Di Nikahi Calon Kaka Ipar

Di Nikahi Calon Kaka Ipar

BAB. 1 Hinaan

Suci Septiani Susanti, ia adalah seorang Gadis cantik yang menutup kecantikannya dengan memakai cadar. Suci baru berusia 19 tahun, yang biasa di panggil Suci atau Uci, ia baru saja melajutkan pendidikannya di bangku perkuliahan semester empat.

Suci mengambil jurusan desainer, sebenarnya cita-citanya bukan mejadi desainer, cita-citanya ingin mejadi seorang dokter, namen ia mengubur dalam-dalam cita-cita itu, bagai mana pun juga sumpah dokter harus menolong pasien wanita atau lelaki, sedangkan ia adalah seorang santriwati, ia tidak ingin menyentuh lelaki yang bukan makhromnya, untuk itu ia mengubur cita-citanya.

Di usia Suci yang 19 tahun, ia sudah mejadi senior di pesantren Alhusna, ia juga selalu mengajar di pesantren itu untuk anak-anak baru, bukan hanya sampai di situ, ia juga selalu mengisi acara dengan ceramah di setiap ada acara di pondok mau pun di luar pondok saat mendapatkan undangan.

Suci dulu bukan Gadis yang lemah lembut, ia seorang Gadis nakal, teman-temannya semuanya lelaki. Apa lagi saat Ayahnya meninggal dunia, ia baru saja berusia 16 tahun, itu membuat ia semakin nakal, bahkan hingga terjun bebas ke dunia malam.

Bar adalah tempatnya untuk mengungkapkan perasaannya, bahkan dulu ia sempat membenci Allah, karena menurutnya Allah itu tidak adil, Allah begitu cepat menjemput Ayahnya, lelaki cinta pertamanya saat ia baru membuka mata di dunia ini.

Bahkan Suci belum sempat membalas budi pada Ayahnya, tapi Ayahnya sudah meninggal dunia. Itu lah awal Suci terjun ke dunia malam. Namen ada musibah yang menimpa Suci, Suci nyaris hampir di lecehkan oleh teman-temanya sendiri yang sama mabuknya, di situlah Suci memainta bantuan pada Allah, hingga kejaiban itu datang.

Suci di tolong oleh seorang lelaki dan bahkan lelaki itu sampai membawa Suci ke rumah sakit, karena Suci pingsan. Suci hingga sekarang tidak pernah tau lelaki mana yang pernah menolongnya, tapi kejadian itu mampu membuatnya bertoubat dan masuk ke dalam pesantren, dengan kejadian itu Suci percaya kalau Allah masih sayang pada hambanya yang jelas-jelas sudah menyalahkan Allah atas kematian Ayahnya.

Suci sekarang sedang mengendarai mobil untuk pulang, ia juga sudah berpamit pada Umi, Abi dan Gus Ali selaku pemilik pesantren tempatnya menimba ilmu. Suci sebenarnya tidak pernah pulang ke rumah, ia akan pulang saat hari raya idul fitri saja, tapi karena satu seminggu lagi kakanya akan menikah, ia terpaksa pulang ke rumah. Suci sampai di pekarangan rumah, ia turun dari mobil, lalu memasuki rumahnya yang terbuka lebar sambil uluk salam.

"Assalamualaikum."

"Wa'alaikumsalam."

Mereka semua mejawab serempak, karena sedang ada tamu, Anisa masih setia duduk di sofa.

"Eh Bunda lagi ada tamu iya?"

"Iya nak."

Suci langsung mencium punggung tangan Anisa, lalu langsung mencum punggung tangan sang kaka yang bernama Sulis Septiani Alzahra, ia berusia 24 tahun.

Tidak lupa Suci juga menyalami ibu paru baya itu, sedangkan pada lelaki paru baya dan lelaki yang ada di kursi roda, ia hanya menungkupkan tangannya di dada, karena memang bukan makhrom.

Tentu hal itu membuat ke tiga tamu terkejut dengan perlakuan Suci yang berbeda, memang dari awal juga sudah terkejut karena melihat Suci yang memakai cadar, terlebih lagi saat Suci menyalami ke dua lelaki itu membuatnya semakin terkejut.

"Duduk dulu nak."

"Iya Bunda."

"Oh iya Key, ini adalah putri ke duaku namanya Suci Septiani Susanti, panggil saja Suci atau Uci, terserah kamu saja."

"Wah, aku pikir kamu cuma memiliki satu anak Anisa, soalnya aku tidak pernah melihat putri ke duamu."

Keyla menjawab dengan senyum berbinar. Keyla dan Anisa memang sudah bersahabat dari dulu, hingga mereka tidak menyangka kalau anak-anak mereka saling mencintai.

"Suci memang tinggal di pesantren Key, jarang pulang, ini juga pulang karena kakanya mau menikah, jadi Suci pulang."

Arkan menatap wajah Suci yang menundukan pandanganya, mata Suci menurut Arkan sangat meneduhkan. Namen hati Arkan sedikit tidak percaya kalau Sulis memiliki adik yang kepribadiannya bertolak belakang. Sulis yang seorang model selalu memakai pakaian seksi, sedangkan adiknya memakai baju Gamis, bahkan menutup wajahnya dengan cadar. Kini Bagas Adipati selaku Papa tiri dari Arkan langsung memulai pembicaraan.

"Begini kami datang ke sini langsung saja pada intinya, setelah Arkan kecelakaan, Arkan memang lumpuh, sudah 3 bulan ini masih saja belum ada kemajuan, kami berharap nak Sulis tidak keberatan untuk melajutkan pernikahannya yang tinggal satu minggu lagi."

"Berapa lama Arkan akan sembuh om? Dan seberapa parah penyakitnya?"

"Kami juga tidak tau nak, karena dokter saja sudah menyerah, kami sudah memanggil banyak dokter, bahkan pergi ke luar negri, tapi hasilnya tetap nihil nak."

"Kenapa om baru bilang sekarang kalau Arkan lumpuh? Arkan, kalau saja kamu bilang 3 bulan yang lalu, kita membatalkan pernikahan tanpa menanggung malu, terutama kamu Arkan, pasti kamu malu besar di depan keluargamu walau pun kita tidak mengundang orang luar."

Semua orang di buat tetkejut oleh ucapan Sulis, tapi tidak dengan Arkan, inilah yang Arkan takutkan, kalau Sulis tidak bisa menerimanya karena sekarang ia lumpuh, dan entah berapa lama ia juga harus bergantung dengan kursi roda.

"Apa maksudmu?"

"Kamu bilang apa maksudku?! Tentu saja kita batalkan pernikahan kita Arkan! Aku tidak mau menikahi lelaki lumpuh! Aku tidak mau seumur hidupku menghabiskan waktu dengan lelaki lumpuh! Jadi aku minta kita batalkan saja pernikahan kita!"

Nafas Sulis naik turun, bukan karena ia benci pada Arkan, ia juga sangat mencintai Arkan, tapi egonya terlalu tinggi, ia tidak ingin menikah dengan lelaki lumpuh, bukan hanya seluruh hidupnya untuk mengurusi Arkan, tapi ia juga malu kalau nanti teman-temannya tau kalau ia menikahi lelaki lumpuh.

"Astaghfirullah kak, jangan berbicara dengan nada bertetiak, sangat tidak sopan."

Suci sangat malu dengan ucapan kakanya yang seolah-olah sedang merendahkan harga diri Arkan.

"Kamu tau apa dek tentang rasa kecewa?!"

"Kecewa dalam hal artian apa kak? Manusia tidak bisa mengubah takdir, manusia hanya tetap berusaha dan bersabar."

"Kaka kecewa karena lelaki yang kaka cintai jadi lumpuh, kaka tidak mau menikahi lelaki lumpuh, kaka malu dek!"

Air mata Sulis langsung mengalir deras, ia tidak ingin melepaskan cintanya pada Arkan, tapi ia juga tidak ingin menikah dengan Arkan, ia tidak mau terbebani karena Arkan lumpuh.

"Kak, mungkin ini adalah ujian dari Allah. Allah akan menguji setiap hambanya, tinggal kita yang sebagai hamba, mampuhkah bersabar melewati ujian ini atau tidak? Tapi perlu kaka tau, setiap ujian yang Allah berikan, Uci percaya kalau Allah akan membalasnya dua kali lipat dengan kebahagiaan."

Tutur kata Suci mampu membuat Keyla, Bagas dan Arkan sedikit tenang, yang awalnya sudah sedikit marah karena Sulis menghina Arkan, tapi sekarang pikiran mereka sedikit tenang.

"Kamu itu tidak perlu menasehati kakak dek, kamu hanyalah anak-anak, walau pun kamu seorang senior dan mampu menghapal 30 juz dalam waktu 1 tahun, tapi kalau masalah tentang percintaan kamu itu nol!"

Terpopuler

Comments

Juan Sastra

Juan Sastra

asal jangan mengecewakan aja thorr karyamu misalnya poligami gitu,,karena sibnosis di depan kayak ada berbagi cinta gitu..nyesek aja jika harus berbagi suami

2023-06-20

1

abdan syakura

abdan syakura

Assalamu'alaikum
mampir ya kak...🤝☺️

2023-06-04

1

Sulati Cus

Sulati Cus

berarti cinta nya cm sebatas fisik

2023-03-23

2

lihat semua
Episodes
1 BAB. 1 Hinaan
2 BAB. 2 Menyuruh Suci menikah
3 BAB. 3 Suci menerima pernikahan
4 BAB. 4 Masa lalu mejadi senjata
5 BAB. 5 Nasehat
6 BAB. 6 Mencoba gaun pengantin
7 BAB. 7 Kedatangan Gus Ali
8 BAB. 8 Menolak lamaran Gus Ali
9 BAB. 9 Tangisan Suci
10 BAB. 10 Memiliki masa lalu yang sama
11 BAB. 11 Meminta membatalkan pernikahan
12 BAB. 12 Arkan kecewa
13 BAB. 13 Gibah
14 BAB. 14 Beramitan pada Ustazah
15 BAB. 15 Sama-sama memiliki kesedihan
16 BAB. 16 Berpamitan dengan Umi Abi
17 BAB. 17 Pulang
18 BAB. 18 Suci Arkan
19 BAB. 19 Cukup saya menjadi kekasih halalmu
20 BAB. 20 Kemarahan Karinah
21 BAB. 21 Curhat
22 BAB. 22 Mendengar perdebatan
23 BAB. 23 Calon kekasih halal
24 BAB. 24 Sebelum Akad
25 BAB. 25 Akad nikah
26 BAB. 26 Ucapan selamat
27 BAB. 27 Antara percaya dan tidak percaya
28 BAB. 28 Uci bangga memiliki mas
29 BAB. 29 Penasaran
30 BAB. 30 Indra
31 BAB. 31 Pura-pura tidak mengenal
32 BAB. 32 Menceritakan masa lalu
33 BAB. 33 Sama-sama salah paham
34 BAB. 34 Saling terbuka
35 BAB. 35 Saling menyuapi
36 BAB. 36 Ungkapan hati Indra
37 BAB. 37 Masa lalu Indra dan Suci
38 BAB. 38 Menasehati Indra
39 BAB. 39 Hukuman
40 BAB. 40 Batin
41 BAB. 41 Menawarkan diri
42 BAB. 42 Permintaan Arkan dan Indra
43 BAB. 43 Selalu memberi semangat
44 BAB. 44 Sahabat mesum
45 BAB. 44 Berkujung ke kantor
46 BAB. 46 Sayang
47 BAB. 47 Jemput Reyhan
48 BAB. 48 Salah paham
49 BAB. 49 Kecewa
50 BAB. 50 Penjelasan dari Suci
51 BAB. 51 Minta maaf
52 BAB. 52 Ciuman
53 BAB. 53 Salah paham
54 BAB. 54 Ungkapan cinta
55 BAB. 55 Tempur
56 BAB. 56 Mas mesum
57 BAB. 57 Darah rendah
58 BAB. 58 Mengomel
59 BAB. 59 Indra meminta pindah
60 BAB. 60 Kedatangan Kake
61 BAB. 61 Tawa Erlangga
62 BAB. 62 Saham
63 BAB. 63 Nasehati suami
64 BAB. 64 Sehabis terapi
65 BAB. 65 Kelakuan aneh
66 BAB. 66 Rujak mangga
67 BAB. 67 Permintaan Sulis
68 BAB. 68 Berdebat
69 BAB. 69 Curiga
70 BAB. 70 Takut
71 BAB. 71 Makan cilok
72 BAB. 72 Adu mulut
73 BAB. 73 Meminta menjadi istri ke dua
74 BAB. 74 Aroma parfum.
75 BAB.75 Di hotel
76 BAB. 76 berfoto
77 BAB. 77 Merajuk
78 BAB. 78 Berita
79 BAB. 79 Samuel
80 BAB. 80 Sujud Syukur
81 BAB. 81 Berita gosip
82 BAB. 82 Kabar bahagia
83 BAB. 83 Tau dari Rangga
84 BAB. 84 Ke dokter kandungan
85 BAB. 85 Tamparan dari Bunda
86 BAB. 86 Mengingatkan masa lalu
87 BAB. 87 Menemukan pelaku
88 BAB. 88 Nasi goreng asin
89 BAB. 89 Es Krim
90 BAB. 90 Konferensi pers
91 BAB. 91 Perdebatan kakek dan Sulis
92 BAB. 92 Kekuatiran Rendra
93 BAB. 91 Berkunjung ke rumah Bunda.
94 BAB. 94 Manjat pohon Sirsak
95 BAB. 95 Misi
96 BAB. 96 Rumah Sakit
97 BAB. 97 Kebencian Sulis
98 BAB. 98 Permintaan Sulis
99 BAB. 99 Meminta untuk berpisah
100 BAB. 100 Pengorbanan darah
101 BAB. 101 Obat Tidur
102 BAB. 102 Terbongkar
103 BAB. 103 Hilang ingatan
104 BAB. 104 Mas aku mencintaimu
105 BAB. 105 Penyesalan
106 BAB. 106 Erlangga
107 BAB. 107 Menginginkan hingga merajuk
108 BAB. 108 Mimpi buruk
109 BAB. 109 Di Jet pribadi
110 BAB. 110 Sampai di rumah kake
111 BAB. 111 Ingat
112 BAB. 112 Arrabella
113 BAB. 113 Reyhan Sulis
114 BAB. Suci terjtuh
115 BAB. 115 Kemarahan Erlangga
116 BAB. 116 Semakin membenci Suci
117 BAB. 117 Dokter Viona
118 BAB. 118 Kopi buah naga
119 BAB. 119 Sulis Raka
120 BAB. 120 Metik kacang panjang
121 BAB. 121Menyuruh untuk melupakan Arkan
122 BAB. 122 Pulang
123 BAB. 123 Sama-sama memikirkan
124 BAB. 124 Habis jalan-jalan
125 BAB. 125 Hasil USG
126 BAB.126 Melahirkan
127 BAB. 127 Sulis meninggal
128 BAB. 128 End
129 BAB. 129 Bonus part
Episodes

Updated 129 Episodes

1
BAB. 1 Hinaan
2
BAB. 2 Menyuruh Suci menikah
3
BAB. 3 Suci menerima pernikahan
4
BAB. 4 Masa lalu mejadi senjata
5
BAB. 5 Nasehat
6
BAB. 6 Mencoba gaun pengantin
7
BAB. 7 Kedatangan Gus Ali
8
BAB. 8 Menolak lamaran Gus Ali
9
BAB. 9 Tangisan Suci
10
BAB. 10 Memiliki masa lalu yang sama
11
BAB. 11 Meminta membatalkan pernikahan
12
BAB. 12 Arkan kecewa
13
BAB. 13 Gibah
14
BAB. 14 Beramitan pada Ustazah
15
BAB. 15 Sama-sama memiliki kesedihan
16
BAB. 16 Berpamitan dengan Umi Abi
17
BAB. 17 Pulang
18
BAB. 18 Suci Arkan
19
BAB. 19 Cukup saya menjadi kekasih halalmu
20
BAB. 20 Kemarahan Karinah
21
BAB. 21 Curhat
22
BAB. 22 Mendengar perdebatan
23
BAB. 23 Calon kekasih halal
24
BAB. 24 Sebelum Akad
25
BAB. 25 Akad nikah
26
BAB. 26 Ucapan selamat
27
BAB. 27 Antara percaya dan tidak percaya
28
BAB. 28 Uci bangga memiliki mas
29
BAB. 29 Penasaran
30
BAB. 30 Indra
31
BAB. 31 Pura-pura tidak mengenal
32
BAB. 32 Menceritakan masa lalu
33
BAB. 33 Sama-sama salah paham
34
BAB. 34 Saling terbuka
35
BAB. 35 Saling menyuapi
36
BAB. 36 Ungkapan hati Indra
37
BAB. 37 Masa lalu Indra dan Suci
38
BAB. 38 Menasehati Indra
39
BAB. 39 Hukuman
40
BAB. 40 Batin
41
BAB. 41 Menawarkan diri
42
BAB. 42 Permintaan Arkan dan Indra
43
BAB. 43 Selalu memberi semangat
44
BAB. 44 Sahabat mesum
45
BAB. 44 Berkujung ke kantor
46
BAB. 46 Sayang
47
BAB. 47 Jemput Reyhan
48
BAB. 48 Salah paham
49
BAB. 49 Kecewa
50
BAB. 50 Penjelasan dari Suci
51
BAB. 51 Minta maaf
52
BAB. 52 Ciuman
53
BAB. 53 Salah paham
54
BAB. 54 Ungkapan cinta
55
BAB. 55 Tempur
56
BAB. 56 Mas mesum
57
BAB. 57 Darah rendah
58
BAB. 58 Mengomel
59
BAB. 59 Indra meminta pindah
60
BAB. 60 Kedatangan Kake
61
BAB. 61 Tawa Erlangga
62
BAB. 62 Saham
63
BAB. 63 Nasehati suami
64
BAB. 64 Sehabis terapi
65
BAB. 65 Kelakuan aneh
66
BAB. 66 Rujak mangga
67
BAB. 67 Permintaan Sulis
68
BAB. 68 Berdebat
69
BAB. 69 Curiga
70
BAB. 70 Takut
71
BAB. 71 Makan cilok
72
BAB. 72 Adu mulut
73
BAB. 73 Meminta menjadi istri ke dua
74
BAB. 74 Aroma parfum.
75
BAB.75 Di hotel
76
BAB. 76 berfoto
77
BAB. 77 Merajuk
78
BAB. 78 Berita
79
BAB. 79 Samuel
80
BAB. 80 Sujud Syukur
81
BAB. 81 Berita gosip
82
BAB. 82 Kabar bahagia
83
BAB. 83 Tau dari Rangga
84
BAB. 84 Ke dokter kandungan
85
BAB. 85 Tamparan dari Bunda
86
BAB. 86 Mengingatkan masa lalu
87
BAB. 87 Menemukan pelaku
88
BAB. 88 Nasi goreng asin
89
BAB. 89 Es Krim
90
BAB. 90 Konferensi pers
91
BAB. 91 Perdebatan kakek dan Sulis
92
BAB. 92 Kekuatiran Rendra
93
BAB. 91 Berkunjung ke rumah Bunda.
94
BAB. 94 Manjat pohon Sirsak
95
BAB. 95 Misi
96
BAB. 96 Rumah Sakit
97
BAB. 97 Kebencian Sulis
98
BAB. 98 Permintaan Sulis
99
BAB. 99 Meminta untuk berpisah
100
BAB. 100 Pengorbanan darah
101
BAB. 101 Obat Tidur
102
BAB. 102 Terbongkar
103
BAB. 103 Hilang ingatan
104
BAB. 104 Mas aku mencintaimu
105
BAB. 105 Penyesalan
106
BAB. 106 Erlangga
107
BAB. 107 Menginginkan hingga merajuk
108
BAB. 108 Mimpi buruk
109
BAB. 109 Di Jet pribadi
110
BAB. 110 Sampai di rumah kake
111
BAB. 111 Ingat
112
BAB. 112 Arrabella
113
BAB. 113 Reyhan Sulis
114
BAB. Suci terjtuh
115
BAB. 115 Kemarahan Erlangga
116
BAB. 116 Semakin membenci Suci
117
BAB. 117 Dokter Viona
118
BAB. 118 Kopi buah naga
119
BAB. 119 Sulis Raka
120
BAB. 120 Metik kacang panjang
121
BAB. 121Menyuruh untuk melupakan Arkan
122
BAB. 122 Pulang
123
BAB. 123 Sama-sama memikirkan
124
BAB. 124 Habis jalan-jalan
125
BAB. 125 Hasil USG
126
BAB.126 Melahirkan
127
BAB. 127 Sulis meninggal
128
BAB. 128 End
129
BAB. 129 Bonus part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!