🌹 Happy Reading 🌹
Jakarta, 07.00am.
Zein baru saja terlihat mendarat sempurna di Indonesia, dengan menaiki pesawat pribadi mendiang Papahnya dulu, memudahkan Zein untuk melangkah atau pergi ke mana pun dia inginkan.
“Permisi, Tuan Zein, Anda sedang ditunggu oleh Tuan Aiden di markas,” ucap seseorang yang sejak tadi menunggunya di bandara khusus keluarga Lesham.
Zein hanya diam tanpa ekspresi, namun dia tau ke mana dia harus melangkah. Bahkan pengawal-pengawal tadi pun, hanya bisa memandang langkah Zein yang kian menjauh, tanpa berani mengikuti ataupun menegurnya.
Zein mengendarai mobilnya dengan cepat menuju markas besar yang selama ini menjadi saksi kehidupan hitamnya.
Sesampainya di markas, Zein dengan santainya melangkahkan kakinya masuk, bahkan ketika dirinya mendengar suara-suara jeritan teriakan manusia yang menahaan sakit akibat penyikasaaan sadis yang mereka jalani, Zein tetap nampak cuek dengan semua itu.
“Sudah sampai kamu, Zein?” tanya suara yang muncul dari belakangnya.
Zein menolehkan pandangannya singkat, lalu menatap ke arah pria yang tak lain adalah kakak angkatnya, Aiden.
“Ya,” jawab Zein singkat.
Aiden melangkahkan kakinya mendekat ke arah meja yang berisikan semua dokumen penting. “Zein, aku mau kamu--,” ucapnya terhenti ketika Zein menatapnya lekat.
“Kak, please, rasanya kita tidak usah bahas itu. Apa pun yang aku lakukan, itu adalah urusanku dan apa pun yang Kakak lakukan itu adalah urusan kakak, this is my life okay,” ketusnya tidak suka ketika ada seseorang yang mulai mengaturnya dalam hal-hal tindakannya.
Aiden yang sudah memberikan jabatan dunia hitamnya pada keturunan Lucas ini, merasa sesak melihat sikap Zein yang keras bagaikan batu.
“Zein, aku ingat jelas dulu ketika Papah kamu masih hidup, dia tidak sekeras kamu, kamu tidak akan bisa mencari siapa pun yang menjadi dalang di balik kematian orang tua kamu, karena yang mengetahui hal itu hanya 2 orang saja yaitu Bunda kamu dan juga Kevin, mantan asisten Papah kamu,” ujar Aiden memberikan peringatan pada adik angkatnya itu.
“Ya, tapi aku sudah tidak peduli juga sama mereka karena Bunda masih saja tidak ingin memberitahuku dan Uncle Kevin juga masih terus menyimpannya rapat,” balas Zein acuh.
“Well, berikan saja pekerjaan itu nanti, saat ini aku ingin pulang melihat Griffin sejenak, lalu akan kembali melanjutkan tugas-tugasku yang lain,” sambungnya santai. Membuat Aiden hanya bisa menggelengkan kepalanya pusing melihat tingkah adiknya ini.
Zein kembali melangkahkan kakinya untuk pulang ke rumah, meninggalkan Aiden begitu saja tanpa membahas apapun masalah pekerjaan.
Aiden tidak bisa menyalahkan Zein atas sikapnya itu, dia hanya bisa berharap semoga suatu saat nanti ada sosok yang bisa mengubahnya seperti dulu dia diubah secara ajaib oleh cinta sejatinya.
Sedangkan di sisi lain, Dara yang baru saja selesai beberes di tokonya kini telah bersiap untuk pulang.
Selain bekerja sebagai dancer di klub malam, Dara memang membangun usaha kecil-kecilan di sebuah ruko kecil yang dia sewa.
Dara mencoba segala hal untuk membuat dirinya bisa menghasilkan banyak uang, namun tidak dengan menjual dirinya. Karena baginya itu sangat pantang untuk dilakukan.
“Ohh, stock barang sudah mulai habis, aku harus segera memesannya,” gumam Dara, sambil mengeluarkan ponselnya dari dalam tas.
“Ke mana ponselku? Tadi perasaan aku taruh di sini, engghhh,” kesalnya merasa pusing ketika mencari barang yang susah ditemukan.
Dara terus mengaduk-aduk dalam isi tasnya mencari ponsel yang hilang, bahkan sangking kesalnya dia sebegitu cerobohnya hingga isi dalam tasnya itu berhamburan keluar, membuatnya harus memungut kembali.
“Hisskk, kenapa pakai jatuh sih, sial banget hari ini,” gumamnya benar-benar kesal, lalu dengan segera menunduk untuk mengambil kembali barang-barangnya kembali.
“Oh God, ponselku masih tertinggal di toko, kan aku charger tadi ahhhh, dodol banget sih kamu, Dara, pintar sedikit, nggak bisa ya?” emosinya memaki diri sendiri.
Dengan napas yang berat, dia kembali melangkahkan kakinya kembali ke toko untuk mengambil ponselnya yang tertinggal.
Beginilah Dara, sosok yang ceroboh, lemot bahkan pelupa, membuat dirinya pusing sendiri dengan sikapnya.
“Ahhh dapat,” serunya senang, ketika berhasil mendapatkan ponselnya kembali.
“Harus segera memesan barang ini, sebelum besok toko buka dan barang belum sampai,” ucapnya bermonolog sendiri.
Dara terus memainkan ponselnya sambil terus berjalan tanpa peduli dengan sekelilingnya. Hingga menabrak seseorang yang membuatnya terpental jauh. “Aaawwwwhhhhhhh,” teriaknya kesakitan, membuat orang yang ditabraknya menatap bingung.
“Kenapa melihatku seperti itu?” bentak Dara kesal, ketika sosok di hadapannya ini hanya diam mematung melihatnya terjatuh.
“Kenapa kamu yang jatuh, Miss? Kan saya yang kamu tabrak,” sahut sosok itu. Sontak membuat Dara terdiam menahan malu.
“Oh iya ya, kan aku yang tabrak ya,” sahut Dara pelan, yang dibalas anggukan kepala oleh sosok itu.
Dara mencoba untuk bangkit sendiri, namun dia terdiam ketika melihat tangan yang terulur di hadapannya, Dara mencoba untuk tersenyum tipis dan menerima uluran tangan itu. “Terima kasih,” ucapnya pelan.
“Sama-sama,” balas sosok itu.
“Justin,” sambung sosok itu memperkenalkan dirinya.
Dara terdiam bingung menatap pria itu yang sedang tersenyum ke arahnya. “Ha?” sahut Dara yang masih belum sadar.
“Justin. Nama aku Justin. Nama kamu siapa?” tanya pria itu lagi.
“Oh, nama aku Dara,” sahutnya pelan, merasa canggung dengan orang yang baru.
Justin tersenyum manis ke arah Dara, membuat Dara merasa terpanah dengan senyum pria yang menampilkan lesum pipit di pipinya.
“Manis banget,” lirihnya pelan, menatap ke arah Justin tanpa mengedipkan matanya.
Justin tersenyum mendengar pujian secara langsung yang keluar dari mulut wanita ini.
“Kamu juga cantik kok, imut lagi,” balas Justin memuji Dara kembali, membuatnya tersadar dari lamunannya menatap sosok Justin.
“Eh maaf, bukan begitu maksud aku,” seru Dara glabakan, menahan malu karena ketahuan menatap orang sembarangan.
“Ah, tidak masalah, Dara, bukankah itu hak manusia masing-masing ya?” balas Justin dengan suaranya yang lembut.
“Ahhh iya, benar kamu benar, kalau begitu aku permisi dulu,” pamitnya buru-buru.
Namun belum sempat dia berjalan jauh, Justin sudah memanggilnya lagi, “Tunggu, Dara,” teriak Justin, segera berlari menyusul Dara.
“Ada apa?” tanya Dara, ketika melihat Justin yang berada di hadapannya.
Justin tersenyum dan terlihat mengeluarkan dompetnya lalu mengambil sebuah kartu nama di dalamnya.
“Aku pernah melihatmu berada di sebuah klub, dan aku berminat untuk menawarkanmu sebuah pekerjaan yang lebih menjanjikan,” tandas Justin, menawarkan sebuah pekerjaan baru untuk Dara.
Dara hanya diam saja karena kalimat Justin itu belum masuk dan menyerap di otaknya dengan baik. “Ehm, maaf kamu ngomong apa ya? Aku nggak ngerti,” jawab Dara gugup. Dia malu ketika orang lain mengetahui bahwa dirinya lemot dalam berpikir.
Justin langsung menyerahkan kartu nama yang tadi diambilnya dari dompet. “Aku adalah seorang produser sekaligus sutradara film, dan aku ingin menjadikanmu salah satu aktris dalam film baru yang akan saya kontrak, apa kamu berminat?” ucap Justin menjelaskan niatnya.
Dara tersenyum manis, dan langsung mengambil kartu nama itu. “Baiklah, aku pikir-pikir dulu ya, kalau minat aku akan menghubungimu,” jawab Dara sambil menundukan kepalanya hormat.
“Jika sudah tidak ada lagi, aku permisi dulu ya, sudah sore soalnya saya harus segera balik ke rumah,” pamitnya undur diri.
“Eh,iya silahkan Dara, segera kabarin ya, jika berminat. Aku sangat berharap jika kamu mau menjadi aktrisku,” sahut Justin, yang hanya dijawab anggukan kepala oleh Dara.
“Oke, nanti aku kabarin, bye Justin,” sapanya, sebelum melangkahkan kakinya pergi.
“Bye Dara,” balas Justin, ketika jarak Dara sudah mulai jauh.
**To Be Continue. *
hey teman - teman, Cerita Mimin kali ini kurang menarik ya?? kok sepi banget Likenya 😭
**Note : teman-teman, kalau bisa babnya jangan di tabung ya, karena itu akan berpengaruh dengan Level yang akan Mimin dapatkan nanti **🙏🏻🙏🏻 dan Akan mimin pastikan bahwa karya ini bukanlah promosi, dan akan selalu ada di sini sampai tamat.
Dan Jangan lupa yah, dukunganya🥰 jangan Sinder.
Woy sedekah woy!!!! Jempolnya itu di goyangk'an jempolnya😎
*Jangan pelit! Mimin, jangan jadi pembaca gelap woy, legal 😭Like,Komen,Hadiah,Dukungan dan Votenya ya semua para pembaca yang terhormat, jangan lupa biar Mimin lebih rajin lagi Updatenya****😘😘 *
**Kalo malas-malasan entar Mimin juga malas-malasan loh **😭😭😭
Terima kasih🙏🏻🙏🏻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Haslinda
tumben gak ad visual
2022-11-13
0
sakura🇵🇸
mungkin novel2 yg dibawa balik kesini akan tetap dibaca readers kak...cm mereka takut di php kayak aku juga
jd yg penting selesaiin aja dulu satu per satu biar kepercayaan balik kayak dulu
2022-10-29
1
Khaleed
dara ini kerenn bgtt plsss
2022-10-20
1