Tok! Tok! Tok!
"Non! Non Sari!"
Tok tok tok!
"Non, baangun non!" panggil mbok dari luaar kamar.
"Mending kaamu, ambil kunci cadangannya sekaarang!" seru paak Mamaat.
si mbok pun berlari ke baawah untuk mengaambil kunci caadangan yang di simpannya di daapur.
"Non bangun, Non!" teriak pak Mamaat yaang maasih berusaha membangun kaan Saaari.
Tak lama si mbok pun datang, " Ini, kunci nya" si mbok menyerahkan kuncinya kepada pak Mamat.
Dengan cepat pak Mamat membuka pintu.
"Non, Sarinya mana?" tanya pak Mamat saat melihat ranjang majikannya itu kosong.
Si mbok yaang sudah tau dengaan kebiaaaan saang majikan pun, langsung mendekati ranjang dan melihat kebawa.
"Astaga non Sari, kenapa dia tidur di bawa?" tanya Pak Mamat.
"Dia, bukan tidur di baawah tapi dia jatuh ke bawah." ujar Si mbok. Pak Mamat pun menggeleng,
"Cantik - cantik, tidur lasaknyaa minta ampun" gumam pak Mamat pelan.
"Non, Non Sari!" si mbok menggoyang lengan Sari.
"Hmmm.." Sari pun mengeliat.
"Pak Mamat, mbok?"Sari menatap mereka kaget.
"Kalian ngapain di sini?"tanya sari, mengucek mataanya.
"Non, kita di suruh nyonya buat bawa nona ke rumah sakit secepatnyaa." Kata Mbok
"Rumah sakit? Ngapain?" tanya Sari yang lupa kalau ayah nya sedang terbaring di rumah sakit.
"Bapak, kembali kritis non." jawab Pak Mamat.
Deg!
"APAA?!" teriak Saari.
"Ok, bapak tunggu aku di bawah , ya. Aku mau ganti baju dulu." ujar sari langsung berdiri daan brlari ke kamar mandi
"Baik, non. " Pak Mamat dan si mbok pun langsung keluar kamar Sari dan menunggu nonaa nya itu di mobil yang sudah terpakir di depan pintu.
____
"Dok, tolong lakukan yang terbaaik uat suami saya!" Seru Mia yang sangat khawatir dengan keadaan suaminya itu.
"Kita harus segera memindaah kan , Oom ke rumaah sakit Singapura, Taan. Agar bisa segeraa di operaasi." kataa Dokter Dafa yang merupakan keponaakan Mia.
Mia terdiaam,.
"Fa, kamu urus semuaa berkasnya sekarang. Tante mau mengurus masalah Sari dulu." ujaar Mia.
Daafa menatap tantenya itu. " Tan, aapa nggak ada cara lain?" tanya Dafa, dia sungguh nggak tega dengan Adik sepupunya itu.
"Nggak Daf, Ini amanahnya Om kamu." kata Mia.
Dafa menghelaa naasfasnya.
"Baiklah, kalaau gitu. Dafa permisi dulu." Daafa pun pergi meninggalkan Tantenya.
Mia pun mulai menghubungi Maya.
"May, kamu kesini sekarang , ya. Kita harus melakukannya Malam ini juga, Mas Izam kritis." kata Mia dari telpon genggemnya.
___
Sari dan kedua pelayannya pun Sampai di rumah sakit.
"Mbok, kenapa ya, perasaan Ai, kok nggak enak gini. " ujar Sari. Si mbok memegaang taangaan majikaannya itu.
"Nona, harus tegar ya, apa pun yang terjadi, nona harus meneriman
ya dengan ikhlas." kata Mbok.
Sari menatap wanita paru bayah yang ada di sampingnya.
Dari kejauhan, Sari melihaat Dafa yaang terlihat sedang terburu.
"Kak Dafa!" paanggil Sari
Dafa pun menoleh, dan tersenyum melihat keberadaan Sari.
"Kamu udah sampai, Ai"kata Dafa.
Sari menganguk." kakak laagi apa?" tanya Sari
"Laagi mengurus berkas kepindahan Om Izam ke singapura." jawab Dafa.
"Apa keadaan ayah benar - benar serius kak?" tanyaa Sari
Dafa diam sejenak, " Ayah kaamu haarus segera di operas , Ai." kata Dafa
"Yaudah kak, Ai. Ke kaamar ayaah dulu." kata Saari lemas.
"Tunggu Ai!" Daafaa menahan tangan Sari
Sari menoleh, melihat Sepupunya itu yaang tampaalk sangat mengkhawaatirkannya.
"Ada apa kak?" tanya Sari.
"Nanti, kamu . Ikutin aja semua keputusan bunda ya." kata Dafa
Saari mengernyitkan dahinyaa. " Jangan tambah beban taante Miaa, ya Ai. Kasihan bunda, dia yang mikirin semuanya" kata Dafa
Sari terdiaam, kemudian tersenyum kearah sepupunya itu. dia tau maksud daari ucapan kakak sepupunya itu.
"Kakak, tenang aja" kataa Sari.
Dafa pun melepaskaan tangan Sari, lalu menarik tubuh sari untuk kedalam dekapannya.
"Kamu yang sabar ya, dek" bisiknya.
Dafa merasakan bahunya Basa, dia tahu Sari sedang menangis.
Dafa sungguh taak tega dengaan keadan Sari.
"Yaudah, aku ke kamar ayah, dulu kak. " Sari melepaskan pelukan sang kakak dan berlalu pergi meninggaalkaan Dafa.
____
Sari saampai di depan kamar ayahnya di rawat, sebelum maasuk ke dalaam ruangan, Sari menarik napasnya terlebih dahulu.
Tok tok
Sari mengetuk pintunyaa terlebih daahulu sebelum maasuk kedalam ruaangan.
Ceklek.
Saat pintu terbuka, spontaan semuaa oraang menoleh ke arah pintu.
Betapa kagetnya Sari saat melihat begitu banyak orang di ruangan ayahnya itu.
"Ai, sini nak." paanggil Miaa.
Saari melangkaaah ke aarah bundaaanya, Sari melihaat semua orang yang ada di sana satu persatu.
Dia sangat kaget Saat melihat mayaa daan suaaminyaa adaa di saana.
"Ada apa ini?" taanya Sari dalam haati.
"Bund?"
"Kamu, masih ingaatkan , Ai. Sama kaata - kataaa bundaa?"
Sari mengangguk.
"Kita akan melakukan ijaab kabul sekarang jugaa, nak." kata Miaa.
Deg!!
"Tapi bund.."
"Nggaak ada, tapai - taaapiaan AAi. Besok Bunda samaa Dafa aakan ke Singapura bawaa Ayah."
"Taapi..."
"AI!!" bentak Miaa
Sari pun memilih diaam.
"Baaiklah," ucaap Saari menunduk. Maya menatap ibaa kepada Sari.
"Sari, Sayang. Ayo kita siap - siap, tante udaah bawakaan kamu baaju." kaataa Maaya, memegang lengan Saaari.
"Nggak usah tan, aku pake baju ini aaajaa. Laagi pulaa kitakan cuma melakukna ijaab kaabul depaan aaaayah, jaadi aku nggaak perlu berdandaan atau pun ganti paaakaian" kata saari tersenyum.
"Anak kamu maana , May?" tanya Mia yang belum melihaat aanak sahabatnya itu.
"Dia bentaar lagi jugaa daatang, tadi kataanya ke toilet bentaar" jawab Maya.
____
"Saya terimah nikaah dan kawinnya, Sari Puspita Binti Izam Ahmad. Dengan seperangkat sholaat di Bayar tunai."ucapaan itu begitu laaancaar dan fasih di ucaapkan oleh seoraang pria yaang sudah sah menjadi suami seorang Sari Puspita.
"Bagaimanaa para saksi? Saah?"
"SAHHH" ucap semua orang yang ada di ruangan itu.
Maya dan Mia pun saling berpelukan.
"akhirnya kita besanan juga."
Mia mengusap tangan suaminya yang masih belum sadarkan diri.
Sari dapat melihat betapa senang dan leganya sang bunda. Sari dengan cepat menghapus air matanya.
"Sari, sekarang kamu salim tangannya Vicky,."
Sari menatap Maya, kemudian menoleh kearah Vicky yang berada di sampingnya.
Dia nggak menyangka akan menikah dengan orang yang paling di benci nya selama ini.
Dengan ragu, Sari meraih tangan Vicky dan menciumnya. Vicky pun dengan spontan mengecup kening Sari.
"Selamat ya, Ai. Semoga kamu bahagia dengan pernikahan ini." ucap Dafa. Sari menatap Dafa, dan menatapnya tajam. Sari tau kalau Dafa sengaja berkata seperti itu karena ingin menyindirnya. Bagaimana tidak, Dafa sangat tau kalau Sari sangat membenci Vicky semenjak kejadian saat mereka kecil dulu.
Vicky yang tidak pernah mengeluarkan suara kecuali saat ia membacakan ijab kabul tadi. Pria itu hanya diam dan memgawasi gerak gerik Sari dari ujung matanya.
"Gue tau, lo sangat tidak menginginkan pernikahan ini. Tapi gue janji akan buat lo bahagia dan bersyukur telah menjadi istri gue. Dan gue juga akan buktikan kalau gue nggak bersalah." ucap Vicky dalam hati.
****************
Jangan lupa Like dan komennya ya guys, kalau bisa sih di vote ya kan tapi aku gak maksa kok. Gak vote juga gak apa - apa, yang penting kalian udah mau dukung karya yeoja.
Terimah kasih💜
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻
Makin Seru Kk
So Ry bnr Sari Nikah ama Vicky
Btw masalah apa sih wkt mereka kecil
Time Travel Lia mampir
2022-10-05
1