Pilihan terberat

"Bund, Ai pulang dulu ya." ucap Sari pada bundanya.

"Iyaa, sayang. Tolong kamu pikirkan lagi permintaan bund tadi ya. "

"Kasihan ayah, nak." ucap Mia mengusap bahu putrinya.

Sari tidak menjawab, dia tidak tau harus berkata apa pada bundanya.

"Nanti kalau ada apa - apa, kabari Sari ya bund." kataaa Sari.

"Kamu, hati - hati ya." Sari pun keluar dari ruangan ayahnya di rawat.

Sari berjalan gontai menuju pakiran rumah saakit. di pakiran sudah ada pak supir yang sedang menunggunya.

"Pak, Malam ini aku mau nyetir sendiri." kata Sari

"Tapi, non..."

"Udah, nggak apa - apa. Nanti aku yang akan jelasin sama bunda, sekarang bapak pulang aja!" suruh Sari

"Dan ini, ongkosnya" Sari menyerahkan selembar uang kertas merah kepada pak Supirnya.

Dengan ragu pak supir menerima uang itu, dan menyerahkan kunci mobil pada Sari.

Sari masuk kedalam mobil dan mulai menjalankannya.

"Ada apa , dengan non Sari? Kenapa dia kelihatan tertekan gitu?" kata Mamat sang supir

"Semoga, non Sari baik - baik saja." gumamnya lagi.

Sari melajukan mobinya dengan kecepatan tinggi, emosinya benar - benar memuncah sekarang.

"AHHGGG..." teriak Sari

"Kenapa, semuanya nggak pernah mikirin perasan gue,sih!" ucap Sari dengan berderaian air mata.

Sari menepikaan mobilnya, saat melihat sebuah bangku kosong di taman. Dia tau akan sangat berbahaya jika menyetir dalaam keadaan emosi,makanya dia memilih menepi dan menenangkan diri di taman.

Sari keluar dari mobil dan memilih untuk duduk di bangku taman.

"Apa yang harus gue lakukana?" ucapnya mengusap wajahnya gusar.

FLASHVBACK ON

Sari dan Bunda saampai di depan ruangan ayahnya, saat Sari hendak membuka pintu ruangaan itu. bunda menaahaan lengaan Sari.

Sari menoleh, "Ada apa bund?" tanya Sari.

"Kita bicara dulu ya, Ai. Ada sesuatu yang mau Bunda sampaikan." kata Mia.

Sari pun mengurung niatnya untuk maksuk ke ruangan sang ayah.

Mia mengajak Sari untuk duduk di bangku yang ada di depan ruangan itu.

Sari menatap bundanya, dengan tatapan penuh curiga. " Ada apa, bund?"

"Apa kondisi ayah, sangat tidak baik?" tanya Sari.

Mia, diaam sejenak. Ia memegang tangan Sari. "Ai, kamu sayang kan sama ayah?"

Sari mengernyitkaan kening nya. " Bund?... Apa maksud bunda nanya gitu sama Ai?" tanya Sari

"Tadi dokter temuin Bund, dan kata Dokter, ada gumpalan darah di otak ayah...."Miaa, menjedah ucapannya

"Ayah, secepatnya harus di operasi, Ai." lanjut Mia terisak.

"Bund, hei. Kitaa harus kuat, nggak boleh kaya gini. kalau ayah lihat bunda kaya gini, nanti ayah jadi ikut sedih." kata Sari memeluk bundanya.

"Bunda, tenang aja, Ai akan temui dokter dan mencari solusi semuanya." kata SAri

Mia menggeleng, " Bunda udah mengurus semuanya, dan Bunda juga sudah menjadwalkan pengobatan ayah ke Singapura."

"Jadi, masalahnya di mana, bund?" tanya Sari.

"Ayah, nggak mau pergi kalau kamu tinggal sendiri di sini."

"Lah, terus gimana dong, kan ini juga untuk pengobatan ayah, nggak mungkin kan Ai juga ikut ke sana. sekolah Ai gimana?" ujar Saari.

"Itu masalahnya."

"Bund, Ai nggak apa - apa kok tinggaal sendiri. Lagian kan di rumah masih ada mbok sama pak Mamat. Jadi, bunda sama ayah nggak usah khawatir. Biasanya Ai kan juga selalu tinggal sama mereka kalau bunda sama Ayah pergi ke luar kota atau ke luar negeri." ujaar Sari.

"Ini beda, Sayang. Nanti bunda Nggak tau akan berapa lama proses pengobatan ayah. "

"Pokoknya, bunda tenang aja. Ai akan baik - baiak aja kok, disini."

Mia menggeleng, " ayah ingin kamu menikah , Ai."

DUARRRR!!!

Bagai tersambar petir, Sari langsung melepaskaan pelukan saang bunda.

"A-apa maksud bunda?" tanya Saari kaget.

"Kita mau, kamu menikah sebelum kita pergi ke singapuranya"

"Tapi, bagaimaana mungkin bunda? Aku masih sekolah dan aku juga tidak memiliki kekasih." ujar Sari

Mia memegang tangan Sari, " Kami sudah ada calon suami untuk kamu. "

Sari menggeleng, air matanya jatuh seketika. "Ai nggak mau." ucapnya

"Tapi Ai, ini demi ayah."

"Bund, ini nggaka main - main lo. Ini maasalah serius, aku belum siap untuk itu" kata Sari berdiri dari duduknya dan hendak melangkah pergi meninggalkan sang bunda.

"Apa kamu ingin melihat ayah meninggal Ai?" langkah Sari pun terhenti.

"Kalau kamu menolaknya, itu sama saja kamu ingin melihat ayah tidak bisa di selamatkan." lanjut Mia.

Mia berdiri dan mendekati putrinya itu. " Pikirkan lah nak, kita anggak punya banyak waktu." ucap Miaa memeluk tubuh Saari.

_____

"Ayah, harus kuat ya." kata Sari kepada Ayahnya yang dalam kondisi kembali koma.

"Ayah , harus bertahan. Ai, nggak mau kehilang ayah." Sari mengapus air matanya.

Sari memegang tangan ayah nya dan mencium tangan pria yang selalu mengasahi nyaa itu. Ya meskipun, Sari sering kesal kepada ayahnya ini. Bagaimana tidak, Ayah nya selalu memaksakan keinginannya kepada putrinya itu, tanpa meminta persetujuan darinya terlebih dulu.

"Ai, akan lakuin apa pun. Demi ayah, asal ayah kembali sehat." Ucaap Sari saambil kembali menghapus air mataaanyaaa.

Mia yang memperhatikan semuanyaa dari luar, ikut menyeka air mata.

"Maaf , sayang" gumamnya.

FLASHBACAK OFF

Sari menghela nafasnya, ia menengadahkan kepalanya, melihat bintang dan bulan yang bersinar indah di langit malam.

"Apa iya, harus gini, masa mudah gue. Baru jugaa semalam mata gue nggaak bisa tidur karena memikirkan obralan bunda dan ayahnya."

Huftt...

Sari terus saja membuang napas beratnya. Dan tanpa sadar, Ada seseorang yang memperhatikannya sedari tadi

"Apa, sebegitu tak inginnya kamu menikah denganku, Ai"

___

Pukul 10 malam Sari baru pulang ke rumah, sesampainya di rumah. Sari langsung di sambut oleh pak Mamat.

"Astaagfirullah, Non. Ini jam berapa? Kenapa baru pulang? Non kemana saja? Apa non, baik - baik aja?" tanya pak Mamat yang sangat mengkhawatirkan majikannya itu.

Sari tersenyum, mendengar deretan pertanyaan dari supirnya itu. " aku baik - baik aja pak, tadi cari angin dulu bentar." ucap Sari.

"Kalau gitu, aku masuk dulu ya pak." pamit Sari berlalu meninggaalkaan pak Mamat.

Saat baru membuka pintu, tidak jauh berbeda Sari di sambut dengan beberapa pertanyan daari si mbok.

"Aku baik - baik aja, mbok" kata Sari

"Aku mau istirahat dulu ya mbok, capek banget." kata Sari berlalu meninggalkan Mbok.

Sampainya di kamar, Sari langsung membaringkan tubuh lelahnya ke atas ranjang. Dan langsung tertidur tanpa mandi atau pun mengganti pakaiannya dan bahkan Sari jugaa tidak membuka sepatu sekolah yang masih melekat di kakinya.

Hari ini adalah hari terpanjang dan terlelah bagi Sari. Bukan hanya fisiknya yang lelah. Tapi, pikirnya juga sedang sangat lelah.

Ia berharap, jika terbangun besok. Dan dia berharap semuanya hanyalah sebuah mimpi dan hanya sebagai bunga tidurnya saja.

****************

Jangan lupa Like dan komennya ya guys, kalau bisa sih di vote ya kan tapi aku gak maksa kok. Gak vote juga gak apa - apa, yang penting kalian udah mau dukung karya yeoja.

Terimah kasih💜

Terpopuler

Comments

🟡◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻

🟡◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻

Sari kita senasib ya Ry jg kayak
Gitu
Dr Sklh, kuliah, kerja dan pasangan hidup udh di atur ortu

2022-10-03

1

🟡◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻

🟡◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻

Pasti Viyki mah Cowok di jodohkan ama Sari

2022-10-03

1

lihat semua
Episodes
1 Telat
2 Selalu Egois
3 Ayah kecelakaan
4 Pilihan terberat
5 Sahhh
6 Bagaikan goyang tanpa musik
7 First Kiss
8 Hanya ada rasa benci
9 Mengaduh pada mertua
10 Tidur di perpustakaan
11 Demi lo gue rela!
12 Kepo
13 Tega
14 Keusilan Vicky
15 Salah Tingkah
16 Lo Istri gue
17 datang ke club
18 Mabuk
19 Suami menyebalkan
20 Bagaimana ini bisa terjadi?
21 Apa dia cemburu?
22 Mencari Sari
23 Khawatir...
24 Kucing - Kucingan
25 Masa lalu Vicky
26 Akur
27 Tak ingin usai
28 Kecewa
29 Kesal dengan Vicky
30 Perdebatan
31 Stop Tiara!!!
32 Bukan urusan lo!!
33 Saling cemburu
34 Pura - pura jatuh
35 Ngebadut
36 Trauma Vicky
37 Mencintaimu
38 Kebenaran
39 Flashback
40 Nggak tetarik
41 Apa masih sakit
42 Gue lagi nggak mood
43 Sahabat
44 Curhat
45 Aku atau dia
46 Rencana Honeymoon
47 Terkunci di toilet
48 Posesive
49 Ada hubungan apa???
50 Amarah Vicky
51 Penyakit dari Vicky
52 Suami, istri aneh
53 Lanjutin yang tertunda
54 Saling mencintai
55 Go public
56 Mati lampu
57 Acara sekolah
58 Hancur
59 Kecelakaan
60 Terbongkar
61 Hukuman buat Tiara
62 Terpuruk
63 Siuman
64 Udah berani ya sekarang....
65 Rian yang malang
66 Kejutan
67 Ngisi daya
68 positif
69 Adik bos?
70 Kepo
71 Cantik dan sexy
72 Dinner
73 Kejutan lagi
74 Melahirkan
75 Kebahagiaanku
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Telat
2
Selalu Egois
3
Ayah kecelakaan
4
Pilihan terberat
5
Sahhh
6
Bagaikan goyang tanpa musik
7
First Kiss
8
Hanya ada rasa benci
9
Mengaduh pada mertua
10
Tidur di perpustakaan
11
Demi lo gue rela!
12
Kepo
13
Tega
14
Keusilan Vicky
15
Salah Tingkah
16
Lo Istri gue
17
datang ke club
18
Mabuk
19
Suami menyebalkan
20
Bagaimana ini bisa terjadi?
21
Apa dia cemburu?
22
Mencari Sari
23
Khawatir...
24
Kucing - Kucingan
25
Masa lalu Vicky
26
Akur
27
Tak ingin usai
28
Kecewa
29
Kesal dengan Vicky
30
Perdebatan
31
Stop Tiara!!!
32
Bukan urusan lo!!
33
Saling cemburu
34
Pura - pura jatuh
35
Ngebadut
36
Trauma Vicky
37
Mencintaimu
38
Kebenaran
39
Flashback
40
Nggak tetarik
41
Apa masih sakit
42
Gue lagi nggak mood
43
Sahabat
44
Curhat
45
Aku atau dia
46
Rencana Honeymoon
47
Terkunci di toilet
48
Posesive
49
Ada hubungan apa???
50
Amarah Vicky
51
Penyakit dari Vicky
52
Suami, istri aneh
53
Lanjutin yang tertunda
54
Saling mencintai
55
Go public
56
Mati lampu
57
Acara sekolah
58
Hancur
59
Kecelakaan
60
Terbongkar
61
Hukuman buat Tiara
62
Terpuruk
63
Siuman
64
Udah berani ya sekarang....
65
Rian yang malang
66
Kejutan
67
Ngisi daya
68
positif
69
Adik bos?
70
Kepo
71
Cantik dan sexy
72
Dinner
73
Kejutan lagi
74
Melahirkan
75
Kebahagiaanku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!