2. Mencari Jejak

Keesokan harinya, di pagi hari setelah sarapan, Nini Rumi bersiap akan pergi ke desa Ariani.

"nduk Nini mau berangkat dulu ya, kamu hati-hati di rumah ya. Tutup pintunya".

"baik Nini. Nini juga hati-hati dijalan ya" jawab Ariani.

Berangkatlah wanita tua itu, berjalan dijalan setapak sang di kanan kirinya tumbuh dengan rumput-rumput liar. Setelah perjalanan yang cukup melelahkan, tibalah wanita tua itu di desa Ariani. Dilayangkan pandangan ke sekitar, dimana kiranya ia dapat menemukan rumah gadis itu.

Ia berjalan sambil mencari seseorang yang dapat ia tanya. Tak beberapa lama kemudian ia bertemu dengan seorang wanita setengah baya warga sekitar yang sedang membersihkan halaman rumah.

"nyuwun Sewu, saya mau tanya dimana ya rumah yang dua hari yang lalu terjadi kebakaran?" tanya Nini dengan sopan.

dengan ramah wanita itu memberikan petunjuk rumah Ariani. Lalu Nini Rumi berpamitan seraya mengucapkan terimakasih.

Sampai di tempat yang dituju, Nini Rumi tak sedikitpun ada tanda-tanda kehidupan disana. Hanya bekas abu dari kebakaran itu dan tampak reruntuhan yang telah habis dilalap si jago merah. Membayangkan kejadian itu disaksikan gadis kecil yang masih berusia tujuh tahun membuat Nini Rumi tak tega.

Dengan langkah gontai Nini Rumi meninggalkan tempat itu. Berjalan pulang melewati jalanan yang tadi saat ia berangkat. ditengah jalan ia berniat beristirahat sambil mencari pakan untuk ternaknya, dan memakan ubi rebus yang ia bawa untuk bekal perjalan, juga sedikit air. sudah merasa cukup beristirahat, ia beranjak pulang dengan agak tergesa-gesa karena takut pulang terlalu sore.

Menjelang sore tibalah Nini Rumi dikediamannya. Lalu ia langsung membawa pakan ternaknya ke belakang. Setelah membersihkan diri, Nini Rumi memanggil Ariani

"nduk apa kamu sudah mandi?

"sudah Nini" jawab gadis itu.

"ya sudah kalau begitu ayo kita makan dulu Nini sudah lapar.

Keduanya pun masuk kedalam rumah dan menikmati hidangan yang sudah tersedia.

Setelah makan Ariani tak sabar ingin bertanya apakah Nini Rumi berhasil menemukan ayah atau ibunya.

"apakah Nini menemukan keluargaku? tanya Ariani dengan penuh harapan.

Nini Rumi memeluk gadis itu seraya berkata

"maafkan Nini nduk, Nini tak menemukan apapun di rumahmu. Tapi kamu jangan sedih, tinggallah disini bersama Nini, Nini akan merawatmu. Karena Nini juga sebatang kara"

Keduanya menangis berurai air mata dan saling mendekap satu sama lain.

Setelah puas meluapkan kesedihan mereka beranjak masuk kedalam kamar untuk tidur karena memang sudah malam. Suara jangkrik dan kelelawar seperti tahu keadaan didalam rumah itu.

Rumah yang begitu sepi dengan hanya diterangi cahaya lampu teplok, dan rumah tetangga yang memang berjauh-jauhan.

Keesokan paginya Nini Rumi bangun lekas memasak. Udara di desa yang masih asri itu sangatlah dingin menusuk kulit. Tapi kalau ada di depan tungku sambil memasak juga bisa sambil menghangatkan badan.

Sesekali Nini Rumi mengintip di bilik kamarnya melihat gadis kecil itu yang masih terlelap.

Aroma khas masakan yang matang menyapa hidung Ariani. Gadis itu membuka mata perlahan, dan bangkit dari tidurnya.

"baunya bikin perutku lapar". katanya dalam hati.

Lalu ia keluar dari kamar dan berjalan menuju dapur. Di sana Nini Rumi sedang memasak. Sadar kalau Ariani sudah bangun lalu Nini Rumi menyapanya

"sudah bangun cah ayu? Pergilah ke sumur mandi lalu ayo kita sarapan."kata Nini Rumi.

Dengan langkah agak malas ia pergi ke sumur memang udara masih terasa dingin membuat ia enggan untuk mandi. Tapi dengan cepat ia membuka baju lalu

"byur.... byur.... byur... " .

Tak berselang lama ia cepat-cepat masuk dan duduk di depan tungku agar badannya merasa hangat.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!