Dendam Yang Terbalaskan
POV Author
Di bawah sinar matahari yang terik seorang gadis cantik dengan kulit putih bersih dan cerah, tengah berjalan dengan menenteng sayuran di tangan nya. Sesekali ia akan mengusap keringat yang membasahi wajah nya, sembari bernyanyi dengan lirih tapi merdu ia adalah Ariana Pramona.
"Huuhh... panas dan gerah." gumam Riana
"Akhirnya sebentar lagi sampai." timpal nya lagi
Setelah berjalan sekian lama akhirnya ia pun sampai, dan bergegas masuk ke dalam rumah. Tanpa di sadari, bahwa sedari tadi ada yang terus memperhatikan di balik semak belukar.
"Kamu udah pulang nduk?" tanya Rukmini sang ibu
"Sudah bu." sahut Riana
"Wess... kamu langsung mandi saja sudah sore biarpun cuaca cerah begini." ucap Rukmini
"Nggeh bu." sahut Riana
( Iya bu )
"Ya wes sana, sayuran nya di bawa ke belakang saja biar langsung di masak sama si mbok." ucap Rukmini
"Nggeh." sahut Riana sembari menundukkan kepalanya
( Iya )
Riana pun berlalu meninggalkan sang ibu di ruang tamu menuju ke belakang untuk menemui mbok Sri, sebelum sampai ke belakang Riana berpapasan dengan mbok Sri.
"Ehh... kamu sudah pulang toh nduk?" tanya mbok Sri
"Sudah mbok." jawab Riana sembari tersenyum manis
"Capek toh?" tanya mbok Sri membalas senyuman Riana
Riana hanya terkekeh
"Ini sayur nya mbok." ucap Riana sembari menyodorkan sayuran yang baru di petik oleh nya di kebun.
"Wes... sini biar mbok masak langsung, soalnya nanti ada tamu." sahut mbok Sri seraya mengambil sayuran di tangan Riana
"Tamu." desis Riana mengerutkan keningnya
"Nanti juga kamu tau sendiri nduk." sahut mbok Sri seraya berjalan ke belakang meninggalkan Riana yang kebingungan seorang diri.
Riana terpaku sesaat namun ia tidak ambil pusing soal yang di ucapkan mbok Sri, ia pun langsung bergegas menuju sumur untuk mandi.
Keluarga mereka memang masih menggunakan sumur yang letak nya di belakang rumah, disana tidak ada satupun warga yang memiliki kamar mandi.
"Huhh... gara - gara ucapan si mbok tadi jadi lupa mau ambil pakaian dulu." gumam Riana
Riana pun bergegas ke arah dapur rumah menemui mbok Sri, sesampainya disana Riana melihat mbok Sri sedang memasak bergegas ia menghampiri mbok Sri.
"Mbok nanti setelah masak tolong siapin pakaian Riana y, aku malas kalau harus kembali ke kamar mbok." ucap Riana sembari nyengir
"Ya wess... nanti mbok antar kan, kamu mandi saja sana nduk." sahut mbok Sri seraya tersenyum
Mbok Sri memang telah menganggap Riana seperti putri nya sendiri, lantaran mbok Sri tidak memiliki seorang anak dan suami nya pun telah meninggal. Begitu juga dengan Riana yang juga menganggap mbok Sri seperti ibunya, karena sedari kecil ia sangat dekat dengan mbok Sri.
"Terimakasih ya mbok." ucap Riana sembari tersenyum tulus
"Nggeh nduk." sahut mbok Sri
( Iya nak )
Riana pun kembali bergegas menuju sumur dan menyelesaikan ritual mandi nya, setelah memakai pakaian yang di bawakan mbok Sri ia pun bergegas menuju ruang tamu.
Disana terlihat Rukmini, dan Pramono orang tua Riana.
Rukmini yang melihat putri nya lekas memanggil Riana.
"Nduk sini nak duduk." ucap Rukmini
"Nggeh bu." sahut Riana
( Iya bu)
"Kamu sudah siap menerima tamu nanti?" tanya Rukmini
Riana hanya mengerutkan kening bingung dengan perkataan ibunya yang serupa dengan perkataan mbok Sri.
"Tamu siapa bu?" tanya Riana
Rukmini lantas melirik Pramono suaminya, seraya berkata.
"Loh bapak gimana toh? Kok ndak bilang sama putri kita." sungut Rukmini
"Maaf bapak lupa bu." ucap Pramono sembari terkekeh pelan
"Ya wes.. biar bapak sajalah yang cerita sama putri kita." ucap Rukmini
Pramono melirik putri nya Ariana dengan lekat, seraya menghembuskan nafas pelan.
"Nduk nanti juragan Karno datang beserta putranya Purwo buat melamar kamu kesini." ucap Pramono pelan
Deg
"Kenapa bapak sama ibu tidak beritahu Riana dulu?" sahut Riana seraya merasakan sesak di dadanya
"Maafkan bapak nduk, lagian bapak pikir ini yang terbaik buat kamu." ucap Pramono
"Terbaik apa pak? Bapak kan tahu Riana menjalin hubungan dengan Damar." sahut Riana
"Damar seorang pemuda miskin itu." sentak Pramono
"Pak sudah, kasian Riana toh pak." timpal Rukmini menenangkan suaminya
Riana menggelengkan kepala pelan, lantas bangkit dari duduk nya dan berlari ke kamar.
Sepeninggal putri nya, Rukmini mencoba untuk berdiskusi dengan Pramono suaminya.
"Jangan keras keras sama Riana toh pak, ingat Riana itu putri bapak." ucap Rukmini
"Nggeh bu maaf, bapak hilang kendali." sahut Pramono
"Lagian jika memang Riana hanya ingin Damar memang nya kenapa toh pak?" tanya Rukmini pelan
"Bu... ibu tau kan. Damar itu hanya anak dari seorang janda miskin?" tanya Pramono
Rukmini menggelengkan kepala nya pelan.
"Memang salah nya dimana toh pak?" tanya Rukmini
"Ya salah toh bu, apa kata orang nanti? Anak lurah menikah dengan seorang pemuda miskin." sahut Pramono
"Jadi bapak lebih memikirkan apa kata orang daripada kebahagiaan anak sendiri?" tanya Rukmini seraya berlalu meninggalkan suaminya
Rukmini tau jika suaminya sudah berkehendak maka tidak ada seorang pun yang bisa menentang termasuk ia sendiri, maka ia lebih memilih mengalah dari pada harus berdebat.
Rukmini melangkahkan kaki nya menuju kamar putri nya Ariana, sesampainya di depan pintu kamar ia mengetuk pelan lantas membuka knop pintu dan masuk ke dalam tidak lupa ia menutup pintu nya kembali.
Rukmini melihat putri nya berbaring telungkup, lantas menemuinya.
"Nduk." panggil Rukmini tapi tidak ada jawaban dari putri nya
tak hilang akal ia pun menepuk pundak putrinya
"Nduk." panggil nya lagi kali ini Riana menoleh seraya merubah posisi nya menjadi terlentang.
"Kamu jangan bersedih ya nduk, jodoh tidak akan kemana." ucap Rukmini pelan sembari tersenyum namun Riana hanya diam tak menyahut
"Kalau memang Damar jodoh kamu pasti akan kembali walaupun kamu sudah pernah menikah misalnya." timpal Rukmini lagi kali ini Riana menoleh ke arah ibunya, tak terasa mata Riana sudah berkaca kaca detik kemudian ia pun menangis.
"Tapi aku tidak mau bu, Riana tidak mau hiks hiks hiks." ucap Riana sesenggukan
"Nduk dengarkan ibu." ucap Rukmini
"Tidak bu, aku ngak mau. Riana tidak cinta sama mas Purwo bu, Riana hanya ingin Damar." sahut Riana terisak
"Kamu tenang lah nak." ucap Rukmini menenangkan putrinya seraya mengelus pundak putrinya pelan.
"Apa ibu tidak bisa membujuk bapak?" tanya Riana sembari mendongak menatap wajah ibunya yang masih terlihat cantik
"Kan kamu tahu sendiri kalau bapak mu itu seperti apa toh? Kalau dia sudah berkehendak maka kita tidak bisa menentang nya." sahut Rukmini seraya menatap putri nya
Riana hanya bisa menghembuskan nafas kasar
"Ya wess kamu siap siap nanti juragan Karno akan datang." ucap Rukmini seraya keluar dari kamar Riana.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments
Fikri Hanafi
karya mu sangat bagus, ceritanya sangat menarik
2023-03-18
1