Kami datang dari Jakarta, untuk menghadiri acara keluarga, lalu kami diundang untuk mengikuti acara amal ini oleh salah satu kolega ayah."
ujar Imah meneruskan percakapan mereka, dan Zack hanya mengangguk.
" Apakah kau tinggal di Jakarta? " tanya Zack, menatapnya dengan lembut.
Ada sesuatu dalam diri Imah yang membuat Zack terpesona.
Ia tak tahu, apa cara bicaranya atau cara memandangnya.
Gadis itu kelihatan tenang, cerdas, dan tertarik pada apapun yang dikatakannya.
Zack tidak begitu nyaman bila orang begitu memperhatikannya.
Dan diluar kecerdasan dan sikap anggunnya Imah kelihatan istimewa.
Zack suka sekali memandang nya.
" Ya. Apakah kau berasal dari Bandung? " tanya Imah.
Imah tidak meneruskan makannya, ia merasa tidak lapar.
Dan malam itu terlalu mendebarkan untuk diganggu oleh acara makan, ia lebih suka bercakap-cakap dengan Zack.
" Sebenarnya tidak, aku berasal dari Surabaya. Aku tinggal disini selama setahun terakhir.
Tapi aku sudah pernah tinggal dimana-mana, Jakarta, Palembang, Riau maupun Sulawesi, bahkan di luar negeri. Awal tahun depan aku akan ke Turki.
Aku pergi kemana ada lapangan terbang. "
Zack mengharapkan agar Imah dapat memahaminya, dan Imah semakin tertarik dengan cerita Zack.
" Apa pekerjaan mu sebenarnya? Apa kau bisa menerbangkan pesawat? " tanya Imah.
Zack kelihatan senang dengan pertanyaan Imah.
" Kupikir bisa dikatakan seperti itu. Apakah kau sering bepergian dengan menggunakan pesawat, Imah? "
Itulah kali pertama Zack menyebut nama Imah, dan Imah menyukai itu.
Zack membuatnya kedengaran sangat pribadi, ia merasa senang karena Zack mengingat namanya.
Zack terlihat seperti pria yang suka melupakan sesuatu dan hal-hal lain yang tidak menarik perhatiannya.
Zack telah terpukau oleh pesona Imah, hingga ia memperhatikan segala sesuatu yang ada pada diri Imah.
" Kami terbang ke Singapura tahun lalu. Biasanya, kami bepergian naik kendaraan pribadi atau sesekali naik kereta api, sekedar menikmati perjalanan. "
" Kedengarannya kau sudah sering berpergian. Kalau ke luar negeri, kau sudah pergi kemana saja? "
" Aku pergi bersama kedua orang tua dan saudara-saudara ku, kami hanya sekedar berlibur ke Singapura. "
Imah dan saudara-saudaranya dididik dengan baik oleh kedua orang tuanya.
Mereka diharapkan bisa menggantikan posisi orang tuanya saat telah dewasa.
Ayah Imah membayangkan bila Imah akan menikah dengan seorang pria yang mencintai dan menyayangi nya setulus hati, yang bisa menggantikan perannya untuk menjaga dan melindungi Imah.
" Apakah kau seorang pilot? " tanya Imah.
" Iya, aku memang seorang pilot." jawab Zack.
" Untuk maskapai penerbangan? "
Imah menganggap bahwa Zack sangat misterius dan menarik.
Ia melihat Zack meluruskan kakinya, dan bersandar di kursi.
Zack berbeda dengan beberapa orang pria yang dijumpainya, dan Imah ingin tahu lebih banyak tentang Zack.
Meskipun Zack pemalu, Imah bisa merasakan jika Zack memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi.
Imah membayangkan saat Zack menerbangkan pesawat, bagi Imah bayangan itu terlihat sangat romantis.
" Apakah kau sering ke luar negeri dan menetap disana? "
" Tidak, hanya sesekali aku keluar negeri dan menetap untuk sementara waktu, saat aku harus beristirahat setelah turun dari pesawat.
Ada mess khusus tempat para awak pesawat disana. "
" Dimana kedua orang tua dan saudara-saudara mu? "
" Mereka ada di Surabaya, orang tua dan saudara-saudara ku tinggal dan menetap disana. "
" Apa kau mengenal Denis? Ia juga seorang pilot di suatu maskapai penerbangan. Aku mengenalnya saat aku bersama keluarga ku terbang ke Bali."
Zack tidak bilang bahwa ia mengenal Denis dan saat ini tengah mengenakan setelan jas Denis, dan datang ke acara itu bersama Denis.
Sejak memasuki ruangan itu, Zack telah kehilangan Denis dalam kerumunan orang-orang.
Zack yakin jika Denis menyembunyikan dirinya di suatu tempat.
Denis tidak menyukai acara yang dipenuhi oleh kerumunan orang, tapi i sudah berjanji pada Ana, istrinya bahwa ia akan menghadiri acara ini.
Ana tidak bisa ikut karena bayinya tengah sakit, dan meminta Zack untuk menemani Denis.
" Kami sudah pernah bertemu, bahkan pernah bekerja di satu maskapai yang sama. "
Sebenarnya, Zack sedang cuti dari pekerjaannya, dan Denis mengajak nya untuk bermain ke rumah nya.
Denis menjadi pembimbing dan sahabat bagi Zack.
Mereka bertemu saat sama-sama bekerja di satu maskapai.
" Dia pria yang sangat menarik.. Yang aku dengar, istrinya juga sangat ramah.
Bayinya sakit apa? "
" Dia punya beberapa orang anak, anaknya yang bayi sedang terserang demam. "
" Aku pernah mendengar tentang anaknya yang diculik dan di habisi oleh pengasuhnya. "
Imah tidak bisa membayangkan kesedihan yang menimpa keluarga mereka.
Imah ingat ketika ibunya menangis saat mendengar dan menjelaskan berita itu padanya.
Bagi Imah terdengar sangat mengerikan.
Ia iba dan sedih membayangkan kedua orang tua yang kehilangan anaknya, juga keluarga besarnya yang pasti juga merasa sangat kehilangan.
" Keluarga mereka sangat sabar dan tabah, menganggap semua sebagai ujian.
Orang-orang yang terlibat dalam penculikan itupun sudah mendapatkan hukuman yang setimpal. "
" Apakah kedua orang tua mu tidak mencari mu? Sejak tadi kita berada disini dan mengobrol. Apakah orang tua mu tidak mengkhawatirkan dirimu? "
" Kedua orang tuaku tahu, tadi aku berkumpul bersama sahabat dan teman-teman ku dan orang tua ku yakin bahwa aku bisa menjaga diri. "
" Sepertinya orang tuamu sangat mempercayai mu dan memberikan kebebasan pada mu. "
" Selama aku berada disini dan bisa menjaga diri, orang tua ku tidak perlu merasa khawatir. "
Berapa lama kau akan tinggal disini?
Bolehkah jika aku sesekali datang berkunjung ke rumah mu? "
" Aku hanya beberapa hari disini, hingga acara keluarga selesai.
Jika nanti kau sedang ke Jakarta mampir lah kerumah, aku akan dengan senang hati menerima kehadiran mu. "
" Apakah orang tua mu memperbolehkan jika aku berkunjung kerumah mu? "
" Kedua orang tua ku tak pernah mempermasalahkan jika aku berteman dengan seseorang, yang penting aku menjaga diri dan menjaga kepercayaan yang mereka berikan. "
" Ya, ku fikir begitu, Imah..selama kita bisa menjaga diri dan menjaga kepercayaan orang tua, mereka akan tenang saat kita memutuskan untuk berteman dengan siapapun, selama orang yang dekat dengan kita baik tingkah lakunya. "
Imah menyukai saat Zack memandangnya menyebut namanya.
Banyak hal yang disukai Imah dalam diri Zack
" Kau mau kita ke ruang dansa dan kita berdansa disana? "
Imah merasa menemukan seorang teman, tapi Zack terlihat canggung saat mendengar usul nya.
Zack menunduk sejenak, sebelum melirik Imah.
Ia tak suka dengan keadaan itu.
" Aku tak bisa berdansa. " kata Zack sedikit malu.
Ia merasa lega saat Imah tidak mentertawakan nya, Imah hanya heran.
" Kau tak bisa berdansa? Jika kau mau, aku bisa mengajari mu.
Sangat mudah, kau hanya perlu menggeser-geser kaki mu dan bersikap seolah-olah kau sedang menikmatinya. "
" Rasanya, lebih baik kita disini saja, tidak perlu berdansa. Aku takut jika nanti aku bisa menginjak kaki mu. "
" Mungkin sebaiknya aku membiarkan mu kembali berbincang dengan teman-teman mu. "
Zack sudah lama tidak bercakap-cakap selama itu dengan seseorang, terutama dengan seorang gadis seusia Imah, meski ia belum tahu jika Imah baru berusia 18 tahun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
@🎻ⒻͬⒺͧⒷᷤⒷͧⓎͪ🥑⃟🎻
jodoh ni. pertemuan pertama sudah nyambung
2023-01-23
0
⸙ᵍᵏ•ᴋͫᴇͣɪͬɴͨɴͪᴀͤʀᷞᴀᷞ•Kᵝ⃟ᴸ
padahal baru kenal yh,, udah akrab aja nyambung LG 🥳🥳🥳
2023-01-02
0
☠ᵏᵋᶜᶟ ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔🍾⃝𝚀ͩuᷞεͧεᷠnͣ
wahhh penjelajah memang ya 😊
2022-12-23
0