Nolan segera turun dari mobil untuk menolong orang itu, dan benar saja saat ia melihat siapa yang jatuh pingsan itu ternyata dugaannya benar. Gadis yang pingsan itu ternyata benar Maura. Tanpa menunggu lama lagi, Nolan langsung membawa Maura ke rumah sakit.
Mobil Nolan membelah jalanan ibu kota, terik matahari begitu menyongsong. Sesekali Nolan menoleh ke arah gadis yang ada di sampingnya. Tibalah mereka di rumah sakit. Ini pertama kali Nolan membawa seorang gadis ke rumah sakit, siapa yang tak kenal dengan pria itu? Orang kepercayaan keluarga Merlin yang terbilang orang terkaya di negaranya.
Beruntung, Maura bertemu dengan orang-orang baik. Nyonya Merlin memiliki cucu satu-satunya, yaitu, Morena yang kini sudah meninggal dunia satu tahun silam. Kedatangan Nolan ke rumah sakit langsung terliput oleh wartawan, kabar berita tersebar luas, bahkan nyonya Merlin pun langsung tahu soal kabar Maura yang dikira cucunya itu masuk rumah sakit. Nenek tua itu langsung menyusul Nolan ke rumah sakit.
Bahkan, Leon sendiri pun melihat kabar berita itu di telvisi. "Bos, ada kabar baru tuh di berita," ucap Leon kepada Rayyan.
"Sejak kapan kamu suka bergisip, hah? Kerja saja, kamu sudah berhasil bertemu dengan cucu nyonya Merlin?" tanya Rayyan.
"Ini berita bukan gosip, aku melihat nyonya Merlin di tv, katanya cucunya masuk rumah sakit. Itu artinya cucu nyonya Merlin sudah kembali," jelas Leon.
Rayyan langsung berdiri dari tempat duduknya. "Kita temui dia di rumah sakit, kita jenguk," ucap Rayyan.
Dan di rumah sakit.
Nyonya Merlin menemani Maura, sambil menunggu hasil pemeriksaan. Bahkan Maura sendiri sudah sadar, ia juga melihat Nolan berdiri di sampingnya. Gadis itu tahu siapa yang sudah membawanya kemari, yang diingatnya tadi ia telah dipecat oleh bosnya dan ingat berjalan menuju pulang waktu itu.
Tak lama, dokter pun datang. Nyonya Merlin dan Nolan sudah siap menunggu hasil pemeriksaan.
"Bagaimana kondisi cucuku? Apa penyebabnya sampi bisa jatuh pingsan? Cucuku sakit apa?" tanya nyonya Merlin.
"Tenang, Nyonya. Cucu Anda tidak sakit, justru ini kabar gembira," jawab dokter.
Nolan dan nyonya Merlin langsung saling pandang, seterusnya melihat ke arah brankar dan saling tatap dengan Maura. Nyonya Merlin tahu apa kabar gembira maksud dokter. Bibir nyonya Merlin tersenyum, cucunya itu akan memberikan cicit untuknya. Sedangkan Maura tidak mengerti apa kabar gembira kata dokter itu.
"Berapa usia kandungannya?" tanya nyonya Merlin.
Mendengar pertanyaan itu membuat Maura terkejut. "Ha-hamil?" Maura tak percaya. Tak percaya kini ia telah mengandung anak dari pria yang tidak diketahui namanya itu, meski sudah beberapa kali bertemu mereka belum sempat berkenalan karena selalu bertengkar.
"Sekitar dua Minggu, Nyonya," jawab dokter. "Kondisi janin sehat-sehat saja tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Hanya butuh istirahat saja karena pasien kecapean," jelas dokter. "Kalau begitu, saya permisi. Saya hanya menyampaikan kabar gembira ini kepada, Nyonya." Dokter itu pun undur diri.
Nyonya Merlin meraih tangan sang cucu, ia akan menanyakan siapa ayah dari anak yang di kandung cucunya itu. Ia tahu bagaimana pergaulan cucunya, jadi ia harus pelan-pelan saat menanyakannya. Nenek itu dudukdi kursi sambil menggenggam tangan Maura yang dikira cucunya.
"Siapa ayah anak itu?" tanyanya. "Nenek perlu tau, kita minta pertanggungajawaban darinya," ucap nenek pelan.
"A-aku ..." Belum Maura menjawab, tiba-tiba saja ada yang mengetuk pintu.
Nolan dan yang lainnya langsung menoleh. "Biar aku saja yang melihat," kata Nolan. Nolan tahu siapa yang datang, yang datang itu adalah Leon. Namun hanya Leon yang menampakkan diri. Nolan menolak tamu siapa pun untuk menjenguk Maura. Tanpa membantah, Leon pun pergi karena tak ingin ada keributan di rumah sakit.
***
"Bagaimana?" tanya Rayyan.
Leon menggelengkan kepala sebagai jawaban. "Mendatangi cucu pewaris itu ternyata susah, kita tak mudah bertemu dengannya," jawab Leon.
Rayyan nampak menghembuskan napas dengan kasar, siap-siap mencapai kerugian yang fantastis karena pembangunan tersendat akibat tanah sengketa itu. Mau tak mau mereka pulang dengan tangan kosong.
Sedangkan di rumah sakit. Maura tak kunjung menjawab pertanyaan nuonya Merlin, ia tahu siapa ayah dari anaknya itu. Tapi bisakah ia menyembunyikan anaknya? Ia tak ingin berurusan dengan pria tengil itu, pria sombong yang tidak diketahui identitasnya. Rayyan smith sendiri adalah seirang mafia yang tidak diketahui oleh siapa pun, ia diam dibalik kekuasaannya.
Leon-lah yang selama ini ada dibalik itu.
"Baiklah, Nenek tidak akan memaksa. Untuk saat ini kamu jangan pergi lagi, Nenek tak akan membiarkanmu pergi dari hidup Nenek lagi," ujar Merlin.
Karena kondisi Maura baik-baik saja, nyonya Merlin langsung membawa Maura pulang saat itu juga. Kepulangan Maura dijaga ketat sampai tak ada wartawan yang bisa meliput, apa lagi soal kehamilan cucunya. Ia tak ingin ada berita miring tersebar tentang cucunya itu. Maura langsung dibawa pulangnke rumah besar milik nyonya Merlin.
Dan saat ini Maura tengah terbaring di tempat tidur milik Morena. Ia tengah sendirian karena nyonya Merlin memberikan ruang untuknya beristirahat, tak berselang lama, seseorang datang dan itu adalah Nolan. Maura langsung mendudukkan diri.
"Tidak usah bangun, tiduran saja," kata Nolan.
"Aku harus pulang, aku tidak bisa di sini. Ini bukan tempatku," ujar Maura. "Aku bukan cucunya," terangnya lagi.
"Apa kamu mau berita kehamilanmu tersebar? Apa kamu akan datang menemuinya?" tanya Nolan. Nolan sudah menyelidiki siapa Maura, dia gadis sebatang kara dan ia ingin gadis itu tinggal bersama nyonya Merlin menggantikan cucunya yang sudah meninggal. "Tinggal-lah di sini, tinggal bersama nyonya Merlin sebagai cucunya," kata Nolan. "Aku akan merahasiakan soal ini kepadanya, hanya kamu penyemangat nyonya Merlin," jelas Nolan.
Maura nampak berpikir, hidup sendiri dalam keadaan hamil seperti ini tentu akan sulit. Akhirnya ia mengangguk setuju untuk tinggal di sana.
"Baiklah, kamu istirahat saja, aku permisi dulu." Nolan pun undur diri membiarkan Maura di sana sendirian.
***
Di tempat lain.
Rayyan sedang menyusun rencana agar dapat menemui cucu nyonya Merlin, apa pun alasannya ia harus menemuinya. Ditengah kesibukannya, Leon pun datang.
"Ada kabar apa?" tanya Rayyan.
"Berita kalau cucu nyonya Merlin itu tidak bisa diganggu, apa lagi ditemui dalam waktu dekat. Perlu menunggu satu tahun untuk bertemu dengannya, katanya itu jadwal kosong," terang Leon.
"Yang benar saja? Kenapa mesti harus menunggu satu tahun? Apa sesibuk itu cucu nyonya Merlin? Aku jadi penasaran siapa sosok wanita itu?"
"Dari pada memikirkan itu lebih baik mencari gadis itu, Tuan. Bagaimana kalau dia hamil? Tuan jangan mengabaikannya," kata Leon.
"Ya, aku tau. Tapi gadis itu juga menghilang, bukannya kamu selalu mencarinya? Kenapa tidak bisa menemukan gadis itu? Itu tugasmu, cari dia sampai ketemu," jelas Rayyan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Wkwkwk Satu tahun baru jadwal kosong, pasti saat itu dia udah lahiran,,Rasain kamu Rayyan, mau jawab apa kamu sama ortu kamu soal calon istri, Makanya jangan sombong bodoh,,
2023-07-11
1
Siti Amanah
panjat tuh rumah Nini wk wk biar loe tau Maura ad disana ray.bodoh kali kau Ray ceritany kurang menantang.
2022-10-30
0
NatalieLaurentRenes
buang sajalah Thor karakter rayyan seorang mafianya gak cocok, gak sadis, gak kejam . mnding jdi CEO yg galak dan dingin.
2022-10-05
3