Wedding - Ending
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Perjodohan?
2
Jimmy Marchy Leonard
3
Datar Seperti Tembok!
4
Pernikahan Rahasia
5
Sarapan Bersama
6
Robot Ganteng
7
Mulai Perhatian
8
Kejadian Tak Terduga
9
Mulai Posesif
10
Izin Lewat Ponsel
11
Berangkat Bersama
12
Di Hukum
13
Ciuman Pertama
14
Perdebatan Antar Sepupu
15
Belajarlah Menerima!
16
Ciuman Selamat Malam
17
Pelukan Hangat
18
Lipbalm
19
Gudang Belakang Sekolah
20
Perasaan Denis
21
Kang Jajan VS Kang Nyosor
22
Belajar Dari Ahlinya
23
Semakin Membaik
24
Perdebatan Antar Sepupu #2
25
Takut Petir
26
Pingsan
27
Kecurigaan Denis
28
Nafkah Batin?
29
Kekacauan
30
Guling Bernyawa
31
Morning Kiss
32
Polos atau Mau Gue Polosin?
33
Jimmy vs Obat
34
Ancaman Mematikan
35
Bekal
36
Gudang Belakang Sekolah #2
37
Ketahuan
38
Perhatian Jimmy
39
Penolakan Alisa
40
Cinta Tapi Gengsi
41
Pertandingan Basket
42
Sebuah Hukuman
43
Jepit Rambut Untuk Alisa
44
Denis Pindah?
45
Pak Suami?
46
Cinta Eva Untuk Harry
47
Alisa Sakit?
48
Masakan Untuk Alisa
49
Hak Suami ++
50
Unboxing
51
Bersayap Tapi Tak Bisa Terbang
52
Pria Misterius
53
Vitamin
54
Cara Ampuh Membuat Jimmy Diam
55
Alisa Merajuk
56
Alisa Merajuk #2
57
Jimmy Mode Manja
58
Penyerangan
59
Kemampuan Jimmy
60
Penghianat?
61
Satu Untuk Berdua
62
Penyerangan #2
63
Demam
64
Shock Berat
65
Titik Terang
66
Penghianat #2
67
Pasutri Bucin
68
Denis dan Ayuna?
69
Berbatang vs Berlubang
70
Confess?
71
Jatah Suami
72
Drama Belanja Bulanan
73
Kelemahan Jimmy
74
Sebuah Firasat
75
Kecolongan
76
Tujuan Denis!
77
Aku Mau Jimmy!
78
Jian vs Aldi
79
Alisa dan Ayuna
80
Demam Rindu
81
Pertemuan
82
Jadian
83
Kebahagiaan yang Kembali
84
Anggota Baru
85
Pasangan Aneh
86
Keras Kepala
87
Kedatangan Denis
88
Usaha
89
Alisa Cemburu
90
Hamil?
91
Tingkah Jimmy
92
Jimmy sakit?
93
Jimmy Sakit #2
94
Kehamilan Simpatik
95
Denis Kalah
96
Zona Bucin
97
Di Jaga Ketat
98
Farhan dan Eva
99
Berani Mengakui Kesalahan
100
Keputusan
101
Kedatangan Dion dan Karin
102
Sahabat Jadi Saudara
103
First Night
104
Moment Menegangkan
105
Secret Wedding - Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!