"Mengapa rasanya begitu sakit, dia memperlakukan aku seperti ini," ucap Elena lirih.
Sejak tadi dirinya menangis, hingga akhirnya dia pun tertidur. Sedangkan Alex di dalam kamarnya, justru masih terjaga. Sejak tadi dirinya merasa gelisah. Alex sudah berusaha untuk memejamkan matanya, tetapi dirinya tak kunjung mengantuk.
"Sayang, dimana sebenarnya kamu berada? Jika kamu ada di sini, pasti aku tak akan berada di posisi seperti ini."
Alex mengambil satu botol Wine dan langsung menenggaknya. Inilah salah satu cara untuk membuat dirinya tertidur, menghilangkan sejenak pikirannya tentang Clara.
"Clara, aku merindukan kamu. Ku mohon kembalilah," ucap Alex lirih.
Alex sudah terlihat mabuk. Jalannya sudah sempoyongan. Hingga akhirnya dia ambruk di atas ranjang, perlahan matanya terpejam.
Jam alarm di ponselnya berdering. Hari ini dirinya berniat menengok sang ayah. Elena segera bangun dan mandi agar tubuhnya terasa segar. Setelah itu dirinya mulai memasak, dia berniat membawakan makanan spesial untuk ayahnya.
Jam sudah menunjukkan pukul 8 pagi, Jordan telah sampai di apartemen bosnya itu. Jordan menekan bel apartemen, dan Elena membukanya. Netra mereka sempat bertemu, Jordan terpanah melihat kecantikan kekasih kontrak bosnya itu.
"Ehem, apa Tuan Alex sudah bangun," Tanya Jordan, menutupi perasaan groginya.
"Belum. Sampai sekarang Bos kamu masih saja tidur. Coba saja sana bangunkan," ujar Elena sambil berjalan ke dapur untuk melanjutkan memasak. Akhirnya Jordan masuk ke dalam kamar bosnya, dan mencoba membangunkan bosnya itu.
"Mabuk lagi dia? Kenapa si jadi laki-laki bodoh sekali ini orang. Padahal seorang CEO hebat, masa karena wanita hidupnya kini menjadi tak karuan seperti ini," gerutu Jordan.
Elena memilih tidak peduli dengan Alex, semenjak kejadian semalam dia memutuskan untuk menyenangkan hati sendiri. Alex baru saja terbangun, dan segera mandi untuk bersiap-siap ke kantor, dan Jordan memilih menunggu di ruang TV. Sejak tadi dirinya terus memperhatikan Elena yang sedang sibuk memasak.
"Sepertinya wanita ini lebih baik dari Nona Clara. Bahkan, bukan hanya cantik dia juga sangat pintar memasak dan membersihkan apartemen. Selama adanya, apartemen Tuan Alex sangat rapi. Semuanya tertata dengan baik," gumam Jordan dalam hati.
Elena menawarkan sarapan kepada Jordan, tetapi sayangnya Jordan sudah sarapan sebelum dia menjemput bosnya itu. Elena sangat berbeda dengan Clara. Selama Clara bersama Alex, tak pernah sekalipun dirinya menawarkan Jordan makan.
"Ayo kita berangkat," ajak Alex kepada sang asisten. Mendengar suara Alex, Elena langsung menghentikan aktivitas memasaknya dan menghampiri Alexb berniat untuk izin menengok sang ayah.
"Tuan!" panggil Elena, membuat langkah Alex terhenti dan menengok ke arah sumber suara.
Elena langsung mengatakan keinginannya untuk menengok sang ayah. Mendengar Elena akan pergi keluar apartemen, Alex merasa ketakutan. Dia takut kalau Elena akan pergi meninggalkan dirinya seperti yang Clara lakukan kepadanya.
"Selama kontrak kita belum selesai, tak ada satu orang pun yang boleh kamu temui. Termasuk Ayahmu. Aku tak mengizinkan kamu untuk pergi," ucap Alex ketus.
"Hal itukan tidak ada dalam surat perjanjian, yang menyatakan kalau aku tak boleh keluar," protes Elena.
"Sekali aku bilang tidak, ya tidak! Aku tak suka di bantah," bentak Alex membuat Elena terperangah kaget.
Elena tetap memohon, dia sudah sangat merindukan ayahnya. Hari ini dia sudah berniat untuk menyenangkan hati ayahnya dengan membawakan makanan kesukaannya.
"Ya sudah, kau ku izinkan pergi. Namun kamu hanya boleh pergi dengan di antar orang suruhan aku. Jangan mencoba untuk kabur dari ku, jika sampai kamu berani melakukan hal itu. Aku tak akan segan-segan membuat kamu menderita," ancam Alex sambil menatap Elena tajam. Wajah Alex terlihat bengis.
Tentu saja Elena memilih mencari aman. Karena tujuannya memang hanya untuk menengok sang ayah. Elena meminta supir Alex menunggu di luar. Dia tak ingin tetangganya melihatnya.
"Kamu di sini saja menunggunya! Tenang saja aku tak akan kabur. Setelah urusan aku selesai, aku akan segera kembali," ucap Elena kepada supir Alex.
Elena berjalan menuju rumah susun. Selama ini Elena tinggal di lantai 2. Elena tersenyum kala melihat tubuh sang ayah terlihat lebih segar. Elena langsung memeluk sang ayah, meluapkan perasaan rindunya.
"Elena merindukan ayah. Apa ayah baik-baik saja selama aku tak ada?" ucap Elena. Dia khawatir suster yang merawat ayahnya tak mengurus sang ayah dengan baik. Setelah dirinya melihat langsung kondisi ayahnya, Elena sudah bisa bernapas lega. Bagi Elena waktu enam bulan sangatlah lama. Dia ingin perjanjian itu segera selesai.
"Gimana keadaan kamu, Nak? Apa kamu baik-baik saja?" ujar Richard sambil mengelus wajah sang anak dengan lembut.
"Ya aku baik-baik saja, seperti yang ayah lihat. Aku harap, ayah bisa bersabar sampai saatnya aku kembali," ujar Elena.
Elena tak lama di sana, dirinya pamit pulang. Elena menciumi kedua pipi dan tangan ayahnya. Ada seberkas kesedihan di hati Elena, karena harus berpisah kembali dengan sang ayah.
Elena baru saja sampai di apartemen, dia memilih untuk langsung mandi. Alex tersenyum kala melihat Elena dari tayangan CCTV.
"Ternyata kamu tipe penurut juga," ucap Alex. Karena Elena sudah sampai di apartemen.
Jam sudah menunjukkan pukul 7 malam, Alex baru saja sampai di apartemen. Saat itu Elena sedang duduk bersantai menonton drama Korea. Elena menuruti permintaan Alex untuk tidak membuatkan makanan untuk Alex.
"Cepat ganti pakaianmu sekarang, aku ingin mengajak kamu makan diluar," titah Alex.
"Aku sudah makan, kamu saja ya makan," ucap Elena ketus membuat Alex merasa kesal.
Alex menghampiri Elena dan mendorong tubuh Elena dengan kasar, kemudian menindihnya.
"Kau berani melawanku? Apa aku perlu mengingatkan kamu, siapa kamu saat ini?" bentak Alex. Membuat tubuh Elena bergetar ketakutan.
"Jangan buat aku marah! Lakukan semua yang aku perintah, jangan pernah menolak aku! Aku paling tak suka ditolak," ucap Alex ketus.
Alex kerap menunjukkan sosok yang kejam. Kerap mengancam Elena, dan bersikap kasar. Hingga akhirnya Elena memilih mengikuti permintaan Alex.
Elena sudah berdandan cantik dan tampak anggun. Mereka seperti sepasang romeo dan juliet. Semua orang menganggap kalau Elena adalah Clara kekasih dari Alex. Hanya saat diluar, Alex bersikap mesra kepada Elena. Sepersekian detik netra mereka bertemu, membuat jantung Alex berdegup dengan cepat.
"Dia Elena, bukan Clara," Alex bermonolog dengan hatinya.
"Ingat, apa yang dia lakukan kepadamu hanyalah sebatas sosok pengganti. Di saat kekasihnya datang, dia akan membuang kamu seperti sebuah sampah yang tak terpakai lagi," Elena bermonolog dengan hatinya.
Suasana terasa hening, mereka sibuk dengan pemikirannya masing-masing. Tak ada sepatah kata pun terlontar dari bibir keduanya selama dalam perjalanan pulang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Pipit Sopiah
di lanjut lagi
2022-10-05
0
diah nursanti
apa km masih mengharap Clara kalo tau kelakuan Clara sebenarnya Alex???
2022-10-04
2
Rosnelli Sihombing S Rosnelli
bodoh ya thor alex pecundang sudah ditinggal masih ngarep
2022-10-04
1