BAB. 4 Masa lalu mejadi senjata

Senyuman Arkan terbit di bibir tipisnya, begitu pun senyuman ke dua orang tua Arkan. Sulis baru pertama kalinya melihat senyuman berbeda dari Arkan, senyuman kebahagian di sana, selama 2 tahun ia menjalin hubungan status sebagai kekasih dari Arkan, Arkan tidak pernah tersenyum sebahagia itu, ada rasa sakit di hati ia, saat melihat Arkan tersenyum oleh adiknya.

"Uci, saya tanya untuk sekali lagi, kamu siap mejadi istri saya dan menerima semua kekurangan saya?"

Arkan bertanya sekali lagi, ia ingin memastikan kalau jawaban Suci mantap dari hati juga, bukan sekedar dari ucapan Suci saja.

"Uci siap kak."

Arkan ingin sekali menatap mata Suci, benarkah Suci menerima dari hatinya? Atau Suci hanya menerimanya karena kasihan?

"Uci bisa kamu tatap mata saya?"

Suci menggelengkan kepalanya pelan.

"Maaf kak, kaka masih bukan makhrom Uci, Uci tidak bisa menatap kaka, Uci takut khilaf dan mejadi zina mata."

Arkan hanya menganggukan kepalanya pelan, sambil terus berpikir, apa ia cocok bersama Suci yang kepriadiannya bertolak belakang, ia adalah orang yang begitu banyak dosa, ia terjun ke dunia bebas, walau pun tidak pernah bersama wanita malam, tapi ia selalu saja minum bir, mabuk-mabukan adalah kebiasaannya, bahkan sekarang ia lumpuh, semakin tidak pantas saja dengan kepribadian Suci. Sebenarnya Arkan bukan lelaki seperi itu dulu, walau pun ia tidak terlalu tau tentang agama, tapi ia bisa mengaji. Namen kematian papanya mampu membuar Arkan terjun bebas ke dunia hitam.

"Uci, usia saya sama kamu beda 9 tahun."

"Uci tau kak."

Arkan tersenyum saat mendengar jawaban dari Suci. Kini mereka memutuskan untuk berpamitan, karena sudah jelas.

"Nak Suci, kita semua pulang dulu, terima kasih sudah mau menerima Arkan, besok tante akan kirimkan gaun pengantinmu, kamu nanti coba, kalau pas kamu hubungi tante, nomer telponnya Anisa juga punya."

"Iya tante, Uci percaya ini adalah takdir, jadi tante jangan pernah berterima kasih dengan Uci."

Mereka berdua keluar untuk mengantarkan tamu, sedangkan Sulis masih diam terpaku, ada rasa penyesalan di hatinya saat menyuruh adiknya menikahi lelaki yang di cintainya, tapi rasa malunya terlalu tinggi, hingga ia tidak bisa menerima keadaan Arkan. Keyla langsung memeluk Suci, ia sangat bahagia, ia berharap putranya mampu mencintai Suci. Suci adalah Gadis yang sangat baik menurut Keyla, tutur katanya dari tadi saat berbicara, mampu membuat hatinya tegar. Setelah itu mereka melepaskan pelukannya.

"Nak Uci, sekarang kamu panggil tante dengan panggilan mama seperti Arkan, di biasakan dari sekarang nak."

"Iya ma."

Anisa tersenyum saat putrinya memanggil mama pada Keyla, ia berharap kalau putrinya menerima Arkan dengan tulus, bukan semata-mata rasa iba pada Arkan, setidaknya walau pun putri pertamanya menyakiti hati Arkan, ada putri ke dua yang menerima Arkan dengan tulus.

"Kamu juga harus di biasaain panggil om dengan panggilan papa."

Bagas berbicara sambil tersenyum, selama ia menikah dengan Keyla, ia belum pernah melihat Arkan tersenyum bahagia, biasanya Arkan akan tersenyum dengan seperti terpaksa, tapi kali ini berbeda, ia akhirnya bisa melihat senyuman kebahagiaan dari putra tirinya.

"Iya papa."

Kini Keyla menatap ke arah Anisa.

"Anisa, aku pulang dulu, terima kasih telah membiarkan Arkan tetap menikah, walau pun tidak dengan Sulis, saya tetep bahagia."

"Iya Key, tidak perlu berterima kasih, takdir sesaorang hanya Allah yang tau."

"Saya pamit."

"Iya hati-hati."

Bagas membantu Arkan untuk masuk ke dalam mobil, lalu langsung melajukan mobilnya. Setelah mobil itu melaju, Suci berjalan masuk ke dalam rumahnya di ikuti oleh Bundanya yang jarak jauhnya lima langkah dari Suci. Suci yang melihat kakanya akan menaiki tangga, ia langsung memanggil kakanya dengan berlari kecil

"Tunggu kak."

Sulis yang mendengar ucapan dari adiknya, ia langsung membalikan tubuhnya menunggu adiknya yang sedang berlari kecil.

"Kak, kenapa kaka menghina kak Arkan? Bunda tidak pernah mengajarkan kita untuk menghina pisik sesaorang. Bahkan kaka tidak minta maaf sekali pun saat kaka membatalkan pernikahan sepihak, kenapa kak? Kenapa kepribadian kaka berubah? Ini bukan kaka Uci yang Uci kenal dulu?"

Sulis tersenyum menyeringai saat mendengar ucapan dari adiknya.

"Lalu apa kamu saat itu mabuk-mabukan di ajari oleh Bunda? Tidakkan?! Bunda tidak pernah mengajari itu pada kita, kita itu sama tidak jauh beda, sama-sama salah! Dan semua orang itu pasti berubah dek, termasuk kamu! Kamu jangan pernah ikut campur masalah kaka, kamu tau apa tentang masalah kaka dan kepribadian kaka?! Kamu merasa pintar setelah kamu sudah di pesantren 3 tahun?! Dan melupakan siapa kamu sebenarnya?!"

Anisa hanya diam, ia menatap ke dua putrinya yang sedang berdebat, tanpa mau mejadi penengah, karena ia percaya kalau putri ke duanya itu bisa mewakili setiap ucapannya.

"Maksud kaka apa?"

"Kamu jangan pura-pura baik dek! Kamu itu bahkan dulu lebih liar dari pada kaka! Kamu bahkan pergi ke bar dan mabuk-mabukan, tapi kamu sekarang bisa-bisanya menasehati kaka! Apa kata-kata kamu itu sudah benar?!"

Ada rasa sakit di hati Suci, saat masa lalunya seperti mejadi senjata oleh kakanya sendiri, ia sadar, seberapa berubah pun keperibadiannya, ia tidak akan pernah bisa menghapus masa lalunya, ia hanya bisa belajar dari masa lalu untuk lebih baik lagi.

"Tapi setidaknya Uci tidak pernah menyakiti hati sesaorang sampai menangis kak."

"Kamu memang tidak pernah menyakit orang dengan kata-kata tajammu, tapi kamu pernah membenci Allah, apa kamu masih mau bilang kalau kamu lebih baik dari kaka?!"

Suci hanya bisa beristighfar, kalau ia terus meladeni perdebatan yang tidak penting dengan kepala yang berpikir emosi, ia dan kakanya tidak akan pernah menemukan solusi yang baik.

"Kak, Uci tidak bisa menghapus masa lalu Uci, tapi Uci bisa belajar untuk lebih baik lagi dari masa lalu, jangan pernah mengatakan masa lalu Uci sebagai senjata untuk melawan di setiap kata Uci."

Setetes air mata Suci membasahi pipi, bersyukur ia masih memakai cadar, kalau tidak ia akan di anggap cengeng oleh kakanya, memang setelah ia belajar untuk lebih baik lagi, maka keburukan di masa lalunya adalah kelemahannya.

"Uci cuma mau bilang kalau Uci memberikan kaka waktu satu malam untuk berpikir tentang masalah kak Arkan, kalau kaka memang mau melajutkan pernikahan kaka silsahkan, tapi kalau kaka tetap mundur dan tetap Uci yang menikah dengan kak Arkan, jangan pernah salahkan Uci kalau nanti kaka menyesal. Kaka tau kalau Uci sangat mebenci perceraian, karena perceraian sangat di larang oleh agama, kalau Uci sudah menikah dengan kak Arkan dan ada keajaiban pada kaki kak Arkan, jangan pernah kaka meminta Uci untuk bercerai, karena Uci masih tetap sama, masih Uci yang dulu, yang tidak suka kalau orang lain mengambil milik Uci. Terlebih kak Arkan bukan barang yang seenaknya kaka buang dan ambil."

Setelah mengatakan itu Suci lebih dulu menaiki tangga tanpa menunggu jawaban dari kakanya, ia membiarkan kakanya untuk berpikir dewasa, jangan terus berpikir dengan rasa egoisnya yang sangat besar.

Terpopuler

Comments

Just Reader ^-^

Just Reader ^-^

ak padamu uciii

2024-09-01

0

Ummi Alfa

Ummi Alfa

Good Uci, saya suka sikap yang kamu ambil biarlah masa lalu dijadikan pelajaran di masa yang akan datang yang penting sekarang kamu sudah hijrah menjadi lebih baik.
Bener tuh Sulis.... jangan sampai kamu menyesal nantinya!

2023-02-08

1

Spyro

Spyro

Cakep !! Good job!! Jangan menye2 kalo uda urusan rumah tangga.. Ad pelakor? Sikat!! 😁

2023-01-06

1

lihat semua
Episodes
1 BAB. 1 Hinaan
2 BAB. 2 Menyuruh Suci menikah
3 BAB. 3 Suci menerima pernikahan
4 BAB. 4 Masa lalu mejadi senjata
5 BAB. 5 Nasehat
6 BAB. 6 Mencoba gaun pengantin
7 BAB. 7 Kedatangan Gus Ali
8 BAB. 8 Menolak lamaran Gus Ali
9 BAB. 9 Tangisan Suci
10 BAB. 10 Memiliki masa lalu yang sama
11 BAB. 11 Meminta membatalkan pernikahan
12 BAB. 12 Arkan kecewa
13 BAB. 13 Gibah
14 BAB. 14 Beramitan pada Ustazah
15 BAB. 15 Sama-sama memiliki kesedihan
16 BAB. 16 Berpamitan dengan Umi Abi
17 BAB. 17 Pulang
18 BAB. 18 Suci Arkan
19 BAB. 19 Cukup saya menjadi kekasih halalmu
20 BAB. 20 Kemarahan Karinah
21 BAB. 21 Curhat
22 BAB. 22 Mendengar perdebatan
23 BAB. 23 Calon kekasih halal
24 BAB. 24 Sebelum Akad
25 BAB. 25 Akad nikah
26 BAB. 26 Ucapan selamat
27 BAB. 27 Antara percaya dan tidak percaya
28 BAB. 28 Uci bangga memiliki mas
29 BAB. 29 Penasaran
30 BAB. 30 Indra
31 BAB. 31 Pura-pura tidak mengenal
32 BAB. 32 Menceritakan masa lalu
33 BAB. 33 Sama-sama salah paham
34 BAB. 34 Saling terbuka
35 BAB. 35 Saling menyuapi
36 BAB. 36 Ungkapan hati Indra
37 BAB. 37 Masa lalu Indra dan Suci
38 BAB. 38 Menasehati Indra
39 BAB. 39 Hukuman
40 BAB. 40 Batin
41 BAB. 41 Menawarkan diri
42 BAB. 42 Permintaan Arkan dan Indra
43 BAB. 43 Selalu memberi semangat
44 BAB. 44 Sahabat mesum
45 BAB. 44 Berkujung ke kantor
46 BAB. 46 Sayang
47 BAB. 47 Jemput Reyhan
48 BAB. 48 Salah paham
49 BAB. 49 Kecewa
50 BAB. 50 Penjelasan dari Suci
51 BAB. 51 Minta maaf
52 BAB. 52 Ciuman
53 BAB. 53 Salah paham
54 BAB. 54 Ungkapan cinta
55 BAB. 55 Tempur
56 BAB. 56 Mas mesum
57 BAB. 57 Darah rendah
58 BAB. 58 Mengomel
59 BAB. 59 Indra meminta pindah
60 BAB. 60 Kedatangan Kake
61 BAB. 61 Tawa Erlangga
62 BAB. 62 Saham
63 BAB. 63 Nasehati suami
64 BAB. 64 Sehabis terapi
65 BAB. 65 Kelakuan aneh
66 BAB. 66 Rujak mangga
67 BAB. 67 Permintaan Sulis
68 BAB. 68 Berdebat
69 BAB. 69 Curiga
70 BAB. 70 Takut
71 BAB. 71 Makan cilok
72 BAB. 72 Adu mulut
73 BAB. 73 Meminta menjadi istri ke dua
74 BAB. 74 Aroma parfum.
75 BAB.75 Di hotel
76 BAB. 76 berfoto
77 BAB. 77 Merajuk
78 BAB. 78 Berita
79 BAB. 79 Samuel
80 BAB. 80 Sujud Syukur
81 BAB. 81 Berita gosip
82 BAB. 82 Kabar bahagia
83 BAB. 83 Tau dari Rangga
84 BAB. 84 Ke dokter kandungan
85 BAB. 85 Tamparan dari Bunda
86 BAB. 86 Mengingatkan masa lalu
87 BAB. 87 Menemukan pelaku
88 BAB. 88 Nasi goreng asin
89 BAB. 89 Es Krim
90 BAB. 90 Konferensi pers
91 BAB. 91 Perdebatan kakek dan Sulis
92 BAB. 92 Kekuatiran Rendra
93 BAB. 91 Berkunjung ke rumah Bunda.
94 BAB. 94 Manjat pohon Sirsak
95 BAB. 95 Misi
96 BAB. 96 Rumah Sakit
97 BAB. 97 Kebencian Sulis
98 BAB. 98 Permintaan Sulis
99 BAB. 99 Meminta untuk berpisah
100 BAB. 100 Pengorbanan darah
101 BAB. 101 Obat Tidur
102 BAB. 102 Terbongkar
103 BAB. 103 Hilang ingatan
104 BAB. 104 Mas aku mencintaimu
105 BAB. 105 Penyesalan
106 BAB. 106 Erlangga
107 BAB. 107 Menginginkan hingga merajuk
108 BAB. 108 Mimpi buruk
109 BAB. 109 Di Jet pribadi
110 BAB. 110 Sampai di rumah kake
111 BAB. 111 Ingat
112 BAB. 112 Arrabella
113 BAB. 113 Reyhan Sulis
114 BAB. Suci terjtuh
115 BAB. 115 Kemarahan Erlangga
116 BAB. 116 Semakin membenci Suci
117 BAB. 117 Dokter Viona
118 BAB. 118 Kopi buah naga
119 BAB. 119 Sulis Raka
120 BAB. 120 Metik kacang panjang
121 BAB. 121Menyuruh untuk melupakan Arkan
122 BAB. 122 Pulang
123 BAB. 123 Sama-sama memikirkan
124 BAB. 124 Habis jalan-jalan
125 BAB. 125 Hasil USG
126 BAB.126 Melahirkan
127 BAB. 127 Sulis meninggal
128 BAB. 128 End
129 BAB. 129 Bonus part
Episodes

Updated 129 Episodes

1
BAB. 1 Hinaan
2
BAB. 2 Menyuruh Suci menikah
3
BAB. 3 Suci menerima pernikahan
4
BAB. 4 Masa lalu mejadi senjata
5
BAB. 5 Nasehat
6
BAB. 6 Mencoba gaun pengantin
7
BAB. 7 Kedatangan Gus Ali
8
BAB. 8 Menolak lamaran Gus Ali
9
BAB. 9 Tangisan Suci
10
BAB. 10 Memiliki masa lalu yang sama
11
BAB. 11 Meminta membatalkan pernikahan
12
BAB. 12 Arkan kecewa
13
BAB. 13 Gibah
14
BAB. 14 Beramitan pada Ustazah
15
BAB. 15 Sama-sama memiliki kesedihan
16
BAB. 16 Berpamitan dengan Umi Abi
17
BAB. 17 Pulang
18
BAB. 18 Suci Arkan
19
BAB. 19 Cukup saya menjadi kekasih halalmu
20
BAB. 20 Kemarahan Karinah
21
BAB. 21 Curhat
22
BAB. 22 Mendengar perdebatan
23
BAB. 23 Calon kekasih halal
24
BAB. 24 Sebelum Akad
25
BAB. 25 Akad nikah
26
BAB. 26 Ucapan selamat
27
BAB. 27 Antara percaya dan tidak percaya
28
BAB. 28 Uci bangga memiliki mas
29
BAB. 29 Penasaran
30
BAB. 30 Indra
31
BAB. 31 Pura-pura tidak mengenal
32
BAB. 32 Menceritakan masa lalu
33
BAB. 33 Sama-sama salah paham
34
BAB. 34 Saling terbuka
35
BAB. 35 Saling menyuapi
36
BAB. 36 Ungkapan hati Indra
37
BAB. 37 Masa lalu Indra dan Suci
38
BAB. 38 Menasehati Indra
39
BAB. 39 Hukuman
40
BAB. 40 Batin
41
BAB. 41 Menawarkan diri
42
BAB. 42 Permintaan Arkan dan Indra
43
BAB. 43 Selalu memberi semangat
44
BAB. 44 Sahabat mesum
45
BAB. 44 Berkujung ke kantor
46
BAB. 46 Sayang
47
BAB. 47 Jemput Reyhan
48
BAB. 48 Salah paham
49
BAB. 49 Kecewa
50
BAB. 50 Penjelasan dari Suci
51
BAB. 51 Minta maaf
52
BAB. 52 Ciuman
53
BAB. 53 Salah paham
54
BAB. 54 Ungkapan cinta
55
BAB. 55 Tempur
56
BAB. 56 Mas mesum
57
BAB. 57 Darah rendah
58
BAB. 58 Mengomel
59
BAB. 59 Indra meminta pindah
60
BAB. 60 Kedatangan Kake
61
BAB. 61 Tawa Erlangga
62
BAB. 62 Saham
63
BAB. 63 Nasehati suami
64
BAB. 64 Sehabis terapi
65
BAB. 65 Kelakuan aneh
66
BAB. 66 Rujak mangga
67
BAB. 67 Permintaan Sulis
68
BAB. 68 Berdebat
69
BAB. 69 Curiga
70
BAB. 70 Takut
71
BAB. 71 Makan cilok
72
BAB. 72 Adu mulut
73
BAB. 73 Meminta menjadi istri ke dua
74
BAB. 74 Aroma parfum.
75
BAB.75 Di hotel
76
BAB. 76 berfoto
77
BAB. 77 Merajuk
78
BAB. 78 Berita
79
BAB. 79 Samuel
80
BAB. 80 Sujud Syukur
81
BAB. 81 Berita gosip
82
BAB. 82 Kabar bahagia
83
BAB. 83 Tau dari Rangga
84
BAB. 84 Ke dokter kandungan
85
BAB. 85 Tamparan dari Bunda
86
BAB. 86 Mengingatkan masa lalu
87
BAB. 87 Menemukan pelaku
88
BAB. 88 Nasi goreng asin
89
BAB. 89 Es Krim
90
BAB. 90 Konferensi pers
91
BAB. 91 Perdebatan kakek dan Sulis
92
BAB. 92 Kekuatiran Rendra
93
BAB. 91 Berkunjung ke rumah Bunda.
94
BAB. 94 Manjat pohon Sirsak
95
BAB. 95 Misi
96
BAB. 96 Rumah Sakit
97
BAB. 97 Kebencian Sulis
98
BAB. 98 Permintaan Sulis
99
BAB. 99 Meminta untuk berpisah
100
BAB. 100 Pengorbanan darah
101
BAB. 101 Obat Tidur
102
BAB. 102 Terbongkar
103
BAB. 103 Hilang ingatan
104
BAB. 104 Mas aku mencintaimu
105
BAB. 105 Penyesalan
106
BAB. 106 Erlangga
107
BAB. 107 Menginginkan hingga merajuk
108
BAB. 108 Mimpi buruk
109
BAB. 109 Di Jet pribadi
110
BAB. 110 Sampai di rumah kake
111
BAB. 111 Ingat
112
BAB. 112 Arrabella
113
BAB. 113 Reyhan Sulis
114
BAB. Suci terjtuh
115
BAB. 115 Kemarahan Erlangga
116
BAB. 116 Semakin membenci Suci
117
BAB. 117 Dokter Viona
118
BAB. 118 Kopi buah naga
119
BAB. 119 Sulis Raka
120
BAB. 120 Metik kacang panjang
121
BAB. 121Menyuruh untuk melupakan Arkan
122
BAB. 122 Pulang
123
BAB. 123 Sama-sama memikirkan
124
BAB. 124 Habis jalan-jalan
125
BAB. 125 Hasil USG
126
BAB.126 Melahirkan
127
BAB. 127 Sulis meninggal
128
BAB. 128 End
129
BAB. 129 Bonus part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!