Sabrina Galau

Kemudian Sabrina menyuruh Niki untuk segera istirahat. Sebenarnya Sabrina sedang tidak ingin diganggu. Karena iya lagi gabut sekarang. Sabrina cukup dibuat stres oleh Vino.

Malam sudah mulai semakin larut. Sabrina masih tetap tidak bisa tidur. Sabrina menyesali perbuatannya. Sabrina berfikir mengapa Iya sangat ceroboh sekali.

"Baru saja bertemu dengannya sudah kena masalah." Gumam Sabrina.

"Tapi, untungnya dia sudah pulang ke asalnya. Coba kalau tidak, kan bisa berabe Aku.." Pikirnya lagi.

Tapi Sabrina pun masa bodoh dengan itu semua. Melihat hari sudah semakin malam, Sabrina pun langsung masuk ke rumahnya. Di kamarnya, Sabrina mencoba untuk memejamkan matanya agar dapat tidur nyenyak. Tetapi, tetap juga Sabrina tidak dapat tidur.

Daripada tidak dapat tidur, Sabrina pun melihat HPnya lalu membuka akun sosial medianya. Tidak lama kemudian, Iya merasa bosan melihat sosial medianya. Sabrina pun mengambil buku diary dan sebuah pulpen. Iya menulis sesuatu di buku tersebut. Iya menumpahkan kekhawatiran serta kegalauannya di buku tersebut.

Dear diary.

Hari ini adalah hari yang sangat menyebalkan bagiku. Aku bertemu dengan seorang pria yang berasal dari kota. Aku tidak mengenalinya. Sama sekali tidak mengenalinya. Tapi, baru pertama kali Aku bertemu dengannya, sudah membuat diriku kesal. Laki-laki itu sangatlah sombong, dan tidak tahu aturan di jalan desa.

Baru kali ini Aku bertemu dengan orang seperti Dia. Mentang-mentang Dia berasal dari kota seenaknya mengemudi mobil dengan kecepatan tinggi. Bukankah Dia sudah tahu, kalau jalan itu kecil? Tapi kenapa Dia masih tidak berhati-hati dalam menyetir?

Padahal, perbuatannya itu bisa membahayakan orang lain. Jelas-jelas Dia salah tapi kenapa Dia tidak mengakuinya juga? Bukankah dia harusnya mengalah... Padahal mobilnya Dia tidak apa-apa, lecet pun tidak. Justru Aku yang apes, Makananku untuk Ayah dan Ibuku tumpah. Jangankan ganti, minta maaf aja tidak.

Hem...... Rasanya Aku ingin sekali menonjok wajahnya. Tapi, Aku bisa apa? Sekarang Aku punya masalah baru sama cowok itu. Aku sangat ceroboh. Niatku ingin membuat cowok itu jera. Tapi malah Aku yang jera sekarang.

Aku ngempesin ban mobil milik Ibu laki-laki itu, pikirnya Aku mobilnya Dia. Tapi Aku malah salah. Sekarang Aku tidak tahu harus berbuat apa. Aku tidak tahu harus cerita kepada siapa. Kalau Aku cerita ke ayah Aku takut, Ayah akan memarahiku.

Aku tidak bisa membayangkan wajah Ayah, ketika Ayah tahu kalau Aku harus mengganti uang sebanyak 50 juta. Mau dapat darimana Aku..

Ya Tuhan.. Kenapa bisa jadi begini..

by: Sabrina.

Setelah selesai menulis diary nya, Sabrina pun menangis sesenggukan. Sabrina bingung harus bagaimana.

...****************...

Ibu Sabrina menyiapkan makanan untuk keluarganya. Semua hidangan sudah siap, Ibu Sabrina memanggil semua orang-orang rumah.

Ayah dan Adik Sabrina sudah berada di meja makan kecuali Sabrina. Ayah Sabrina bingung mengapa Sabrina tidak ikut makan. Tak lama kemudian, Sabrina pun keluar juga. Iya juga ikut berkumpul bersama keluarganya untuk sarapan pagi. Wajah Sabrina kelihatan murung.

"Kamu, kenapa nak?" Ayah Sabrina heran dan saling pandang dengan Ibunya.

"Enggak apa-apa kok yah.. Aku cuma masih ngantuk saja." Sabrina berbohong.

"Sabrina, apa semalam kamu tidak cepat tidur? Masak jam segini masih ngantuk?" Tanya Ayahnya.

"Iya yah, soalnya Aku tidak bisa tidur." Sabrina mengelak lagi.

Ayah Sabrina tidak bertanya-tanya lagi. Ayahnya menyuruhnya untuk cepat sarapan. Adik Sabrina melihat Sabrina merasa aneh dengannya. Hanya saja Iya tidak mengungkapkan unek-uneknya.

Setelah selesai makan, seperti biasa Ayah dan Ibu Sabrina pergi ke ladang. Adik Sabrina menunggu mereka berangkat ke ladang. Setelah mereka berangkat, Adik Sabrina mendekati Sabrina.

"Kakak, sedang ada masalah ya?" Tebak Adiknya.

"Enggak kok dek, kakak ga apa-apa." Mengelak.

"Bohong ah, kalau bilang tidak apa-apa." Adiknya tidak percaya.

"Yeon seok, beneran kok sayang.. kakak tidak apa-apa." Sabrina tetap tidak mau jujur.

"Aku tahu kalau kakak berbohong.. Jujur aja kak, siapa tahu Aku bisa bantu." Sabrina tersenyum mendengar jawaban dari Adiknya.

Sabrina bukannya tidak ingin juju. Bagaimana Sabrina mau jujur, sementara Yeon seok masih remaja. Berbeda dengannya yang sudah menginjak dewasa.

"Maafin kakak ya dek, kakak tidak bisa jujur. Soalnya kakak, ga mau jadi beban kamu.." Gumam Sabrina.

Yeon seok tahu kalau ada sesuatu yang disembunyikan oleh kakaknya. Namun, Yeon seok tidak ingin memaksa kakaknya itu. Agar Sabrina melupakan masalahnya, Yeon seok punya cara tersendiri untuk membuat kakaknya tersenyum. Yeon Seok tidak ingin kakaknya bersedih.

"Kakak, lihat ini deh. Ini kan Vadim, idol kakak yang kakak kagumi." Memperlihatkan update Idol nya di HPnya.

"Oh, Iya.. Wah Dia makin hebat saja." Senyum Sabrina kembali ceria.

"Kakak suka?" Sabrina mengangguk.

"Kakak pengen bertemu dengannya. Tapi kapan ya.. Bisa bertemu langsung

dengannya." Pikir Sabrina sambil melihat langit-langit rumah.

Seketika Sabrina melupakan masalahnya. Yeon seok tahu bagaimana caranya membuat kakaknya tersenyum. Yeon Seok merasa senang karena kakaknya telah tersenyum kembali.

Yeon Seok mengajak Sabrina untuk ke halaman belakang rumahnya. Di situ, Yeon Seok menyiapkan sebuah alat untuk melukis. Sabrina terkejut melihat sebuah alat lukis yang lengkap.

"Ini, buat apa dek?" Sabrina tidak mengerti.

"Kakak, duduk disini saja ya?" Sambil mendudukkan kakaknya di sebuah kursi yang telah disediakan.

Yeon Seok kemudian mulai melukis kakaknya yang sedang duduk. Kelebihan Yeon Seok yang tidak pernah Sabrina ketahui adalah melukis. Yeon Seok memang menduduki bangku sekolah yang tinggi. Tapi cita-citanya menjadi seorang seniman sangatlah kuat.

Yeon Seok dengan mahir melukis kakaknya. Sambil senyum-senyum sendiri, Yeon Seok dengan asyik melukis. Setelah selesai, Yeon Seok memberitahu hasil lukisannya kepada Sabrina.

"Kak, lihat ini. Menurut kakak ada yang kurang enggak?" Sambil menunjukkan hasil lukisannya.

"Wah, ini sempurna dek.." Kagum melihat hasil lukisan Adiknya.

"Kok kakak ga tahu kalau kamu pandai melukis?" Sabrina heran. Yeon Seok hanya tersenyum.

"Ini jadi rahasia kita berdua ya kak? Kakak tidak boleh kasih tahu sama ayah dan Ibu." Yeon Seok melarang.

"Loh kenapa dek? Kan bagus.. Ayah dan Ibu pasti bangga dengan kamu." Sabrina merasa yakin. Namun, Yeon Seok malah tertunduk. Lalu Yeon Seok menceritakan hal yang sebenarnya kepada kakaknya. Bahwa Ayahnya melarangnya untuk menjadi seorang pelukis.

Sang Ayah tidak menyukai Seniman lukis. Bahkan Ayahnya sangat benci dengan melukis. Entah apa sebabnya hingga Ayah mereka membenci seni lukis. Sabrina yang selama ini tidak tahu, merasa terkejut.

Sabrina baru mengetahui hal ini. Meskipun, Sabrina sering berkumpul dengan keluarganya, tapi Sabrina tidak pernah tahu tentang sesuatu yang Ayahnya benci.

"Dek, tetap semangat ya.. Kakak selalu dukung kamu kok," Memegang pundak Adiknya dan memberi semangat.

Terpopuler

Comments

?????

?????

ga boleh galau... itu ga baik loooo....😁

2023-02-06

0

lihat semua
Episodes
1 Awal
2 Vino mencari tahu dan balas dendam
3 Sabrina Galau
4 Sabrina Ingin bertemu Sang Idola
5 Sabrina bertemu sang Idola
6 Sabrina kecewa
7 pengenalan tokoh.
8 Sabrina Bertemu Vino
9 Rencana Kuliah
10 Sabrina mengagumi Dae Hyung
11 Sabrina menjadi suhu
12 Markas Dae digrebek polisi
13 Dae Hyung mengutarakan perasaannya
14 Ternyata Dae kakak Vino
15 Sabrina cidera
16 Perasaan Seorang Mafia
17 Sabrina rindu Yeon Seok
18 Dae tidak bisa meninggalkan Mafia
19 Hubungan Dae dan Sabrina
20 Rencana licik
21 Sabrina terjebak api
22 Operasi plastik
23 Sabrina Tampil Beda
24 Dae Hyung disuruh menjauhi Sabrina
25 Sabrina diculik
26 Dae Hyung menjauhi Sabrina
27 Tuduhan pelakor
28 Sabrina diserang lagi
29 Dae khawatir
30 Kepergian Dae Hyung
31 Senjata makan tuan
32 Siapa Bisma
33 Sabrina bertemu Dae Hyun
34 Tak bisa melupakan
35 Sabrina kembali
36 Khilaf
37 Terpaksa menikah
38 Istri tak dianggap
39 Vadim tidak ingin anak dari Sabrina
40 Perhatian Sabrina
41 Perempuan tangguh
42 Bertemu Yeon seok
43 Vadim apes
44 ketulusan Sabrina
45 Kepergian Berlin dan Arya
46 Depresi
47 mulai sadar.
48 Pernikahan Vadim dan melisa
49 Kesembuhan Sabrina
50 Kepergian Sabrina
51 Penyesalan tiada arti
52 bertemu kembali
53 Travelling
54 Dalam masalah
55 penyelidikan
56 Malu-malu
57 Penyerangan misterius
58 Camping
59 Di dalam gua
60 Ketika bersamanya
61 meminta maaf
62 Vadim ingin kembali. Dae mengungkapkan perasaan
63 Keberanian Sabrina
64 Meminta restu yeon
65 kembali ke tanah krlahiran
66 Dae melamar Sabrina
67 penyelidikan Sabrina
68 prewedding
69 Mendekati hari pernikahan
70 Kecurigaan Sabrina
71 Tuduhan Sabrina
72 Hari kebahagiaan
73 Bisma mengesalkan
74 Ada apa dengan yeon
75 Sabrina hamil
76 Bisma cari gara-gara
77 menyuruh detektif
78 Ternyata
79 Lanjutan episode 78
80 Yeon percaya
81 Angel
82 Masih tentang angel
83 teror
84 Terjebak di Kamar Mandi
85 penculikan
86 Sabrina lolos dari penculikan
87 Angel di penjara
88 Kemesraan Dae dan Sabrina
89 Kemunculan Indri
90 Kelakuan Indri
91 Apa maksudnya
92 Indri dan Bisma
93 Ulah Indri
94 Rencana Indri
95 Gara-gara Indri
96 Gara-gara Indri 2
97 Rencana Indri berhasil
98 rekayasa Indri
99 kejahatan Indri
100 Episode terakhir.
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Awal
2
Vino mencari tahu dan balas dendam
3
Sabrina Galau
4
Sabrina Ingin bertemu Sang Idola
5
Sabrina bertemu sang Idola
6
Sabrina kecewa
7
pengenalan tokoh.
8
Sabrina Bertemu Vino
9
Rencana Kuliah
10
Sabrina mengagumi Dae Hyung
11
Sabrina menjadi suhu
12
Markas Dae digrebek polisi
13
Dae Hyung mengutarakan perasaannya
14
Ternyata Dae kakak Vino
15
Sabrina cidera
16
Perasaan Seorang Mafia
17
Sabrina rindu Yeon Seok
18
Dae tidak bisa meninggalkan Mafia
19
Hubungan Dae dan Sabrina
20
Rencana licik
21
Sabrina terjebak api
22
Operasi plastik
23
Sabrina Tampil Beda
24
Dae Hyung disuruh menjauhi Sabrina
25
Sabrina diculik
26
Dae Hyung menjauhi Sabrina
27
Tuduhan pelakor
28
Sabrina diserang lagi
29
Dae khawatir
30
Kepergian Dae Hyung
31
Senjata makan tuan
32
Siapa Bisma
33
Sabrina bertemu Dae Hyun
34
Tak bisa melupakan
35
Sabrina kembali
36
Khilaf
37
Terpaksa menikah
38
Istri tak dianggap
39
Vadim tidak ingin anak dari Sabrina
40
Perhatian Sabrina
41
Perempuan tangguh
42
Bertemu Yeon seok
43
Vadim apes
44
ketulusan Sabrina
45
Kepergian Berlin dan Arya
46
Depresi
47
mulai sadar.
48
Pernikahan Vadim dan melisa
49
Kesembuhan Sabrina
50
Kepergian Sabrina
51
Penyesalan tiada arti
52
bertemu kembali
53
Travelling
54
Dalam masalah
55
penyelidikan
56
Malu-malu
57
Penyerangan misterius
58
Camping
59
Di dalam gua
60
Ketika bersamanya
61
meminta maaf
62
Vadim ingin kembali. Dae mengungkapkan perasaan
63
Keberanian Sabrina
64
Meminta restu yeon
65
kembali ke tanah krlahiran
66
Dae melamar Sabrina
67
penyelidikan Sabrina
68
prewedding
69
Mendekati hari pernikahan
70
Kecurigaan Sabrina
71
Tuduhan Sabrina
72
Hari kebahagiaan
73
Bisma mengesalkan
74
Ada apa dengan yeon
75
Sabrina hamil
76
Bisma cari gara-gara
77
menyuruh detektif
78
Ternyata
79
Lanjutan episode 78
80
Yeon percaya
81
Angel
82
Masih tentang angel
83
teror
84
Terjebak di Kamar Mandi
85
penculikan
86
Sabrina lolos dari penculikan
87
Angel di penjara
88
Kemesraan Dae dan Sabrina
89
Kemunculan Indri
90
Kelakuan Indri
91
Apa maksudnya
92
Indri dan Bisma
93
Ulah Indri
94
Rencana Indri
95
Gara-gara Indri
96
Gara-gara Indri 2
97
Rencana Indri berhasil
98
rekayasa Indri
99
kejahatan Indri
100
Episode terakhir.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!