Bab 5 Kehilangan

"Ma, aku berangkat ya" Ujarnya lalu mengambil tas dimeja makan.

"Iya hati-hati, nanti setelah pulang dari kampus kamu langsung pulang ya, mama mau ajak kamu makan malam di restoran kesukaan kamu" Ucap Sarah.

"Beneran ma? Wah asik" Ucap Elyse lalu memeluk ibunya.

"Udah ya ma, aku berangkat dulu" Elyse keluar dari rumah lalu berjalan menuju halte bus yang ada di dekat rumahnya.

Mungkin karena ini masih pagi jadi tidak terlalu banyak orang yang menunggu bus datang. Sambil menunggu bus tiba, Elyse membaca novel favoritnya yang berjudul 'Saturday'. Novel ini menceritakan tentang seorang remaja bernama Helena, dia adalah seseorang yang ramah dan periang kehadirannya selalu membawa hawa positif bagi sekitarnya. Dia sangat menyukai hari Sabtu karena di hari itu dia baru bisa menghabiskan waktunya untuk hal-hal yang ia suka.

Saat tengah asik membaca novel, bus yang sudah ditunggu tunggu akhirnya tiba. Elyse langsung menghentikan kegiatannya dan masuk ke dalam bus.

Tak butuh waktu lama akhirnya bus yang dinaiki Elyse tiba dikampus ia langsung bergegas turun dari bus.

Baru saja melangkahkan kaki beberapa langkah melewati gerbang kepalanya sudah terasa pusing. "Menyebalkan" Gumamnya.

Semenjak mendapatkan bullying, Elyse menjadi takut berada di kampus. Ia masih belum terbiasa mendengar hinaan dan cercaan dari orang-orang yang ada dikampus. Mungkin dia tidak akan mengalami ini jika ayahnya tidak pergi meninggalkannya.

Perlahan, Elyse melangkahkan kakinya menuju ruang kelas.

Ia melewati taman serta beberapa ruang kelas. Dari kaca jendela ia melihat mahasiswa dan mahasiswi berbaur dengan teman-temannya, bercanda dan mengerjakan tugas bersama. Iri! Elyse benar-benar iri melihat suasana itu, suasana yang tidak akan pernah ia rasakan lagi.

Elyse lalu pergi melewati kelas yang penuh kehangatan itu. Sampainya dikelas, Elyse langsung duduk di kursinya.

"Eh j*l*ng lo masih ada muka buat datang ke kampus?" Ucap tiba-tiba salah satu dari temen sekelas Elyse.

Elyse menoleh ke arah sumber suara. 'Tristiana' lagi-lagi dia entah kesalahan apa yang telah Elyse lakukan, Tristiana tidak pernah membiarkan Elyse tenang berada dikampus.

"Ngeliat raut wajah lo kayaknya lo belum buka forum kampus ya?" Ucap Tristiana dengan muka julidnya.

Dia tidak mengerti dengan apa yang dikatakan Tristiana. Namun dia tau bahwa seseorang pasti menjelek-jelekkannya di forum kampus karena sejak memasuki area kampus ada beberapa mahasiswa dan mahasiswi menatapnya dengan jijik.

"Baiklah karena gue baik hati jadi gue kasi liat ke lo" Tristiana membuka forum kampus lalu menunjukkan sebuah foto yang menjadi tranding topik di kampus.

Elyse sangat terkejut melihat foto itu. Foto dirinya dengan seorang pria paruh baya di lobby hotel. Dia tau bahwa itu editan tapi siapa yang tega melakukan ini kepadanya?.

Meskipun Elyse menjelaskan bahwa itu bukan dirinya dan foto itu adalah hasil editan, orang-orang tidak akan percaya karena nama Elyse juga sudah tercemar di kampus maka akan sia sia saja jika dia berusaha menjelaskan kebenarannya.

Tristiana tersenyum tipis "Gue sih nggak kaget sama pekerjaan lo. Tapi gue nggak tau apa dekan sama ibu lo juga berpikiran hal yang sama" Ucapnya.

"Jadi siapin mental lo saat lo dan ibu lo di panggil ke kampus" Tristiana menepuk pundak Elyse lalu pergi meninggalkannya.

Elyse melihat ke sekeliling ruangan banyak teman-temannya ada diruangan itu namun tak ada satupun dari mereka berempati atau sekedar menenangkan Elyse. Memang hal yang salah jika mengharapkan empati dari orang-orang seperti mereka.

Baru beberapa saat Tristiana pergi meninggalkan ruangan, sudah ada orang yang mencari Elyse dan memintanya untuk keruang dekan.

Elyse hanya bisa pasrah dengan situasi ini, dia kemudian menuju ruang dekan. Sesampainya di depan ruangan Elyse mengehala nafas kasar lalu mengetuk pintu secara perlahan.

"Permisi, saya Elyse" Ucapnya dari luar ruangan.

"Masuk" Jawab seseorang dari dalam ruangan.

Elyse membuka pintu perlahan lalu masuk ke dalam ruangan tersebut.

Tony memasang muka serius begitu melihat Elyse. Dia hanya menatap Elyse dengan seksama lalu mendengus kesal "Kenapa foto itu sampai bisa tersebar? Kamu tau kan forum kampus itu sifatnya publik jadi siapa aja bisa melihat foto kamu itu" Tanyanya.

"Itu bukan saya" Jawabnya singkat sambil menundukkan kepalanya.

"Kamu bisa duduk dulu sambil menunggu ibu kamu datang" Ucapnya.

"Pak, kenapa anda meminta ibu saya datang? Bukankah masalah ini akan selesai hanya dengan kehadiran saya?" Ucapnya tak terima.

Elyse sangat takut jika ibunya tau bagaimana orang-orang di kampus memperlakukannya.

Tony menghela nafas "Ini bukan masalah sepele jadi saya harap ibu kamu juga tau tentang masalah ini. Karna saya tau surat yang kemarin belum kamu sampaikan ke ibu kamu"

Elyse hanya diam dan tertunduk mendengar perkataan dekan. Dia tidak memberikan surat itu karena dia tidak mau ibunya khawatir.

"Kamu hanya perlu duduk diam di ruangan ini karena saya sudah meminta seseorang untuk menjemput ibu kamu" Jelasnya.

Elyse mengangguk dan menuruti kata kata dekan untuk tetap diam di ruangan tersebut. Cukup lama mereka menunggu namun Sarah tak kunjung datang. Elyse merasa cemas dia terus berdoa agar orang suruhan dekan mendapati rumah mereka dalam keadaan kosong agar ibunya tidak datang ke kampus.

Ditengah-tengah kesunyian itu suara dering telepon memecah kesunyian. Dekan langsung mengangkat telepon tersebut.

"Halo?" Ucapnya begitu menerima telepon.

"Apa? Bagaimana itu bisa terjadi?" Ucap Tony dengan nada meninggi sehingga membuat Elyse terkejut. Ia melihat ke arah Tony raut wajahnya tampak khawatir dan tidak tenang.

"Baiklah terimakasih" Tony langsung menutup teleponnya.

Tony mencoba mengatur nafasnya "Elyse" Panggilnya.

"Iya?" Elyse tampak kebingungan dengan raut wajah dekan.

"Elyse maaf saya harus mengatakan ini kepada kamu tapi, mobil yang mengantar ibu kamu kesini terlibat kecelakaan beruntun dan sekarang ibu kamu berada dirumah sakit"

Elyse begitu terkejut dengan apa yang dikatakan dekan "Tidak tidak bukan ini yang aku harapkan" ia langsung berlari keluar ruangan.

Saat membuka pintu ia tak sengaja bertabrakan dengan Ethan namun ia tak menghiraukannya dan terus berlari pikirannya sangat kacau, dadanya begitu sesak, dia tidak bisa berpikir jernih.

Ia berlari ke luar area kampus dan menghentikan taksi yang sedang melintas.

"P-pa-pak antar saya ke rumah sakit umum" Ucapnya dengan suara bergetar.

"Pak apa anda tidak bisa lebih cepat lagi?" Tanya Elyse yang tidak sabaran.

"Maaf mbak, ini sudah mencapai batas maksimum"

Elyse terus merasa gelisah, di dalam mobil ia menggigit kukunya dan menggaruk tangannya dengan kasar tanpa sadar punggung tangannya mengeluarkan sedikit darah.

Sesampainya di rumah sakit ia langsung membayar ongkos taksi dan berlari menuju loby rumah sakit. Ia menanyakan pasien atas nama ibunya, Elyse langsung berlari menuju IGD begitu diberi tahu keberadaan ibunya.

Sesampainya didepan ruang IGD, Elyse mondar mandir didepan ruangan menunggu dokter atau suster yang keluar dari dalam ruangan karena ia tidak bisa langsung masuk begitu saja.

Klek...

Seorang pria keluar dari dalam ruangan dengan mengenakan jas dokter.

"Dok, bagaimana dengan ibu saya? Seorang wanita berumur 38 tahun yang baru beberapa saat lalu masuk ruangan ini karena kecelakaan beruntun" Ucapnya.

"Apa anda adalah keluarga pasien atas nama Sarah?" Tanya dokter tersebut.

"Iya! Iya saya anaknya" Jawab Elyse.

"Maaf nona ibu anda sudah meninggal sebelum kami sempat melakukan tindakan. Luka di kepalanya sangat parah dan beliau kehilangan banyak darah" Jelas dokter tersebut.

Spontan saja, jeritan Elyse pecah setelah mendengar perkataan dokter tersebut. Seluruh perhatian orang-orang beralih pada Elyse yang tengah berlutut lemas di depan ruang IGD. Tangis histerisnya terdengar sangat memilukan, seluruh tubuhnya bergetar hebat.

Tak tega melihatnya seorang suster berusaha menenangkan Elyse, dia meraih tubuh Elyse lalu memeluknya ia juga mengusap-usap punggung Elyse perlahan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!