"Bund, sebenar nya kita mau ketemu siapa, sih?" tanya Sari.
Gadis itu sudah merasa bosan menunggu sahabat bunda nya yang tak kunjung datang.
"Itu loh Ai, tetangga kita waktu tinggal di Bandung dulu." ucap Mia.
"Tante Maya?"
"Iya. Ternyata, tante Maya dan keluarganya juga tinggal di Jakarta sekarang, Ai." kata Mia, terlihat dari wajah Mia kalau saat ini dia sangat senang. Bagaimana tidak, setelah sekian lama ia tak bertemu dengan sahabat nya itu.
"Seriusan? Sejak kapan?" tanya Sari kaget.
"Kata nya sih, dari 3 tahun yang lalu."
Sari hanya bisa mangguk - mangguk. Seandai nya saja dia tau, kalau bunda nya akan menemui tante Maya. Mending Sari nggak usah nemenin bunda nya ini.
"Ini pasti akan sangat lama, dan membosankan." ucap Sari dalam hati.
Untuk menghilangkan rasa bosan nya menunggu kedatangan Maya, Sari memilih untuk mendengarkan lagu dari ponselnya. Untung saja, tadi dia sempat membawa handsfree.
Bugh!
Mia memukul lengan Sari saat Maya sudah datang menghampiri meja mereka.
"Aduhhhh, Mayaaaa"
"Miaaaaa."
Teriak keduanya, mereka pun saling berpelukan untuk menguraikan indunya selama ini.
"Kamu apa kabar? Maaf ya, kalian lama nunggu." ucap Maya.
"Iya nggak apa - apa. Aku udah maklum kok. Kan dari dulu kamu emang doyan telat." kata Mia tersenyum. Maya terkekeh mendengar perkataan sahabatnya itu.
Maya mengalihkan pandangannya, menatap Sari yang ada di samping Mia.
"Hai tan," sapa Sari menyalim tangan Maya, sopan.
"Hai, sayang. Ini Sari?" tanya Maya kaget.
"Iyalah, emang kamu kira siapa, anak aku kan cuma dia aja." jawab Mia, tersenyum.
"Oiya. Ya ampun Sari. Kamu udah besar ternyata ya. palingling loh tante lihatnya" kata Maya.
Sari hanya meresponnya dengan senyuman, Sari melihat ke kanan dan ke kiri seolah mencari seseorang.
Maya tersenyum melihat Sari yang sedang celingak celingukan.
" Kamu pasti lagi nyari, Kiki ya?" tebak Maya.
Sari gelagapan, " Iya, Tan. Apa Kiki nggak ikut sama Tante?" tanya Sari.
" Mana mau dia di ajak ke acara beginian, sayang." jawab maya.
"Syukurlah " batin Sari lega.
" Udah yuk, duduk, berdiri aja." kata Mia.
Mereka pun duduk dan melanjutka bercerita dan bernostalgia. Mia dan Maya begitu asyik dan menikmati reunian mereka, berbeda dengan Sari, yang sudah mati kebosanan.
" Ini semua demi ke tujuh pangeranku" gumam Sari dalam hati, kalau bukan demi album grub idola nya itu. Sari mah ogah banget ada di tengah - tengah mak rempong berdua ini.
____
Pukul 8 malam, sari dan Bunda sampai di rumah,
"Bunda jangan lupa albumnya ya!" seru Sari masuk kedalam rumah.
"Iya, kamu tenang aja, besok pulang sekolah albumnya, bunda jamin udah ada di atas meja belajar kamu." ucap Bunda.
" Beneran ya!" ucapa Sari senang.
" Iya," Mia hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah lucu putri semata wayangnya itu.
" Wah ada yang, lagi seneng banget, nih." seru seseorang.
Mia dan Sari menoleh ke sumber suara, dan mereka tersenyum kepada Izam yang tengah duduk di depan Tv.
" Ya dong, aku kan dapat album baru" Ucap Sari girang.
"Dasar, udah gede masih aja kaya anak kecil," kata Mia tersenyum.
"Sini, temenin ayah nonton." Kata Izam menepuk sofa di sebelahnya.
"Nggak mau, Minta temenin bunda aja, Ai mau ke kamar aja. Bye bund, Bya ayah." kata Sari, berlalu pergi meninggalkan kedua orang tuanya.
"Gimana?" tanya Izam pada Mia
" Aku ganti baju dulu ya, setelah itu baru kita cerita" balas Mia yang di angguki oleh Izam.
___
Setelah mengganti pakaiannya, mia kembali menghampiri suaminya. Dia duduk di samping sang suami sambil kepalanya di sandarkan di bahu pria itu.
"Menurut aku ini akan sangat sulit." ujar Mia.
"Kenapa?"tanya Izam.
" Nggak tau kenapa, aku merasa kalau Sari masih belum bisa melupakan masa lalu." kata Mia.
" Tapi bukannya, mereka sahabatan waktu kecil?" tanya Izam
" Iya, memang benar, tapi masalahnya itu. anak kamu itu sangat sulit untuk melupakan hal yang sangat menyakitinya." balas Mia
" Dia, persis kayak kamu." kata Mia sambil menengadahkan kepalanya melihat wajah sang suami.
Izam terdiam sejenak,
"Tapi bagaimana pun, ini harus tetap di lakukan, secepatnya!" ujar Izam tegas.
"Bagaimana kalau, dia nggak setuju?" tanya Mia.
"Kita orang tuanya, dan dia adalah anak kita. Jadi, kita lah yang mengendalikannya, bukan sebaliknya!" ujarnya.
"Egois, aku nggak mau kalau nantinya anakku akan terluka" kta Mia menjauhkan kepalanya.
" HAl itu nggak akan pernah teradi. karena aku tau pasti bagaimana sikap aslinya. "
" Tapi.."
"Kamu tenang aja, seraih semuanya padaku. Pokoknya kamu urus aja ai, bikin dia mengerti dengan keadaan ini." ucap Izam, menari kepala istrinya dan menyandarkan kembali kepala wanita itu ke bahunya.
Mia tak bisa berbuat apa - apa, selain pasrah dengan keputusan suaminya.
___
"Good morning bapaaakk" teriak Sari sengaja di telingah satpam sekolahnya.
"Awww... Aduh kamu mau bikin saya budeg ya!" kata Pak atpam sambil mengusap - usap kupingnya
"Hehehe.." Sari hanya cengengesan.
"Tumben, Non Sari nggak telat. Ada apa gerangan ini?" tanya Pak satpam menatap sari penuh curiga.
"Manusia itu perlu perubahan pak," ujar Sari.
"Jadi, sekarang neng udah berubah?" tanya pak Satpa.
"Ya, gitu lah pak."
" Palingan, sehari doang." sambung seseorang dari belakang Sari.
"Apaan sih, ikut nimbrung aja." kesel Sari, mood Sari auto jadi hancur setelah melihat orang dibelakangnya.
"Saya, pergi dulu ya pak, Assalamualaikum." ucap Sari berlalu pergi meninggalkan gerbang sekolah.
"Waalaikum salam" jawab keduanya.
"Tumben, dianter, nak?" tanya pak satpam heran , tak biasanya cowok itu tak membawa kendaraan sendiri.
"Iya pak, kemaren tangan saya cedera pas latihan ."
" Saya ke kelas dulu ya, pak" lanjutnya dan tanpa menunggu jawaban dari pak Satpm Vicky sudah berlalu pergi.
"Tumben dia bersikap dingin begini, apa dia ada masalah?" gumam pak Satpam menatap kepergian Vicky.
Sesampainya di kelas, sari kaget tidak menemukan siapa pun di sana.
"Kemana mereka? Kok kelas kosong gini sih?" kata Sari melangkah ke bangkunya
Dia mendudukkan tubuhnya di bangkunya.
"Apa gue yang ke pagian?" kata sari melihat jam tangannya.
"Gara - gara, yang semalam gue jadi nggak bisa tidur"Sari merebahkan kepalanya di atas meja dengan lengannya menjadi bantalan.
"Kenapa, ayah selalu bersikap egois? Kenapa dia nggak pernah memikirkan perasaan gue."
"gue nggak tau, entah apa yang sedang di rencana kan oleh mereka, tapi perasaan gue mengatakan kalau kali ini. Lebih bahaya dari sebelum - belumnya."
"Hmmm... Entah sampai kapan mereka akan selalu memaksa gue buat lakuin ini dan itu" ucap Sari yang merasa lelah dengan kehidupannya.
Begini lah Sari di balik sifatnya yang ceria dan agak tomboy. Ada sebongkah besar kesedihan yang selalu di sembunyikannya. Jika dia sedang sendirian maka di situlah di amengeluarkan semua uneg - uneg nya. Sari tidak pernah mengeluhkan masalahnya pada seorang pun, dia lebih memilih untuk memendamnya sendiri.
Meski pun sia memiliki sahabat yang sangat dia sayangi, tapi Sari juga tid mempercayakan kepada mereka mengenai masalahnya.
"Huft,,, Melelahkan."
...****************...
Jangan lupa Like dan komennya ya guys, kalau bisa sih di vote ya kan tapi aku gak maksa kok. Gak vote juga gak apa - apa, yang penting kalian udah mau dukung karya yeoja.
Terimah kasih💜
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻
Makin Seru Kk
Udh Ry Favorite
Time Travel Lia mampir
2022-10-03
1