"Aku akan keluar negeri untuk beberapa hari." ujar Vedran Sean Kingston pagi itu di depan Bella, asisten perempuan yang ia tugaskan untuk menjaga gadis tawanannya.
Pria itu sengaja menambah volume suaranya agar gadis cantik yang menjadi budak hasratnya itu mendengarnya.
Shania Galdwin yang sedang mengunyah roti dengan selai strawberry itu langsung menghentikan aktivitasnya. Sedangkan Vedran Sean Kingston mulai menarik bibirnya untuk tersenyum.
Entah kenapa pria itu merasa sangat berat untuk keluar kota dan mengurus bisnisnya disana. Hatinya tidak ingin berpisah dengan gadis itu meskipun hanya sekejap.
Ada yang berbeda dari gadis tawanannya yang membuatnya betah tinggal di istananya belakangan ini. Tubuh Shania Galdwin semakin berisi apalagi di tempat-tempat yang sangat ia sukai.
Dan juga, ia tidak bisa menjabarkan rasa dari gadis itu yang semakin luar biasa meskipun Shania Galdwin tak pernah bereaksi saat ia kunjungi.
Bagaikan mayat hidup saja gadis itu sungguh luar biasa apalagi kalau ia bisa membalasku? otak mesumnya kembali berkelana bebas padahal baru beberapa jam yang lalu ia berkunjung dengan durasi yang cukup lama.
"Oh shi*t!" umpatnya pelan sembari menyugar rambutnya.
Mereka berdua memang jarang berkomunikasi kecuali saat pria itu datang untuk melakukan pelepasan didalam tubuh gadis itu.
Vedran Sean Kingston menyadari kalau ia sungguh sulit bersikap manis pada seseorang. Kehidupannya yang keras dan penuh dengan hal-hal yang berbahaya membuatnya keras hati dan kadang sangat kejam.
Ia tahu kalau budaknya itu sangat membencinya tetapi ia tidak ingin melepaskannya sampai kapanpun.
"Aku sebenarnya ingin membawa gadis penjaga tiket itu Bella tetapi perjalanan ini sangat berbahaya." ujar pria itu sembari memandang Shania dari balik kacamata hitamnya. Ia ingin melihat ekspresi gadis itu yang akhir-akhir ini menyita perhatiannya.
"Rawat ia dengan baik dan pastikan kesehatannya terjaga. Karena ketika aku pulang ia harus melayaniku nonstop, mengerti?" Bella tersenyum dan menyatakan kalau ia siap melakukan perintah. Shania Galdwin mencebikkan bibirnya dengan kesal dan sangat jijik.
Pria bermata biru itu sangat ia benci meskipun ia memberikan Istana mewah ini padanya. Ia ingin bebas dan kembali bekerja menjadi petugas penjaga tiket.
Kemewahan ini tidak pernah ia harapkan. Karena kebahagiaannya ada pada lingkungan kerjanya dan teman-temannya. Kalau ia punya kesempatan untuk lari dari sana maka ia akan melakukannya.
Pergilah dan jangan pernah kembali, ujar Shania Galdwin dalam hati. ia sungguh senang kalau pria brengsek ini pergi dan tak pernah kembali.
"Baiklah, aku pergi dan jaga kesehatanmu," ujar Vedran sembari menyentuh wajah gadis cantik itu dengan jari-jarinya. Pria itu mengelus bibir Shania dengan sangat lembut hingga gadis itu menutup matanya rapat merasakan dadanya mendidih karena benci dan jijik.
Gadis itu bahkan tidak tersenyum sama sekali. Ia bagaikan robot cantik yang tidak bereaksi ketika ia disentuh.
Dengan itu ia berharap pria itu akan segera membuangnya karena tidak pernah memberikan kepuasan yang diinginkan oleh pria itu.
Shania Galdwin bersorak dalam hati, ketika Vedran Sean benar-benar pergi untuk kepentingan bisnisnya di luar negeri. Perempuan cantik itu segera mencari cara untuk melarikan diri dari mansion mewah itu.
Berpura-pura sedang sakit dan ingin dibawa ke rumah sakit adalah caranya agar ia bisa keluar dari istana megah yang membuatnya bagai budak hasrat oleh seorang pria asing yang tidak pernah ia kenal sebelumnya.
"Aaaakh tolong, aku sakit perut," teriaknya di depan semua orang ketika ia bisa memprediksi kalau pria bajingan itu sudah sampai di bandara.
"Apa yang anda rasakan nyonya?" tanya Bella yang bertugas melayani kebutuhan Shania Galdwin atas perintah Vedran Sean Kingston sang tuan rumah.
"Aku akan ambilkan obat nyonya, silahkan berbaring saja dulu di dalam kamar," ujar Bella dengan wajah khawatir sembari membawa gadis cantik itu ke dalam kamar utama.
"Tidak, aku tidak mau ke kamar. Aku ingin ke Klinik dan bertemu dengan dokter. Penyakitku ini sangat parah. Aku bisa mati kalau kalian tidak membawaku ke rumah Sakit, Aaargh!" Shania menolak untuk kembali ke kamarnya.
"Tapi kami harus melapor dulu pada tuan besar, nyonya. Kami takut kalau beliau akan marah dan menghukum kami."
"Baiklah, kalian bisa menghubunginya nanti saat kita sudah dalam perjalanan."
"Kamu mau membunuhku hah? Aku bisa mati di sini. Aaargh?!" Shania terus berteriak agar Bella dan semua pelayan semakin panik. Baru kali ini ia mempunya keberanian untuk memberontak.
Setelah memaksa dengan wajah yang sangat menyedihkan. Shania pun dibawa ke sebuah klinik. Sementara Bella berusaha menghubungi tuan Kingston tapi tidak berhasil karena sedang berada di luar jangkauan.
"Apa yang kamu lakukan?" tanyanya pada pelayan pribadinya itu.
"Saya sedang menghubungi tuan besar, nyonya. Kami takut karena kami dilarang membawa nyonya keluar dari mansion.
"Lalu apa katanya?" tanya Shania lagi dengan berpura-pura ingin tahu padahal ia sangat yakin saat ini bajingan itu pasti sedang berada di atas pesawat dan itu berarti jaringan telepon harus dinonaktifkan.
"Tidak bisa tersambung nyonya," ujar Bella sembari memperlihatkan handphonenya.
"Kalau begitu tunggu saja saat kita sampai di rumah Sakit, aku yakin tuanmu itu pasti akan mengaktifkan handphonenya."
"Aaaaargh, sakit sekali. Tolong percepat laju mobilnya, aku sudah tidak kuat, Aaaaargh." Shania terus berteriak agar sandiwaranya berjalan dengan baik.
"Kita sudah sampai nyonya, apa nyonya bisa berjalan sendiri?" tanya Bella pelayannya.
"Tentu saja Bella, aku bahkan bisa berlari sekarang ini," jawab Shania dengan senyum diwajahnya.
"Apa maksud anda nyonya?" tanya Bella mulai curiga. Perasaan gadis muda itu mulai tidak nyaman karena bayangan tuan besar Kingston akan menghukumnya kini sudah nampak di depan matanya.
"Tidak Bella, aku sedang sakit perut, bawa aku cepat memeriksakan diriku."
"Baiklah nyonya, mari silahkan, aku akan mendaftar terlebih dahulu dibagian administrasi."
"Iya pergilah, aku akan menunggumu di sini," Shania memperhatikan keadaan sekelilingnya dan mulai memikirkan bagaimana caranya ia melarikan diri dari pria maniak itu.
Dan saat ia sudah mendapatkan jalan. Tiba-tiba ia dipanggil untuk diperiksa.
"Aku akan menemani anda nyonya, mari ikut dengan saya, " Bella mulai meraih tangannya untuk berdiri.
"Aku bisa jalan sendiri Bella, kamu tidak perlu menemaniku seperti ini."
"Aku takut nyonya akan terjatuh, bukankah perut anda sangat Sakit?"
"Ah ya baiklah. " Shania akhirnya menurut.
"Nyonya Kingston, apa keluhan anda?" tanya dokter yang sedang memeriksanya.
"Aku sakit perut."
"Sudah berapa lama anda merasakannya?" tanya dokter itu lagi sembari memeriksa perut gadis cantik itu.
"Baru saja dokter." jawab Shania dengan wajah meringis.
"Kami akan memeriksa darah anda di laboratorium. Mari nyonya,"
"Aku dulu pernah sakit perut dan tidak perlu pemeriksaan darah aku sudah sembuh. Apakah ini harus dokter?"
"Iya nyonya, karena kami ingin memastikan sesuatu." jawab dokter itu sembari memandang wajah Shania lekat-lekat.
"Ada apa kamu memandangku seperti itu dokter?" tanyanya pada dokter itu.
"Anda cantik sekali nyonya," ujar sang dokter tersenyum. Mereka terus mengobrol sampai gadis itu tidak sadar kalau darahnya sudah diambil dan dicek oleh asisten dokter itu.
"Anda bisa duduk di sana dan anda akan mendapatkan hasil pemeriksaannya."
"Baik, terima kasih." jawab gadis itu kemudian segera melihat-lihat suasana klinik itu. Dan tanpa sengaja ia melihat seorang perawat yang sedang membawa sebuah brangkar yang berisi pasien gawat untuk dibawa ke Rumah Sakit besar di kota itu.
Dengan cepat Ia keluar dari ruangan itu dengan ikut mendorong tempat tidur pasien dan berpura-pura sebagai keluarga pasien tersebut. Ia berharap Bella tidak melihatnya.
Sampai di depan pintu ia ikut masuk ke dalam Ambulance dengan nafas lega. Ia akan pergi kemana saja yang penting tidak bertemu lagi dengan pria bajingan itu.
*Tobe continued
Like dan komentarnya dong 😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
🌸 Yowu-Kim 🌸
Mending run. Biar si maniak satu itu uring2an
2024-11-03
0
🌸 Yowu-Kim 🌸
Bener2 maniac elu pak 😭
2024-11-03
1
Renireni Reni
wahh kayaknya hamil itu
2022-12-07
2