Ibu guru Cinta baru menyadari kalau Honey sebentar lagi akan tampil. Iapun buru-buru mengajak Tuan Noah untuk masuk bersama mereka ke dalam gedung aula.
"Honey. Sebentar lagi kamu akan tampil sayang." Ucap ibu Cinta.
"Turunkan aku ibu Cinta! supaya aku bisa langsung lari ke panggung." Pinta Honey.
"Oh iya sayang." Ibu Cinta segera menurunkan Honey dari gendongannya.
Honey meninggalkan ayah dan ibu Cinta, lalu lari ke dalam gedung dan langsung menuju panggung.
Ibu guru Cinta berjalan dengan cepat untuk menghindari Tuan Noah yang sudah membuatnya sangat malu.
Sementara itu Tuan Noah terkekeh kecil melihat guru putrinya berlari ketakutan untuk bisa bebas dari dirinya.
"Ternyata kamu sangat menggemaskan ibu guru Cinta. Kau pantas aku perjuangkan untuk menjadi ibu dari putriku, Honey." Lirihnya sambil berjalan dengan cepat menuju tempat duduknya yang ada di barisan paling depan.
Tidak lama berselang, Honey maju ke depan panggung usai namanya di panggil oleh MC acara.
Jenis acara yang akan dibawakan Honey adalah membaca puisi.
Honey tampil dengan percaya diri. Tubuh kecil itu yang masih berusia empat tahun itu, menatap wajah ayahnya sesaat.
Ia lalu tersenyum kepada sosok yang membuatnya selalu semangat untuk belajar. Dan sosok gagah itu saat ini sedang memberikannya kekuatan.
Ia pun mendekatkan mikrofon satu jengkal dari mulutnya, dan siap untuk membaca puisinya.
"Untukmu pahlawan pertamaku....
Setiap pagi saat aku membuka mataku..
Pikiran ku hanya terbingkai wajah lelah mu...
Engkau mulai harimu dengan kerja keras...
Pengorbanan mencari rezeki, pengorbanan untuk mencari awal yang baru.
Kau ajarkan aku arti perjuangan, kau ajarkan aku arti kesuksesan.
Ayah! mungkin tanpamu aku tidak bisa seperti ini.
Mungkin tanpamu aku tidak bisa berdiri di tengah-tengah impianku.
Impian untuk meraih keberhasilan.
Ayah kaulah inspirasiku..
Walaupun tanpa ibu di samping kita, tapi aku telah melihat cinta ibu dalam dirimu. I love you Daddy...
Ayah. Aku tidak akan memberikanmu bunga tapi aku akan memberikanmu cinta dan prestasiku untuk membuatmu bangga."
Honey menangis setelah membaca puisi untuk ayah tercinta. Ibu Cinta sangat bingung ketika mendengar puisi yang dibacakan oleh Honey yang tidak sesuai dengan isi puisi yang sudah ia latih pada gadis itu.
Honey sudah membaca puisinya sendiri. Puisi yang diberikan oleh Ibu Cinta adalah kekaguman hambaNya atas ciptaan Allah melalui alam ciptaanNya.
Tapi walaupun begitu puisi milik Honey lebih menyentuh hati para wali murid. Puisi yang dibacakan Honey untuk ayahnya sangat sedih, saat mendengar gadis itu melihat cinta ibunya dalam diri ayahnya.
Tuan Noah berkaca-kaca, usai mendengar ungkapan hati putrinya Honey untuk dirinya.
Keduanya saling bertatapan dan Tuan Noah maju ke depan panggung untuk memeluk putrinya tercinta itu.
Para orangtua murid menangis haru melihat adegan ayah dan anak itu. Ibu Cinta dan ibu Dea ikut terenyuh melihat keduanya sambil berpelukan. Tuan Noah membawa turun putrinya dari atas panggung dan semua orang bertepuk tangan dengan meriah.
Sampai acara itu berakhir, dengan kata penutup dari kepala sekolah atas kelancaran acara tersebut. Anak-anak diminta untuk pulang karena besok sudah memasuki hari weekend.
Tuan Noah keluar dengan menggendong putrinya Honey.
Gadis ini masih bingung, apakah akan pulang bersama ayahnya atau tidak, karena ia takut jika ada di rumah, ia hanya ditemani kepala pelayan dan dua ekor kucing kesayangannya.
"Apakah kamu ingin pulang bersama ayah?" Tanya Tuan Noah yang melihat wajah kerinduan putrinya pada dirinya.
"Benarkah? Berarti ayah akan menemani aku selama dua hari di rumah kita?"
"Tentu saja, sayang!"
"Alhamdulillah! muaacch."
"Ayahku adalah ayah yang terbaik di dunia."
Honey mencium kedua pipi ayahnya dengan sangat bahagia.
"Apakah kamu senang, sayang?"
"Tentu saja ayahku, sayang." Ucap Honey sambil memperlihatkan deretan giginya yang putih dan bersih.
"Ayah! Aku harus pamit pada kedua ibu guruku dulu. Ibu Cinta dan ibu Dea." Pinta Honey yang ingin turun dari gendongan ayahnya.
"Ok!"
Honey berlari menghampiri kedua ibu gurunya yang sedang ngobrol dengan wali murid yang lain.
"Ibu Cinta!"
"Iya sayang!"
"Aku mau pulang bersama ayah."
"Baiklah. Hati-hati sayang. Selamat berakhir pekan." Ucap ibu Cinta sambil melambaikan tangannya kepada Honey.
Dalam sekejap sekolah itu mulai sepi. Ibu Cinta merasa ada yang hilang dari genggamannya. Ia pun baru ingat kalau saat ini ponselnya masih berada di tangan Tuan Noah.
Iapun berlari ke tempat parkir dan berharap Tuan Noah masih berada di area sekolah.
"Sial! Mana aku tidak tahu lagi plat mobilnya Tuan Noah." Keluh ibu Cinta sedih.
Tuan Noah yang hendak keluar dari gerbang utama sekolah putrinya dihentikan oleh putrinya ketika melihat ibu Cinta yang sedang mencari sesuatu.
"Ayah, berhenti ayah. Ibu Cinta mencari siapa?" Tanya Honey.
Tuan Noah yang baru ingat kalau ponsel ibu Cinta masih bersamanya. Iapun meminta ijin kepada putrinya untuk menghampiri ibu Cinta yang sudah membalikkan tubuhnya menuju paviliun khusus untuk para guru muda yang sengaja di siapkan sekolah itu untuk mengawasi para siswanya.
"Ibu Cinta!" Panggil Tuan Noah.
Degg...
Ibu Cinta membalikkan tubuhnya dan menatap wajah tampan Tuan Noah malu-malu.
"Maaf tuan!" Sepertinya ponsel saya masih berada pada anda." Ucap ibu Cinta sambil menahan kegugupannya.
"Bukankah kamu tadi mengatakan aku boleh bawa ponselmu untukku asalkan tidak menculik siswa mu?" Goda Tuan Noah sambil mengulum senyumnya.
"Sial...! Kenapa dia malah balik menggoda aku?" Batin ibu Cinta.
"Bagaimana ibu Cinta?"
"Maaf tuan!" Ponsel milikku tidak layak untuk di jual. Lagian ponsel itu sudah jadul modelnya, di kasih ke pelayan tuan pun, mereka tidak akan tertarik.
Tapi ponsel itu sangat berarti untuk saya karena alat itu bisa mengobati rasa rinduku pada kedua orangtuaku." Ucap ibu guru Cinta sambil tertunduk sedih.
"Ais!" Kenapa dia jadi sedih seperti itu, padahal aku hanya menggodanya. Rupanya gadis ini tidak bisa di ajak bercanda.
"Jangan sedih seperti itu! aku hanya bercanda saja ibu Cinta. Ini ponselmu." Ucap Tuan Noah seraya menyerahkan ponsel milik ibu Cinta yang sudah berkaca-kaca.
"Terimakasih Tuan!" Ucap ibu Cinta sambil memberikan salam hormat pada Tuan Noah yang begitu senang memandang wajah cantik ibu Cinta.
Iapun membalikkan tubuhnya tapi berhenti sesaat karena ingat sesuatu. Tuan Noah masih berdiri di tempatnya.
"Tuan Noah!" Puisi yang dibacakan oleh putrimu Honey bukanlah puisi yang kami berikan di saat latihan, melainkan puisi yang dibacakan nya tadi adalah puisi buatan Honey sendiri yang dipersembahkan khusus untuk anda Tuan.
Itulah bentuk rindunya untuk anda dan resa bangganya dia pada anda yang selalu sibuk dengan pekerjaan hingga lupa akan dirinya yang menanti perhatian dan kasih sayang dari Anda untuk dirinya." Ucap ibu Cinta sambil menahan gejolak emosinya yang sudah membuat matanya terasa panas.
Deggg..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Talnis Marsy
masih nyimak...
2022-10-03
2