Raisa terus melangkah menyusuri tepian sungai. Dia sengaja menyamar menjadi seorang laki-laki. Dengan mengenakan sweater dan celana panjang, serta topi untuk menyembunyikan rambutnya yang panjang.Hal itu sengaja di lakukan agar orang tidak curiga, kalau dirinya kabur dari rumah Baron.
Raisa sampai di perkebunan teh yang sangat luas. Ada gasebo di sebelah sungai. Tak terlalu jauh dari kebun teh, ada rumah megah. Raisa yakin, pemilik kebun teh itu tinggal di sana. Dia kemudian beristirahat di dalam gasebo. Badan nya terasa sangat capek. Kakinya lecet-lecet dan luka di punggungnya masih terasa nyeri.
Semalaman Raisa tidur di gasebo dengan menahan kedinginan. Pagi-pagi buta, dirinya di kejutkan dengan teriakan dua orang remaja yang membangun kan dirinya. Rupanya mereka adalah sepasang remaja kembar.
"Hei,, bangun....kau mau mencuri ya di kebun kami??.
"Enak saja,, aku bukan pencuri!!".
"Lalu, kenapa kau ada di sini??".
"Aku cuma istirahat sebentar saja disini,, ini aku sudah mau pergi".
"Enak saja,, sudah masuk kebun kami, dan sekarang mau pergi??".
"Ayo, kita bawa ke ayah sekarang,, pemuda ini harus di beri pelajaran".
Kedua pemuda tersebut menyeret Raisa masuk ke dalam rumah mereka. Kebetulan ayahnya baru kembali dari jalan-jalan di kebun teh. Dia sedang duduk di bangku taman, ketika mendengar suara ribut dari kedua anak laki-lakinya.
"Ayah,, lihat....kami sudah menangkap pencuri yang masuk ke kebun kita".
"Untung, kami memergoki nya, kalau tidak mungkin dia sudah masuk ke dalam rumah.
Romi menarik tangan Raisa dengan kasar dan membuka topinya. Sementara, saudara satunya memegangi tangan Raisa. Keduanya terkejut ketika melihat rambut panjang Raisa tergerai ke bahunya.
"Rupanya, kau seorang wanita,, sedang apa kau disini sebenarnya".
"Cantik juga rupanya gadis ini,, kalau begitu biar buat ku saja".
"Enak saja,, aku yang menemukan nya lebih dulu".
"Lagipula kau sudah punya pacar Liza kan??".
"Jangan serakah Romi,, gadis ini lebih cocok dengan ku".
"Sudah,, jangan berdebat, tinggalkan gadis itu, biar aku yang mengurusnya".
"Kalian segera mandi dan berangkat sekolah".
"Baik ayah".
Romi menyerahkan tangan Raisa yang terikat kepada ayahnya. Pria itu mengamati penampilan Raisa dari atas ke bawah. Dia kemudian menyibakkan kaosnya,, tampak oleh David kalau Raisa mengikat kencang ***********.
"Lepaskan aku tuan,, kau jangan kurang ajar".
"Lebih baik kau diam,, atau aku akan menyerahkan mu pada polisi".
Raisa menuruti perkataan David, karena tak mau di laporkan ke polisi. David lalu melepaskan ikatan kain yang membelit ***********. Sekilas tampak luka memar dan bekas cambukan di sekujur tubuh Raisa.
"Siapa yang melakukan ini pada mu".
"Luka mu sangat parah, sebaiknya kau masuk, biar ibu ku yang mengobati mu".
"Ini ulah ayah tiri ku,, dia memaksaku menikah dengan Baron, tuan tanah di seberang desa ini".
"Aku tak mau, makanya aku kabur dari sana".
"Aku benar-benar tidak berniat mencuri tuan".
"Tolong,, jangan kembalikan aku padanya, laki-laki itu sungguh kejam dan menjijikkan".
"Aku bisa bekerja di tempat mu, setelah itu aku akan pergi ke tempat saudara ku".
"Aku mohon, tolonglah aku tuan!!".
Mendengar nama Baron, laki-laki itu sepertinya menjadi tertarik. Sudah lama dia menunggu kesempatan untuk bisa membalas dendam. Hari ini mungkin keberuntungan sedang berpihak padanya.
David melepaskan ikatan tangan gadis muda di depan nya. Dia kemudian menyuruhnya untuk duduk.
"Katakan, siapa namamu , dan darimana asal mu".
"Nama ku Raisa,aku berasal dari Bandung, aku kemari untuk di jodohkan oleh seorang bernama Baron".
"Di hari pertama kami bertemu, dia sudah berbuat tidak senonoh padaku".
"Makanya aku kabur dari rumahnya".
"Lalu, kau pikir Baron tidak akan mencari mu??".
"Mungkin,,, tapi setidaknya untuk sementara, aku aman di sini".
"Kenapa kau begitu yakin, aku mau memberi mu tempat berlindung??".
"Entah lah,,,tapi ku harap kau mau menolong ku".
"Aku bersedia melakukan apa saja, asal aku terbebas dari laki-laki itu".
"Baiklah,, ikut lah bersama ku, biar bi Ima mengobati luka mu".
Raisa mengikuti langkah David masuk ke dalam rumahnya. Rumah yang sangat megah dengan ornamen dari Cina menghiasi setiap sudut ruangan. Lantainya bertingkat dua, dan bagian atas merupakan kamar pribadi pemilik rumah. Raisa tampak kagum melihat kemegahan rumah David.
"Bi Ima,, cepat kemari".
"Iya tuan.!!!".
"Bawa gadis ini ke atas dan obati luka di punggungnya, serta pinjamkan dia baju milik mama".
Bi Ima adalah asisten rumah tangga di rumah David. Dia sudah lama bekerja di sana. Dia selalu mematuhi perintah tuan nya itu tanpa pernah membantah sedikit pun. Makanya David sudah menganggap bi Ima sebagai keluarga nya sendiri.
Keduanya menaiki tangga menuju ruang tamu. Saat itu nyonya Hilda baru saja keluar dari kamarnya. Melihat gadis yang di bawa bi Ima, dia merasa heran. Dia kemudian turun untuk meminta penjelasan kepada putranya.
"David,, siapa gadis itu, mama belum pernah melihatnya".
"Dia tunangan Baron yang kabur kemari ma".
"Apa,, lalu kenapa kau mengijinkan nya masuk".
"Karena akhirnya aku punya alasan untuk membalas dendam".
"Kalau berani, biar dia yang menjemput Raisa kemari, dan aku akan menghabisinya".
"Untuk sementara, biar gadis itu di sini, mama yang harus mengurusnya".
"Sebaiknya kau jangan mencari masalah".
"Kembalikan gadis itu sekarang juga".
"Sudah ku bilang, gadis itu akan di sini selama aku masih membutuhkan nya".
"Tugas mama hanya mengurusnya saja,, yang lain, itu urusan ku".
"Kasihan gadis itu,, dia tak tahu apa-apa, dan kau memanfaatkan nya".
"Mama tak usah ikut campur, biar ini jadi urusan ku".
Raisa turun bersama bi Ima dengan menggunakan gaun milik nyonya Hilda. Agak sedikit kebesaran,tapi nampak sekali kecantikan wajahnya, setelah di bersihkan.
"Raisa,, kenalkan ini mama ku, dia yang akan membantu mu selama kau di sini".
"Selamat pagi nyonya, maaf merepotkan anda".
"Namaku Hilda, aku seperti tak asing dengan wajah mu".
"Dulu aku punya teman di kota Bandung".
"Tapi, itu sudah lama sekali".
"Raisa, apa kau tak berniat kembali ke rumah Baron??".
"Bagaimana kalau dia nanti mencari mu".
"Kalau nyonya tak keberatan, ijinkan saya di sini nyonya".
"Saya tak mau menikah dengan nya".
"Baron sangat kasar dan kejam,, aku sangat membencinya".
"Mama dengar sendiri kan,, lupakan ide mama untuk mengantar Raisa ke sana".
"Dia akan disini selama dia suka".
"Dan kita akan memperlakukan dia layaknya tamu di rumah ini".
David berdiri dan berjalan menuju kamarnya.
Entah kenapa hatinya sangat senang. Dia sudah lama menantikan pertemuan dengan Baron. Dan kali ini, tunangan nya justru meminta perlindungan kepada musuhnya.
Suatu kebetulan yang sangat menyenangkan.
Mengingat kemarahan David kepadanya sudah di tahan nya selama ini. Kini ketika ada kesempatan, David akan membalas dendam pada Baron. Walaupun dengan begitu, dia harus memanfaatkan gadis polos yang tidak berdosa.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments