Istri Rasa Simpanan
Oleh Sept
Rate 18 +
"Tidak! Dia anakku. Aku yang melahirkannya. Mas tidak boleh mengambilnya begitu saja! Di anakku! Aku bahkan belum melihatnya," Terdengar isak tangis Padma Pramudita memenuhi ruangan. Wanita berusia 20 tahun itu histeris mencari bayi yang diambil tanpa sepengetahuannya. Hatinya hancur ketika sang suami mengambil bayi yang baru ia lahirkan beberapa jam yang lalu.
"Kembalikan bayiku!" ratap Padma sembari terus menangis. Ia memegangi dadanya yang terasa sesak. Wanita itu ingin melihat bayinya, bayi yang selama sembilan bulan ini ada di dalam rahimnya. Terlalu kejam bila ia harus dipisahkan dengan bayinya yang baru lahir itu. Apalagi ia belum melihatnya sama sekali.
Sementara itu, sang suami, Guntur Gumilang hanya diam tak berkutik. Pernikahan dengan Padma sangat ditentang oleh keluarga besarnya. Tapi, begitu Padma melahirkan, sang Mama malah mengambil bayi mereka. Pintu rumah keluarga besar Guntur Gumilang terbuka lebar untuk penerus darah biru mereka, tapi tidak dengan ibu si bayi. Nyonya Gumilang sangat membenci Padma. Sebuah benci yang sudah mengakar. Ia tidak sudi putra semata wayang, sang penerus Indago Group tersebut memiliki istri dari kalangan bawah, rakyat jelata yang tidak berkasta. Hanya kaum rendahan. Ya, Padma hanya seorang anak dari pembantu di rumah keluarga konglomerat tersebut.
Mau ditaruh mana muka Nyonya Gumilang yang terhormat itu? Bila public sampai tahu bahwa ia memiliki menantu anak babu? Astaga! Mimpi saja tidak mau. Bagi Nyonya Terhormat tersebut, bibit, bebet dan bobot is number one. Nomor wahid, nomor uno, nomor satu, jangan mimpi Padma bisa masuk dalam keluarga tersebut. Tidak akan, sampai matipun Ibu dari Guntur tersebut tidak akan memberi restu.
Bahkan sampai sekarang, meski sudah menikah. Padma tidak memiliki buku nikah, karena Guntur baru menikahi wanita itu secara agama, hanya berani nikah siri. Bukan karena pria itu tidak cinta, Guntur bisa saja menikahi Padma secara resmi kapanpun ia mau. Hanya saja, Nyonya Gumilang mengancam akan menghancurkan Padma serta keluarganya. Bahkan Guntur juga akan kehilangan 51% saham di Indago Group miliknya jika berani menikah dengan Padma secara hukum.
Nyatanya, menikahi Padma butuh pengorbanan besar, dan Guntur belum bisa melepas embel-embel kemewahan yang ia nikmati selama ini.
"Biarkan Mama yang mengasuhnya, Pad." Meski pahit, Guntur tetap mengatakannya.
Suara itu terdengar seperti vonis hakim yang tidak bisa diganggu gugat. Padma sangat ingat, bagaimana ia diusir dari rumah besar Gumilang. Seperti layaknya sebuah kotoran, sang mertua menatap jijik padanya. Lalu sekarang, bagaimana anak mereka diasuh mertua yang tidak pernah menganggap dirinya? Padma yakin, Ibu mertuanya pasti memisahkan ia dan anaknya.
Padma menggelengkan kepala pelan, sakit pasca operasi belum pulih. Kini ia harus menerima luka yang lain. Luka yang lebih sakit, karena harus berpisah dengan sang buah hati. Wanita mana yang tidak menderita bila harus dipisah dari anaknya? Apalagi anak itu baru lahir, jelas Padma sudah seperti orang gila. Wanita muda yang baru genap 20 tahun beberapa hari lalu itu sangat mengharap bisa melihat dan memiliki anaknya kembali.
"Mas ... balikin anakku, aku bahkan belum melihatnya ... balikin bayiku!" Padma kembali terisak, dadanya tambah semakin sesak. Ia memukuli tubuh Guntur. Memukul dengan keras dan berulang. Ia sangat kecewa pada sang suami. Mengapa tega melakukan ini padanya?
"Pad!" Guntur mencoba menenangkan sang istri. Bagaimana pun juga, untuk saat ini ia belum bisa menentang sang Mama. Ia hanya bisa menenangkan Padma dengan menepuk pundak wanita tersebut.
"Balikin anakku, Mas!"
Pukulan Padma yang semula keras dan cepat, perlahan melemah.
"PAD!!!! PADMA!!!" teriak Guntur ketika melihat Padma memejamkan mata dan jatuh pingsan. Wanita itu terkulai di atas ranjang rumah sakit.
Padma yang baru melahirkan itu jiwanya masih terguncang. Dipisahkan dengan sang anak, membuat Padma tidak sanggup menghadapi kenyataan lagi. Hatinya carut-marut, hancur berkeping-keping.
Nyatanya cinta tidak seindah bayangan Padma selama ini. Impian hidup bahagia bersama pria yang ia cintai setulus hati ternyata hanya semu. Khayalan tak bertepi, hanya impian yang menyilaukan dan membuat ia lupa dengan kenyataan.
Mereka berbeda kasta, cinta pria kaya dan wanita miskin hanya ada di dongeng belaka. Cinderella hanya ada dalam cerita, di dunia nyata, semua hanya bualan. Terlalu banyak yang menentang cinta si miskin, kini Padma harus membayar nya. Ia harus berpisah dengan buah hatinya karena berani jatuh cinta pada anak majikan ibunya.
"Pad ... Padma!"
Guntur menepuk pipi istrinya, mengoles minyak angin di area hidung wanita tersebut. Pria itu mencoba membuat Padma sadar kembali.
"Bangun, Pad!" Guntur terus menepuk pipi Padma. "Pad ... buka matamu, Pad!" sambung Guntur yang mulai panik.
Tap tap tap
Terdengar derap langkah yang semakin mendekat. Dari belakang tiba-tiba muncul seorang perawat yang datang untuk mengecek kondisi Padma. Perawat tersebut berniat mengganti infus sang pasien. Tapi, yang ia dapati malah keluarga pasien panik membangunkan wanita yang baru melahirkan beberapa waktu lalu.
"Permisi, Pak."
Suster mendekat dan memeriksa Padma, sesaat kemudian ia berbalik, akan keluar untuk memanggil dokter.
"Istri saya kenapa, Sus?" Guntur cemas, takut Padma kenapa-kenapa. Pria itu mencegah sang perawat untuk pergi.
Bila takut Padma kenapa-kenapa, Guntur harusnya mengambil anak mereka kembali. Tapi, entahlah. Lahir dengan sendok emas, mungkin ia tidak mau hidup melarat. Miskin dan kekurangan harta. Makanya menurut pada sang Mama, meskipun harus membuat Padma terluka karena berpisah dengan bayinya.
"Tunggu sebentar, Pak. Saya akan panggil dokter dulu."
Setelah suster pergi, Guntur kembali mengoles minyak angin. Padma harus bangun, ia tidak mau melihat wanita yang ia cintai seperti ini. Tapi, jujur ia sangat tidak berdaya. Berdiri di antara dua kapal, membuat Guntur sulit untuk memilih.
Ia malah merasa anak mereka akan bagus dalam asuhan ibunya. Setidaknya hidup sang anak akan terjamin. Dari pada memaksa tinggal bersama mereka. Dicoret dari hak waris, Guntur belum bisa, membayangkan saja ia enggan. Ia benar-benar tidak siap untuk hidup dalam keterbatasan.
Beberapa jam kemudian, Padma masih menangis. Matanya pun terlihat sembab. Sedangkan Guntur, pria itu sedang keluar untuk mengurus semua administrasi. Ia meninggalkan Padma sendiri di ruang perawatan seorang diri.
KLEK
Seorang wanita paruh baya dengan pakaian elegan dan glamour masuk ke ruang perawatan Padma.
"Ambil ini, jangan muncul lagi di depan Guntur!" Nyonya Gumilang melempar amplop coklat dan terlihat amat tebal di kaki Padma yang masih terbaring lemah tersebut.
Mata Padma langsung berkaca-kaca, sang mertua memang tidak pernah suka pada dirinya. Kini, wanita itu datang ke rumah sakit bukan untuk menjenguk dirinya. Tapi, menyuruh Padma untuk berpisah dengan suaminya.
"Bagaimana, apa masih kurang?" sindir Nyonya kaya raya itu dengan kasar.
"Ma ...!" suara Padma terdengar serak memanggil mertuanya.
"Tutup mulutmu!" sentak Nyonya Gumilang.
Bersambung.
IG Sept_September2020
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
riri
kenapa di salahin cinderella padma... si cinderella itu asal muasal tu gadis kaya raya di jadiin pembantu, kebalik si eneng kan.
2024-02-13
1
RahaYulia
salahkan diri sendiri atuh neng, ngapain kmu mau sama anak mami yg takut miskin g sanggup brdiri sndiri, ngapain mnjerat diri sndiri dikeluarga penyihir kya gtu, kmu yg milih kmu jg hrs menelan pahitnya buah yg kmu tanam sndiri, g usah nyalahin org lain.... walaupun cinta tp hrs ttp waras kmu punya otak ya jgn asal cinta, pikirkan jg sebab akibatnya
2024-02-08
1
Afternoon Honey
menyimak bacaan...
2024-01-18
0