Part3

Hari berikutnya.

Laila pergi bekerja menggunakan Transportasi umum yang biasa ia gunakan sejak kecil, tapi Laila harus berdiri karena seorang wanita tua masuk dan tidak mendapatkan tempat duduk, ternyata wanita tua itu adalah Riana yang tak lain nenek David.

“ Nyonya, duduklah.” Laila berdiri dengan ramah.

“ Tidak, terima kasih.” balas Riana dengan sungkan.

“ Tidak apa-apa nyonya, duduklah. Aku lihat kau baru saja pulang dari Rumah Sakit, aku khawatir kau kenapa-napa jika berdiri terlalu lama.” Laila melihat surat keterangan Rumah Sakit di tangan Riana.

Riana tersenyum lalu duduk dengan nyaman, tidak lama kemudian tempat duduk di dekat Riana kosong dengan cepat Riana memanggil Laila untuk duduk di dekatnya. “ Kemari, ayo duduk.” Laila segera duduk dan bertanya. “ Nyonya Anda mau pulang?.” Riana mengangguk.

Setelah perjalanan yang memakan waktu 15 menit akhirnya Laila sampai di kantor tepat waktu, Laila baru akan duduk tapi teriakan membuatnya memejamkan mata dengan kesal.

“ Laila! dari mana saja kau? jam segini baru datang, kau sengaja datang terlambat agar kau bisa duduk dengan santai.” ucap Manajer Lia.

Laila menahan emosinya lalu tersenyum pada Manajer Lia. “ Manajer, aku terlambat, maafkan aku.” membungkuk.

“ Cepat selesaikan semua berkas ini sebelum Presdir datang ke Perusahaan.” Brak! menjatuhkan berkas di atas meja dengan kasar.

Setelah Manajer Lia pergi ke ruangannya Laila duduk dengan lega dan mulai mengerjakan berkas yang bukan pekerjaannya, beberapa karyawan lainnya tersenyum melihat Laila tertindas di tempat kerjanya.

“ Tahan Laila, tahan. Kau harus tetap bekerja supaya tidak menyusahkan orang tua lagi, biarkan mereka membencimu sampai mereka bosan dengan sendirinya.” batin Laila menarik nafas dalam-dalam.

Setiap hari Laila bekerja sampai larut malam dan menunggu Tranportasi umum di Halte sendirian, karena terlalu malam banyak kekhawatiran yang di rasakan Laila setiap pulang bekerja. “ Sudah jam 22:05 tapi Bus nya belum datang, apa jangan-jangan Bus nya jalan lebih awal.” gumam Laila dengan cemas.

Dengan terpaksa Laila berjalan dan berharap ada taxi lewat, tapi tiba-tiba sebuah mobil mewah berhenti tepat di sampingnya yang membuat Laila kebingungan. Pengemudi mobil itu membuka kaca dan berkata. “ Nona, sudah larut malam kamu mau pergi ke mana?.” ternyata orang yang di dalam mobil itu Asisten Li yang tidak sengaja lewat di depan tempat kerja Laila.

“ Ahh, tuan, aku baru saja selesai bekerja.” sahut Laila.

Asisten Li terdiam beberapa saat. “ Ayo naik aku antar kau pulang.” membuka pintu mobil yang terkunci.

“ Tidak perlu tuan, rumahku di depan jalan sebentar juga sampai.” menolak dengan mengibaskan tangan.

“ Tidak apa-apa, aku tahu kau pasti sedang menunggu Bus di sini, tujuan kita sama ke depan, ayo naik.” Asisten Li seperti sedang terburu-buru dan Laila tidak punya kesempatan untuk menolak niat baik Asisten Li.

“ Maaf, apa kita pernah bertemu sebelumnya?.” tanya Laila dengan penasaran.

“ Tidak pernah.” balas Asisten Li dengan singkat.

“ Emm, sebelumnya terima kasih tuan sudah memberikan tumpangan untukku.”

“ Sama-sama.” sahut Asisten Li.

Tidak lama kemudian mobil berhenti tepat di depan rumah Laila. “ Tuan terima kasih banyak kau sudah mengantarku pulang.” ucap Laila.

Tanpa berkata lagi Asisten Li segera pergi dan mengemudi mobil dengan cepat, Laila segera masuk ke dalam rumah dan di kejutkan dengan buket bunga besar yang ada di sofa, Laila melihat kesekelilingnya dan melihat ibunya keluar dari kamarnya.

“ Laila, kau sudah pulang?.” tanya Rosdiana ibu dari Laila.

Laila mengangguk dan mengalihkan pandangannya ke kursi yang ada bunga di atasnya. “ Tadi Radi datang kemari membawa bunga itu untukmu.” Laila langsung terdiam, tapi Rosdiana berbicara lagi setelah melihat ekspresi Laila. “ Sudah berapa kali ibu bilang jangan berhubungan lagi dengan Radi, kau tahu seperti apa keluarga mereka dan keluarga kita, itu sangat jauh berbeda Laila. Kita tidak pantas berbungan dengan keluarga mereka, kita tidak akan cocok. Ibu tidak ingin kau memiliki mertua seperti keluarga Radi yang selalu menghinamu dan menginjak-injak harga diri kamu.” Rosdiana meluapkan semua isi hatinya yang selama ini ia pendam.

Laila tahu kalau ibunya menginginkan yang terbaik untuknya yaitu harus memutuskan hubungannya dengan Radi, tapi Laila cinta dan tidak bisa meninggalkan Radi walau keluarganya sangat membencinya. “ Ibu, aku akan memikirkannya lagi.” Laila pergi ke kamar dan tidak lupa mengambil bunga pemberian Radi.

Hari berlalu begitu cepat sampai di mana Laila mempersiapkan hadiah Anniversary untuk kekasihnya. “ Aku bingung harus beli hadiah apa untuk Radi, sepertinya jam tangan ini bagus. Semoga Radi menyukainya.” di tengah malam Laila pergi ke Mall dan membeli sebuah hadiah kecil.

1 jam berlalu Laila sudah menunggu Radi di tempat biasa mereka merayakan Anniversary, tapi Radi tak kunjung datang dan tidak bisa di hubungi, sekalinya bisa di hubungi membuat Laila terkejut karena orang yang mengangkat telpon darinya seorang wanita dengan nafas berat. “ Kau dari tadi terus menelpon, apa kau tidak punya kerjaan sampai terus menelpon ke sini?.” tanya wanita di telpon. “ Siapa sayang?.” Radi bertanya pada wanita itu dan terdengar oleh Laila, Laila segera mematikan telpon setelah mendengar suara Radi.

“ Siapa wanita itu? mengapa Radi memanggilnya sayang?.” Laila terduduk lemas dan ponselnya terjatuh dari tangannya.

Laila segera mengecek lokasi Radi dan menemukan Radi sedang berada di Hotel bersama wanita, Laila berdiri tegak dan pergi meninggalkan tempat yang sudah ia siapkan sebelumnya untuk memastikan Radi tidak mengkhianatinya. Sesampainya di depan pintu kamar Hotel tiba-tiba wanita yang bersama Radi keluar dengan menggunakan piyama. “ Emm, hai! sedang apa kau di sini?.” sapa wanita itu dengan bingung. Laila terdiam dan menunggu Radi keluar dari kamarnya. “ Sayang, aku sudah siap. Apa kau akan memakai piyama itu untuk pergi keluar? berhentilah sayang, kau harus mengganti piyama itu ketika keluar, kau hanya boleh memakainya pada saat bersamaku.” Radi langsung terdiam setelah melihat Laila berdiri di depannya.

Wanita itu melihat ke arah Radi dengan ekspresi bertanya-tanya. “ Siapa dia??.”

“ Maaf, aku salah masuk kamar. Kupikir ini kamar kekasihku, ternyata bukan.” Laila membungkuk lalu pergi dengan cepat.

“ Aneh, kukira dia pelayan Hotel, ternyata salah masuk kamar.” bergumam. Wanita itu tidak mengetahui kalau Laila kekasih Radi. “ Sayang, ayo kita pergi cari makan, aku sudah lapar banget.” ucap wanita itu.

“ Bukankah aku menyuruhmu mengganti pakaian, cepat ganti pakaianmu aku akan menunggumu di bawah.” tubuh Radi jadi tegang membuat wanita itu curiga.

Setelah selingkuhannya masuk kamar, Radi berlari dan terus menekan tombol Lift agar terbuka, Radi tidak tenang dan gelisah karena Laila sudah mengetahui perselingkuhannya dengan wanita lain, setelah pintu Lift terbuka Radi berlari lebih kencang dan mencari keberadaan Laila di sekitar, saat Laila membuka pintu taxi Radi menarik tangan Laila dan menyeretnya ke sebuah gang sepi yang tidak jauh dari Hotel tersebut.

“ Lepaskan! lepaskan Radi tanganku sakit.” Laila berusaha melepaskan tangannya tapi tidak bisa, Laila tak kuasa menahan air matanya yang mulai berjatuhan. “ Kau menyakitiku Radi, tanganku terluka kau tahu itu?.” teriak Laila dengan suara gemetar.

“ Baik, aku lepaskan, tapi bisa tidak kau dengarkan penjelasanku dulu. Aku dan wanita itu tidak ada hubungan apa-apa.” Radi mengangkat tangan dengan tidak tahu malunya memeluk Laila secara paksa.

Tapi Laila mendorong Radi menjauh dari tubuhnya. “ Berhenti, jangan sentuh aku dengan tangan kotormu itu.” Laila mengeluarkan jam tangan yang ia siapkan untuk Radi. “ Ini, kau tahu ini apa? iya, ini jam tangan, aku sengaja beli ini sebagai hadiah Anniversary yang ke 5 tahun hubungan kita, tapi aku tidak menyangka di hari ke 5 tahun hubungan kita kau mengkhianatiku menghancurkan hubungan yang sudah kita lewati bersama.”

“ Aku kecewa, aku benci kamu Radi. Kau ba*ingan yang tidak tahu malu.” Laila berteriak dan melemparkan jam tangan itu di dada Radi, membuat semua orang melihat ke arahnya.

Laila menangis histeris dan berlari tanpa melihat ada mobil yang lewat dengan kecepatan tinggi di depannya, dan pada akhirnya Laila tertabrak sampai melayang sejauh 10 meter. Orang-orang pada histeris karena menyaksikan kecelakaan yang mengenaskan di depan mata. “ Tidak! dia tertabrak, cepat panggil Ambulance.” ucap beberapa orang.

Adegan itu terlihat jelas di depan mata wanita yang di duga selingkuhan Radi yang berdiri tidak jauh dari tempat kejadian. Sedangkan Radi berlari ke arah Laila dan berteriak histeris. “ Laila! kau tidak boleh kenapa-napa, kau harus kuat, aku akan bawa kamu ke Rumah Sakit.” Radi melihat pria berpakaian berantakan keluar dari dalam mobil dengan jalan sempoyongan, ternyata pria yang menabrak Laila adalah David yang sedang mabuk parah. Bruk! bruk! tanpa berkata-kata Radi memukul David tanpa melihat Identitas David yang sesungguhnya, setelah David terjatuh dan tidak sadarkan diri Radi segera membawa Laila pergi menaiki Ambulance.

“ Laila maafkan aku, aku tidak tahu akan jadi seperti ini, seharusnya aku tidak mengkhianati cintamu. Kumohon bertahanlah.” Radi panik karena Laila mengeluarkan banyak darah di pangkuannya. Radi tidak sabar dan menggertak sopir Ambulance agar mengemudi lebih cepat. “ Dasar bo*oh! sebenarnya kau punya SIM tidak? kenapa melaju begitu lambat. Bo*oh, bawa mobil dengan cepat jika tidak kubu*uh kau!.”

“ Iya, baik tuan.” mengangguk dengan ketakutan, walau jalanan sangat ramai tapi sopir berhasil menyalip beberapa kendaraan yang tidak memberinya jalan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!