Tiga bulan sudah berlalu, malam ini nenek dan Ariani merasa capek sekali tapi mereka senang. Pasalnya walaupun seharian lelah di pasar karena usai berjualan mereka belanja banyak kebutuhan, karena besok ada perayaan maulid nabi. Biasanya semua orang akan berbondong-bondong datang ke surau membawa Asahan. Di hari yang seperti itulah yang akan ada pembacaan sholawat nabi yang sangat merdu.
"nduk ayo wes kita tidur. besok kita akan bangun pagi untuk masak buat Asahan, yang mau dibawa besok malam ke surau" kata nenek
" baik nek" jawab Ariani sambil menguap.
Ia pun berjalan ke kamarnya. Sekarang gadis kecil itu sudah tidur terpisah dari sang nenek. Ia tidur dikamar yang memang berdampingan dengan kamar nenek.
Kamar yang tak begitu besar tapi bersih. Ada amben dan kasur kecil yang hanya bisa untuk dipakai 1orang saja, terdapat juga lemari kayu yang tak begitu besar di pintu lemari itupun terpasang cermin. Ada sebuah meja di samping temat tidurnya. Dan ada cahaya remang-remang yang tercipta karena sebuah lampu teplok di dinding bambu itu. Suasana yang sangat cocok untuk tidur karena memang sudah usai Isyak.
Keesokan paginya nenek sudah siap untuk menyembelih ayam. Mulutnya komat Kamit membaca doa.
"Allahu Akbar..... Allahu Akbar...... Allahu akbar" Lalu dengan sekali sayatan pisau yang di pegang oleh nenek ayam itupun sudah putus urat nadinya. Diletakkannya binatang itu di atas tanah dan langsung menggelepar-gelepar meregang nyawa. Setelah sudah tak bergerak lagi nenek memasukkannya kedalam kuali yang sudah di isi dengan air panas. Beberapa saat kemudian nenek dengan cepat membersihkan semua bulu yang hewan itu miliki, di bersihkan juga jeroannya. Ayam itu tidak di potong-potong, melainkan hanya di belah bagian dada dan perutnya saja. Setelah bersih nenek memasaknya dengan berbagai bumbu yang sudah diracik.
Ditengah kesibukan itu Ariani bangun dari tidurnya, seperti biasa ia langsung pergi ke sumur untuk membersihkan badannya lalu membantu nenek. Sebelum membantu nenek di dapur, ia terlebih dahulu membersihkan kamar dan menyapu rumah itu.
"nek harum sekali bau masakan nenek. aku Sampai lapar kata Ariani usai membersihkan rumah. Mendekat lah ia kepada sang nenek, dengan perut yang sudah berbunyi.
"Oalah nduk ini belum matang nenek baru saja merebusnya, nanti habis di rebus mau di panggang buat ayam panggang bumbu merah. Kamu kalau lapar sementara itu nenek sudah masak nasi sama tempe goreng untuk sarapan." kata nenek sambil tersenyum
Memang kalau masak untuk acara seperti ini pastilah membutuhkan waktu yang tak sedikit bisa-bisa seharian penuh berkutat di dapur.
Ariani langsung mengambil piring, mengisinya dengan nasi dan tempe goreng tadi. Karena tak mungkin menunggu ayam yang masih lama prosesnya. Bisa-bisa perutnya sakit menahan lapar.
"nenek sudah sarapan". tanya Ariani sambil menyuap makanannya.
"sudah nduk, kalau nenek sebelum menyembelih ayam tadi sudah sarapan. butuh banyak tenaga kalau melakukan pekerjaan memasak untuk hari istimewa seperti ini" jawab nenek
Bagaimana tidak istimewa hari ini memperingati kelahiran pemimpin seluruh umat Islam di dunia. Tanpa terasa ayam di atas tungku sudah cukup matang. Nenek mengangkatnya dari atas tungku dan memasak yang lain, seperti perkedel kentang, tempe kering, tahu bali, dan serundeng.
"nek aku sudah selesai makannya. boleh q membantu nenek memasak?" semangat sekali Ariani ingin membantu nenek memasak.
"ya sudah ambilkan nenek kayu bakar di belakang ya" kata nenek
"baik nek" jawab Ariani singkat
Ia pun pergi kebelakang tempat penyimpanan kayu bakar. Disitu nenek menyimpan kayu bakar dengan sangat rapi. Ariani membawa beberapa kayu bakar ke dapur lalu balik lagi. Dua kali ia pulang pergi membawa kayu bakar.
"sudah nduk cukup. sini kamu duduk disebelah nenek. Biar kamu kalau besar pinter masak"
Setelah lauk pauk sudah matang semua nenek memanggang ayam yang sudah di angkat tadi. Bumbu ayam yang sudah merasuk hingga ke tulang-tulang ayam pun
menciptakan bau yang sangatlah sedap saat di panggang di atas bara api yang menyala.
Hari sudah siang semua lauk pauk sudah rampung. Tinggal nasi kuningnya, lalu nenek dengan cekatan mengupas kelapa, di parut dan diambil santannya. lalu membuat bumbu nasi kuning dan di masukkan ke dalam santan. Mencuci beras dan memasak nya. beberapa jam kemudian sudah mengepul asap dari dandang yang berisi nasi kuning tadi.
Setelah semuanya matang nenek mengajak Ariani makan nasi kuning.
"ayo nduk kita makan nasi kuning dulu. ini sudah sore. nanti bantu nenek ke sumur membersihkan perabotan yang tadi di buat masak ya"pinta nenek
"iya nek dengan senang hati"
Mereka pun menikmati nasi kuning yang baru matang tadi ayam yang sudah selesai di panggang tadi memang sengaja tak dihidangkan, karena untuk acara nanti malam. Mereka hanya memakan jeroannya saja. Memang mereka hanya mampu menyembelih satu ekor ayam saja, walau demikian sudah terasa nikmat di lidah mereka.
"kalau sudah makan kamu bawa semua perabotan kotor itu ke sumur. nenek mau istirahat sebentar sebelum nyuci perabotan. nenek lelah sekali" pinta nenek.
Ariani menganggukkan kepala tanda mengerti. Ia kasihan melihat nenek kecapekan. Lalu ia ke sumur membawa semua perabotan yang kotor tersebut. Setelah semua perabotan kotor menumpuk di sumur Ariani menimba air beberapa kali. Lalu nenek datang menghampiri Ariani.
"kamu jangan dekat-dekat sumur, berbahaya. kamu disitu saja. nanti nenek yang cuci, kamu yang bawa ke dalam rumah ya".
Setelah semuanya selesai, mereka sekalian mandi karena hari sudah agak petang.
"byur....., byur...... byur..
byur....byur..... byur....
Tak lama kemudian mereka sudah segar dan wangi. Mereka sudah masuk kedalam rumah mengunci pintu belakang dan memakai pakaian terbaik yang mereka punya. Lalu kembali ke dapur untuk menata nasi dan lauk pauk yang sudah matang.
Jadilah satu tampa tumpeng nasi kuning dengan berbagai lauk yang menggiurkan di tata dengan sangat cantik.
"wah bagusnya nek. banyak lagi". kata Ariani
"kalau buat acara kayak gini memang harus bagus dan banyak, biar berkah nduk" jawab nenek.
"Ariani gak boleh pelit kalau selamatan. harus yang bagus karena ini nantinya akan dimakan banyak orang dan menjadi berkah buat kita semua" tambahnya. Nenek ingin Ariani mengingat ucapannya, berharap suatu saat nanti gadis kecil itu mempunyai sifat yang baik.
Setelah menunaikan Sholat magrib mereka pergi ke surau membawa tumpeng nasi kuning. Tak lupa kerudung menutupi rambut mereka. Sampai di surau sudah ada beberapa orang yang berkumpul ada sebagian juga yang baru sampai, ada pula yang masih di jalan. Setelah semuanya berkumpul, Sholawat nabi pun di lantunkan.
Allahumma sholli ala Muhammad
Allahumma sholli alai wasallim
dan seterusnya.
Lalu berlanjut
Shollallah ala Muhammad
Shollallah alai wasallam
Semua yang hadir pun berdiri sambil membaca sholawat, melipat tangan di bawah dada di atas pusar. Pembacaan sholawat dilakukan dengan khusuk dan di akhiri dengan do'a dan makan bersama.
Walau hanya diterangi oleh beberapa lampu teplok surau itu sudah terang. Mereka menikmati makanan yang sudah dibagikan oleh para lelaki yang bertugas membagi agar tidak berebut. Masing-masing di beri nasi lauk dan juga buah-buahan karena memang beraneka ragam yang di bawa oleh warga.
Nenek dan Ariani mendapat nasi lauk dan juga buah-buahan mereka memakan nasi yang di bagikan tadi dengan lahap, karena memang nikmat sekali makan rame rame, lauk mereka pun bermacam macam. Setelah usai makan warga pulang ke rumah masing-masing, begitu juga nenek dan Ariani. Mereka pulang membawa berkat yang tersisa. Karena tak baik makan terlalu berlebihan.
Tiba di rumah nenek dan Ariani menyimpan berkat yang dibawa tadi ke dapur dan tak lupa ditutup agar tidak terkena kotoran, lalu duduk santai di depan sambil bercerita ringan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments