Dia Bernama Dea
Angin berhembus semilir di halaman belakang rumah dengan desain rumah tahun delapan puluhan,
Bahkan kursi-kursi rotan bundar berwarna putih pun masih tampak menghiasi teras belakang rumah itu,
Reza, sosok laki-laki muda berusia dua puluh tujuh tahun itu tampak duduk tenang di atas kursi rotan sembari menyandarkan tubuh dengan malas,
Matanya terpejam, namun jelas ia tengah mencoba menikmati hembusan angin sore itu,
Hingga...
"Kalau mau pindahan, coba tanya ke Pak Syaefulloh, katanya kalau pindah tempat tinggal itu juga harus cari tanggal dan hari yang bagus Za,"
Tiba-tiba terdengar suara wanita dari arah belakang Reza duduk,
Tampak laki-laki muda berparas tampan itupun pelahan membuka matanya, ia menoleh sebentar ke arah belakang di mana kini tampak wanita dengan gamis berwarna coklat tanah berjalan dari pintu keluar rumah yang dari arah samping,
Ia membawa satu cangkir teh dan juga satu piring kecil berisi irisan kue lapis legit dan kue pie,
Reza membenahi posisi duduknya, tampak ia menatap wanita yang tak lain adalah Mamanya itu,
"Hari gini tidak usahlah Ma yang begitu-begitu, semua tanggal dan hari baik, lagipula, apa yang lebih sial daripada pernikahan batal karena calon pengantin wanita berselingkuh,"
Kata Reza dengan nada yang masih terasa sekali emosinya,
Sang Mama yang memahami betul perasaan sang anak hanya mampu menghela nafas,
Ia tahu jika pastinya tak semudah itu untuk Reza melupakan rasa sakitnya,
Ya...
Reza, laki-laki muda itu harusnya saat ini adalah saat yang paling membuatnya bahagia,
Saat di mana karirnya sedang bagus karena baru saja menjabat sebagai manajer keuangan di perusahaan, ditambah pula memiliki calon isteri cantik yang telah ia pacari sejak kuliah, sudah memiliki apartemen sendiri dan juga mobil sendiri, apalagi yang kurang dalam hidupnya?
Tapi...
Sungguh sayang disayang, nyatanya hidup tak selalu sempurna dan berjalan mulus sesuai dengan apa yang diinginkan memang nyata adanya,
Tanpa diduga oleh Reza, ternyata Maura, calon isteri yang selalu dibanggakannya justeru selingkuh dengan teman kuliah S2 nya di kota pelajar,
Pamit pada Reza untuk melanjutkan studi, yang tentu saja didukung penuh oleh Reza sebagai calon suami yang tak ingin menghalangi keinginan isterinya untuk maju, malah justeru membuatnya harus menerima kenyataan pahit jika calon isterinya itu bermain api dengan pria lain,
Mungkin...
Luka itu tidaklah akan terlalu lama jika saja hubungan mereka baru terjalin satu dua tahun,
Mungkin Reza juga tak akan terlalu sakit jika saja sosok Maura tak dikenalnya sejak mereka masih ada di bangku biru putih,
Maura, untuk Reza adalah cinta pertama yang tak pernah membuatnya mampu berpaling lagi,
Sekian tahun Maura adalah dunia kecil Reza, di mana di sanalah ia hidup, bernafas, bermimpi, dan mengukir hari dengan begitu banyak kenangan.
"Sabar, nanti kamu pasti akan bertemu dengan gadis lain yang lebih baik, janganlah berputus asa Reza,"
Kata Mama menasehati,
hembusan angin kembali terasa, angin sore yang sedikit hangat karena matahari sepanjang siang ini bersinar cukup terik,
Reza mengambil satu potong kue lapis legit dari piring kecil yang disajikan Mamanya,
Tampak Mama yang kini duduk di kursi yang berbeda lalu memangku majalah kesayangannya,
Mama adalah sosok Ibu rumah tangga yang masih tetap seperti Ibu jaman dulu, yang lebih suka membaca majalah, dan lebih suka sibuk praktek masak dan membuat kue di waktu luangnya,
Ia hanya memakai handphone untuk berkomunikasi dengan anak-anaknya saja yang telah tinggal memisahkan diri dengannya,
Dua kakak perempuan Reza yang tinggal di Bali dan juga di Korea, sementara Reza yang anak laki-laki memilih tinggal di apartemen yang dekat dengan tempat kerjanya,
Reza tidur di rumah Mamanya saat tanggal merah atau akhir pekan kedua dan terakhir dalam satu bulan, yang mana Mama pun tak pernah mempermasalahkan itu karena keponakannya banyak yang ikut tinggal di rumah hingga Mama tak perlu merasa kesepian,
"Apa ada gadis lain yang bisa mengungguli Maura?"
Gumam Reza lirih,
Mama melirik putranya, lantas tersenyum tipis,
Gambaran Ibu yang baik jelas terpancar pada sosok Ibunya Reza,
"Selalu ada yang lebih baik di antara orang baik, jangan khawatir,"
Ujar Mama,
Reza menatap Mamanya, lalu memaksakan satu senyuman,
"Mama selalu doakan, kamu akan secepatnya dapat jodoh,"
Kata Mama,
Reza tak menanggapi, hanya tersenyum tipis lalu memakan potongan kue lapis legit di tangannya,
"Atau mau Mama kenalkan dengan anak dari teman lama Mama? Ah Mama bertemu dengannya dua bulan lalu di acara reuni angkatan Mama, dia mengajak anaknya, cantik sekali, sayangnya saat itu kamu masih bersama Maura,"
Kata Mama,
"Tidak Ma, jangan ada perjodohan, Reza takut nanti kami menikah hanya karena tak enak menolak,"
Kata Reza membuat Mama jadi tergelak,
"Kamu ini, alasan saja, ngawur, belum juga lihat anaknya,"
Reza hanya tersenyum lagi menanggapi gelak tawa Mamanya.
Warna lembayung langit sore kini mulai terlihat memenuhi sudut langit kota,
Reza menghela nafas sebelum meraih cangkir teh nya dan menyeruput wedang teh buatan Mamanya yang selalu dirasanya adalah teh terbaik,
"Besok apapun yang terjadi Reza resmi pindahan Ma, semua barang sudah dipindahkan kemarin, besok Reza hanya tinggal membawa beberapa buku saja dan resmi menempati rumah Reza yang baru."
"Mama akan ke sana akhir pekan dengan Mila, kalau adik sepupumu itu tidak sibuk di kampus,"
Ujar Mama akhirnya,
Reza mengangguk,
"Kabari saja kalau Mama mau ke tempat Reza, nanti biar Reza jemput,"
"Oh ya, baguslah kalau begitu,"
Sahut Mama.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Tuxepos Jasmine
baru baca di 2024......telat bgt dehhh gw
2024-05-12
0
Oh Dewi
Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya Caraku Menemukanmu
2023-04-28
0
Annisa alma
nah kan othor di sini sekalinya.hilang mulu thor
2022-10-29
0