Berita kecelakaan Sean menyebar dengan cepat. Apalagi ia adalah pebisnis muda yang namanya sedang naik daun. Berita tentang kecelakaan Sean sampai ke telinga ayah angkat Sean Tuan John.
"Bagaimana dengan perkembangan kasus pencarian Sean?"
"Maafkan kami Tuan, sampai saat ini hanya puing-puing bagian dari mobil saja yang bisa kami temukan, untuk jasadnya Tuan Muda Sean kami minta maaf karena tidak dapat menemukannya."
Tuan John mengepalkan tangannya, lalu sesaat kemudian ia memegangi dadanya yang kesakitan. Sejak Sean diberitakan meninggal dan jasadnya tidak diketemukan membuat Tuan John langsung terkena serangan jantung. Perusahaan GENEVA yang dipimpin oleh Sean juga mengalami kolabs.
Sementara itu, asisten Sean, Jo merasa ada kejanggalan dengan kematian Sean. Tanpa membuat semua curiga ia secara perlahan menganalisis perlakuan semua orang yang pernah berhubungan dengan Sean sebelum meninggal agar setidaknya kejelasan kematian Sean bisa mereka dapatkan.
"Aku nggak bisa melihat Pak Bos mati dengan cara mengenaskan seperti ini, aku harus menyelidiki hal ini!"
Perasaan bersalah karena tidak menemani Sean di hari itu, membuat Jo bertekad mengungkap misteri di balik kecelakaan Sean. Sementara itu di rumah kontrakan Laluna, Sean sedang kebingungan karena tidak ada makanan di rumah.
"Sepertinya membuat masakan sendiri tidak masalah," gumam Sean sambil melihat isi kulkas milik Laluna.
Sean melihat isi kulkas Laluna hanya berisi mie instan dan juga telor.
"Sepertinya makanan ini yang dimasak gadis itu kemarin, kalau begitu biarkan aku membuatkan masakan untukmu," ucapnya sambil tersenyum manis.
Sean mulai mengambil dua bungkus mie instan dan dua buah telur ayam. Ia membawanya ke dapur minimalis milik Laluna. Sambil menengok jam dinding, Sean mulai memasak.
Dia mengambil air dan juga panci lalu diletakkan di atas kompor. Tanpa menunggu airnya mendidih mie dan telur sudah dimasukkan ke dalam panci. Ia pun menyalakan kompor milik Laluna. Keanehan terjadi, saat ia mengecilkan apinya hal yang terjadi justru sebaliknya apinya semakin membesar.
Panik, tentu iya. Apalagi setelah melihat kobaran api melahap panci itu dan menyambar ke arah kompor. Bukannya membuat hidangan lezat, Sean justru membakar dapur milik Laluna.
"Bau gosong apa ini? Kenapa keluar asap hitam dari dapur?"
Laluna bergegas memarkir kendaraannya lalu berlari ke dalam rumah. Melihat kobaran api melahap kompor, Laluna segera mengambil keset dan membasahinya. Sementara itu Sean hanya mondar-mandir tidak jelas, tentu saja hal itu semakin membuat Laluna marah.
"Minggiirrrr!" teriak Laluna pada Sean.
Setelah dirasa cukup basah, ia melemparkan keset itu ke arah kompor yang hampir meledak. Akhirnya apinya padam. Tanpa Sean sadari karena terlalu bahagia, ia langsung memeluk Laluna.
"Terima kasih sudah menyelamatkan hidupku, Lun," ucap Sean sambil tersenyum manis.
Merasa Sean telah membuat kerugian besar dan tidak meminta maaf, ia pun mendorong tubuh Sean.
"Enak aja peluk-peluk. Kamu tuh gila ya, atau sengaja buat bakar rumahku!" ucapnya kesal.
"Bu-bukan begitu, tadi aku hanya lapar dan ingin membuat makanan untuk kita berdua," ucap Sean sambil menunduk.
"Berdua? Dasar ogeb, kalau nggak bisa masak, diam aja napa sih, setidaknya nungguin gue pulang gitu loh!"
"Maaf!" cicitnya kemudian.
"Bukannya bertemu dengan cogan harusnya beruntung, kenapa gue malah buntung, astaga!" Laluna memukul-mukul kepalanya.
Sean yang merasa bersalah mendekati Laluna dan meminta maaf.
"Luna cantik, imut, manis kayak gulali, maafin aku, ya ...." ucap Sean sambil memasang muka manis dan imut agar Laluna memaafkannya.
"Ogah! Jangan sok manis deh di depan gue, enek tau!"
Laluna melihat kertas di atas meja dan melihat tagihan bulanannya semakin membengkak.
"OMG, derita apalagi ini."
Teringat saat pemasukannya semakin minim membuat Laluna ingin segera mengusir Sean.
"Perasaan sejak gua ketemu nih cowok, hidup gue nggak bisa nyaman, kenapa ya? Apa gue usir aja nih cowok?"
Meskipun Laluna galak dan bar-bar, Sean tidak pernah keberatan, karena di balik sosoknya itu ada sisi lembut yang seringkali terlihat meski Laluna tidak menyadarinya. Apalagi senyumnya yang membuat jantung Sean mendadak tidak sehat dan ser-seran.
"Hehehe, sepertinya aku harus memasang pengumuman tentang orang hilang deh?" gumam Laluna sambil menyeringai.
Kehidupan terus berjalan, meskipun Laluna masih kesal dengan sikap Sean, tapi ia juga tidak tega jika melihatnya kelaparan. Selama ia masih bekerja Laluna menyiapkan banyak makanan untuk Sean.
"Masakan gadis bar-bar itu sungguh lezat, kenapa ia justru bekerja sebagai kurir dan tidak membuat sebuah resto?"
Sean selalu memakan habis masakan Laluna, tidak jarang pula ia membantu Laluna bersih-bersih sebagai permintaan maafnya. Namun, ujung-ujungnya pekerjaan Sean jarang yang berakhir sempurna. Ada saja kesalahan yang diperbuatnya.
"Mr. Arogant cukup, badan gue bisa basah, dudul!" keluh Laluna yang badannya basah terkena semprotan air saat mencuci motor.
"Nggak mau, wek ... wek ...." ucapnya sambil berlari.
"Awas aja kamu, sini serahin airnya!" pekik Laluna kesal.
Akhirnya mereka pun kejar-kejaran karena hal itu. Saat Laluna berhasil menangkap tubuh Sean, ia berbalik. Alhasil keduanya saling menatap, tiba-tiba saja hujan turun dengan derasnya. Keduanya pun berlarian ke dalam rumah dan tersenyum bersama.
"Akhirnya kamu kembali tersenyum, Luna."
Laluna menoleh ke arah Sean yang memandangnya teduh. Tentu saja ia menjadi salting karena ditatap intens oleh cogan.
"Eh, memangnya kenapa?" tanya Luna malu-malu.
"Sejak pulang kerja kamu terlihat murung, jadinya aku mengerjai kamu tadi agar kamu kembali tersenyum. Kamu kalau senyum terlihat manis, maaf ya.'
"Eh ...." blush seketika wajah Laluna merona.
"Nggak apa-apa kali, santai aja," ucap Laluna sambil membuang muka karena terlalu malu.
"Ternyata dia lagi menghibur aku, sweet banget sih."
......................
Beberapa hari kemudian Sean yang penat memberanikan diri jalan-jalan di sekitar rumah. Di komplek Laluna banyak anak kecil yang sedang bermain. Secara tidak sengaja kepala Sean terkena lemparan bola dari salah seorang anak-anak.
"Arghh!" keluh Sean sambil memegangi kepalanya yang berdenyut.
Detik itu pula sebuah keajaiban terjadi, ingatannya kembali. Bayangan masa lalunya benar-benar membuat Sean geram.
"Aku harus mencari tahu, dalang dibalik kecelakaanku."
Seketika ia teringat perusahaan miliknya, namun tidak ada akses untuk mengetahui keadaan di sana. Melihat Laluna pulang kerja, Sean bersikap manis.
"Aku nggak mau pisah dengan gadis itu, tapi aku harus kembali?" ucap Sean bimbang.
Sejak dekat dengan Laluna, ada rasa tidak rela jika ia mengatakan ingatannya sudah pulih. Maka dari itu ia pun tetap bersikap seolah ia masih amnesia.
Saat Laluna tertidur, Sean mengambil ponsel Laluna, berniat untuk menghubungi Jo asistennya.
"Maaf, aku pergi sebentar ya, Lun. Hanya sebentar kok, habis itu balik lagi. Cup."
Tanpa sadar Sean justru mengecup kening Laluna selama beberapa menit. Rasanya begitu berat ketika harus berpisah dengannya. Namun, ada beban tanggung jawab ketika mengingat perusahaannya.
Laluna yang merasa dicium meraba keningnya sambil merem. "Perasaan ada yang cium gue, tapi sapa, ya? Ah, haluku ketinggian mana ada yang mau sama gue yang buluk ini!"
Sean yang sempat mendengar celoteh Laluna tersenyum lalu benar-benar pergi. Jo sudah menjemput Sean di depan gang.
"Selamat datang, Pak Bos. Akhirnya kamu kembali."
"Sudah kamu persiapkan semuanya, Jo?"
"Beres, Bos. Besok pagi tepat di acara rapat pengangkatan Leo sebagai CEO pengganti, kita akan muncul."
"Sip."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Kar Genjreng
ohhh ada yang jahatin Sean...
pengitian CEO...tereng muncul CEO lama Sean....oh semua melongo mirip kerbo....ooooo...kocak CEO Arogan kekasih Aluna...Luna kasian di tinggal...😭😭😭🤫🤫🤫
2022-12-23
0
󠇉
kalian sudah tertipu 😪
2022-10-25
1
❁︎⃞⃟ʂ𝕬𝖋⃟⃟⃟⃟🌺 ᴀᷟmdani🎯™
wah.. sean ada rasa ma laluna nih...
2022-10-16
1