IKHLAS

POV Damar

Setelah kepergian Ariana aku tidak sanggup menahan air mata ku lagi, akupun pergi keluar gubuk dan menangis sejadi jadinya. Aku sudah tidak perduli jika ada yang melihat, dan mengatai ku cengeng aku tidak perduli. Rasanya melepaskan orang yang benar benar kita cinta nyatanya menyakitkan, bukan aku tidak mau mempertahankan hubungan kami tapi aku merasa ini semua memang untuk kebahagiaan nya karena lelaki miskin seperti ku pasti tidak akan bisa membuat dia bahagia. Apalagi kemarin pak lurah Pramono datang menghampiri ku, menurut pak lurah Pramono kemarin setelah mendapatkan penolakan dari Riana dan pak lurah lalu bergegas menemui ku.

"Damar." teriak pak Pramono dengan sorot mata tajam seraya berjalan menghampiri ku

Aku yang terkesiap sesaat langsung mengubah ekspresi terkejut ku.

"Ada apa ya pak lurah?" tanya ku sopan

"Alangkah baik nya kita berbicara di gubuk saja." ucapnya seraya berjalan terlebih dahulu menuju gubuk

Aku pun berjalan mengikuti di belakang nya, setelah sampai di gubuk kami pun duduk.

"Jadi langsung saja, jauhi Riana. Sudah berapa kali saya ingatkan." ucap pak lurah pelan seraya menatap lurus ke depan

Aku sudah tidak terkejut karena ini sudah sekian kali nya di ucapkan.

"Begitu juga dengan saya pak lurah, maaf bukan saya tidak sopan tapi jawaban saya akan tetap sama saya tidak akan melepaskan genggaman tangan Riana dari saya." ucapku pelan

Pak lurah Pramono langsung mendongak menatap ku dengan sorot tatapan tajam.

"Ariana Pramona akan saya nikah kan dengan Purwo anak dari juragan Karno, sebaiknya kamu mundur saja karena kamu tidak akan bisa berbuat apa apa." ucap pak lurah seraya tersenyum sinis

Deg

Aku sungguh sangat terkejut mendengar kabar ini, karna lelaki miskin seperti ku memang tidak akan bisa berbuat apa apa. Jika aku tetap memaksakan kehendak ku bukan tidak mungkin orang kaya seperti mereka akan melakukan apa saja, terlebih aku masih memiliki ibu dan adikku jelas aku tidak mau membahayakan mereka.

Tapi Purwo? Jelas aku tau seperti apa walaupun aku tidak terlalu kenal, apalagi banyak warga desa mereka yang mengatakan bahwa Purwo suka bermain perempuan tiap malam ada saja perempuan yang menemani Purwo.

Aku baru ingat jika Riana mengatakan akan menikah dengan Purwo, tapi aku tidak habis pikir ternyata Purwo yang dimaksud adalah anak juragan Karno. Terlebih Riana tidak mengatakan jelasnya, sementara di desa ada banyak yang namanya sama.

"Tapi Purwo bukan orang baik pak lurah, apa pak lurah tega menyakiti perasaan Riana dengan menikahkan nya dengan Purwo." ucapku lirih

"Halah tau apa kamu soal Purwo, saya tau kamu mengatakan ini karena kamu tidak terima Riana akan saya nikah kan bukan?" tanya nya dengan senyum sinis

Aku hanya menggeleng kan kepala tanda tak habis pikir dengan ucapan pak lurah Pramono.

"Bukan seperti itu pak lurah, saya akan dengan ikhlas melepaskan Riana jika dia bahagia atau setidaknya calon suami nya nanti adalah orang yang baik dan bertanggung jawab. Tapi jika Purwo, dia bukan orang baik ia seringkali membawa perempuan ke tempat tidur nya tanpa menikahi perempuan itu." sahutku menerangkan

"Halah sudah, terima saja nasib kamu bukan malah memfitnah orang koyo iki, ingat ya. Jauhi Riana dan jangan sekali kali kamu mengacaukan acara pernikahan nya nanti. Atau, saya akan menyuruh centeng saya buat menyakiti ibu kamu atau adik kamu sekalian. ucapnya seraya berdiri dan berlalu meninggalkan ku yang termenung sendiri.

Jika ini menyangkut ibu dan adik ku tentu aku tidak berani berbuat apa apa, bukan tanpa sebab. Waktu dulu saja pak Pramono tidak segan segan melaksanakan ucapan nya, ibu ku di teror habis habisan.

Sebenarnya pak lurah orang yang baik dan bijaksana, ia selalu menolong para warga dan menjadi garda terdepan jika ada warga yang terkena musibah. Namun jika menyangkut putrinya, ia juga bisa berbuat nekat walaupun tidak akan sampai membunuh.

...****************...

Mengingat ucapan pak lurah Pramono semalam dan ucapan Riana barusan, aku benar benar bingung.

"Kamu iki kenapa toh mar? Dari tadi aku perhatikan melamun saja." tanya Joko pekerja di kebun pak lurah usianya kira-kira seusia almarhum bapak

"Tidak apa apa kok pakdhe." sahut ku sembari tersenyum

"Tentang hubungan kamu sama non Riana lagi ya?" tanya pakdhe tepat sasaran

Aku hanya diam tak bergeming rasanya dadaku terasa sesak sekali, ingin rasanya aku mengejar Riana kembali dan mendekap tubuh nya dengan sangat erat. Dan aku akan mengajak nya pergi ke suatu tempat yang dimana ada hanya aku dan dia, tapi tentu tidak mungkin. Bagaimana dengan Ibu dan Hayati, ancaman pak lurah jelas tak main main.

"Kamu yang sabar yo le, jika ia memang di takdirkan untuk kamu pasti akan kembali ke kamu." ucap pakdhe Joko menatapku iba seraya menepuk pundakku.

"Iya pakde." sahut ku tersenyum

Pakdhe pun lantas berlalu ke tengah kebun untuk bekerja lagi, tidak ingin menambah pusing lagi aku pun lantas bergegas pamit ke pakde Joko ke kebun pak lurah yang berada di desa sebelah untuk mengecek hasil panen, aku memang di percayakan olehnya memantau kebun mereka bisa dikatakan aku adalah orang kepercayaan pak lurah. Namun kembali lagi, jika menyangkut putrinya pak lurah tidak akan tinggal diam.

"Pakdhe, Damar pamit ke kebun di desa sebelah ya." pamit ku

Pakde hanya mengangguk pelan, aku pun lantas pergi menuju ke desa Sukar. Di tengah perjalanan aku sadar bahwa desa Sukar adalah desa Purwo juga, aku akan mengecek nya nanti apa benar desas desus orang selama ini.

...****************...

Setelah melakukan semua pekerjaan ku di kebun, hari sudah sore aku pun bergegas pulang. Tapi sebelum pulang aku akan mengecek Purwo terlebih dahulu, di pertengahan jalan menuju ke rumah nya aku melihat dia dengan perempuan malam menuju ke rumah nya dengan tangan Purwo merangkul pinggang perempuan itu, dan perempuan itu pun pun bergenjelotan di lengan Purwo. Darahku seketika mendidih, dan aku mengikuti mereka.

Tidak mudah memasuki area rumah panggung berbentuk joglo milik juragan Karno , karena di jaga ketat oleh pengawal nya. Aku pun memanjat pohon yang agak jauh dari mereka, dan melompat turun ke bawah aku berjalan mengendap endap menuju letak kamar Purwo. Setelah sampai, dari luar aku bisa mendengar ucapan mereka.

"Mas Purwo ingat toh mas, kalau mas Purwo sudah resmi menikahi Riana tetap jangan lupa sama Sundari, kalau bisa tetap boking Sundari setiap hari begini." ucap perempuan liar yang bernama Sundari dengan manja seraya mendesah pelan

"Hahahahahaha kamu tenang saja Sun, aku akan tetap boking kamu tapi tidak akan menikahi kamu." sahut Purwo dengan tawa menggelegar

"Beruntung nya si Riana itu." ucap Sundari dengan nada cemberut

'Beruntung apaan punya suami begitu yang ada Riana tersiksa.' batinku

"Aku juga tidak mencintai dia Sun, aku hanya ingin merasakan tubuh nya saja tapi dia malah sok sok jual mahal." cetus Purwo

"Kalau cuma mencicipi tubuhnya saja kenapa mesti menikah toh mas." sahut Sundari manja

"Itu urusan bapak, tugas kamu hanya melayani aku saja jangan banyak bertanya." ucap Purwo ketus

Setelah itu hening tidak ada suara, entah apa yang mereka lakukan di dalam sana. Aku memutuskan untuk pulang dengan mengendap endap seperti yang ku lakukan tadi.

...****************...

Terpopuler

Comments

Fikri Hanafi

Fikri Hanafi

cerita nya sangat bagus,

2023-03-18

0

lihat semua
Episodes
1 MELAMAR
2 Berakhir
3 IKHLAS
4 Pasrah
5 Melepaskan
6 Menikah
7 Perkelahian
8 Kematian
9 Terluka
10 Rencana Pembakaran
11 Kebakaran
12 Berharap
13 Teluh
14 Duka Yang Mendalam
15 Pria Berjubah Hitam
16 Berkelahi
17 Bukan Riana Lagi
18 Ritual
19 Nyi Warsih
20 Beraksi
21 Penemuan Mayat
22 Menerawang
23 Teror Kematian
24 Histeris
25 Menunggu Kesempatan
26 Mendapat Kesempatan
27 Menahan Rindu
28 Bertemu
29 Perpisahan
30 Pertarungan dan Kematian
31 Emosi
32 Menyusun Rencana
33 Gagal Menyerang
34 Kemarahan Damar
35 Tak Diduga
36 Siapa Yang Melakukan Ini
37 Membawa Pulang
38 Memasuki Kediaman Juragan Karno
39 Menuju Bukit
40 Mencari Tau Kebenaran
41 Terkuak
42 Bersabar Untuk Dendam
43 Mengirim Santet
44 Membalikkan Kiriman
45 Apa Yang Terjadi
46 Bercerai
47 Menjalankan Perintah
48 Pemandangan Indah Namun Menyakitkan
49 Kebahagiaan Sederhana
50 Menuju Sendang Wonogiri
51 Bersemedi Didasar Sendang
52 Menuju Desa Ketang
53 Awal Rencana
54 Melepas Rindu
55 Siapa Mahen?
56 Bahaya
57 Siapa Pria Misterius Itu?
58 Teror
59 Kepanikan Damar
60 Kondisi Ibunya Damar
61 Cemburu?
62 Menghapus Ingatan Bude Ratna
63 Masalalu
64 Misteri Terpecahkan
65 Ada Apa Dengan Sekar?
66 Ketakutan Sekar
67 Kondisi Purwo
68 Keinginan Riana
69 Pergi
70 Bunga Sedap Malam
71 Tempat Tinggal Baru
72 Mengunjungi Riana
73 Kesembuhan Purwo
74 Pengakuan Sekar
75 Bertemu pria tua
76 Menemui Ki Ageng
77 Kekhawatiran Mbok Sri
78 Kembali Ke Desa
79 Siapa Mbah Sastro
80 Bekerja Sama
81 Pertemuan Purwo Dan Damar
82 Rencana Untuk Berlatih
83 Istana Keraton Mbah Sastro
84 Masalalu Ibunya Damar
85 Menagih Janji
86 Berduka
87 Pertarungan Melawan Riana
88 Sumpah Riana
89 Bertemu Nyi Danu
90 Ritual Penobatan Ratu
91 Riana Adalah Nyi Danuwati
92 Janin Hilang
93 Kebengisan Nyi Danuwati
94 Pangeran Segoro
95 Jiwa Yang Terkurung
96 Persiapan Pemujaan
97 Pemujaan
98 Penyiksaan Ki Ageng
99 Kematian Ki Ageng
100 Meneror Ginanjar
101 Teluh Pelesit Mantimang
102 Penyakit Aneh
103 Mayat Berserakan
104 Bersih bersih
105 Rogoh Sukmo
106 Saling Menyerang
107 Penyakit Apalagi Ini?
108 Pelampiasan
109 Penyiksaan Terhadap Nyi Warsih
110 Perkelahian
111 Memulihkan Kondisi
112 Mendapat Teror
113 Mati
114 Apa Penyebabnya?
115 Tinggal Di Desa
116 Bertamu
117 Mencabut Ilmu Nyi Warsih
118 Amarah Pangeran Segoro
119 Jiwa Jiwa Sesat
120 Ketakutan Ginanjar
121 Ketakutan Ginanjar 2
122 Ketakutan Ginanjar 3
123 Menemukan
124 Pertapaan
125 Menuju Laut Segara Getih
126 Gangguan
127 Kematian Barun
128 Keputusan
129 Sosok Menyeramkan
130 Kembali Ke Kota
131 Mengirim Sihir
132 Keanehan
133 Membuat Kekacauan
134 Berunding
135 Membantu
136 Tidak Tahu Diri
137 Sosok Wanita Cantik
138 Menolong
139 Kejang Kejang
140 Tangisan Pilu
141 Kuntilanak
142 Tipu Muslihat
143 Demi Uang
144 Aksi
145 Kerasukan
146 Ada Apa Lagi?
147 Sesajen
148 Menunggu
149 Danyang
150 Persyaratan Tumbal Janin
151 Persiapan Penyambutan Kepulangan Pangeran Segoro
152 Lipat Bumi
153 Kepulangan Pangeran Segoro
154 Rencana Yang Gagal
155 Tragedi Malam Berdarah
156 Menyerahkan Janin
157 Hukuman
158 Amarah Pangeran Segoro
159 Telepati
160 Mayat
161 Isi Hati Pangeran Segoro
162 Tangisan Pilu Pangeran Segoro
163 Bukan Manusia?
164 Gantung Diri
165 Tiga Mayat
166 Tidak Ada Rasa Empati
167 Ingin Berbicara
168 Saling Membantu
169 Terjadi Sesuatu Yang Buruk?
170 Nasib Apes
171 Demam Tinggi
172 Kesembuhan Mang Kurdi
173 Kemunculan Nyi Danu
174 Mantra
175 Seperti Orang Gila
176 Menjemput Maut
177 Takut
178 Sungguh Aneh
179 Kepala Hilang
180 Penderitaan Yanto
181 End (Tamat)
Episodes

Updated 181 Episodes

1
MELAMAR
2
Berakhir
3
IKHLAS
4
Pasrah
5
Melepaskan
6
Menikah
7
Perkelahian
8
Kematian
9
Terluka
10
Rencana Pembakaran
11
Kebakaran
12
Berharap
13
Teluh
14
Duka Yang Mendalam
15
Pria Berjubah Hitam
16
Berkelahi
17
Bukan Riana Lagi
18
Ritual
19
Nyi Warsih
20
Beraksi
21
Penemuan Mayat
22
Menerawang
23
Teror Kematian
24
Histeris
25
Menunggu Kesempatan
26
Mendapat Kesempatan
27
Menahan Rindu
28
Bertemu
29
Perpisahan
30
Pertarungan dan Kematian
31
Emosi
32
Menyusun Rencana
33
Gagal Menyerang
34
Kemarahan Damar
35
Tak Diduga
36
Siapa Yang Melakukan Ini
37
Membawa Pulang
38
Memasuki Kediaman Juragan Karno
39
Menuju Bukit
40
Mencari Tau Kebenaran
41
Terkuak
42
Bersabar Untuk Dendam
43
Mengirim Santet
44
Membalikkan Kiriman
45
Apa Yang Terjadi
46
Bercerai
47
Menjalankan Perintah
48
Pemandangan Indah Namun Menyakitkan
49
Kebahagiaan Sederhana
50
Menuju Sendang Wonogiri
51
Bersemedi Didasar Sendang
52
Menuju Desa Ketang
53
Awal Rencana
54
Melepas Rindu
55
Siapa Mahen?
56
Bahaya
57
Siapa Pria Misterius Itu?
58
Teror
59
Kepanikan Damar
60
Kondisi Ibunya Damar
61
Cemburu?
62
Menghapus Ingatan Bude Ratna
63
Masalalu
64
Misteri Terpecahkan
65
Ada Apa Dengan Sekar?
66
Ketakutan Sekar
67
Kondisi Purwo
68
Keinginan Riana
69
Pergi
70
Bunga Sedap Malam
71
Tempat Tinggal Baru
72
Mengunjungi Riana
73
Kesembuhan Purwo
74
Pengakuan Sekar
75
Bertemu pria tua
76
Menemui Ki Ageng
77
Kekhawatiran Mbok Sri
78
Kembali Ke Desa
79
Siapa Mbah Sastro
80
Bekerja Sama
81
Pertemuan Purwo Dan Damar
82
Rencana Untuk Berlatih
83
Istana Keraton Mbah Sastro
84
Masalalu Ibunya Damar
85
Menagih Janji
86
Berduka
87
Pertarungan Melawan Riana
88
Sumpah Riana
89
Bertemu Nyi Danu
90
Ritual Penobatan Ratu
91
Riana Adalah Nyi Danuwati
92
Janin Hilang
93
Kebengisan Nyi Danuwati
94
Pangeran Segoro
95
Jiwa Yang Terkurung
96
Persiapan Pemujaan
97
Pemujaan
98
Penyiksaan Ki Ageng
99
Kematian Ki Ageng
100
Meneror Ginanjar
101
Teluh Pelesit Mantimang
102
Penyakit Aneh
103
Mayat Berserakan
104
Bersih bersih
105
Rogoh Sukmo
106
Saling Menyerang
107
Penyakit Apalagi Ini?
108
Pelampiasan
109
Penyiksaan Terhadap Nyi Warsih
110
Perkelahian
111
Memulihkan Kondisi
112
Mendapat Teror
113
Mati
114
Apa Penyebabnya?
115
Tinggal Di Desa
116
Bertamu
117
Mencabut Ilmu Nyi Warsih
118
Amarah Pangeran Segoro
119
Jiwa Jiwa Sesat
120
Ketakutan Ginanjar
121
Ketakutan Ginanjar 2
122
Ketakutan Ginanjar 3
123
Menemukan
124
Pertapaan
125
Menuju Laut Segara Getih
126
Gangguan
127
Kematian Barun
128
Keputusan
129
Sosok Menyeramkan
130
Kembali Ke Kota
131
Mengirim Sihir
132
Keanehan
133
Membuat Kekacauan
134
Berunding
135
Membantu
136
Tidak Tahu Diri
137
Sosok Wanita Cantik
138
Menolong
139
Kejang Kejang
140
Tangisan Pilu
141
Kuntilanak
142
Tipu Muslihat
143
Demi Uang
144
Aksi
145
Kerasukan
146
Ada Apa Lagi?
147
Sesajen
148
Menunggu
149
Danyang
150
Persyaratan Tumbal Janin
151
Persiapan Penyambutan Kepulangan Pangeran Segoro
152
Lipat Bumi
153
Kepulangan Pangeran Segoro
154
Rencana Yang Gagal
155
Tragedi Malam Berdarah
156
Menyerahkan Janin
157
Hukuman
158
Amarah Pangeran Segoro
159
Telepati
160
Mayat
161
Isi Hati Pangeran Segoro
162
Tangisan Pilu Pangeran Segoro
163
Bukan Manusia?
164
Gantung Diri
165
Tiga Mayat
166
Tidak Ada Rasa Empati
167
Ingin Berbicara
168
Saling Membantu
169
Terjadi Sesuatu Yang Buruk?
170
Nasib Apes
171
Demam Tinggi
172
Kesembuhan Mang Kurdi
173
Kemunculan Nyi Danu
174
Mantra
175
Seperti Orang Gila
176
Menjemput Maut
177
Takut
178
Sungguh Aneh
179
Kepala Hilang
180
Penderitaan Yanto
181
End (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!