**Sebelum baca cuman mau ingatin ya teman-teman, di Like dulu oke **🥰
**Jangan sinder **😘😘
🌹 **Happy Reading **🌹
Setelah berbicara dan berkenalan dengan Justin tadi, Dara langsung sesegera mungkin pulang ke rumah untuk bersiap-siap pergi ke klub, karena waktu yang sudah sangat lewat, membuatnya harus terburu-buru.
“Huftt, sudah jam 6 sore, aku harus cepat,” gumam Dara, sambil terus mengakseskan make-up tipis di wajahnya.
Beginilah Dara. Dia mungkin memang seorang wanita pekerja malam, namun dia tidak menjual dirinya. Dia hanya dancing dan bernyanyi tanpa boleh disentuh oleh siapa pun. Dan itu sudah perjanjian dia dengan pemilik klub sedari awal.
Sebab itulah mengapa dia tidak memakai make-up yang berlebihan seperti wanita lainya.
Setelah selesai menghias dirinya, Dara dengan segera berangkat ke klub yang tidak jauh dari tempatnya tinggal.
******
Dentuman musik mulai terdengar, terlihat pasangan dan muda-mudi yang tengah menari sana-sini, namun ini belum jamnya Dara untuk naik ke atas panggung.
Dara duduk di tempat biasanya di sebelah meja bar, dan melihat ke sekelilingnya mencari sosok pria yang kemarin dia gangguin.
“Cari siapa, Dar?” tanya DJ, dengan tiba-tiba hingga mengejutkannya.
Sontak saja Dara memeganggi jantungnya yang nyaris copot karena perbuatan sahabatnya ini. “Oh dammn! Kamu mengagetkanku saja,”seru Dara, sambil memukul pelan lengan pria itu.
“Heheh apa kamu mencarinya?” tanya DJ lagi dengan tertawa melihat tingkah Dara yang selalu saja seperti itu.
Dara hanya mengedikkan bahunya singkat, merasa enggan menjawab pertanyaan Dj, dan kembali menganggukkan kepalanya menikmati alunan musik yang sedang berputar.
Hingga sampai akhirnya musik kembali terdengar dan menandakan Dara harus segera naik ke atas panggung. “Apakah dia benar-benar tidak datang?” tanya Dara dengan berterial di telinga DJ, karena suara musik yang begitu nyaring bahkan teriak pun tidak akan terdengar.
“Tidak tahu,” jawab DJ sambil menyiapkan beberapa minuman untuk para tamu.
Dara yang kesal, akhirnya memilih untuk naik saja ke atas panggung, dan menari seperti biasanya tanpa ada yang mengganggu pikirannya.
Setelah dia menyanyikan beberapa lagu, barulah Dara turun dari atas panggung.
Bugghhh, “Aduh,” keluh Dara ketika dirinya tidak sengaja menabrak seseorang.
“Hey, Sayang,” sapa seorang pria yang selama ini mengejarnya.
Sontak saja mata Dara membulat dengan sempurna melihat sosok pria tidak warasa yang berada di hadapannya. “Kamu,” lirihnya pelan.
“Iya, Sayang, ini aku. Akhirnya kita ketemu juga, kan,” respon pria itu yang tidak lain adalah Joel, pria yang selalu mengejar dan memaksa Dara untuk menerima cintanya.
“Lepaskan tanganku!” ketus Dara, berusaha melepaskan genggaman Joel dari tangannya.
“Oh, tidak semudah itu, Sayang. Sudah lama kamu menghindariku, dan saat ini aku sudah mendapatkanmu, maka kamu harus ikut denganku,” ucapnya penuh penekanan.
“Tidak, lepaskan,” jeritnya ketika Joel mulai menariknya secara paksa.
Namun tiba-tiba saja ada sosok yang datang menolongnya. Buggghhhh,,buggghhhh.
“Justin,” lirih Dara pelan karena mengenal sosok tersebut.
Justin tersenyum tipis ke arah Dara, “Hey, Dara kita ketemu lagi,” balas Justin lembut. Lalu kembali beralih pada Joel yang mencoba untuk melawannya.
Perkelahiaan pun terjadi di antara Joel dan Justin, hingga tidak sengaja Justin mendorong Joel ke meja kaca hingga kepala pria itu, bocor dan mengeluarkan banyak darah.
Dara yang panik langsung menarik tangan Justin untuk keluar dari klub itu. “Ayo cepat, cepat, kita harus pergi sekarang juga,” ajak Dara dengan tergesa-gesa.
Dia takut jika karena menyelamatkan dirinya, Justin akan terkena masalah yang berat.
“Dara, kenapa kita berlari dan kabur seperti ini?” tanya Justin, ketika mereka sedang berlari dari kejaran anak buah Joel.
“Kita harus segera pergi, Justin. Lebih baik kamu sekarang pulang ke tempat kamu berasal, dan aku akan mencari negara lain untuk kabur dari kejaraan mereka,” seru Dara dengan kalimat penuh penekanan.
Setelah itu, Dara langsung melepaskan tangan Justin dan meninggalkannya begitu saja, bahkan dia lupa mengucapkan terima kasih kepada Justin karena sudah menolongnya.
Dengan tubuh gemetaran Dara berlari masuk ke dalam rumah sewaanya, untuk mengemasi barang-barangnya, tak lupa dia mengirimkan pesan pada DJ untuk mengambil alih toko yang dia punya.
“Aku harus pergi, aku takut mereka akan membunuhku,” gumam Dara dengan rasa ketakutan yang sangat besar.
Selesai dirinya mengemasi barang-barang penting, Dara langsung keluar dari rumah itu, namun betapa terkejutnya dia ketika melihat sosok Justin yang berada tepat di depan pintu rumahnya. “Kamu sedang apa di sini? Kamu mau mati? Ini bukan main-main Justin, kamu--," ucapnya terhenti ketika Justin, membekap mulutnya dan menariknya secara paksa untuk masuk ke dalam taxi.
“Lepaskan aku! Apa maumu sebenarnya?” bentak Dara yang merasa jika Justin juga sedang berniat jahat kepadanya.
“Ssttttt Dara, bisa diam sedikit, tidak! Suara kamu itu berisik sekali, tenanglah aku hanya ingin membantumu kabur,” tandas Justin, pusing mendengar Dara teriak-teriak seperti ini.
“Kamu mau bawa aku ke mana?” tanyanya dengan sedikit membentak, lalu menyilangkan tangannya di dada sambil mengerucutkan bibirnya.
Justin tersenyum menanggapi sikap Dara yang menurutnya childish ini, “Indonesia,” jawabnya santai, namun berhasil membuat mata Dara nyaris terkeluar dari tempatnya.
“What? Kenapa Indonesia? Aku tidak bisa menggunakan bahasa Indonesia,” tolaknya pada Justin.
Namun Justin hanya tersenyum tipis dan enggan menjawab pertanyaan Dara, dia lebih memilih mengangkat teleponya yang sedang berdering itu.
“Yes, Darling,” sahutnya pada panggilan telepon.
Membuat Dara terdiam dan mengetahui bahwa Justin sudah mempunyai kekasih atau bahkan seorang istri.
Dara terdiam menatap jalanan sampai Justin kembali menegurnya ketika panggilan teleponya selesai. “Istri kamu?” tanya Dara penasaran.
Justin menggelengkan kepalanya pelan. “Bukan, tapi dia baru kekasihku, mungkin beberapa bulan lagi baru kami akan menikah,” jawabnya menjelaskan terhadap Dara.
“Oh,” balas Dara singkat, merasa bahwa pembicaraan ini sangat-sangat tidak penting. Yang dia tahu dia harus menjaga jarak dengan Justin agar kekasih dari pria ini tidak akan salah paham padanya.
Dia tidak ingin menjadi seorang wanita perusak hubungan orang yang sudah terjalin lama, Justin sudah baik kepadanya, maka dirinya tidak boleh merusak kebahagiaan Justin dengan wanita yang dia cintai itu.
Jakarta 10:00 Wib
Zein baru saja terlihat selesai menyelesaikan rapat dewan bersama dengan Aiden dan yang ianya. Dan langsung segera kembali ke ruangannya.
“Sampai kapan kamu mau di sini?” tanya Aiden tiba-tiba masuk ke dalam ruangan adiknya itu.
Zein mengedikkan bahunya singkat menanggapi kata-kata dari Aiden. Sedangkan Aiden lagi-lagi hanya bisa menghela napasnya kasar melihat sikap Zein yang sangat-sangat dingin ini.
“Zein, untuk meeting bersama dengan pihak swasta, aku meminta agar kamu yang menemuinya, karena aku harus berangkat ke Jerman siang ini, dan, oh ya, kamu juga harus terus memperhatikan Griffin, ingat itu,” ucap Aiden memberikan perintah pada Zein.
“Oke,” jawab Zein singkat dan padat.
**To Be Continue. *
hey teman - teman, Cerita Mimin kali ini kurang menarik ya?? kok sepi banget Likenya 😭
**Note : teman-teman, kalau bisa babnya jangan di tabung ya, karena itu akan berpengaruh dengan Level yang akan Mimin dapatkan nanti **🙏🏻🙏🏻 dan Akan mimin pastikan bahwa karya ini bukanlah promosi, dan akan selalu ada di sini sampai tamat.
Dan Jangan lupa yah, dukunganya🥰 jangan Sinder.
Woy sedekah woy!!!! Jempolnya itu di goyangk'an jempolnya😎
*Jangan pelit! Mimin, jangan jadi pembaca gelap woy, legal 😭Like,Komen,Hadiah,Dukungan dan Votenya ya semua para pembaca yang terhormat, jangan lupa biar Mimin lebih rajin lagi Updatenya****😘😘 *
**Kalo malas-malasan entar Mimin juga malas-malasan loh **😭😭😭
Terima kasih🙏🏻🙏🏻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
sakura🇵🇸
penasaran gimana dara bisa pacaran sama zein
2022-10-29
0
HR_junior
girffin ni sp ya thor apanya zien
2022-10-20
0
Khaleed
kuat kuattt darrr sama org sedingin itu🥹
2022-10-20
0