Teman-teman baca sampai selesai, ya. Jangan di skip biar terbaca oleh sistem. Lalu, jangan lupa untuk selalu memberikan dukungan kepada aku dengan kasih Bunga, Kopi, Vote, dan 🌟🌟🌟🌟🌟. Semoga hari ini kalian bahagia dan dimudahkan rezekinya.
***
Bab 3
Shine sangat terkejut mendengar ucapan kakaknya. Dia tidak menyangka kalau Dokter Amira itu adalah perempuan yang pernah dikatakan oleh orang tuanya sebagai calon menantu. Namun, takdir berkata lain saat Rain harus menikahi Rania, gara-gara sebuah insiden yang menurutnya konyol.
"Kakak jangan bilang-bilang kalau aku adalah kakaknya Rain, jika bertemu dengan Amira," kata Shine dengan pelan.
"Kenapa?" tanya Bintang.
"Bagaimana jika Amira merasa canggung padaku. Dia 'kan sangat kecewa saat tahu Rain menikah dengan Rania," jawab Shine.
"Ya, bagaimana lagi, jodohnya Rain itu Rania. Lihat saja sekarang adik bungsu kita itu! Bucin akut sama Rania," ucap Bintang.
"Mereka itu pasangan yang polos dan kompak. Tapi, kasihan juga si Rain punya istri anak ABG. Dia belum ML sampai sekarang," kata Shine sambil tertawa terkekeh.
Bintang pun memukul lengan adiknya. Dia tahu kalau Shine suka sekali menjahili Rain sama seperti saudara yang lainnya. Meski keluarga mereka enam bersaudara, tetapi selalu kompak.
"Jangan bicarakan masalah ML saat keluarga kita berkumpul nanti. Atau aku akan menghajar kamu," ucap Bintang mengancam adiknya.
Shine hanya bisa menelan ludah saat kakaknya memberikan ancaman. Di dalam keluarga mereka tidak ada yang berani mengusik Bintang. Jika, itu terjadi, maka kedua saudara kembarnya akan pasang badan, begitu juga dengan suaminya.
***
Shine pun pulang ke apartemen yang dulu ditempati oleh papanya jika datang ke Indonesia dan saat dia ingin menyendiri. Apartemen mewah yang berada di pusat ibu kota.
Senyum lebar Shine terpasang saat melihat Amira sedang memasak dibantu sepupunya, Aminah. Katanya tidak boleh berduaan karena bukan mahram. Bagi dia tidak masalah ada Aminah ikut dengannya. Namun, yang membuatnya kesal adalah Aminah sering diam-diam mencuri pandang padanya.
Amira akan membuatkan sarapan, makan siang, dan makan malam untuk Shine. Selain itu dia juga memastikan kalau Shine meminum obatnya. Laki-laki itu selalu malas jika disuruh minum obat.
'Bosan. Enaknya ngapain, ya?' Shine melajukan kursi roda ke ruang tengah.
Dia pun menyalakan televisi saluran internasional. Saat asik menonton televisi, Amira datang.
"Makan siang sudah siap. Aku harus cepat-cepat kembali ke rumah sakit. Aku juga harus mengurus Abah," kata Amira.
"Bukannya Abah kamu sudah keluar dari rumah sakit?" Shine menatap heran pada Amira.
"Tadi pagi, kesehatannya menurun lagi," jawab Amira.
Shine tidak sengaja menjatuhkan remote televisi saat hendak mematikannya. Bukannya menekan power dia malah menekan next. Layar pun berubah chanel dan menampilkan adegan di mana tokoh wanita dan laki-laki sedang berciuman panas diiringi suara-suara gaib yang bikin bulu meremang.
Shine dan Amira sangat terkejut dan malu. Amira yang kesal karena Shine tidak mematikan televisinya berniat merebut remote itu. Namun, naas dia malah mendorong kursi roda sehingga mundur ke belakang.
Shine yang terkejut, refleks menarik tangan Amira. Kini keduanya terjatuh di atas karpet dengan posisi tubuh Shine menindih Amira.
Aminah yang kebetulan berjalan ke arah sama langsung berteriak histeris saat melihat pemandangan itu.
"Apa yang kalian lakukan?" teriak Aminah sambil berlari, lalu mendorong tubuh Shine agar tidak menindih tubuh sepupunya.
"Kak, kamu tidak apa-apa?" tanya Aminah dengan mata yang berkaca-kaca. Dia takut kalau kakak sepupunya itu dilecehkan oleh laki-laki bule.
Amira masih dalam ke adaan shock. Dia tidak bisa bicara apa-apa. Dia merasa dirinya sudah ternoda oleh laki-laki yang sudah dia tabrak dulu.
"Hei, bule gila! Apa yang sudah kamu lakukan pada Kak Amira?" Aminah menatap nyalang pada Shine yang kini masih berbaring di atas karpet.
Shine sendiri sangat terkejut dan tidak menyangka akan mengalami hal seperti ini. Apalagi dengan perempuan yang belakangan ini mencuri perhatian dirinya.
Amira pun menangis tanpa suara dan pergi dari apartemen. Dia sungguh malu pada Tuhannya. Sudah membiarkan seorang laki-laki yang bukan suaminya bersentuhan dengan dirinya.
***
Shine berjuang keras agar bisa kembali duduk di kursi roda. Kini dia seorang diri di apartemen. Dia pun memakan makanan yang sudah dibuatkan oleh Amira. Dirinya juga memaksakan diri untuk minum obat, hal yang paling tidak disukai olehnya.
"A-h, apa yang harus aku lakukan sekarang?" tanya Shine kepada dirinya sendiri.
"Mau minta bantuan sama orang tuannya, nggak akan bisa saat ini," ucap Shine bermonolog.
***
Keesokan harinya Amira tidak datang. Hanya seorang kurir yang mengantarkan makanan buatannya. Meski begitu, Shine merasa sangat senang. Dia merasa masih diperhatikan oleh Amira.
"Dia memang bidadari dunia," gumam Shine bahagia.
Shine juga sebenarnya bisa memesan makanan ke restoran atau minta sama kakak perempuannya. Namun, dia lebih suka makan masakan buatan gadis yang di sukai olehnya.
Dia tiap hari melakukan terapi agar tidak terjadi kelumpuhan pada kedua kakinya. Apalagi dia diminta mengurus satu cabang perusahaan milik Bintang, karena kakaknya itu sedang disibukan oleh anak-anaknya yang banyak.
***
Meski harus menggunkan kursi roda, Shine tetap bekerja. Biasanya dia akan menyuruh Amira mengantarkan dirinya ke kantor perusahaan. Lalu, dia juga yang akan membantu semua pekerjaannya. Seharusnya hari ini Amira menjadi asistennya juga. Gara-gara insiden kemarin, perempuan itu tidak datang.
"Baru juga tiga hari, kenapa ruang kantor ini terasa berbeda saat Amira tidak ada di sini," ucap Shine sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangannya. Meja kerja yang disediakan untuk Amira pun terasa sangat jauh.
"Mister, maaf aku terlambat."
Shine meyakinkan dirinya kalau dia tidak sedang berhalusinasi. Kini ada Amira berjalan ke meja kerjanya.
"Eh, ada apa Mister?" tanya Amira merasa heran saat melihat ekspresi wajah Shine.
"Aku sedang tidak berhalusinasikan? Amira, kamu datang ke kantor, 'kan?" tanya Shine bertubi-tubi.
Kini Amira yang merasa heran dengan laki-laki bule itu. Dia seolah-olah sedang melihat hantu dirinya.
"Iya. Ini aku, Mister. Anda tidak sedang berhalusinasi," balas Amira.
"Syukurlah kalau kamu tidak marah sama aku," kata Shine dengan lirih.
'Eh, memangnya siapa yang berani marah lama-lama sama aku? Aku ini orangnya ngangenin. Pasti Amira juga kangen sama aku, jadi dia sudah tidak marah lagi.'
Betapa bahagianya Shine saat ini. Bisa melihat lagi bidadarinya. Dia pun tersenyum lebar dan penuh semangat mengerjakan semua pekerjaan miliknya.
"Amira menikahlah denganku?" Shine bicara dengan sungguh-sungguh saat Amira sedang berdiri di depan meja kerjanya sambil menyerahkan berkas yang sudah dia periksa.
***
Apa yang akan dikatakan oleh Amira? Tunggu kelanjutannya, ya!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Rday
mhmmmm 🤔🤔🤔 menikah dg kakak mantan ,,,, gimana ya reaksi Amira klo tau shine kakak rain,,,,jdi penasaran aku,,,, lanjut up Thor 💪✍️
2022-10-03
8
Ihya Oioi
baru ngeh aq sekarang
2022-10-03
8
Anisul Mukaromah
mau aja amira kan kamu udah tersentuh fisiknya sama shine biarlah pria yang menyentuhmu menghalalkanmu
2022-10-03
9