Bab 2

Raja dan Raju saling melempar pandangan. Mereka tak percaya kedua orang tua mereka tidak main-main dengan ucapannya.

"Ma, benarkah apa yang dikatakan papa?" tanya Raja tak percaya.

"Mhm," gumam Kayla sambil mengangguk menjawab pertanyaan dari putranya.

"Tapi, Ma," bantah Raja lagi.

Raju hanya diam, dia sudah tahu jika papanya mengambil keputusan sudah tidak akan bisa dibantah lagi.

"Sudahlah, kamu tidak perlu membantah. Diam dan tetap laksanakan pekerjaan kalian, kami akan berangkat pada pukul 10.15," ujar Raffa dengan tegas.

Raja terdiam. Dia mulai mencoba berpikir mencari alasan agar tidak dinikahkan dengan wanita yang tidak dicintainya.

"Ju, lu harus pikirkan cara buat batalkan semua ini. Memangnya lu rela nikah sama wanita yang tidak ku cintai?" bisik Raja pada adik kembarnya.

Raffa dan Kayla melihat Raja yang kini sedang berbisik dengan Raju. Mereka tersenyum melihat tingkah konyol Raja.

Begitulah putra sulung mereka jika bersama Raju dia selalu bertingkah konyol, apa pun masalah yang mereka hadapi selalu mengadu pada adik kembarnya.

"Ayo, kita berangkat ke kantor!" ajak Raju.

"Tapi, Ju," bantah Raja.

Raju mengabaikan rengekkan saudara kembarnya, dia melangkah menghampiri kedua orang tuanya lalu menyalami tangan kedua orang tua yang sangat dia sayangi.

Mau tak mau Raja mengikuti apa yang dilakukan oleh saudara kembarnya, dia ikut berpamitan kepada kedua orang tuanya lalu melangkah beriringan dengan Raju keluar dari rumah.

Di depan rumah sudah terparkir mobil yang akan mereka gunakan untuk berangkat ke kantor.

"Pak, biar aku yang bawa mobil. Hari ini Pak Maman libur, ya," ujar Raja.

Raja bergegas masuk ke dalam mobil, Raju pun masuk ke dalam mobil, dia duduk di kursi belakang.

"Woi, lu pikir gue supir?" bentak Raja kesal dengan Raju.

Raju hanya diam, dia mengabaikan amarah adik kembarnya itu.

Akhirnya Raja pun kembali turun, dia membuka pintu mobil bagian belakang, lalu menarik tangan Raju keluar dari mobil.

Mau tak mau Raju pun berpindah ke bangku belakang.

Kayla mendengar suara Raja yang ribut akhirnya dia pun ikut keluar ingin melihat apa yang sebenarnya terjadi.

Saat Kayla sudah berada di teras rumah, mobil yang dikendarai Raja sudah berjalan meninggalkan kawasan rumahnya.

"Pak Maman, ada apa?" tanya Kayla pada sopir pribadi putranya.

"Itu, Bu. Seperti biasa tuan Raja," ujar Pak Maman.

Kayla menggelengkan kepalanya, dari dulu Raja tidak pernah berubah. Dia selalu heboh sendiri.

"Ada apa, Sayang?" tanya Raffa menghampiri istrinya sambil melingkarkan tangannya di pinggang sang istri.

"Itu, Bang. Si Raja bikin ulah lagi, dia nyuruh pak Maman libur," jawab Kayla.

"Mhm, anak kamu yang satu itu memang super heboh," lirih Raffa.

"Yuk, kita siap-siap." Raffa merangkul istrinya masuk ke dalam kamar.

Mereka melangkah menuju kamar mereka yang berada di lantai bawah.

Rumah kediaman keluarga Surya Atmaja itu kini sudah menjadi milik Raffa sebagai pewaris tunggal.

Kedua orang tua Raffa sudah meninggal dunia saat putra putrinya 3R sudah duduk di bangku SMP.

Saat itu Surya meninggal karena sakit jantung yang diberitakan, setelah itu Arumi ikut pergi meninggalkan Raffa setelah satu bulan kepergian sang suami.

Saat itu Raffa sangat terpukul, tapi kehadiran Kayla danb sahabat-sahabatnya membuat Raffa kembali bersemangat.

****

"Mama, Papa," pekik Ranisa saat menemui kedua orang tuanya di salah satu kafe SatRa yang ada di sana.

Ranisa langsung menghambur ke dalam pelukan wanita yang sudah melahirkannya.

"Bagaimana kabarmu, Sayang?" tanya Kayla pada putri bungsunya.

"Alhamdulillah, baik, Ma," jawab Ranisa.

Setelah puas memeluk tubuh wanita yang melahirkannya, Ranisa menoleh ke arah Papanya Yang sejak tadi selalu memperhatikannya.

Ranisa menghampiri satu-satunya pria yang paling berharga dalam hidupnya.

Dia meraih tangan Raffa lalu menyalaminya dan mencium punggung tangan sang papa.

"Rani kangen sama mama dan papa," ujar Ranisa dengan riang.

"Mama juga kangen sama kamu, Sayang," ujar Kayla sambil merangkul tubuh Putri bungsunya.

"Bagaimana kuliahmu?" tanya Raffa dengan penuh kharisma.

"Alhamdulillah, Pa. Semua urusan kuliah lancar, sekarang lagi persiapan proposal. Semoga saja prosesnya tidak ribet, papa sama Mama doa'kan Rani, ya," jawab Ranisa.

Gadis kecil Kayla dan Raffa kini sudah tumbuh dewasa, putra-putrinya sudah besar. Hal ini menandakan umur mereka semakin tua.

Mereka mengobrol sejenak membahas semua kegiatan yang dijalani oleh Ranisa selama kuliah di Jakarta.

Ranisa dan kakak-kakaknya sama-sama kuliah di Universitas Islam Al-Azhar tempat Kayla dan Raffa dulu kuliah.

Mereka percaya menyekolahkan putra putrinya di Universitas tersebut karena Universitas itu memiliki asrama, sehingga putra putri mereka akan terjamin dengan perilakunya di saat mereka berada di luar pengawasan mereka.

"Mama sama papa menginap di sini?" tanya Ranisa.

"Mhm, tidak, Sayang. Mama dan Papa akan berangkat ke Bandung. Kamu mau ikut?" tanya Kayla pada putrinya.

"Mama ngapain ke Bandung?" tanya Ranisa.

"Mau ketemu calon kakak iparnya," jawab Kayla jujur.

"Hah? Siapa yang mau nikah, Ma?" tanya Ranisa penasaran.

"Mhm, Abangmu Raja dan Raju," jawab Kayla.

"Ya udah, aku ikut aja, Ma. Kebetulan aku juga enggak ada jadwal kuliah," ujar Ranisa.

Ranisa penasaran dengan sosok wanita yang akan menjadi kakak iparnya.

Kayla dan Ranisa asyik mengobrol, sementara itu Raffa hanya diam memperhatikan dua wanita yang disayanginya itu.

****

Raja melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata, dia menunggu ekspresi saudara kembarnya itu.

Raju hanya duduk diam di samping Raja, dia tahu apa yang kini dilakukan oleh saudara kembarnya. Diam lebih baik daripada protes.

Raja membawa Raju keluar kota, kini mereka sudah melewati batas kota Padang.

Melihat Raju yang hanya diam saja, Raja menambahkan kecepatan mobilnya.

Raju mengambil ponselnya lalu dia menghubungi Faiz, sang asisten pribadinya.

Dia mengetik pesan pada asisten pribadinya.

"Faiz, gue tidak masuk kantor hari ini. Lu tolong handle semuanya. Jangan lupa sampaikan ke Romi, kalau Raja juga tidak masuk kantor." Raju mengirimkan pesan tersebut pada Faiz.

"Apa sebenarnya yang akan dilakukan anak ini?" gumam Raju bingung.

Setelah melintasi jalan layang, Raja membawa Raju ke sebuah kafe yang terdapat di pinggir pantai.

Dia memarkirkan mobilnya di bawah batang Pinus yang Rindang.

"Ayo, keluar!" ajak Raja pada Raju.

Mau tak mau Raju keluar dari mobil, dia mengikuti langkah Raja.

Pagi-pagi sekali dia sudah datang ke kafe orang.

Raja duduk di sebuah bangku panjang yang menghadap ke laut lepas.

"Raju! Lu nyebelin, ya," bentak Raja tiba-tiba.

Raja akan meluapkan emosinya pada Raju.

"Gue tahu, lu juga tidak mau dijodohkan dengan wanita yang dipilihkan mama papa, tapi kenapa lu enggak protes!" bentak Raja lagi.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Aisyah Al Humairah 🧸☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

Aisyah Al Humairah 🧸☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

saya malah penasaran aja nih sama jodoh raja dan Raju😌😌

2022-11-03

1

🥀ᴅᴡɪ_ɪᴍᴏᴇᴛ🌿

🥀ᴅᴡɪ_ɪᴍᴏᴇᴛ🌿

kembar identik blm tentu sama sifat dan karakternya..tp mereka sama-sama berakhlak baik

2022-11-03

1

kenapa harus di jodohin ,biar kan mereka memilih pasangan sendiri😌

2022-11-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!