Maura sudah siap untuk pulang, karena nenek itu sudah beristirahat. Sesuai janji, Nolan akan mengantarkan Maura pulang.
Gadis itu sudah menunggu di depan, tak lama mobil Nolan keluar dari garasi. Saat Maura hendak masuk, tiba-tiba sebuah mobil memasuki halaman. Sinar lampu itu sangat menyilaukan mata Maura. Lampu mobil pun mati, dan orang yang ada di dalam mobil tersebut keluar.
Maura terkejut saat mendapati siapa yang datang, ia melihat pria yang sudah mengambil mahkotanya. "Dia lagi? Mimpi apa aku semalam harus selalu berurusan dengan pria itu?" gumam Maura.
Mulutnya yang komat-kamit terlihat oleh, Nolan. "Kamu kenal mereka?" tanya Nolan.
"Tidak," jawab Maura, "hanya ada masalah sedikit saja dengan orang-orang itu."
Rayyan dan Leon menghampiri, ternyata bukan cuma Maura yang terkejut. Mereka pun sama terkejutnya. "Lihatlah, apa ku bilang. Semua wanita itu sama, ujung-ujungnya nyari laki-laki yang lebih kaya 'kan?" sindir Rayyan.
"Ngomong apa kamu barusan?" tanya Maura tanpa basa-basi. "Kembalikan sepedaku," tagihnya kemudian.
"Sepeda butut itu? Tuh, ada di dalam mobilku. Ambil cepat, aku tidak mau mobilku kotor," tukasnya.
Maura berjalan dengan kesal, ia langsung saja mengambil sepedanya. "Tuan, Nolan. Aku rasa tidak perlu mengantarku, aku bisa pulang sendiri. Terima kasih atas tawarannya," teriak Maura.
"Sudah sana pergi, tempatmu bukan di sini," cetus Rayyan. Gara-gara tadi membuat Rayyan kesal kepada gadis itu, bahkan mereka belum saling berkenalan. Tapi mereka malah sudah tidur bersama, sungguh pertemuan yang konyol bukan?
Maura menatap sinis kepada Rayyan, ia tak suka kepada pria sombong itu. "Dasar tidak tau berterima kasih," kesalnya.
Setelah kepergian Maura, Nolan langsung menanyakan ada kepentingan apa mereka datang kemari?
"Anda cari siapa? Ada yang perlu saya bantu?" tanya Nolan.
"Apa betul ini kediaman nyonya Merlin?" tanya Leon.
"Ya, tapi beliau sudah istirahat dan tak bisa diganggu. Kalau ada keperluan bisa datang kembali besok, itu juga tidak bisa bertemu dengan nyonya Merlin secara langsung," terang Nolan.
"Hmm, baiklah kalau begitu. Kami akan kembali besok, kami permisi," pamit Leon.
***
"Kamu kenapa, Bos? Mukanya kok ditekuk begitu?" tanya Leon.
"Bisa diam tidak?! Gadis itu benar-benar buatku jengkel," jawab Rayyan.
"Jengkel tapi ngangenin 'kan?" ledek Leon lagi.
Mereka putuskan untuk pulang. Saat tiba di rumah, Rayyan diserang pertanyaan oleh mamanya. Pasalnya, wanita itu sudah mendambakan seorang cucu. Mau sampai kapan anaknya melepas masa lajangnya?
"Dari mana saja? Mana calon istri yang kamu janjikan pada, Mama dan Papa, hmm?" tanya Rosa yang tak lain adalah mamanya, Rayyan. Sedangkan papanya, tak banyak komentar. Ia tahu diposisi anaknya mencari seorang istri yang tulus itu tidaklah mudah. Semua wanita itu hanya memandang kekayaannya saja.
"Ya, aku akan mengenalkan secepatnya," jawab Rayyan. Padahal ia sendiri tengah galau. Waktu tadi kekasihnya tiba-tiba saja mendatanginya dan langsung memutuskannya begitu saja. Ditambah lagi soal gadis yang sudah bercinta dengannya, gadis itu menolaknya mentah-mentah. Kegalauanya saat ini tingkat dewa.
"Apa yang mau dikenalkan itu gadis itu, Bos? Aku rasa dia cocok denganmu, buktinya dia tidak memandangmu dari harta, bukannya gadis seperti itu yang kamu cari?" bisik Leon.
"Apa yang kamu bisikkan, Leon? Apa kamu tau sesuatu tentang anak-ku?" tanya Rosa.
"Bukan cuma istri, cucu juga sedang otw," jawab Leon spontan. Kalau bukan di kantor, Leon dan Rayyan adalah seorang teman bahkan mereka sudah seperti saudara.
Tuan Smith sebagai ayah Rayyan langsung menoleh ke arah anaknya, menelisik apa yang dikatan Leon itu benar atau tidak?
"Jangan percaya ucapan anak ini, mana ada cucu otw? Jangan ngaur kamu, Leon." Rayyan segera pergi menuju kamarnya.
Dan Tuan Smith tak begitu percaya dengan penuturan Leon, yang ia tahu tak ada wanita lain selain Liza yang dekat dengannya. Kalau Liza yang dimaksud Leon itu tidak mungkin, karena ia tahu bagaimana pertemanan mereka.
***
Rayyan tidak bisa tidur malam ini, dari awal pertemuan dengan Maura wajah gadis itu selalu terbayang. Bukan cinta, melainkan keanehan. Baru kali ini ada gadis yang tak suka padanya. Rayyan mulai penasaran akan sosok gadis itu.
Akhirnya, ia mencoba tidur untuk malam ini. Besok ia harus terjun langsung mengenai tanah sengketa itu. Kalau tanah itu tidak jadi menjadi miliknya, ia mencapai kerugian yang sangat fantastis. Lahan tanah itu berhektar-hektar.
Sedangkan di tempat lain.
Nolan tengah memikirkan bagaimana caranya laki-laki tadi itu tidak kembali datang? Ia tak ingin kondisi nyonya Merlin keadaannya memburuk, baru saja tadi ia melihat tawa nenek tua itu. Harapan kesehatan nyonya Merlin adalah Maura, gadis itu sangat mirip dengan Morena.
Hanya dia yang bisa mewakili nenek Merlin, pikirnya. "Tapi bagaimana kalau Maura tidak mau membantuku?" gumam Nolan. Besok, ia akan kembali menemui Maura, dan bodohnya kenapa tadi ia membiarkan Maura pulang sendiri? Ia belum tahu di rumah gadis itu.
Keesokan paginya.
Benar saja, Rayyan sudah kembali datang ke kediaman nyonya Merlin. Nolan langsung saja menghadang dan menolak pertemuan itu karena beralasan nyonya Merlin kesehatannya tengah menurun. Dan ia malah menjanjikan untuk menunggu beberapa waktu sampai cucunya nyonya Merlin kembali.
"Berapa lama?" tanya Rayyan soal cucu nyonya Merlin kembali, ia tak bisa menunggu waktu terlalu lama soal masalah ini. Tanah itu harus segera digarap dan dijadikan bangunan kantor cabangnya.
Karena ia tak ingin ada masalah untuk perusahaannya ke depannya, mau tak mau ia menunggu cucu nyonya Merlin itu. Dan menunda pembangunan.
***
Beberapa hari kemudian
"Kamu itu, terlambat lagi terlambat lagi. Saya sudah sering beri kamu kesempatan tapi kenapa selalu disia-siakan kesempatan itu? Sekarang tidak ada lagi toleransi bagi karyawan pemalas sepertimu, saat ini juga kamu saya pecat!"
Maura sudah pasrah, ia tahu ini pasti terjadi karena ini memang salahnya. Entah, beberapa hari ini tubuhnya kurang vit. Mual, pusing, sering terjadi dialami. Maura berjalan gontai, biasanya, gadis itu akan melawan meski dirinya salah.
"Kamu kenapa? Biasanya juga kamu selalu mengelak kalau Bu Regan ngomel," kata Sisil teman kerjanya.
"Badanku lemes sekali rasanya, aku mau pulang dan istirahat saja," jawab Maura.
Dan di tempat lain.
Nyonya Merlin kembali ngamuk, ia ingin cucunya ada bersamanya. Tapi kenapa sampai saat ini juga belum kembali?
"Cari Morena sampai ketemu, aku tidak mau makan kalau cucuku tidak ada di sini!" kata Merlin yang merajuk.
"Iya, Nyonya. Saya akan membawanya pulang," kata Nolan. Nolan segera pergi untuk mencari Maura, tapi kemana ia harus mencari?
Nolan menyetir mobilnya tanpa tujuan, ia menyusuri jalan. Berharap menemukan Maura bagaimana pun caranya. Dan di depan, ia melihat seorang gadis, dari gestur tubuhnya memang mirip dengan Maura. Namun, tiba-tiba saja gadis itu ambruk jatuh pingsan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Namira Puja Najya
kan baru beberapa hari Thor ko udah jd aja, biasanya nunggu 1 bln😁
2024-07-15
0
Sesilia Juwita
vote buat author 🥰🥰🥰
2022-10-03
0
💕KyNaRa❣️PUTRI💞
tuh maura pasti la hamil
aduh bner kata asisten anak nya rayyan sudah otw
2022-10-02
3