Bab 5

"Kanaya." Nick memanggil putri bungsunya.

Mereka baru saja selesai sarapan pagi.

"Ada apa, Yah?" tanya Kanaya.

"Hari ini kamu akan menikah dengan calon pilihan papa," ujar Nick mendadak.

Nick dan Gita sengaja merahasiakan acara pernikahan Kanaya, agar gadis itu tidak dapat kabur dari acara pernikahan yang sudah mereka rencanakan.

Perkataan Nick bagaikan petir di telinga Kanaya, dia tidak menyangka kedua orang tuanya akan menikahkan dirinya dengan cara mendadak seperti ini.

"Tapi, Yah." Kanaya hendak membantah.

"Tidak ada tapi-tapi, ayah sudah berkali-kali menyuruhmu untuk menikah, tapi tak seorang pun pria kamu bawa ke sini sebagai calonmu. Umurmu pun sudah cukup untuk menjadi seorang istri," ujar Nick tegas.

Kanaya menoleh ke arah ibunya, dia berharap wanita yang sudah melahirkannya itu membantunya dalam situasi seperti ini.

Gita hanya diam, dia sengaja tidak menoleh pada putrinya, dia tak sanggup melihat air mata putrinya yang kini mulai jatuh di pipinya.

"Ayah, Ibu, jahat! Aku tidak mau menikah," ujar Kanaya.

Kanaya pun langsung berlari meninggalkan ruang makan.

Gita langsung mengejar putrinya Yangs seolah terpukul dengan apa yang sudah diputuskan oleh kedua orang tuanya.

"Naya," lirih Gita saat mereka sudah berada di dalam kamar Kanaya.

Kanaya menatap dalam pada ibunya. Dia mempertanyakan apa yang sudah diputuskan oleh ayahnya.

"Sayang, kami sudah memilihkan pria yang baik untukmu, kami tidak akan memilih yang bukan kami kenal bibit bobotnya." Gita menasehati putrinya.

"Tapi, Bu. Bukan seperti ini caranya. Harusnya ayah dan Ibu memberitahukan hal ini sebelumnya padaku," ujar Kanaya protes.

Kanaya merasa ayah dan ibunya tidak menghargai dirinya dalam memilih pendamping hidupnya.

"Ibu tahu, kami salah. Tapi, ini semua sudah kami putuskan. Kamu tidak bisa membantah lagi, semua keluarga calon suamimu akan datang hari ini juga." Gita berbicara dengan nada sedih tapi penuh dengan ketegasan.

Sebagai seorang ibu, dia dapat merasakan apa yang kini dirasakan oleh putrinya.

Dia yakin saat ini Kanaya merasa kaget dan shock dengan kabar ini, tapi Gita sendiri mendukung pernikahan ini karena Gita juga sangat mengenal Raju.

"Baiklah, Bu. Tapi, aku minta satu hal, jika nanti aku dan dia tidak bisa saling mencintai setelah kami menikah, jangan salahkan aku jika terjadi perceraian di antara kami," ujar Kanaya.

Kanaya juga tidak mau hidup terikat dengan pria yang nantinya tidak dicintainya.

Sebenarnya Kanaya sudah memiliki pria yang disukainya hanya saja dia tidak tahu di mana keberadaan si pria itu saat ini.

Dia masih memiliki keyakinan akan bertemu dengan pria itu suatu hari nanti.

Mau tak mau Gita menganggukkan kepalanya, dia berharap semoga Raju bisa membuat putrinya jatuh cinta padanya.

Walaupun hatinya memberontak, akhirnya Kanaya pun menerima perjodohan tersebut.

Tak berapa lama, seorang pria tampan ikut masuk ke dalam kamar Kanaya.

"Udah jangan cengeng," ujar si pria pada Kanaya.

Kanaya menoleh ke arah pria yang baru saja meledek dirinya.

"Kak Fahri!" pekik Kanaya.

Hari ini Fahri baru saja sampai, dia yang bekerja di Jakarta membantu kafe yang dikelola ayahnya datang untuk menghadiri acara pernikahan sang adik.

Acara pernikahan yang mendadak dan tiba-tiba itu membuat Fahri harus meninggalkan semua kesibukannya.

Sebagai satu-satunya saudara Kanaya, dia tidak ingin melewatkan peristiwa penting dalam hidup adiknya.

Kanaya langsung memeluk tubuh kekar sang kakak, dia pun menangis di dalam pelukan sang kakak.

"Tenanglah, Ayah dan ibu tidak akan salah pilih dalam memilihkan calon istri untukmu," lirih Fahri menasehati adiknya.

Fahri percaya kepada ayah dan ibunya dalam menentukan pilihan pendamping hidup adiknya.

Semua orang sudah berkumpul di kediaman keluarga Nick, rumah megah yang terkesan sederhana itu sudah dipenuhi oleh keluarga Raffa dan Kayla serta keluarga Nick dan Gita.

Raja dan Raju semakin bingung dengan apa sebenarnya yang terjadi.

"Ju, kenapa rumah ini ramai sekali, apakah ada acara keluarga? Semua keluarga kita sudah berkumpul di sini.

"Om Raymond dan Tante Alita juga ada di sini. Kenapa tiba-tiba perasaanku jadi tidak enak, ya?" tanya Raja pada Raju.

"Gue juga sejak tadi merasa ada yang aneh, semua orang dari keluar kita berkumpul di sini. Tapi hanya kita doang yang dari kalangan anak-anaknya," ujar Raju mulai berpikir.

Memang di sana semua keluarga sudah berkumpul, tapi dari kalangan anak-anak hanya Raja dan Raju yang hadir.l

Ranisa juga ikut hadir di sana, tapi gadis kecil itu juga tidak tahu apa yang terjadi.

Rumah kediaman Nick tidak dihias sebagaimana biasanya orang melakukan akad nikah.

Akad nikah ini diadakan secara mendadak. Jadi, mereka tidak banyak mempersiapkan hiasan rumah.

Mereka hanya menyediakan tempat untuk akad nikah saja. Akad nikah yang akan mereka adakan secara sederhana, dan yang datang hanya keluarga dekat saja.

Di saat semua orang berkumpul dan bercengkrama menunggu kedatangan penghulu, Raja dan Raju juga Ranisa duduk bertiga di teras rumah.

Mereka bingung dengan apa yang terjadi, tapi mereka hanya diam saja.

Semua orang juga tidak ada membahas pernikahan yang akan dilangsungkan sehingga Raja dan Raju tidak tahu apa yang akan terjadi pada diri mereka.

Tak berapa lama seorang pria paruh baya dengan pakaian batik dan memakai peci hitam masuk ke dalam rumah Nick.

"Siapa pria itu?" tanya Raja pada Raju.

"Mana gue tahu, Ja. Lu tahu kita sama-sama tamu di sini," ujar Raju kesal.

Entah mengapa saat ini jantung berdegup dengan kencang, ada sesuatu yang membuat hatinya berdebar-debar.

Tak berapa lama Raffa datang menghampiri mereka.

"Raju, sekarang kamu akan menikah dengan Kanaya," ujar Raffa tiba-tiba.

Raju kaget, jantungnya semakin berpacu. Dia tidak menyangka ternyata acara yang akan berlangsung di rumah itu adalah acar pernikahan yang ditujukan pada dirinya.

"Tapi, Pa." Raju berusaha mengelak.

"Kamu tidak bisa menolak, semua sudah papa putuskan," ujar Raffa tegas.

Raju terdiam, begitu juga dengan Raja.

"Untung saja bukan pernikahanku," gumam Raja di dalam hati senang.

Itu artinya dia terselamatkan dari pernikahan pada hari ini.

Raffa menyuruh mereka masuk ke dalam rumah, setelah itu Raffa menyuruh Raju duduk di depan penghulu di tempat yang sudah disediakan.

Hati Raju saat ini tida keruan, jantungnya masih saja berdegup dengan kencang.

Raju melihat Nick berhadapan dengannya, sekilas Raju kenal dengan Nick, setahunya Nick merupakan sahabat papanya.

"Apakah yang akan menjadi calon istriku adalah putri dari Om Nick?" gumam Raju di dalam hati.

"Apakah mempelai pria sudah siap untuk dinikahkan?" tanya pak penghulu pada Raju.

Demi menjaga kehormatan keluarganya, Raju terpaksa menyediakan pertanyaan dari Pak penghulu.

Di hatinya bertanya-tanya tentang wanita yang akan dinikahinya karena saat ini si wanita masih berada di dalam kamarnya.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Aisyah Al Humairah 🧸☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

Aisyah Al Humairah 🧸☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

dah lah Kanaya nurut aja knapa sama ortu loh..😁

2022-11-03

2

🥀ᴅᴡɪ_ɪᴍᴏᴇᴛ🌿

🥀ᴅᴡɪ_ɪᴍᴏᴇᴛ🌿

kayaknya mereka ketuker deh yg disukai..raja suka Naya tp yg menikahi Raju,begitu jg sebaliknya..

2022-11-03

1

pantes kaget anaknya kan tiba" di jodohin gitu😌

2022-11-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!