Part4

Setibanya di Rumah Sakit sang Dokter kewalahan karena kondisi Laila yang parah membuat beberapa Dokter harus turun tangan menyelamatkan nyawa Laila. “ Tuan, ada gumpalan darah di otak pasien dan kami harus segera mengoperasi pasien sebelum terlambat.” ucap Dokter. Radi menarik baju Dokter dan berkata dengan tegas. “ Lalu apa yang kau tunggu? hah, cepat lakukan apapun itu yang bisa menyelamatkan kekasihku.” Radi melepaskan cengkramannya dengan kasar. “ Tapi pihak keluarga harus menandatangani surat sebelum operasi di lakukan. Karena keberhasilan operasi ini memungkinkan 75%.” Radi tidak terima Dokter mendiagnosis Laila dan memukulnya sampai Dokter mengeluarkan darah dari mulut. “ Jaga ucapanmu Dokter! dia kekasihku, tidak akan aku biarkan sesuatu terjadi padanya.” memperingati.

“ Berhenti! apa yang kau lakukan Radi? kau memukul orang sembarangan.” teriak Rosdiana berjalan cepat mendekati Radi.

“ Tante.” gumam Radi merasa bersalah.

Rosdiana menatap Radi dengan kesal lalu menamparnya. “ Apa yang terjadi pada putriku? kau apakan putriku sampai dia masuk Rumah Sakit? jawab!!.” teriak Rosdiana.

“ Laila, dia kecelakaan.” jawab Radi menundukan kepala.

“ Ini semua karena kau! kau yang sudah membuat putriku celaka.” memukul bahu Radi sambil menangis histeris. Tapi untungnya Juna sang ayah Laila menghentikan Rosdiana agar tetap tenang dan tidak terbawa emosi. “ Sudah istriku, ini Rumah Sakit, jangan buat keributan di sini, sebaiknya berdoa untuk keselamatan putri kita.”

Setelah kedua orang tua Laila menandatangi surat Laila siap di operasi, di ruang operasi inilah Laila bejuang hidup dan mati. Saat Juna dan Rosdiana menunggu Laila keluar dari ruang operasi, tiba-tiba Radi bersujud di kaki mereka dan mengakui kesalahannya pada Laila, Juna membantu Radi berdiri tanpa berbicara, hanya kesedihan yang terlihat jelas di mata Juna saat tahu putri tercinta masuk ruang operasi.

“ Radi putraku, apa kau baik-baik saja nak?.” Nani Shean ibu dari Radi dan Shean Ji ayah Radi datang.

“ Mama, Papa, kenapa kalian datang ke sini?.” Radi merasa tidak nyaman dan khawatir akan ada keributan di antara orang tuanya dengan orang tua Laila.

“ Mama dan dan Papa mencemaskanmu nak, apa kau terluka? beritahu mama dimana lukanya.” Nani Shean mengecek wajah dan tangan Radi tapi tidak mendapati luka apapun. “ Aku baik-baik saja dan tidak terluka, sebaiknya kita pulang sekarang ya.” Radi menggiring orang tuanya pergi, tapi Rosdiana berteriak pada Nani Shean. “ Dia tidak terluka, putriku'lah yang terluka karena dia.” setelah mendengar perkataan Rosdiana, Nani Shean tidak terima jika Radi di fitnah menyelakai anak orang lain. “ Apa katamu? apa yang kau katakan itu? jaga ucapanmu aku bisa saja melaporkanmu ke Polisi atas pencemaran nama baik putraku.”

“ Jika Anda tidak percaya tanya pada putramu itu.” menunjuk ke arah Radi. Nani Shean melirik Radi dengan dingin. “ Katakan pada Mama apa yang terjadi?.” Radi segera menggenggam tangan Nani Shean dengan sangat menyedihkan. “ Mama, tolong maafkan aku, aku telah buat kesalahan bagi keluarga kita. Tapi akan aku buktikan jika aku tidak bersalah sepenuhnya, karena orang yang menabrak Laila bukan aku, tapi orang lain, dia, dia pria mabuk.” mendengar ucapan Radi membuat orang tua Laila terkejut. “ Lalu siapa yang menabrak Laila? di mana orangnya? akan kupukul dia karena sudah menyebabkan putriku celaka.”

“ Nyonya, aku akan bertanggung jawab segalanya.” ucap Asisten Li membungkuk di hadapan semua orang.

“ Hah, jadi kau orang yang sudah menabrak putriku? kenapa kau melakukan itu? dasar pria mabuk.” Rosdiana tidak berhenti memukul Asisten Li. Radi menatap pria di depannya tapi Radi ingat betul bukan dia pelakunya. “ Tidak, kau! bukan kau yang menabrak Laila, di mana pria itu? aku ingat orang itu dengan jelas karena aku memukul dia tadi.”

“ Jadi dia orang yang memukul tuan sampai babak belur.” batin Asisten Li mengepalkan tangan dengan wajah memerah.

“ Anda benar, aku bukan pelakunya. Tapi aku di sini menggantikan tuan untuk bertanggung jawab, saat ini tuan sedang di rawat karena memiliki luka memar di wajahnya.” berbicara sambil menatap Radi, Radi mundur ketakutan.

“ Nyonya kalian tenang saja, biaya Rumah Sakit akan di tanggung oleh tuanku sampai putri kalian benar-benar sembuh.” perkataan Asisten Li di hentikam oleh Radi. “ Itu tidak perlu, karna aku sudah membayar semua biaya Rumah Sakit.”

Suasana sangat hening sampai di mana seorang Dokter keluar dari ruang operasi, Rosdiana segera bertanya tentang Laila pada Dokter. “ Dokter, bagaimana keadaan putriku? dia baik-baik saja'kan?.” perasaaan Dokter sedih melihat sang ibu pasien mengkhawatirkan putrinya, dengan berat hati Dokter berkata. “ Kami sudah melakukan yang terbaik pada pasien, tapi.” Dokter tak kuasa saat ingin menyampaikan keadaan pasien yang sebenarnya. “ Tapi apa Dokter? katakan.” Rosdiana tidak sabar ingin mendengar hasilnya. Lalu Dokter berkata. “ Pasien lumpuh akibat terbentur keras, tapi Anda tenang saja nyonya dalam beberapa bulan pasien akan sembuh dengan terapi.” sontak perkataan Dokter membuat Rosdiana terjatuh pingsan. “ Istriku, istriku sadarlah.” Juna tidak bisa berbuat apa-apa selain pasrah dan berharap Laila bisa sembuh dengan cepat.

Sebelum Laila di pindahkan ke IGD keluarga atau kerabat tidak bisa melihat Laila, di pagi hari hanya tersisa orang tua Laila yang masih menunggu di luar. “ Istriku, bangun, cepat lihat. Laila sudah di pindahkan ke ruang rawat, sekarang kita bisa menemui Laila secara langsung.” ujar Juna sang ayah. Rosdiana segera membuka matanya dan tersenyum bahagia karena akhirnya ia bisa memeluk Laila. “ Ayo suamiku cepat, aku tidak sabar ingin melihat Laila.” Rosdiana berjalan cepat dan masuk ke ruang rawat, hancur sudah hati Rosdiana dan Juna setelah melihat putrinya terbaring lemah di ranjang pasien. Hiks hiks hiks! “ Laila putriku, mengapa kau jadi seperti ini nak?.” Rosdiana menangis di pelukan Laila saat Laila tidak sadar.

Asisten Li mempersilahkan David masuk menemui orang yang sudah ia tabrak semalam, David yang mempunyai hati seperti batu tiba-tiba melunak setelah melihat cinta dari seorang ibu dan ayah untuk anaknya. Tanpa sadar setetes air mata jatuh dari mata David, Asisten Li yang melihatpun terkejut. “ Tuan, apa Anda baik-baik saja?.” David segera mengusap matanya dan berkata. “ Iya.”

Tak tak! David berjalan mendekat membuat Rosdiana dan Juna menatapnya. “ Kau siapa? kenapa masuk ke sini?.” tanya Rosdiana penuh dengan air mata.

David menghela nafas dan berkata. “ Nyonya, tuan, aku orang yang sudah menabrak putri kalian. Tolong maafkan aku, aku mabuk sehingga kehilangan kendaliku saat menyetir.” Rosdiana menampar David setelah tahu David yang menyebabkan Laila lumpuh, saat Asisten Li ingin menghalangi Rosdiana agar tidak menampar David lagi ia di hentikan oleh David sendiri. “ Jadi kau orangnya, jika kau mabuk kenapa kau menyetir mobil? kau tahu apa akibatnya, kau menabrak putriku sampai dia tidak bisa jalan.” ucapan Rosdiana terdengar jelas di telinga Laila yang baru saja siuman dari koma. “ Apa? aku, aku tidak bisa jalan. Maksud ibu aku lumpuh??.” batin Laila.

“ Maksud Anda putrimu lumpuh?.” David seakan tidak percaya dirinya menyebabkan orang lain lumpuh.

“ Iya, apa kau puas! hah. Kau harus bertanggung jawab, kau harus di hukum seberat mungkin oleh hakim.” teriak Rosdiana, Rosdiana terdiam setelah mendengar Laila memanggilnya. “ Ibu, apa yang kau katakan itu benar? aku, aku lumpuh? itu artinya aku tidak bisa jalan lagi bu.” Laila mencabut inpusan di tangannya dan berontak ingin lari, tapi hati Laila hancur sehancur-hancurnya setelah beberapa kali ia tidak bisa menggerakan kedua kakinya. “ Tidak!! aku tidak mau lumpuh, aku tidak mau. Hiks hiks.” tangisan Laila terdengar oleh Radi yang baru datang menjenguk Laila.

“ Laila, kau sudah siuman.” Radi berlari dan berusaha menenangkan Liala yang menangis, tapi Laila semakin marah dan emosi karena kedatangan Radi. “ Pergi! pergi kau dari sini. Aku tidak mau melihatmu lagi, aku muak, pergi dari sini.” Laila mendorong Radi menjauh darinya.

“ Kau dengar tidak? Laila menyuruhmu pergi dari sini, cepat pergi dan jangan temui Laila lagi di masa depan.” bentak Rosdiana.

Radi tak berdaya dan mundur keluar, tapi setelah melihat orang yang menabrak Laila ada di sana Radi memukul David dan berhasil di hentikan oleh Asisten Li. “ Cukup, kau sudah membuat tuan memar di wajah, apa kau belum puas?.” Asisten Li mencengkram kedua tangan Radi ke belakang.

“ Iya, aku belum puas sampai dia bisa merasakan apa yang Laila rasakan saat ini, lepaskan aku. Aku mau dia lumpuh seperti Laila, agar dia tahu seperti apa rasanya tidak bisa jalan.” Radi terus berontak dan dengan terpaksa Asisten Li menyerahkan Radi ke kantos Polisi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!