Ayah Imah, Surya Atmaja pria yang sukses berjuang dalam dunia bisnis hingga mampu menempatkan diri sebagai pengusaha terkenal di tanah air.
Surya Atmaja menikahi Dira, seorang perempuan yang bekerja disebuah perusahaan swasta sebagai tenaga administrasi .
Karena usaha dan jerih payah serta dukungan dan doa sang istri, maka Surya bisa menempatkan diri sebagai penguasa yang patut diperhitungkan.
Jatuh bangun dalam berusaha menggapai semua impian, hinaan dan terkadang cacian menjadikan sebuah cambuk bagi Surya untuk membuktikan bahwa ia mampu bangkit berdiri diatas kakinya sendiri.
Dalam tahun-tahun perjuangan mereka untuk bangkit, mereka dikaruniai dua anak laki-laki , Vernanda dan Andika dan satu anak perempuan, Fatimah Azzahra.
Saat memiliki dua orang anak, Dira memutuskan untuk berhenti bekerja dan lebih memilih fokus pada anak-anak dan mengurus rumah tangga.
Untuk mengisi waktu luangnya, Dira berjualan secara online.
Karena kemampuannya, maka ia bisa mengembangkan usahanya hingga memiliki sebuah butik dan dikelolanya dengan baik hingga bisa berkembang.
Dira pun tak pernah lelah memberikan semangat dan dukungan pada suami tercintanya.
Surya yang bekerja di sebuah perusahaan swasta memilih berhenti dan berusaha membangun usahanya sendiri.
Walau sering gagal dan terkadang ditipu oleh rekannya sendiri, tapi ia tak pernah lelah untuk berusaha.
Bermodal kepercayaan yang diberikan oleh rekannya, ia berusaha bangkit memulai usahanya kembali, hingga akhirnya ia pun bisa membuktikan bahwa ia mampu untuk menjaga kepercayaan dan kesempatan yang diberikan.
****
" Imah.. Bagaimana jika malam ini kau menginap dirumah ku, kita bisa bertukar cerita tentang kegiatan kita selama kita berpisah! " pinta Sahabatnya, Aulia pada Imah.
" Maaf Lia, aku tidak bisa, karena besok akan ada acara keluarga, sehingga kami harus berkumpul dirumah saudara ayah.
Mungkin lain waktu, kita bisa bertemu dan mengisi waktu kebersamaan kita dengan saling bertukar cerita. " jawab Imah yang merasa menyesal karena tidak bisa memenuhi keinginan sahabatnya.
Imah sendiri bukan tak mau, tapi ia ada kepentingan lain dengan keluarganya.
" Baiklah, mungkin lain waktu kita bisa bertemu dan berkumpul.
Jika kau sedang ke Bandung, datanglah berkunjung kerumah ku, aku pun jika sedang ke Jakarta, ingin berkunjung kerumah mu." kata Aulia sambil tersenyum.
Ia berusaha mengerti dan memaklumi keadaan Imah.
Dan mereka berjanji untuk saling berkunjung ke rumah masing-masing.
***
Ibu Imah, Dira, seorang yang sangat bahagia.
Ia memiliki segala yang diinginkan dalam hidupnya, seorang suami yang dicintainya, dan anak-anak yang sangat disayanginya.
Imah melengkapi kebahagiaan kedua orang tua dan kakak-kakaknya.
Meski Imah begitu penuh semangat dan berwatak ceria, Dira memastikan Imah memiliki sopan santun yang tak tercela dan memiliki sikap yang anggun.
Saat berjalan diantara para tamu, sikap Imah sangat tenang, ia kelihatan lebih seperti orang dewasa dari pada gadis muda.
Orang akan melihat bahwa Imah sangat bahagia.
Ia bisa berbicara dengan siapapun, pergi kemanapun. Tak ada yang membuatnya takut.
Meski Imah baru berusia 18 tahun, segala yang ada pada dirinya menunjukkan bahwa ia seorang wanita, dan bukan seorang gadis.
" Imah.. Lihatlah, begitu banyak mata yang memandang kagum padamu.
Banyak wanita yang terlihat iri saat memandang mu, dan banyak tatapan lelaki yang terlihat begitu memujamu.
Apakah salah satu dari lelaki itu nanti akan menjadi pasangan mu? "
Ayahnya menggoda Imah saat mereka melewati banyak orang yang menatap kagum pada putrinya.
" Ah.. Ayah! Kita kan kesini untuk ikut acara amal, bukan ajang mencari jodoh.
Lagian, aku juga masih muda ayah, usia ku baru 18 tahun.! " jawab Imah sambil mengerucutkan bibirnya, saat sang ayah menggodanya.
" Iya yah, biarkan Imah melanjutkan kuliahnya dan menggapai cita-citanya.
Ia masih terlalu muda untuk memiliki seorang kekasih! " ucap Ibu pada ayah.
" Iya bu, ayah mengerti! Ayah hanya menggoda anak kita yang sepertinya menjadi pusat perhatian di acara ini. " kata ayah pada ibu sambil tersenyum.
" Ibu ingin Imah menemukan laki-laki yang serasi dan menikah dalam waktu beberapa tahun lagi, hingga ia menyelesaikan pendidikannya dan bekerja sesuai keinginan dan kemampuannya.! "
Ucap ibu lagi.
Ayah dan Imah hanya mendengarkan dan mengaminkan apa yang menjadi doa dan harapan ibu.
Ayah juga ingin Imah menyelesaikan pendidikan dulu.
Meskipun ayah tidak mengharapkan Imah akan bekerja setelah selesai kuliah, menurutnya Imah sedapat mungkin harus mendapat semua manfaat dari kuliah.
Ia yakin, pendidikan itu akan bermanfaat bagi anak gadisnya.
Imah telah terdaftar sebagai mahasiswa di sebuah perguruan tinggi ternama.
Jika telah menyelesaikan kuliahnya, Imah bisa bekerja di perusahaan lain atau perusahaan ayahnya untuk mencari pengalaman.
Imah dan teman-temannya mulai keluar dari ruangan itu, mereka menuju ke ruang dansa.
Imah mengobrol dengan gadis-gadis muda yang dikenalnya, dan diperkenalkan pada pria-pria muda yang ada di sana.
Dengan tenang, Imah mengobrol dengan mereka, baik dengan para gadis maupun dengan para pria yang ada disana.
Kelihatan sejumlah pria selalu menguntit nya.
Mereka menyukai cara bicara Imah yang lemah lembut dan gaya nya sangat sopan.
Saat acara dansa dimulai, mereka bergantian mengajak Imah untuk berdansa.
Ia terlihat tidak pernah mengakhiri acara dansa dengan pria yang sama yang mengawali dansa nya.
Malam yang indah, Imah sangat bersuka ria bersama sahabat dan teman-temannya.
Perhatian yang diberikan kepadanya, tidak membuatnya besar kepala.
Ia menikmati setiap perhatian yang diberikan tapi ia bisa mengendalikan diri.
°°°°°°
Imah sedang berdiri di dekat meja prasmanan, ketika pertama kali melihatnya.
Ia sedang bercakap-cakap dengan seorang teman nya.
Ia sedang mendengarkan apa yang disampaikan temannya itu, mengenai pengalamannya saat pertama masuk kuliah.
Ia mendengarkan cerita temannya itu dengan seksama, ketika menengadah tiba-tiba ia melihat pria itu.
Ia tak tahu kenapa, tapi ada sesuatu yang menarik perhatiannya dan membuatnya terpesona.
Tingginya mencolok, berbahu lebar, rambut hitam rapi dan wajah yang tampan.
Ia kelihatan lebih tua dari pria-pria yang bersamanya.
Imah mengira, pemuda itu berusia akhir dua puluhan.
Ia berhenti mendengarkan cerita temannya, dan lebih fokus memperhatikan pemuda itu.
Ia terpukau saat pemuda itu meletakkan dua potong puding diatas piringnya.
Pemuda itu mengenakan stelan jas dan berdasi seperti pemuda-pemuda lainnya, dan ia kelihatan luar biasa tampan.
Tapi, ada sesuatu yang canggung dari sikap nya.
Sepertinya, ia merasa tidak nyaman berada ditempat ini.
Saat Imah memperhatikannya berjalan disepanjang meja prasmanan, pria itu terlihat canggung dan bergegas pergi dari sana.
Pria itu berdiri tak jauh dari Imah, ia memegang piring yang berisi beberapa macam kudapan, dan ia merasa bahwa Imah tengah memperhatikannya.
Ia menatap Imah dengan intens, mata mereka bertemu pandang.
Pria itu sejenak berhenti bergerak, dan mereka saling memperhatikan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Tari Gan
pandangan pertama awal aku berjumpa...,
2023-01-25
1
𝐅𝐄𝐁𝐁𝐘
cinta di pandang pertama 👀👀👀 sungguh menggoda
2023-01-16
2
@Risa Virgo Always Beautiful
ceritanya ngga pernah membosankan buat di baca
2023-01-16
2