Shania Galdwin tersenyum lebar saat memandang apartemen sederhana yang ia tempati beberapa bulan yang lalu kini ada di hadapannya. Tanpa sadar airmatanya mengalir karena rasa haru dan bahagia yang ia rasakan.
Tak berhenti ia mengucap syukur karena ia telah berhasil keluar dari istana bajingan itu. Beberapa tetangga yang bertemu dengannya memandangnya dengan tatapan aneh. Hingga ia memeriksa tubuhnya siapa tahu ia sedang salah berpakaian.
Gadis itu melangkahkan kakinya dengan ringan ke lantai 5 dimana apartemennya berada. Ia ingat kalau kuncinya biasa ia simpan di bawah pot bunga kecil di depan beranda.
"Shania? kamu kembali kesini?" tanya seorang perempuan paruh baya yang terkenal sebagai biang gosip di kompleks apartemen itu. Shania tersenyum lebar lalu menjawab.
"Tentu saja bibi, aku kan tinggal di apartemen ini dan juga semua barang-barangku masih berada di sini." perempuan bernama Bibi Bonita itu tersenyum mencibir tetapi entah kenapa ia sedang tidak ingin berbicara banyak saat ini.
Shania pun meninggalkan perempuan itu yang memandangnya dengan tatapan jijik. Gadis itu mencari kunci yang biasa ia simpan tetapi tak ia dapatkan. Lama ia mencari tetapi tidak ketemu juga akhirnya ia tempat pemilik apartemen yang berada di lantai 1 komplek itu.
"Selamat sore bibi, aku ingin meminta kunci duplikat apartemenku," ujar Shania kepada gadis muda yang ada di tempat itu.
"Anda siapa?" Shania menatap gadis itu kemudian tersenyum.
"Aku Shania, apa kamu melupakanku?"
"Oh, Shania Galdwin pemilik apartemen di lantai 5?"
"Iya kamu betul."
"Kontrakanmu sudah habis dan ada yang sudah mengisi tempatmu."
"Hah? Lalu barang-barangku bagaimana?" Shania tidak percaya akan pendengarannya. Ia tidak pernah diperlakukan seperti ini ketika tinggal di sini meskipun ia terlambat membayar.
"Ada di gudang. Dan untunglah belum kami buang."
"Hah?" Shania merasakan tubuhnya lemas. Apa dunia luar lebih kejam daripada istana Kingston itu?
"Bisakah aku menginap di tempat ini untuk malam ini saja? aku akan mencari tempat baru besok pagi." Gadis itu menatap wajah Shania Galdwin dari atas sampai ke bawah dengan wajah datar.
"Baiklah, cuma malam ini karena aku kasihan padamu."
"Terimakasih banyak." ucap Shania Galdwin tersenyum pahit.
Tidak apa, Shania. Yang penting kamu tidak menjadi budak hasrat pria bajingan itu. Dunia baru akan menyambutmu.
Malam itu ia tidur di kamar tamu dengan gelisah. Ia sangat lapar dan hanya makan seiris kue pie dari tuan rumah itu. Air liurnya menetes karena masih sangat menginginkan kue itu tapi ia malu. Diberi tumpangan malam ini saja ia sudah bersyukur.
Dan besok ia akan pergi ke tempat kerjanya dulu. Semoga masih ada pekerjaan untuknya disana. Gadis itu terus mengelus perutnya agar bisa tertidur dengan membujuk dirinya sendiri.
Sedangkan di sebuah Mansion mewah. Vedran Sean Kingston juga tidak bisa tidur. Pria itu baru saja kembali dari pencariannya pada gadis tahannya itu dengan tangan kosong.
Sopir ambulans mengatakan kalau ia menurunkan gadis dengan ciri-ciri yang dimaksud di Rumah Sakit besar di Auckland setelah itu ia tidak tahu kemana perginya gadis itu.
Perasaan marah masih terus menguasai hatinya. Berkali-kali ia mengamuk dan membuat kamar tidurnya sangat berantakan.
"Dimana kamu sekarang? malam-malam begini tanpa membawa bekal atau apapun itu dan sedang membawa janin di perutmu, aaargh!" Vedran menyugar rambutnya kasar.
Dadanya pun ia pukul berkali-kali karena tak kunjung merasa lebih baik. Rasa kehilangan dan penyesalan tak kunjung hilang dari hatinya.
"Oh ya ampun, bahkan nama gadis itupun tidak aku tahu, aaargh brengsek!"
Prang!
Beberapa benda di dalam kamarnya kembali berjatuhan setelah ia tendang dan hancurkan.
Pria itu tidak tahu harus bagaimana, semua jaringannya sudah ia perintahkan untuk mencari gadis itu tapi sampai sekarang keberadaannya tidak bisa ditemukan.
Perlahan ia keluar dari kamar pribadinya menuju kamar gadis itu. Vedran Sean Kingston membuka kamar itu dan melangkah masuk. Ia ingin menghirup aroma dan rasa gadis itu di sana.
Pria itu seperti binatang mengendus semua barang-barang milik Shania Galdwin. Ia menciumnya dan membawanya dalam pelukannya.
Besok aku akan mencarimu di stasiun kereta bawah tanah Auckland.
Kamu harus aku dapatkan kembali.
Karena Anakku ada dalam tubuhmu dan kamu harus mengembalikannya padaku.
Hampir dini hari pria itu baru bisa tertidur dengan memeluk bantal Shania. Tidur di ranjang istimewa itu, tempat yang selama ini ia gunakan untuk bercinta dengan gadis itu.
Membayangkan gadis itu yang berada dalam kuasanya, mimpi indah pun hadir.
🍀
Hai readers tersayangnya othor mohon dukungannya untuk karya receh ini ya gaess dengan cara klik like ketik komentar dan kirim hadiahnya yang super banyak agar othor semangat updatenya okey?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Nana Niez
kok berhijab Thor,,, roknya di atas lutut,, masih blm mudeng thor
2024-03-07
0
PANJUL MAN
shania muslim ya, thor?
2024-02-10
1
Renireni Reni
sabar ya vedron...
2022-12-07
1