Oleh Sept
Rate 18 +
Bibir Padma bergetar saat memanggil nama suaminya. Hatinya mendadak hancur ketika mendapati pemandangan yang mengusik hati. Bagaimana bisa suaminya menikah lagi? Sedang pria itu masih berstatus suaminya. Ya, meski hanya suami siri.
Padma merasa Guntur sudah menghianati cintanya. Wanita itu sungguh merasa kecewa berat pada pria yang selama ini ia percayai tersebut.
"Tega kamu, Mas!" gumam Padma lirih. Kakinya mulai lemas, langitnya terasa runtuh saat itu juga.
Tidak sanggup melihat suaminya menikah di depan mata, Padma langsung berbalik. Dengan mata yang berkaca-kaca, ia pergi meninggalkan kediaman konglomerat tersebut.
Tidak jauh dari sana, Nyonya Gumilang tersenyum licik penuh kemenangan. Sengaja ia tidak menghalangi Padma masuk ke kediamannya. Dengan sengaja pula ia menyuruh para penjaga untuk membiarkan saja bila Padma datang. Ini sudah masuk dalam rencana Nyonya kaya raya tersebut. Membuat Padma hancur, karena mau ditampar dengan banyak uang pun, Padma tidak mengindahkan peringatan darinya.
***
Setelah ijab kabul selesai, acara dilanjutkan dengan resepsi. Masih di tempat yang sama. Acara sengaja dilakukan di rumah, itu semua atas permintaan Nyonya Gumilang. Ternyata, tujuannya hanya satu. Agar Padma dapat melihat suaminya itu menikah di depan matanya.
Dendam yang membara, membuat Nyonya Gumilang ingin mencabik-cabik hati Padma sampai hancur tak berbentuk. Wanita itu terlalu marah karena pernikahan siri keduanya. Ia benar-benar tidak mau memiliki menantu tidak sederajat. Tidak selevel dengan starta mereka.
Malam harinya, ini adalah malam pengantin bagi Guntur dan istri keduanya. Istri pertama yang sah di mata hukum dan agama. Seorang istri yang mendapat pengakuan dari dunia. Terutama Nyonya Gumilang yang terhormat itu. Dan kini, di dalam sebuah kamar pengantin, sebuah kamar yang ranjangnya dipenuhi akan kelopak bunga mawar di atasannya. Serta banyak hiasan lainnya khas malam pertama. Terlihat, pengantin wanita duduk di depan meja rias yang dihiasi lampu di sekitarnya.
"Mas tidak mandi?" tanya seorang wanita yang sibuk menghapus make up di wajahnya. Riasan yang tebal itu perlahan terkikis oleh kapas basah yang ada di tangannya.
Guntur bergeming, matanya menatap kosong pada langit gelap di atas sana. Ia sama sekali tidak mendengar pertanyaan dari istri barunya.
"Sedang apa kamu, Padma?" gumam Guntur. Bukannya menjawab pertanyaan dari Bella. Hati Guntur justru mengingat istri pertamanya itu, tangannya terlihat mencengkram pegangan besi pada balkon yang dingin di depannya. Ada kemarahan yang terselip pada hati pria tersebut.
"Mas!" panggil Bella.
Guntur pun langsung menoleh, dilihatnya istri keduanya itu sudah berdiri di belakangnya dengan menggunakan baju tidur yang menerawang. Barangkali wanita itu mau menggoda suaminya. Ini kan malam pertama, malam istimewa.
Dengan lembut, Bella meletakkan tangannya di atas dada bidang suami barunya itu. Sudah lama sekali Bella Hadinata tersebut memimpikan moment seperti ini.
Ketika keluarganya dan keluarga Guntur melakukan perjodohan ini, Bela adalah orang yang pertama menerima. Hatinya begitu senang, meski harus menikahi pria satu anak tersebut.
Menurut kabar yang ia dengar, istri pertama Guntur pergi dengan pria lain setelah mengeruk harta keluarga Gumilang. Bella tidak habis pikir, suaminya terjebak oleh wanita mata duitan. Sampai menghasilkan anak segala. Bella merasa kasihan pada suaminya itu. Guntur terlalu dibutakan cinta, pikir Bella Hadinata, wanita keturunan konglomerat yang kaya dan terpandang.
Tidak peduli Guntur bekas orang, paras rupawan dan kharismatik pria itu membuat Bella langsung jatuh hati saat pandangan pertama. Apalagi Guntur adalah seorang CEO, baginya pria itu nyaris sempurna.
"Bel!" Guntur menepis tangan Bella yang sudah mulai turun ke bawah, ia tidak suka tubuhnya dijamah.
Meskipun kini mereka sudah menikah, hati Guntur masih bertaut dengan Padma. Walau hatinya tetap sakit bila ingat melihat Padma masuk hotel dengan pria lain.
Sedangkan Bella, wanita itu tidak mau menyerah. Malam ini ia harus mendapat haknya. Sesuai saran sang mertua, bila hati Guntur masih belum luluh, Bella bisa menggunakan tencana B. Ya, mertua dan menantu itu begitu kompak dalam melakukan apapun demi mendapat keinginan mereka.
"Baiklah, mungkin Mas capek. Bella bikinkan kopi ya?" tawar Bella dengan maksud tersembunyi.
"Hem."
Tanpa rasa curiga, Guntur mengiyakan saja.
Di dalam dapur, Bella clingak-clinguk. Ia menoleh kanan-kiri, melihat apakah ada orang. Ketika dirasa situasi begitu aman, Bella meraih sesuatu dari saku. Dengan hati-hati ia memasukkan sebuah obat di dalam sana. Dengan penuh kehati-hatian, ia mengaduk kopi itu. Berharap obatnya segera larut.
Sesaat kemudian, Bella masuk kamar. Dilihatnya Guntur masih di balkon dengan tatapan kosong.
"Mas, ini kopinya!" Bella datang sambil membawa segelas kopi. Sebuah kopi bukan sembarang kopi. Karena ada sesuatu yang terkandung di dalamnya. Sesuatu yang akan membuat Guntur terbakar malam ini bila ia meminumnya.
"Taruh di sana!" jawab Guntur tanpa menoleh. Ia masih berjibaku dengan asap yang mengepul di sekitarnya. Entah berapa batang yang ia hisap. Benda kecil yang ia apit dengan jarinya itu, nyatanya sangat ampuh menghilangkah setres yang ia rasa.
"Nanti keburu dingin," bujuk Bella. Ia akan memaksa Guntur meminumnya, karena sudah tidak sabar melakukan malam panas mereka.
Karena Bella terus memaksa, akhirnya Guntur pun meraih gelas kopi tersebut. Tanpa curiga pada sang istri, pria itu meminum kopinya. Beberapa menit kemudian, Guntur merasa aneh. Ia merasa gerah, tubuhnya mulai bergejolak.
Semakin lama, tubuhnya merasa panas yang tidak biasa. Apalagi saat melihat Bella yang mulai mendekat. Ada hasrat asing yang mengalir dalam nadinya. Degup jantungnya pun tak teratur. Dari sini, ia merasa ada yang tidak beres pada tubuhnya. Sejak kapan ia sangat bergairah melihat wanita selain Padma?
Hanya wanita itu yang selama ini bisa mengoyahkan hati Guntur. Tapi, mengapa malam ini Bella terlihat sungguh menggoda. Lihat! Tubuhnya begitu sempurna, seperti gitar Spanyol. Seksi, menggoda dan memikat. Hingga tanpa sadar, tangannya merengkuh pinggang yang ramping itu.
Di dalam hati Bella, ia tersenyum puas. Rencananya akan berhasil, sebentar lagi ia akan menguasai hati pria itu seutuhnya. Ia semakin senang saat menyadari, bahwa tangan Guntur sudah mulai liar meraba-raba seluruh tubuhnya.
Bukkk
Guntur langsung melempar tubuh Bella tepat ke tengah ranjang. Membuat ribuan kelopak bunga berserakan di mana-mana. Dengan gerakan cepat ia langsung mengungkung tubuh Bella. Namun, saat ia menatap wajah Bella dalam-dalam, tiba-tiba bayangan wajah Padma muncul begitu saja.
Reflect, Guntur langsung menarik diri. Pria itu mundur sambil mengusap wajahnya dengan kasar.
"Mas!" panggil Bella dengan tatapan aneh. Mengapa aksi suaminya putus di jalan? Padahal wajahnya sudah panas dingin menantikan buaian dari sang suami. Ia jadi bertanya-tanya, apa dosis obat yang ia berikan masih kurang?
"Mas ... Mas mau ke mana?" teriak Bella saat mendapati suaminya malah meraih jaket dan membawa kunci mobil. Wanita itu nampak prustasi.
Tanpa menoleh, Guntur meninggalkan istrinya di malam pertama mereka. Sedangkan Bella, ia *******-***** kain seprai dan menendang semua bantal. Ia merasa rencananya sudah gagal total.
***
Di dalam mobil, Guntur mengemudi dengan kecepatan penuh. Hingga tidak butuh waktu lama ia tiba di tempat tinggal Padma.
Tok tok tok
Guntur mengedor pintu rumah Padma. Tidak peduli sudah larut malam, pokoknya ia ingin bertemu dengan wanita yang masih berstatus istrinya tersebut.
Di dalam rumah, Ibu Padma yang masih terjaga membuka pintu rumahnya. Ia juga pemasaran, siapa tamu yang datang malam-malam begini.
"Tuan muda?" Ibu Padma menatap heran, saat pintu mulai terbuka. Karena belakangan ini, mantan anak majikannya itu sudah jarang mengunjungi rumah mereka.
Meskipun sudah menjadi anak menantu, lidah Ibu Padma sudah kapalan memanggil Guntur dengan sebutan Tuan muda.
"Di mana Padma, Bu?"
"Ada ... ada ... Padma ada ... di dalam kamarnya." Ibu sedikit terbata saat bicara dengan Guntur. Selama ini, ia juga kurang setuju pernikahan keduanya. Ibu Padma trauma dengan perlakuan Nyonya Gumilang pada keluarganya. Ibu Padma juga takut dipenjara lagi. Jadi, ia selalu was-was bila Guntur datang ke sana. Takut ketahuan Nyonya besar, maka mereka semua akan habis nantinya.
Ketika ibu Padma merasa ketakutan sendiri, Guntur malah menerobos masuk ke dalam kamar. Dilihatnya Padma sedang tidur sambil memeluk guling.
Srakkk
Dengan kasar, Guntur menarik kain selimut yang menutupi tubuh istrinya. Terkejut dengan gerakan kasar itu, Padma mulai bangun. Matanya mengerjap menatap suaminya. Padma dapat melihat sorot mata tajam yang menghujam ke arahnya.
"Sejak kapan kamu tidur dengan pria lain?" tuduh Guntur begitu Padma sudah sadar sepenuhnya. Ia mencengkram kedua pundak istrinya dengan kasar.
Bersambung.
yukk, ketik SEPT di kolom pencarian.
Temukan 21 judul cerita yang sudah tamat. SEMOGA terhibur yaaa
IG Sept_September2020
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Zuli Lestary
crita kakak kebanyakan lngsung konflik di awal..
nyesek 😔
2023-05-16
0
Kar Genjreng
mengapa baca ulang jadi Thor 😂😂 sudah tamat kan
2023-01-13
0
yosya
kowe bojo gemblung...
nek kon balek meneh oadma ora sudi...
aku yo ra acc nek padma mbalek ambi kowe
2022-12-13
0