"Sial! Kemana perginya mereka, gua yakin kalau mereka lari kesini"
"Mungkin mereka masih disekitar sini, tapi disini sangat gelap, besok saja kita lanjutkan pencarian"
"Ya, ingat kata Tuan, harus menangkap wanita itu mau dia hidup atau mati"
Dua orang itu berbincang tepat disamping cekungan yang digunakan sembunyi oleh Rendra dan Kirana. Mereka bisa mendengar jelas semuanya. Kirana pun langsung memeluk tubuhnya sendiri, ia semakin ketakutan karena jika sampai dia tertangkap, maka dia pasti akan mendapatkan hal yang mengerikan.
"Jangan menangis, menangis tidak akan menyelesaikan masalah" kata Rendra tak tau apa yang dialami wanita ini, tapi mendengar bagaimana penyerang itu begitu menginginkan Kirana, besar kemungkinan kalau wanita ini juga dalam bahaya.
"Lalu apalagi yang bisa aku lakukan Tuan? Aku sudah tidak punya siapapun di dunia ini, mungkin memang takdirku untuk terus hidup seperti ini" kata Kirana malah menangis sesenggukan.
"Memangnya apa masalahmu sebenarnya?" tanya Rendra antara peduli dan tidak.
"Semuanya sangat rumit, tapi yang jelas mereka tak akan melepaskanku sebelum hutang Ayahku lunas, padahal mereka sudah membunuh Ayahku, tapi kenapa terus mengganggu aku dan ibuku" kata Kirana rasanya sudah lelah sekali dengan hidupnya.
Rendra diam, ia juga tak punya rangkaian kata untuk penghiburan, jadi dia hanya diam saja. Tapi ia juga merasa iba dengan wanita ini, dibalik sifatnya yang manja, ternyata wanita ini melewati kehidupan yang cukup menyedihkan.
"Tuan, bolekah aku tidur dulu? Aku sangat lelah sekali" kata Kirana.
"Ya" sahut Rendra singkat, ia juga tak bisa melanjutkan perjalanan lagi karena malam sudah sangat larut.
"Tapi kau tidak akan meninggalkanku kan Tuan?" kata Kirana takut.
"Jangan banyak bicara, tidurlah dan pulihkan energimu agar besok kita bisa melanjutkan perjalanan untuk keluar darisini" kata Rendra datar dan ketus seperti biasa.
Kirana mengerucutkan bibirnya, kenapa sih susah sekali berbicara baik dengan pria ini, tapi yasudahlah, setidaknya dia sudah mencoba akrab kan?. Kirana pun segera memejamkan matanya untuk tidur.
Rendra masih terjaga, ia sepertinya tidak bisa tidur ditempat seperti ini. Apalagi pikirannya tak tenang karena keluarganya pasti mencarinya sekarang, tapi dia bisa apa? Ponselnya pun hilang entah kemana.
Mungkin karena tubuh sakit semua dan sangat lelah, lama-lama Rendra bisa tertidur juga, tapi ia tiba-tiba terbangun saat merasakan tubuh Kirana yang gemetaran. Rendra tak bisa melihat kondisinya namun tubuh Kirana memang gemetaran dan sepertinya wanita itu mengalami mimpi buruk.
Rendra baru saja ingin membangunkannya tapi Kirana tiba-tiba memeluk tubuhnya sangat erat. Rendra tentu sangat kaget karena selama hidupnya ia tak pernah dipeluk seorang wanita, selain Mamanya dan Gwi tentunya.
"Aku takut" kata Kirana mengigau seraya menangis hingga membasahi leher Rendra.
"Hei, bangunlah" kata Rendra ingin melepaskan pelukan itu.
"Aaakh......." Kirana berteriak dan terbangun dari tidurnya, nafasnya terengah-engah seperti berlari ribuan meter.
"Kau kenapa?" tanya Rendra.
"Aku baru saja mimipi buruk, aku bermimpi kalau ibuku sedang di bawa oleh penjahat itu dan akan dibunuh oleh mereka" kata Kirana memeluk tubuhnya sendiri karena sangat takut jika mimpi buruknya itu menjadi nyata.
"Itu hanya mimpi, sekarang kita harus melanjutkan perjalanan, sepertinya sudah pagi" kata Rendra melirik luar yang sudah terlihat terang namun masih sedikit gelap. Ia segera menggeser tubuhnya untuk keluar dari cekungan sempit itu.
Kirana mengangguk dan mengusap air matanya. Ini bukan saatnya dia menangis karena nyawanya belum aman. Perlahan Kirana ikut menggeser tubuhnya dan menyusul keluar. Tapi saat dia akan berjalan, tiba-tiba kakinya kram karena terlalu lama menekuk.
"Aduh....aduh...." pekik Kirana.
"Kau kenapa lagi?" kata Rendra menatap Kirana datar.
"Kakiku sepertinya kram Tuan" kata Kirana menatap Rendra berharap pria itu membantunya berjalan.
"Jangan manja, tugas kita masih banyak dan kita harus secepatnya pergi sebelum penyerang tadi menemukan kita" kata Rendra benar-benar dingin sekali dan tetap melanjutkan jalannya.
Kirana menatap Rendra tak percaya, bagaimana ada pria sedingin Rendra ini, apakah tak ada sedikitpun rasa simpati padanya.
"Percuma ganteng kalau galak gini buat apa" gerutu Kirana ingin menghentakkan kakinya untuk meluapkan kekesalannya, tapi juga tak ada gunanya juga.
"Apa kau mengatakan sesuatu?" kata Rendra tiba-tiba menoleh ke belakang.
"Tidak" kata Kirana langsung memasang wajah polosnya.
"Baiklah, berjalanlah lebih cepat jangan seperti siput" kata Rendra lagi.
"Bodo amat" kata Kirana mendesis jengkel.
Rendra tak menjawab, ia tetap melanjutkan jalannya menyusuri sungai itu karena di ujung sungai pasti ada muara yang akan membawa mereka ke jalan utama. Tapi ternyata sungai itu sangat panjang dan belum menemukan ujungnya membuat Rendra kelelahan juga, apalagi perutnya sangat lapar sekali.
"Kita istirahat disini dulu" kata Rendra mendudukkan tubuhnya dibawah pohon yang pohon yang cukup rindang.
"Ya, aku akan mandi, sepertinya airnya sangat segar" kata Kirana merasa tubuhnya lengket karena keringat ditubuhnya, mungkin sekarang wajahnya pun sudah cemong semua.
"Jangan gila kamu, air itu kotor" kata Rendra mencegah.
"Tidak, airnya sangat jernih, kau juga harus mandi agar lebih segar" kata Kirana dengan semangat ingin langsung menceburkan dirinya.
"Aku bilang jangan, air itu kotor, dan kita tidak tau sungai itu dalam atau tidak, aku....."
Byurrrrrrr!!!!!
Kirana tak mendengarkan apa yang dikatakan oleh Rendra, ia sudah tak betah dan hanya ingin mandi, kenapa pria itu harus melarangnya. Begitu menyentuh air, tubuhnya seketika langsung merasa begitu segar.
"Dasar wanita keras kepala" seru Rendra jengkel sekali karena Kirana tak mendengarkan perkataannya.
"Tuan, disini segar sekali, apa kau tidak mau ikut?" teriak Kirana seperti bocah lima tahun yang kegirangan saat bisa bermain air.
"Aku tidak sebodoh dirimu, mandilah sepuasmu lalu pikirkan setelah ini kau akan memakai baju apa!" kata Rendra sebal.
Kirana membesarkan matanya, ia lupa kalau tidak punya baju ganti, dan sekarang bajunya sudah terlanjur basah semua, pria itu benar, dia akan memakai baju apa nanti? Tak mungkin kan dia memakai baju basah ini seharian.
"Kenapa diam saja? Ayo lanjutkan lagi berenang menyenangkan itu, bukankah itu segar?" kata Rendra lagi.
Kirana mengerucutkan bibirnya, kesal sendiri dengan dirinya yang ceroboh, tapi sudah terlanjur basah kan, jadi lebih baik sekalian dia mandi sepuasnya dan barulah ia naik ke permukaan, tapi karena tidak hati-hati, Kirana tiba-tiba terpeleset hingga ia jatuh kembali ke dalam air.
"Aakhhhhhhh......." teriak Kirana kaget karena tiba-tiba kakinya kembali kram.
"Tolong! Tolong aku...." teriaknya lagi mencoba bertahan agar tidak tenggelam.
Melihat hal itu Rendra langsung tanggap, ia membuka jas dan kemejanya lalu segera menceburkan dirinya ke sungai untuk menolong Kirana yang perlahan kehilangan kesadarannya hingga tubuhnya tenggelam.
Dengan kemampuan menyelam yang mumpuni, Rendra bisa dengan mudah mendapatkan Kirana yang tak sadarkan diri didasar sungai dan langsung membawanya ke permukaan.
Happy Reading.
Tbc.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Momy Haikal
seru
2023-05-11
1
Lady Navier👸
tenang kirana, nanti rendra ada nemenin kamu tiap hari
2022-10-31
0
Lady Navier👸
Hayoo hayooo kirana, rendra🤣🤣🤣
2022-10-31
0