Part5

Setelah David pulang bekerja ia langsung pergi ke Rumah Sakit untuk melihat keadaan Laila, tibanya di Rumah Sakit ruang rawat terlihat kosong dan sedang di rapihkan oleh Suster. “ Sus, pasien yang ada di sini kemana?.” tanya David.

“ Pasien sudah di bawa pulang sama keluarganya tadi siang.” jawab Suster tanpa memperhatikan orang yang bertanya padanya bukan orang biasa.

Saat tahu Laila di bawa pulang David segera mencari tahu alamat rumah Laila melalui Identitasnya, tak lama kemudian David melihat Laila duduk di kursi roda dan ada orang yang memaki Laila dan orang tuanya. “ Karena sudah seperti ini lebih baik kau tinggalkan putraku, karena aku sudah mendapatkan wanita baik-baik dari keluarga terhormat, tidak sepertimu orang rendahan.” ucapan Nani Shean membuat Rosdiana murka dan ingin menamparnya, tapi apa daya ia di cegah pengawal Nani Shean yang selalu berjaga di sampingnya.

“ Lepaskan! aku akan merobek mulut kotornya yang berani menghina putriku.” Rosdiana berontak seperti ingin memakan Nani Shean.

Nani Shean melemparkan surat undangan ke wajah Laila. “ Itu undangan pertunangan Radi dengan wanita pilihanku, aku harap kau bisa datang di acara pertunangan Radi minggu depan. Tunggu! seharusnya aku tidak perlu mengundangmu untuk datang, karena kita tahu sendiri kau tidak bisa jalan sekarang, kau lumpuh bagaimana bisa kau datang ke tempat tinggalku yang berjarak cukup jauh. Hihih!.” Nani Shean tersenyum puas sebelum ia berbicara lagi. “ Aku harap ada pria yang mau menikahi wanita lumpuh sepertimu.” bisikkan Nani Shean membuat Laila berdebar kencang karena menahan emosi.

David berjalan dan berniat membalas omongan Nani Shean karena terlalu sombong. “ Sepertinya pertunangan anakmu terancam batal nyonya.” Nani Shean terkejut mendengarnya. “ Siapa kau? kenapa tiba-tiba datang dan berani berbicara seperti itu padaku.” pengawal Nani Shean segera menghadang David yang berusaha mendekat. “ Oow, tenang, aku tidak akan menyakiti majikan kalian.” mengangkat kedua tangan seperti pecundang.

“ Aku di sini hanya mau menyampaikan pada nyonya, bahwa putramu sekarang di tahan di kantor Polisi karena diduga penganiayaan.” ucap David tersenyum puas.

“ Jangan bicara sembarangan kau! putraku tidak mungkin melakukan itu, kau orang bo*oh berani omong kosong di hadapanku.” bentak Nani Shean. “ Jika nyonya tidak percaya boleh pergi lihat anakmu di kantor Polisi yang tidak jauh dari sini, kau akan terkejut melihatnya, atau bahkan kau terkena serangan jantung lalu mati di sana.” mendekatkan kepala dan menyeringai.

“ Siapa orang ini? kenapa dari tatapannya tidak biasa, bahkan aku merasa gemetar di hadapannya, sebelumnya aku tidak pernah merasakan hal seperti ini pada orang lain.” batin Nani Shean mundur perlahan sebelum pergi meninggalkan kediaman Laila.

“ Terima kasih tuan, kau sudah mengusir dia dari sini.” ucap Juna tersenyum ramah.

“ Tidak perlu berterima kasih, aku datang kemari ingin menawarkan pengobatan khusus di luar negri agar putrimu bisa berjalan lagi, semua biaya aku yang tanggung.” dengan penuh harapan David berbicara tanpa tahu perkataannya akan menyakiti hati Laila yang baru saja mengalami nasib buruk.

Laila langsung mendorong kursi rodanya masuk ke dalam rumah tanpa berkata apapun, di ikuti Rosdina yang mencemaskan Laila. David tidak percaya ia di tolak secara halus oleh Laila sendiri.

“ Tuan sebaiknya Anda pergi dari sini, masalah tadi apa yang tuan bicarakan nanti saya sampaikan baik-baik pada Laila.” ucap Juna dengan sungkan.

David mengangguk lalu pergi naik mobil, saat di dalam mobil David melihat Laila yang menangis histeris dari kaca jendela kamarnya. “ Aku tahu tidak mudah baginya memaafkan kesalahanku, tapi aku akan bertanggung jawab segalanya.” mengemudi dengan cepat.

Nani Shean tidak percaya dengan perkataan David padanya, tapi Nani Shean tidak bisa menghubungi Radi sejak tadi pagi yang membuatnya curiga, mau tidak mau ia pergi ke kantor Polisi sesuai arahan David, saat Nani Shean masuk ada teriakan yang membuatnya tercengang. “ Mama! akhirnya kau datang juga, cepat bantu aku keluar dari sini. Aku lelah berada di sini selama 10 jam.” Nani Shean berlari memeluk Radi dari jeruji besi. “ Radi sedang apa kau di sini nak?.” Radi terlihat menyedihkan dengan makanan tergeletak di lantai. “ Mama cepat bawa aku pulang, aku lapar seharian tidak makan apapun.”

Nani Shean pergi menemui Polisi dan marah besar. “ Pak, apa yang sudah kau lakukan pada putraku? kau memenjarakan dia, apa kau tahu siapa dia? dia putra dari Grup Shean, aku yakin kau tahu itu. Sekarang cepat keluarkan putraku dari ruangan kotor itu.”

“ Maaf nyonya, dia melakukan tindak penganiayaan terhadap orang lain, anak nyonya tidak bisa di keluarkan kecuali pelapor mencabut tuntutannya.” jawab Polisi dengan ramah.

Nani Shean sangat marah sampai tidak bisa berkata-kata. “ Radi kau yang sabar di sini nak, Mama akan cari bantuan untuk mengeluarkanmu dari sini.” Nani Shean segera pergi keluar, sedangkan pengawal membawa makanan lezat dan memberikannya pada Radi. “ Ini tuan.”

“ Dasar bo*oh! untuk apa kau bawa makanan sebanyak ini? apa kau pikir aku akan diam di sini sangat lama. Cepat buang makanan ini aku tidak butuh, aku mau keluar sekarang juga dari sini.” teriak Radi dengan kesal.

Pengawal itu segera membawa makanan tersebut dan menunggu saat Radi lapar lalu meminta makanannya, dan benar saja Radi sudah tidak tahan dan menyuruh pengawal membawa makanan itu padanya. “ Dia begitu angkuh, jika lapar kenapa tidak makan saja dari tadi.” batin pengawal merasa heran.

Di tengah malam Nani Shean datang bersama Shean Ji untuk menjemput Radi, tanpa berkata-kata Radi berlari pergi mengemudi mobil milik Shean Ji dengan kecepatan tinggi.

“ Apa yang dia lakukan? akan pergi ke mana dia terburu-buru seperti itu?.” ujar Shean Ji menggelengkan kepala.

“ Biarkan dia pergi suamiku, sebentar lagi dia akan tahu berita pertunangannya akan segera di adakan minggu depan. Kita tidak perlu susah-susah memberitahu anak keras kepala itu.” tersenyum puas.

“ Seharusnya kau meminta pendapat Radi sebelum mengatur acara pertunangannya, bagaimana jika Radi berontak dan pergi meninggalkan acara, kita yang akan malu istriku.” khawatir.

“ Kau tenang saja suamiku, dia tidak akan bisa menolak permintaanku.” dengan yakin.

Radi pergi ke Rumah Sakit tapi Suster mengatakan jika Laila sudah pulang tadi siang, Radi segera pergi ke rumah Laila dan terkejut setelah masuk karena David sedang duduk di sofa bersama Juna. “ Kau! sedang apa kau di sini?.” Radi hampir memukul David tapi David segera memperingatinya. “ Apa ruangan penjara sangat nyaman untuk di tinggali sampai kau mau masuk ke sana lagi? kurasa makanan penjara tidak begitu buruk.” setelah mendengar ucapan David, Radi menurunkan tangannya yang hampir memukul David.

“ Paman, kenapa kau membiarkan pelaku ini masuk ke rumah, apa kau tidak takut jika dia akan mencelakai Laila lagi.” tanya Radi.

“ Begini Radi, sebenarnya dia ke sini berniat membawa Laila ke luar negri untuk pengobatan.” Juna belum selesai bicara tapi Radi memotongnya dengan tidak sopan. “ Apa?! jadi paman percaya dia akan mengobati Laila di luar negri, bagaimana jika dia melakukan hal tidak pantas saat di sana?.” Bruk! David memukul mulut Radi yang telah menyinggungnya. “ Coba ulangi lagi perkataanmu tadi.” mencengkram leher Radi dengan kuat.

Keributan yang mereka lakukan membuat Laila tidak nyaman dan ingin mengusir keduanya. “ Berhenti! apa kalian akan berkelahi di rumah ini? dasar tidak tahu malu, aku tidak mau melihat kalian datang ke sini lagi, cepat pergi dari sini.” Radi buru-buru menjelaskan pada Laila. “ Laila kau tidak boleh pergi ke luar negri bersamanya, aku yang akan mengantarmu berobat, temanku seorang Dokter pasti bisa menyembuhkanmu.”

“ Cukup Radi! aku tidak butuh bantuanmu, yang aku inginkan kalian pergi dari sini dan jangan temui aku di masa depan. Paham?!.” bentak Laila.

“ Laila kenapa kau bicara seperti itu? aku mencintaimu aku tidak mau kehilanganmu. Tolong maafkan kekhilafanku.” perkataan Radi terhenti setelah Laila melemparkan surat undangan ke wajahnya. “ Apa ini?.” Radi memungut surat undangan dan membacanya. “ Siapa yang membuat ini semua? aku tidak pernah mau bertunangan dengan siapapun kecuali denganmu Laila.” bersiteguh.

“ Sudahlah kau jangan banyak omong kosong di sini. Cepat pulang dan persiapkan dirimu bersama wanita itu.” Laila tidak peduli apa yang Radi katakan padanya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!