Reza akhirnya sampai di rumahnya sendiri, begitu di depan gerbang, pemuda tampan itupun menelfon asisten rumah tangganya yang tentunya masih terjaga di dalam rumah,
Masih terlalu sore untuk bujangan pastinya tidur di jam delapan malam. Batin Reza.
"Aku di depan, bukain pagar, Man."
Kata Reza lewat sambungan telefon,
"Oh Tuan datang, siap, oke,"
Sahut Reza sigap,
Reza mengakhiri panggilannya, pun juga mematikan musik di mobilnya,
Tapi...
Reza cepat menoleh ke belakang, sekilas ia sempat melihat pantulan bayangan gadis duduk di kursi belakang dari kaca di atas kepalanya,
Kosong, tak ada siapapun di sana.
Kening Reza berkerut,
Apa aku berhalusinasi? Batin Reza.
Trrrt... trrrt...
Hp Reza tiba-tiba bergetar, seperti pesan baru masuk beberapa,
Tepat saat itu, Herman dari pintu menuju dapur yang ada di samping rumah terlihat keluar, terburu-buru berlari menuju pintu pagar rumah dan cepat membukanya,
Reza yang semula akan membuka pesan baru yang masuk ke hp nya akhirnya menunda, lebih memilih melajukan mobilnya untuk memasuki pelataran rumahnya.
Begitu mobil Reza masuk ke pelataran, Herman pun cepat menutup pintu pagar rumah.
Namun, sejenak ia terdiam menatap ujung jalan yang sepi, di mana di sana ada belokan dan lampu jalan kecil yang sudah lama mati tapi belum juga diganti lampunya oleh pihak pengelola perumahan,
"Man, Herman."
Reza yang turun dari mobil memanggil Herman,
Membuat pemuda remaja itu seperti sedikit kaget lalu segera berbalik menghadap ke arah majikannya,
"Oh ya Tuan,"
Kata Herman,
"Jangan panggil Tuan, aku merasa sudah tua, panggil saja Bang,"
Kata Reza kemudian sambil berjalan dan mengunci mobilnya.
Nit nit...
Herman pun kemudian mengikuti langkah sang majikan menuju ke dalam rumah melalui pintu dapur,
"Aku lapar, hari ini kamu masak atau beli makan di luar?"
Tanya Reza,
Trrrt... Trrrt...
Hp Reza di tangan bergetar lagi, kali ini lebih banyak pesan yang masuk dibandingkan tadi,
"Kebetulan tadi sore saya lihat ada telur, jadi saya goreng omelet dan masak mie instan goreng Bang,"
Kata Herman yang akhirnya menurut memanggil Bang pada Reza,
Reza yang merasa benar-benar lapar akhirnya memutuskan makan dengan menu yang sama,
"Buatkan aku juga Man, sekalian teh juga, kepalaku agak berat,"
Ujar Reza,
"Oh ya Bang, siap,"
Sahut Herman sigap,
Reza kemudian memeriksa hp nya sembari berjalan menuju kamarnya di lantai atas,
Ia ingin mandi sebentar, ganti baju, sekalian menunggu Herman selesai masak makan malam untuknya.
Dan...
Tampak pesan yang masuk banyak sekali itu ternyata dari sang mantan,
Reza yang sudah malas menanggapi tingkah polah mantan kekasihnya itupun akhirnya memilih tak meladeni,
Ia hanya membuka aplikasi chat sebentar, menghapus pesan lalu diblokirnya nomor mantannya tersebut,
Reza melempar hp nya kemudian ke atas kasur, lalu berjalan ke kamar mandi yang ada di dalam kamarnya,
Ia ingin mandi air hangat agar tubuhnya terasa lebih segar,
Namun...
Reza tiba-tiba menoleh ke arah kaca jendela kamar yang hanya tertutup tirai putih tipis,
Kaca jendela yang berukuran nyaris satu sisi dinding kamar dan menghadap ke arah jalanan komplek itu terlihat ada bayangan yang berkelebat tapi entah apa,
Reza yang penasaran pun cepat berbalik arah menghampiri kaca jendela, menyingkap tirai tipis yang dipasang di sana, dan...
Kosong.
Sepi.
Namun...
Ada aroma melati tiba-tiba tercium, yang seketika membuat Reza merinding.
Apa ini?
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
◉✿✪⃟𝔄ʀⓂ️𝐚𝐰𝐚𝐫✿◉
W2aduuuuh ada yang mengikuti
2022-10-12
1
Putrii Marfuah
paling gak nyaman dengan jendela lebar di kamar...paling menghindari lihat kearah jendela KLO malam hari ,apalagi lampu diluar gelap
2022-10-07
0
Esti Restianti
untung bau melati bang,gimana kalau bau yang lain,bisa mual ntar wkwk
2022-10-06
1