Tuan Noah yang mendengar penuturan ibu Cinta, tersentak ketika mengetahui puisi yang dibawakan putrinya adalah hasil pemikiran putrinya sendiri.
"Pantas!" Putriku begitu lugas dalam pengucapannya penuh penghayatan, rupanya itu adalah hasil karyanya sendiri." Ucap Tuan Noah.
"Permisi Tuan, selamat weekend. Semoga Honey menikmati liburannya dengan bahagia karena selama ini, ia selalu duduk menyendiri sambil melamunkan nama anda."
"Baik. Kalau begitu kami pulang dulu." Ucap Tuan Noah lalu kembali lagi ke mobil pribadinya di mana sopir dan putrinya sudah menunggu.
Ibu Cinta berjalan dengan cepat ke paviliunnya karena denyut jantungnya berdebar, usai bicara berdua dengan Tuan Noah.
"Ya Allah." Perasaan apa ini? mengapa hatiku bergetar saat menatap maniknya yang tajam." Lirih ibu Cinta lalu mencuci wajahnya sambil menatap di kaca wastafel kamar mandinya.
Sementara itu, di mansion milik Tuan Noah, Honey di sambut Tante Lea dan kucingnya molly dan Milo
"Muaacch!" Ponakan Tante ko girang banget, sekarang makin pintar dan cantik lagi. Maafkan Tante Lea ya sayang karena saat ini, Tante Lea sedang nyusun tesis, jadi tidak bisa hadir melihat penampilanmu." Ucap Lea sedih.
"Tidak masalah Tante Lea, kehadiran ayah sudah cukup mewakili Tante Lea. Hei, molly dan Milo." Honey menggendong salah satu kucing kesayangannya yang sangat ia rindukan. Molly yang terlihat makin menggemaskan membuat Honey mengelus bulu tebalnya dengan rasa sayang.
Tuan Noah mengirimkan video penampilan Honey pada adiknya Lea. Lea segera membuka video itu dan menyimak puisi indah yang dibacakan Honey untuk ayahnya tercinta.
"Oh, so sweet Honey. Kamu sangat hebat sayang."
Tante Lea mengecup pipi keponakannya penuh haru usai menonton penampilan terbaik dari Honey untuk ayah tercinta.
Tuan Noah menceritakan kronologi puisi itu, bagaimana bisa muncul begitu saja tanpa diketahui oleh gurunya.
"Puisi yang dibacakan Honey harusnya tentang alam bukan tentang cinta ayah dari putrinya." Ujar Tuan Noah pada adik kandungnya.
"Hmm. Aku mengerti sekarang. Honey sengaja menunggu kak Noah diluar gedung Aula karena dia ingin memperlihatkan dan ingin menyampaikan hasil karyanya sendiri pada kak Noah." Ujar Tante Lea sambil mengacak rambut panjang Honey.
"Betul sekali apa katamu Lea dan hari ini ada kejadian lucu dan menarik, di mana ibu gurunya Honey mengira saya seorang penculik anak orang kaya yang akan menculik Honey saat dia melihat saya sedang ngobrol berdua dengan Honey di dekat lapangan perkirakan mobil."
"Wah!" Hebat banget tuh gurunya Honey bisa menuduh kak Noah begitu. Terus kak Noah langsung marah kepadanya setelah mengetahui kalau tuduhannya itu tidak benar?"
"Aku hanya melihat dan mendengar ucapannya saja, tapi ketika dia ingin melaporkan saya ke polisi, di situlah saya bertindak dengan merebut ponsel miliknya.
Alih-alih marah karena ponselnya di ambil, ia malah menyuruh saya dengan mengatakan,
"Ambil saja ponselku, yang penting jangan coba-coba menculik siswaku." Ucapnya penuh penekanan.
Tapi saat mengetahui kalau saya ini adalah ayah dari Honey dan itu pun berasal dari mulut Honey sendiri akhirnya, ibu guru itu merasa sangat malu dan salah tingkah sendiri." Kenang Tuan Noah tentang pertemuan pertamanya dengan ibu guru putrinya.
"Wah!" Sepertinya kak Noah sedang jatuh cinta nih, pada ibu guru Cinta. Apakah dia sangat cantik? Aku sih memang belum pernah bertemu dengannya, tapi aku sudah banyak mendengar tentangnya dari putrimu sendiri bahwa gadis itu sangat cantik dan baik sekali kepada putrimu, hanya saja dia sedikit cerewet kalau sudah menyangkut hal yang berhubungan dengan masalah kedisiplinan." Ucap Tante Lea.
...----------------...
Dua hari bersama putrinya Honey, Tuan Noah memanjakan putrinya itu dengan mengunjungi tempat permainan anak-anak seperti tempat wisata Ancol.
Mulai dari naik wahana apa saja yang menguji adrenalin keduanya hingga menonton ikan lumba-lumba dan bermain game.
Saking lelahnya seharian bermain bersama ayahnya membuat Honey tidak mampu lagi menahan rasa ngantuk nya dan meminta ayahnya untuk menggendongnya. Ia pun tertidur dalam pelukan sang ayah yang berjalan menuju tempat parkir.
"Ya Allah, rupanya bahagia itu sederhana untuk putriku, tapi mengapa aku begitu sibuk dengan urusan dunia karena ingin melarikan diriku dari kesedihan atas kehilangan istriku.
Tiara, andai saja kamu masih bertahan sampai saat ini, mungkin kita akan sangat bahagia melihat putri kita tumbuh dengan baik sampai saat ini." Ucap Tuan Noah saat membaringkan tubuh putrinya di dalam mobil.
Sopir pribadinya membawa pulang keduanya langsung ke mansion karena keduanya sudah sama-sama terlelap.
...----------------...
Keesokan harinya, Tuan Noah mengantar sendiri putrinya ke sekolah. Ia harus menunggu selama sepekan untuk bisa menjemput lagi putrinya.
"Ayah!"
"Hmm!"
"Apakah ayah nanti akan menjemput aku lagi Minggu depan?"
"Insya Allah sayang."
"Insya Allah, artinya boleh ingkar janji ya Ayah?" Sindir Honey santai.
Tuan Noah menggaruk kepalanya yang tak gatal mendengar ucapan menohok dari putrinya yang sudah mulai kritis terhadapnya.
"Bukan begitu sayang, takutnya kalau ayah sangat sibuk dan lupa pasti membuatmu kecewa." Ucap Tuan Noah memberi alasan.
"Orang dewasa itu payah, mereka selalu berlindung dengan kata insya Allah untuk mangkir dari janjinya yang sebenarnya mereka itu enggan untuk menempati janjinya." Timpal Honey dengan wajah polosnya.
"Insya Allah, ayah tidak seperti yang kamu tuduhkan sayang, tapi ayah berjanji akan menempati janji ayah." Ucap Tuan Noah.
"Dan aku tidak berharap karena aku sudah kenyang dengan janji ayah. Lagi pula aku lebih puas bermain dengan ibu Cinta dan ibu Dea, karena selama ini keduanya lah yang telah mengisi ruang kesepian di hatiku karena ketidak hadiran ayah untuk memberi hakku sebagai anak." Ucap Honey, lagi-lagi membuat ayahnya mati kutu.
Tidak lama kemudian mobil mewah milik Tuan Noah sudah memasuki gerbang utama sekolah Harapan Cinta.
Honey turun dengan cepat sambil menarik koper kecil nya menuju ibu gurunya yang sudah menantinya.
"Assalamualaikum ibu Cinta, selamat pagi!" Sapa Honey lembut sambil mencium punggung tangannya ibu Cinta dengan takzim.
"Waalaikumuslam sayang, bagaimana dengan liburannya?" Apakah kamu happy?"
"Sangat happy, akhirnya ayahku melaksanakan kewajibannya sebagai ayahku." Ucap Honey yang terdengar oleh ayahnya di balik punggungnya.
Ibu Cinta terlihat salah tingkah, ingin hati menatap wajah tampan itu lebih lama, namun ia sangat takut untuk melakukannya membuatnya buru-buru pamit pada Tuan Noah untuk kembali ke ke kelas.
"Permisi Tuan Noah!" Sebentar lagi lonceng masuk kelas akan berbunyi. Saya pamit dulu." Ucap ibu Cinta sambil mencuri pandang pada Tuan Noah.
"Tunggu sebentar ibu Cinta! apakah aku boleh menghubungi anda jika aku ingin bicara dengan Honey?"
"Baik Tuan Noah, silahkan!" Ucap ibu Cinta.
"Nomor ponsel anda sudah aku simpan. Semoga aku tidak akan merepotkan anda nantinya, jika aku ingin mengetahui perkembangan putriku selama belajar di sekolah."
"Aku tidak akan keberatan untuk itu Tuan Noah, jika itu sangat membantu kita untuk bekerja sama dalam tumbuh kembangnya prestasi belajar Honey."
"Apakah anda juga tidak keberatan, jika aku berkonsultasi tentang perasaanku padamu, ibu Cinta?"
Degggg...
Ibu Cinta membuang mukanya ke sembarang arah sambil tersipu malu. Tuan Noah sangat senang menatap wajah cantik ibu Cinta yang terlihat memerah saat ini.
Bibir ranum milik ibu Cinta makin menggemaskan dengan senyum samar yang terukir indah di wajah cantik itu.
Ibu Cinta mengangguk hormat dan buru-buru masuk ke dalam kelasnya.
...----------------...
Dua hari kemudian, Tuan Noah mendatangi lagi sekolah putrinya dengan alasan ingin melihat putrinya Honey karena masih kangen.
Pria tampan itu sudah duduk di ruang kepala sekolah dan mengobrol banyak dengan ibu Cintya sambil menunggu putrinya.
Tuan Noah sengaja datang saat kelas sudah usai agar bisa bicara berdua dengan ibu Cinta.
"Tunggu sebentar Tuan Noah! Mungkin Honey sedang ganti seragamnya dengan baju santai." Ucap ibu Cintya.
"Iya Bu Chintya. Tidak masalah bagiku karena saat ini aku juga lagi santai." Ujar Tuan Noah.
Tidak lama, ibu Cinta dan Honey datang bersamaan dan langsung masuk ke ruang tamu yang ada di ruang kepala sekolah. Tuan Noah langsung berdiri dan menatap wajah cantik ibu Cinta sesat sebelum menyapa putrinya.
"Hai ayah!"
Pekik Honey yang langsung melompat ke dalam pelukan ayahnya.
"Hallo sayang!"
Tuan Noah mengecup pipi putrinya.
"Apa kabar ibu Cinta!" Sapa Tuan Noah sambil menatap lebih dalam wajah cantik ibu Cinta.
"Baik, Tuan Noah!" Ujar ibu Cinta malu-malu.
Ibu Cintya menatap wajah Tuan Noah dan ibu Cinta secara bergantian. Ia baru paham jika Tuan Noah hanya mencari alasan untuk bertemu dengan putrinya Honey yang sebenarnya ingin bertemu dengan ibu Cinta.
"Saya permisi dulu Tuan Noah!"
ibu Cinta segera pamit dari hadapan Tuan Noah dan kepala sekolah karena tidak tahan berada lama di depan duda tampan ini.
"Tunggu ibu Cinta!" Cegah Tuan Noah yang tidak ingin ibu Cinta meninggalkannya.
"Ada apa Tuan Noah?" Tanya ibu Cinta gugup.
"Aku ingin bicara berdua dengan anda, apakah boleh, ibu Cintya?" Tanya Tuan Noah meminta ijin kepada kepala sekolah.
Ibu Cinta menatap wajah kepala sekolah untuk memastikan apakah diijinkan atau tidak.
"Ibu Cinta! Silahkan duduk! Mungkin Tuan Noah ingin mengetahui perkembangan prestasi belajar putrinya Honey." Ucap kepala sekolah yang memahami keinginan Tuan Noah.
"Terimakasih ibu Cynthia!"
"Ayah, Honey mau kembali ke asrama." Pinta Honey setelah puas duduk di pangkuan ayahnya.
"Iya sayang!" Tuan Noah mengecup pipi putrinya.
Ibu Cynthia sengaja mengikuti langkah Honey.
"Tunggu Honey! Ibu Cintya yang akan mengantarkanmu ke kamar mu." Ucap ibu Cintya.
Ia sengaja meninggalkan keduanya agar bisa ngobrol dari hati ke hati.
"Ibu Cinta! Apakah tidak apa aku menyita waktu anda?" Tanya Tuan Noah hati-hati.
"Menyita hatiku juga aku rela Tuan Noah." Batin ibu Cinta yang sudah gemas dengan perlakuan Tuan Noah yang menatapnya tanpa berkedip.
"Apa yang anda ingin tanyakan Tuan Noah?"
"Tentang hatimu ibu Cinta." Ujar Tuan Noah jujur.
Deggggg...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments