Kamu di pecat.” Seorang wanita paruh baya mengatakan itu dengan keras di depan Aeris yang sejak tadi menangis.
“Tapi bu..” Tiffany mencoba membela Aeris.
“Tiffany,, saya tidak mau dengar alasan lagi.” Bu Meri memang tegas. Dia mendapatkan laporan dari Sandra jika ada yang mengacaukan pernikahannya dan Bu Meri segera mengadakan rapat di ballroom hotel yang kosong.
Setelah mengumpulkan bukti, Bu Meri tau bahwa Aeris orang terakhir yang kemarin berada di gedung. Dia juga mendapat laporan bahwa Aeris sempat ke ruang sound untuk mengecek.
“Gaji kamu akan saya transfer besok.” Ucapnya lagi.
Dia harus mengambil tindakan ini karena dia tidak ingin EO miliknya memiliki reputasi buruk.
Beberapa orang di sebelah Aeris berbisik-bisik. Kenapa Aeris sampai tega melakukan ini di pernikahan orang.
Aeris tidak bisa berkata apa-apa lagi. Dia berlari keluar ruangan dengan perasaan kacau.
Di depan ruangan dia melihat Reno berdiri diam dengan wajah melamun. Tapi dia tidak mempedulikan orang itu. Dia hanya ingin segera sampai rumah dan melampiaskan tangisannya.
Dengan segera Aeris berjalan keluar hotel. Di cegatnya taksi yang baru saja mengantarkan penumpang.
Aeris masuk tanpa mengatakan apapun. Dia hanya duduk sambil memegangi kepalanya pusing.
“Mau ke mana neng?” Sopir itu menoleh kepada Aeris yang tak kunjung bicara.
“Jalan Jendral Sudirman pak.” Jawab Aeris dengan suara kurang jelas.
Taksi segera melaju.
Aeris membuka ponselnya. Dia menelepon dengan kontak inisial B.
“Kamu di mana?” Tanya Aeris setelah telepon terjawab.
“Masi kerja.. Kenapa? Kamu nangis?”
“Aku di pecat.”
“Astaga.. ya udah nanti habis ini aku ke rumah kamu ya.. kamu tenangin diri kamu dulu.”
“Ya udah, kamu hati-hati jangan sampai ketahuan orang-orang.”
Aeris kembali ke pikirannya. Ada banyak sekali pertanyaan yang terlintas dalam benaknya saat ini. Sungguh sangat sial kenapa kemarin dia harus bertemu dengan Reno. Ya, orang-orang mengira Aeris menyukai Reno, makanya dia bongkar perselingkuhan Sandra pada hari pernikahan pria itu.
Karena melamun, Aeris sampai tidak sadar kalau ponselnya berdering lagi.
“Bu, ini ke mana ya?” Pak sopir yang dari tadi diam, memberanikan diri untuk memanggil Aeris daripada dia nyasar dan harus putar arah.
“Depan lagi pak, sampai yang ada gerobak kuning, berhenti di situ aja.”
“Baik bu. Itu hape ibu bunyi.” Ucapnya lagi.
Ponsel Aeris menunjukan panggilan dari nomer asing. Dia tidak ingin menerima telepon sekarang.Aeris sengaja menekan tombol off.
Bersamaan itu juga, taksi berhenti. Aeris segera turun dan berjalan masuk ke dalam gang sekitar 100 meter. Rumah Aeris dari depan tampak kecil dan sederhana. Dia tidak punya halaman, hanya ada teras dengan satu meja dan dua kursi kayu untuk menerima tamu. Sulit untuk mendapatkan rumah di kota besar seperti ini. Tapi ini lebih baik daripada dia tidak punya rumah dan harus tinggal di jalan.
Mama Aeris kebingungan melihat anaknya tiba-tiba pulang sambil menangis.
“Kamu kenapa Ris?”
Aeris tidak menjawab mamanya dan langsung masuk ke kamar. ‘Kamu kenapa?’ Itu adalah pertanyaan yang tidak ingin dia dengar saat ini. Pertanyaan itu justru membuat dia makin sedih dan ingin menangis terus.
Tapi, memang ibu-ibu tidak peka, dia menerobos masuk kamar Aeris, dan duduk di pinggir ranjangnya.
“Ada masalah di kantor?” Tanya mama lembut.
Aeris membuka wajahnya yang ditutupi bantal. Saat ini wajahnya sudah basah semua beserta cairan hidung yang juga ikut keluar. “Aeris di pecat ma.” Ucapnya susah payah.
“Lho, kenapa?” Si mama tidak akan menyerah sebelum mendapatkan jawaban yang jelas.
“Ada orang yang nuduh Aeris sebarin video.”
“VIdeo apa?”
“Udah lah ma,, nanti aja ya ceritanya panjang.” Aeris mulai kesal di interogasi oleh mamanya.
Mama yang belum puas dan ingin mendengarkan penjelasan anaknya yang sama sekali tidak jelas, akhirnya memutuskan untuk keluar. Dia tau Aeris memang seperti anak kecil. Nanti kalau sudah capek juga berhenti sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Ufika
Siapa sih B bikin penasaran Aj🤭
2022-10-07
1