Malam datang menggantikan cahaya mentari dengan sinar rembulan. Semilir angin tampak cukup mengigit ketika Rendra keluar dari kantornya. Waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam membuat suasana kantor sangat sepi sekali.
Rendra melajukan mobilnya perlahan menembus padatnya kota Jakarta yang tidak pernah sepi. Padahal sudah sangat larut tapi masih banyak sekali orang yang berlalu lalang di jalanan. Saat Rendra melewati jalan yang cukup sepi, terlihat seorang wanita yang sedang dipaksa masuk kedalam mobil oleh dua orang pria.
Awalnya Rendra tak ingin perduli, tapi entah kenapa hatinya merasa terusik. Dia membayangkan jika wanita itu adik perempuannya dan sedang membutuhkan pertolongan. Rendra pun menghentikan mobilnya di belakang mobil itu.
"Lepaskan aku! Aku tidak mau kesana" jeritan wanita itu menggema di malam yang sepi itu.
"Lu nggak bisa lari gitu aja, utang Ayah lu itu masih banyak" kata pria yang menyeret itu.
Tubuh mungilnya terus dipaksa oleh kedua orang berbadan besar itu membuat wanita itu kesulitan melepaskan diri hingga hampir saja kehabisan tenaga.
"Lepaskan dia" kata Rendra dengan suaranya yang datar dan dingin.
Mendengar suara orang lain, ketiga orang itu langsung menoleh. Mata wanita itu pun berbinar cerah, merasa lega karena Tuhan mengirimkannya malaikat penolong.
"Tuan! Tolong aku" kata wanita itu dengan wajahnya yang memelas.
Rendra menatap wanita itu sekilas, merasa cukup familiar dengan sosok itu. Tak membutuhkan waktu lama Rendra mengenali sosok wanita itu, ternyata dia wanita yang sama yang ditemuinya di club.
"Siapa lu? Nggak usah ikut campur masalah kita" kata salah satu pria yang menyeret wanita itu.
"Aku tidak ikut campur, tapi jika caramu seperti itu, aku tidak akan tinggal diam" kata Rendra lagi.
"Cih, mau cari mati lu ya...habisi" kata pria itu melepaskan wanita itu lalu menyerang Rendra bersama temannya.
Rendra pun langsung memasang ancang-ancang dan bersiap melawan. Tapi ia kaget saat melihat lima orang pria lagi turun dari mobil. Sial! Dia bisa mati konyol jika seperti ini, pikirnya.
Tapi dia harus konsentrasi melawan satu persatu orang itu. Rendra yang memang sangat pintar bela diri, dengan mudah bisa menjatuhkan lawannya. Meskipun dia harus terseok-seok karena cukup banyak mendapatkan pukulan di tubuhnya, tapi Rendra masih bisa lolos.
"Tuan awas!!!" teriak wanita itu kaget saat melihat salah satu orang akan menyerang Rendra dengan menggunakan kayu.
Rendra langsung sigap menggunakan tangannya sebagai pelindung kepalanya lalu menendang tangan orang itu hingga jatuh tersungkur.
"Masuk mobil!" teriak Rendra memberi perintah pada wanita yang ditolongnya.
"Ha?" wanita itu malah terbengong-bengong membuat Rendra cukup jengkel.
"Masuk! Cepat!" teriak Rendra lagi menahan nyeri di tangannya.
Wanita itu langsung tersadar dan bergerak cepat masuk kedalam mobil Rendra. Ia bisa melihat Rendra yang masih melawan salah satu penjahat, sesaat kemudian pria itu berlari masuk kedalam mobilnya.
"Brengsek!" umpat Rendra kesal karena seluruh tubuhnya nyeri semua. Tapi ia tak punya waktu untuk merasakannya, ia bergegas membawa mobilnya pergi karena para penyerang itu sudah bangkit dan siap mengejar mereka.
"Tuan terimakasih, kau sudah menolongku" kata wanita itu menatap Rendra penuh rasa syukur.
Rendra tak menggubrisnya, ia fokus menyetir mobilnya untuk menghilangkan jejaknya. Dia menyetir mobilnya dengan kecepatan yang sangat tinggi membuat wanita itu ketakutan.
"Tuan! Tolong jangan kencang-kencang, aku takut" kata wanita itu dengan suaranya yang keras.
"Diam! Kau mau lolos atau mereka kembali menangkap mu" kata Rendra membentak kesal, dia cukup risih karena suara wanita itu cukup keras.
Wanita itu mengigit bibirnya, nyalinya ciut saat mendengar bentakan dari Rendra. Ia hanya bisa berpegangan di pegangan mobil itu dengan erat. Tapi baru saja dia tenang, tiba-tiba terdengar suara tem ba kan yang menggelegar dari arah belakang mobil.
"Oh Shitttttt!!!" umpat Rendra geram karena tau jika penyerang tadi yang menembak mobilnya.
"Tuan, bagaimana ini? Mereka pasti akan menangkap kita" kata wanita itu sangat panik.
"Aaaa......." wanita itu kembali berteriak saat suara tem ba kan terdengar kembali.
"Apa kau bisa menyetir mobil?" kata Rendra juga panik sebenarnya, tapi dia harus tenang dan berpikir.
"Ha?" Lagi-lagi wanita itu bengong membuat Rendra begitu geram.
"Kau bisa bawa mobil tidak!" bentak Rendra.
"Bisa Tuan, aku bisa..." kata wanita itu mengangguk-anggukan kepalanya.
"Kita tukar posisi, biar aku yang melawan mereka" kata Rendra menatap wanita itu tajam.
"Iya" kata wanita itu patuh saja.
Perlahan Rendra membuka sabuk pengamannya dan sedikit menggeser tubuhnya. Wanita itupun pun begitu, menggeser tubuhnya dan bersiap berpindah posisi.
"Dalam hitungan ketiga aku akan melepaskan kemudinya, kau harus siap" kata Rendra serius.
Wanita itu mengangguk dengan jantung berdebar tak karuan. Saat Rendra mulai hitungannya, dengan cepat dia meraih kemudinya dan bertukar posisi dengan Rendra hingga tubuh mereka menempel cukup dekat.
Dengan mobil sedikit terseok, akhirnya Rendra berhasil bertukar posisi dengan wanita itu. Dia kemudian membuka jasnya dan mengambil pistol revolver miliknya dan bersiap menembaki mobil penyerang itu.
Duar!!!!
Tem ba kan pertama melesat cepat mengenai kaca bagian depan. Tapi penyerang itu langsung membalas hingga mengenai spion mobil Rendra. Aksi baku tembak itu terus berlanjut hingga mengenai ban mobil Rendra dan pecah seketika.
"Aaaaa...Tuan...bagaimana ini" teriak wanita itu memejamkan matanya erat saat mobil yang ditumpangi mereka hilang kendali.
Berputar-putar dengan cepat dan menabrak pembatas jalan dan keluar jalurnya. Rendra menahan dirinya dengan berpegangan erat, tapi dahsyatnya kecepatan mobil itu membuat mobil mereka terpental jatuh masuk kedalam jurang hingga membuat Rendra dan wanita itu pingsan seketika di antara ringseknya mobil mereka.
"Cari mereka sampai dapat" seorang pria dengan pakaian serba hitam berdiri menjulang menatap bekas lokasi kecelakaan mobil itu.
******
Rendra membuka matanya perlahan, ia meringis kesakitan saat merasakan tangan dan kepalanya yang begitu nyeri. Ia menatap mobilnya yang sudah hancur, perlahan ia membuka pintu mobil itu dan keluar dari mobilnya.
"Uhuk.....uhuk...." Rendra terbatuk-batuk saat asap dari mobilnya yang mengepul.
Ia kemudian menyapu keseluruhan tempat yang sangat gelap itu, hingga ia melihat sosok wanita yang tergeletak cukup jauh dari mobilnya, sepertinya wanita itu terlempar saat mobil mereka jatuh.
"Hei, apa kau bisa mendengarkan ku?" kata Rendra sedikit menyenggol tubuh wanita itu.
"Argh....." wanita itu mendesis seraya memegang kepalanya yang juga sangat sakit. Tapi seketika ia kaget saat melihat pria tampan yang ada di sampingnya.
"Apa aku sedang berada di surga?" kata wanita itu nyeleneh.
"Apa?" kata Rendra tak begitu mendengar.
"Apa kau malaikat?" kata wanita itu lagi sungguh terpesona dengan ciptaan Tuhan yang begitu sempurna ini.
"Dasar wanita aneh, cepatlah bangun! Kau ingin disini sampai besok atau mengikutiku" kata Rendra jengkel sekali rasanya. Bisa-bisanya disaat genting seperti ini malah mengaguminya.
"Aku ikut denganmu Tuan, siapa namamu? aku Kirana" kata Kiran bangkit dari tidurnya lalu mengulurkan tangannya pada Rendra yang hanya menatapnya tajam.
Happy Reading.
Tbc.
Kirana___
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Helga Vania
dag dig dug....
2022-10-03
2
Haynong__
lanjut....
2022-10-03
2
Thv😍
oh my God... tegang langsung dah.. 😱😱
2022-10-03
2