"Habis dari mana lo?" Elyse yang mendengarnya langsung menoleh ke sumber suara.
Elyse menghela nafas kasar saat melihat Karin dan Marsha menghalangi jalan yang akan dia lewati. Mereka adalah orang-orang yang sering mentertawakan Elyse saat ia di bully, bahkan mereka juga ikut dalam pembullyan tersebut dan tak segan untuk melakukan kekerasan fisik.
Elyse memilih untuk tidak menjawab pertanyaan Karin dan berlalu begitu saja ke kelas.
Saat mendekati meja, Elyse melihat coretan-coretan di mejanya.
"Anak j*l*ng!"
"Mati aja lo sana!"
"Kacung!"
"Dasar l**te!"
Mejanya juga di siram dengan air kotor, bahkan yang lebih parah tempat duduk Elyse di taburi paku payung yang lumayan banyak.
Semua orang yang ada dikelas hanya menatap Elyse sambil sesekali menertawakannya. Elyse berusaha manahan air matanya agar tidak jatuh kemudian ia membersihkan air yang ada di atas mejanya setelah itu memunguti paku tersebut satu persatu.
"Harusnya lo itu nggak sekolah disini!" Celetuk salah satu dari mereka.
"Hah! Lo beneran dapat beasiswa karena pinter? Padahal lo nggak sepintar Kenzia!. Apa jangan-jangan lo dapat beasiswa karena habis tidur dengan salah satu daken kampus?" Seketika seisi kelas tertawa geli mendengar perkataan itu.
"Kemarin lo kan juga nggak sekolah karena sakit. Apa jangan jangan....." Keyla menatap Elyse dengan tatapan yang sulit dijelaskan.
"Ngel**te kali dia. Habis berapa ronde lo?" Tanya seorang laki laki.
Elyse menundukkan kepalanya sambil meremas kain pel yang ia pegang tak terasa air matanya mulai berjatuhan. Ia tak tahan mendapat penghinaan seperti ini. Namun dia juga tidak berani melawan.
Seorang laki laki mendekati Elyse "Boleh nggak kalo malam ini lo sama gue?" Bisiknya di telinga Elyse dan memegang pundaknya.
Elyse langsung merinding mendengar perkataan Mikhail dan menepis tangan Mikhail dan langsung menjauh darinya. Dia menatap orang-orang dikelas dengan mata berkaca-kaca.
"Lo nangis? Cengeng banget!" Ucap Mikhail sambil tertawa.
Elyse yang sudah tidak tahan lagi menahan air matanya berlari keluar kelas, Namun Karin dan Marsha yang berdiri di pintu menghalanginya dan mendorong tubuh Elyse untuk kembali kedalam kelas.
Seorang pria yang berada di belakang Elyse menahan tubuh Elyse agar tidak terjatuh "Wow hampir saja" Ucapnya.
Mikhail menarik tangan Elyse lalu mendorong tubuhnya ke tembok. Elyse yang ketakutan berusaha menghindar namun dihalangi oleh tangan Mikhail.
"Lepas baju lo!" Seru Mikhail.
"A..a-apa? Apa maksudmu?" Sontak saja Elyse langsung memegang erat-erat pakaiannya.
"Kenapa lo takut? Bukannya ini udah biasa bagi lo?"
Elyse semakin ketakutan saat melihat mata Mikhail yang penuh dengan hawa nafsu. Elyse melihat ke sekitar, tidak ada yang peduli dengan apa yang akan di lakukan Mikhail selanjutnya.
Mereka hanya menatap dan menantikan apa yang akan Mikhail lakukan selanjutnya kepada Elyse. Bahkan diantara mereka ada yang merekam menggunakan ponselnya.
"Lo ga usah malu-malu. Lagian ini hal yang biasa bagi lo"
"Ini juga bukan yang pertama kalinya kan. Jadi santai aja lah"
Tristiana, Keyla, Daniel dan Tristan, mereka hanya menatap Elyse dengan tatapan jijik. Sedangkan Kenzia dia hanya diam saja sambil menatap Elyse dengan tatapan yang sulit dijelaskan.
"Udahlah ga usah malu!" Mikhail mengulurkan tangannya berusaha membuka kancing baju Elyse.
Plak.....
Satu tamparan keras mendarat di pipi Mikhail. Seketika tangan Elyse langsung bergetar setelah menampar Mikhail.
Seisi kelas dibuat terkejut dengan apa yang dilakukan Elyse, ini adalah pertama kalinya Elyse melakukan perlawanan dan menampar orang.
"Minggir!" Elyse berteriak lalu mendorong tubuh Mikhail menjauh.
Dadanya terasa sesak karena menahan emosi, telinganya terasa mau pecah saat mendengar penghinaan penghinaan yang ia dapat.
"Apa kalian pikir aku diam karena aku takut melawan kalian? Aku diam karena aku tidak mau membuat masalah di kampus ini! Tapi dengan tidak adanya perlawanan dari ku, kalian malah semakin mempersulit aku!"
"Tidak bisakah kalian membiarkan aku meski hanya sehari? Tidak bisakah kalian membiarkan aku melakukan apa yang aku inginkan? Aku manusia! Aku punya perasaan dan aku juga bisa marah"
"Setiap hari kalian mempersulit ku dan menyuruhku melakukan ini dan itu!"
"Apa kalian tau betapa tersiksanya aku saat mendapat perundungan di kampus? Tidak bisakah kalian membiarkan aku kuliah dengan damai seperti orang lain?"
"Aku benci! Aku benci dengan semua ini!" Elyse langsung berlari keluar kelas.
Tristiana yang mencoba untuk mengejar Elyse di tahan oleh Tristan. "Kenapa?" Tanya Tristiana.
"Biarkan saja!"
*****
Elyse berlari ke atap sekolah, sampai di sana dia langsung menangis histeris. Tidak ada tempat untuk cerita membuat Elyse selalu memendam semua masalah yang ia dapatkan. Dia tidak mau menceritakan masalah perundungan ini kepada ibunya karena tidak mau ibunya khawatir dan kuliah disini juga atas keinginan ibunya.
Elyse terus berada di atap sekolah sampai dia merasa tenang. Saat tengah melamun ia mendengar pengumuman kalau dia harus segera mendatangi ruang dekan.
Dia tidak tau kesalahan apa yang dia perbuat sampai harus dipanggil oleh dekan. Elyse bergegas menuju ruang dekan dengan terburu-buru.
Saat membuka pintu ruangan dia melihat Oliver, Mikhail, Tony ketua dekan, dan Asher wali dekan yang duduk di sofa yang ada di ruangan. Yang membuatnya bingung adalah keberadaan Mikhail di ruangan tersebut.
"Kamu sudah datang" Ucap Tony lalu meletakkan gelas kopi di atas meja.
"Saya dengar kamu melakukan kekerasan di kampus" Ucapnya.
Mendengar perkataan itu membuat ia tersadar kenapa Mikhail ada di ruangan ini. Dia melaporkan Elyse karena Elyse telah menamparnya dikelas, Namun bukankah aneh jika Mikhail yang melapor duluan?. Jelas jelas yang menjadi korban disini adalah Elyse.
"Pak anda salah paham. Yang memulai duluan..."
"Siapa yang mengijinkan kamu untuk bicara?" Ucap Tony yang langsung memotong perkataan Elyse.
"Kamu adalah mahasiswi penerima beasiswa! Seharusnya kamu menjaga perilaku kamu di kampus. Sudah jelas kekerasan dilarang tapi kamu malah melakukan kekerasan." Ujar Tony dengan nada meninggi.
"Saya dengar dari cerita Mikhail, dia hanya bercanda tapi kamu malah menamparnya. Benar-benar tidak sopan!"
"Bercanda? Anda bilang bercanda? Apa melakukan pelecahan bisa dikatakan bercanda?" Elyse langsung menetaskan air mata saat mengatakan hal ini. Dia tidak menyangka dekan akan terang terangan membela Mikhail hanya karena Mikhail berasal dari keluarga terpandang.
"Jangan berlagak sebagai korban. Jelas-jelas kamu yang salah karena menampar temen sekelas. Ini surat peringatan dari kampus dan berikan itu kepada orang tuamu!" Ucapnya sambil menyodorkan amplop yang berisi surat peringatan.
Elyse melihat kearah Mikhail sekilas, dia menyimpulkan senyum kemenangan saat dekan memberikan surat peringatan kepada Elyse.
"Kenapa saya yang disalahkan?"
"Jelas jelas Mikhail berusaha melecehkan saya di hadapan teman sekelas dengan berusaha membuka kancing baju saya secara paksa. Hanya karena dia berasal dari keluarga terpandang semua perbuatannya kepada saya bisa dikatakan sebagai bercandaan?"
"Anda adalah dekan, anda seharusnya tau mana yang benar dan mana yang salah. Tapi disini kenapa saya yang harus disalahkan? Apakah melakukan pembelaan adalah sebuah kesalahan?"
Elyse mendongakkan kepalanya menatap langit-langit lalu menghapus air matanya.
"Saya tidak percaya anda bisa melakukan hal ini" Elyse langsung mengambil surat peringatan tersebut dan pergi meninggalkan ruangan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
ʀᴏʀᴜⁿʸᵃᴇɴᴏᴋʏ
waduh.. ceritanya 😅😅
2022-11-22
0
Isty.n gbye😴
laporkan saja, klo udah bully main fisik
2022-10-14
0
hidup itu setia aja.. 🎁🎁💈💈
semangat yaaaa ku dukung Lo...
2022-10-05
3