Bab 5 - Rendi

“Terimakasih sudah mengantarkan aku pulang.” ucap Sofia saat dirinya dan orang yang entah siapa namanya, telah tiba di rumahnya.

Laki-laki itu pun hanya terdiam. Lalu sepersekian detik kemudian laki-laki itu mengangguk. “Masuklah, udara diluar sangat nanti kau bisa masuk angin.”

Lalu laki-laki itu pergi meninggalkan Sofia yang masih berdiri di tempatnya. “Dia itu kenapa sih. Tadi maksa buat nganterin pulang, sekarang? Malah nyuruh-nyuruh. Dasar! Laki-laki gak tau di... Eh! Hei!!! Siapa namamu?” Teriak Sofia. Ia hampir untuk menanyakan siapa nama laki-laki itu.

Merasa terpanggil. Laki-laki itu pun membalikkan badannya dan melihat kearah gadis yang masih berdiri di depan rumahnya. “Untuk apa kau menanyakan namaku?”

Kesal memang jika sudah berhadapan dengan orang seperti itu. Sofia menghela nafas panjang mencoba untuk bersabar dan tetap menunjukkan senyuman. Padahal dirinya sudah menahan diri untuk tidak menghampiri laki-laki yang berjarak beberapa meter dari tempat ia berdiri untuk mengacak-acak wajahnya yang terlihat seperti kulkas tujuh pintu.

Sofia kembali menghela nafas, tetapi dengan helaan nafas pelan. “Tidak ada. Hanya saja jika kita bertemu kembali nanti, apakah kita hanya akan memanggil satu sama lain dengan sebutan "Hei" 'kan tidak mungkin.”

Mendengar perkataan Sofia. Laki-laki itu nampak menunjukkan senyuman kecil di wajahnya. Meskipun hanya secuil biji kopi, tetapi entah kenapa rasanya bahagia. Meskipun dengan yakin gadis yang masih berdiri di depan rumahnya itu tak dapat melihat senyumannya. “Jadi kau masih mengharapkan kita bertemu kembali?”

Sofia berpikir sejenak. Benar juga apa yang dikatakannya, belum tentu mereka akan bertemu lagi.

“Siapa yang tahu. Mungkin suatu saat nanti kita tidak sengaja bertemu atau sama seperti halnya seperti aku yang tidak sengaja lagi menabrak kamu di suatu tempat. Jadi, kalau sudah tau namamu tentu aku akan memanggil namamu dengan nyaman. Dan tidak harus lagi memanggilmu dengan kata "Hei" lagi.” ucap Sofia panjang lebar.

Laki-laki itu masih dengan bibirnya yang rapat. Tentu membuat Sofia menyerah. “Yasudah jika tidak mau memberitahuk-”

“Rendi.”

Setelah mengucapkan siapa namanya yang sebenarnya, laki-laki itu pun kembali membalikkan badannya dan melesat pergi. Menghilang di gelapnya jalanan tempat tinggal gadis itu.

Sofia yang melihat kepergian laki-laki itu hanya terdiam. Lalu masuk ke dalam rumahnya karena udara diluar sangatlah dingin.

“Siapa tadi nak? Temanmu kah?” tanya sang mama saat melihat Sofia sudah masuk.

Sofia menggeleng. “Bukan ma.”

“Lalu? Pacar kah?” tanyanya lagi. Tetapi pertanyaannya membuat Sofia membulatkan matanya lebar. Lalu dengan cepat menggelengkan kepalanya cepat.

“Ih bukan ma. Orang Sofia masih singel kok.”

“Lalu siapa dong? Pacar bukan, teman juga bukan.”

“Dia namanya Rendi ma. Tadi aku tidak sengaja menabrak dia di minimarket.” balas Sofia sembari menuangkan air ke dalam gelas dan meminumnya.

“Terus gimana ceritanya sampai dia nganterin kamu pulang?” tanyanya kemudian. Sambil membalikkan badannya yang sedang melihat tv bersama dengan suami tercintanya, melihat anaknya yang berada di dapur.

“Mama kok penasaran banget sih? Sudah biarkan saja. Mau dia mengantarkan anak kita pulang atau tidak itu haknya. Kan bagus kalau ada yang nganterin anak kita pulang, berarti laki-laki itu berniat baik.” kali ini sang papa yang membalas ucapan istrinya yang ingin tahu.

“Bener tuh kata Papa. Mama kepo deh.” sahut Sofia sambil tersenyum melihat tingkah mamanya. Ia pun menaiki anak tangga menuju kamarnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!