Rayyan tengah duduk, sesekali rahangnya mengeras. Ia kini tengah mengintimidasi sahabatnya yang bernama, Liza.
"Kurang baik apa aku padamu? Semuanya telah kuberikan, bukankah kamu tau kalau cinta itu tidak bisa dipaksa? Aku hanya menganggapmu sebagai teman!" Nada itu terdengar sangat ketus, dadanya naik turun karena tak habis pikir kepada Liza.
"Maaf, aku tidak tau soal itu," elak Liza.
"Alah ... Jangan berkelit! Kamu sudah memanfaatkan kebaikanku selama ini, aku rasa persahabatan kita sampai di sini. Aku tidak ingin lagi melihat wajah busukmu!"
"Bawa dia dari hadapanku," perintahnya kemudian pada anak buahnya.
"Rayyan, ku mohon. Kita masih bersahabat 'kan? Aku janji tidak akan melakukannya lagi, aku menyesal. Aku juga tidak bersyukur karena memiliki teman sepertimu, aku khilaf." Liza nampak menepis tangan yang tengah menyentuhnya. "Hanya karena kesalahan ini kamu mengakhiri persahabatan kita? Tidak ingat dengan apa yang aku lakukan padamu, hah?"
Rayyan tengah marah sehingga ia tak ingin mendengar alasan temannya itu. Pasalnya, gara-gara ini bibit unggulnya tertanam di tubuh wanita itu, ia takut gadis itu hamil. Bukan tak ingin tanggung jawab, ia tak kenal bahkan ia sendiri sudah memiliki kekasih.
"Rayyan ..." Liza tetap dibawa oleh anak buah Rayyan saat itu juga.
"Pergilah, Liza. Untuk saat ini aku tidak ingin melihatmu!"
Setelah kepergian Liza, Rayyan langsung mengerahkan semua anak buahnya untuk mencari gadis itu. Tidak sulit baginya menemukan gadis itu.
***
"Sakit sekali," rintih Maura. Gadis itu tengah menggoes sepedanya, karena sakit di bagian intinya ia pun akhirnya turun dan mendorong sepedanya.
Namun, tiba-tiba saja segerombolan orang datang menghentikan perjalanannya. Orang-orang itu membawa paksa Maura ke dalam mobil. Mulutnya dibekap. Maura menggerakkan bola mata ke kiri dan ke kanan setelah sudah berada di dalam. Ia tak mengenal siapa mereka, atau jangan-jangan orang-orang ini adalah perintah lelaki semalam? Pria yang ia usir dari kampungnya secara kasar? Maura tidak berpikir bahwa orang-orang itu adalah suruhan yang tidur bersamanya.
"Aaa ...," teriak orang yang membekap mulut Maura. Gadis itu telah menggigitnya, bahkan sampai berdarah. "Sial," rutuknya kemudian.
Semua teman-temannya menertawakannya.
"Badan aja kekar, baru kena gigitan gadis saja sudah berteriak," sahut temannya. "Dia galak juga, pasti dia pandai merayu si bos makanya si bos sampai merelakan bibit unggulnya untuk gadis ini," sambungnya.
Mata Maura terbelalak, kini ia tahu siapa orang-orang ini. Kebetulan sekali, ia memang berniat untuk mencarinya. Enak saja setelah menidurinya meninggalkannya begitu saja. Maura tak lagi berontak, ia malah mengibaskan tangan-tangan itu dari tubuhnya.
"Jangan menyentuhku!! Awas saja kalau berani menyentuhku lagi!!" ancamnya.
"Santai, Nona. Kami tidak akan menyakitimu," ucap pria yang duduk di samping Maura.
Tibalah mereka di sebuah rumah besar. Maura sampai penasaran siapa sebenarnya sosok pria yang telah merenggut kesuciannya itu? Rasanya ingin sekali memakinya, pria brengsek yang seenaknya saja menyentuhnya. Terlihat orang penting sekali sampai menyewa beberapa orang untuk membawanya kemari. Tapi tak peduli, ia meminta keadilan di sini.
Maura turun dari mobil dan langsung mengikuti pria-pria yang bertubuh tinggi besar. Mengenakan baju hitam dan tak lupa kacamata hitam yang melengkapi penampilannya.
"Bos, wanita itu sudah datang," kata Leon yang melihat anak buahnya di bawah sana tengah berjalan masuk ke dalam.
"Kamu urus dia, pastikan masalah selesai," ucap Rayyan.
"Bos tidak mau menemuinya?" tanya Leon.
"Tidak, kamu saja selesaikan dia," jawab Rayyan acuh.
"Yakin? Tidak mau mengulanginya lagi?" ledek Leon, ia yakin jiwa lelaki bosnya pasti meronta-ronta jika sudah ketagihan dengan yang namanya wanita.
Mata Rayyan langsung menyalak, ia tak suka dengan ucapan Leon. Yang ada di hatinya adalah sang pujaan hati yang kini tengah jauh di sana.
"Oke-oke ..., aku akan membereskannya." Leon pergi dan menemui gadis itu.
***
Maura tengah duduk di sofa, lalu matanya menoleh ke arah pintu yang terbuka. Melihat seorang pria yang cukup tampan, dan membawa sebuah map cokelat. Entah apa itu isinya yang jelas bukan pria ini yang ditunggu kedatangannya. Ia hapal betul bagaimana wajah lelaki itu, tampannya memang 11, 12 dengan lelaki yang tengah duduk di hadapannya.
Pria itu menyodorkan sebuah map.
"Tanda tangan di sini." Tunjuk pria itu.
"Apa ini maksudnya?" tanya Maura. "Mana dia? Aku ingin bertemu dengannya," kata Maura lagi.
"Bos tidak bisa datang, dia sangat sibuk. Jadi dia menyerahkannya padaku, Nona cukup tanda tangan saja dan masalah selesai. Nona akan mendapatkan konpensasi, tapi tenang saja uang yang diberikan sangat banyak sehingga bisa mengganti kerugian, Anda."
Mendengar itu, Maura langsung berdiri. "Apa setiap masalah kalian menyelesaikannya dengan uang?" Maura nampak murka, ia bukan wanita murahan yang dapat menjual tubuhnya begitu saja. Setidaknya ada kata maaf langsung dari pria itu padanya.
"Tenang, Nona. Nona baca dulu apa isinya," terangnya lagi.
"Bilang pada bosmu, aku tidak butuh ini." Maura merampas berkas itu lalu menyobeknya.
Leon yang ada di hadapannya sangat terkejut dengan aksi gadis itu. Uang yang dijanjikan sangat banyak, apa lagi Rayyan memberikan sebuah rumah layak untuknya. Harusnya gadis itu beruntung bukan?
"Hei, Nona. Apa yang kamu lakukan? Bodoh sekali kalau kamu menolak itu," ujar Leon.
"Hah? Bodoh? Aku lebih bodo kalau menerima uang itu, aku ingin bertemu dengan bosmu itu. Sombong sekali dia!" kesal Maura.
Leon merogoh ponsel di dalam saku, lalu menghubungi bosnya. Ia bicara sedikit menjauh dari hadapan gadis itu.
"Bos, dia merobek berkasnya. Dia ingin bertemu denganmu, cepatlah datang kemari! Sepertinya dia berbeda dengan gadis-gadis lain." Leon melirik gadis itu, cantik tapi galaknya tidak ketulungan. "Apa dia tidak tau siapa bos Rayyan?" gumam Leon setelah menutup ponselnya.
Sementara Rayyan, ia kecewa karena kali ini Leon gagal dengan perintahnya. Baru kali ini pria itu tidak menyelesaikan tugasnya. Mau tak mau ia harus turun tangan untuk menyelesaikan masalahnya.
Rayyan berjalan untuk menemui gadis itu. Namun, tiba-tiba saja. "Rayyan," panggil seseorang.
Rayyan terkejut saat melihat siapa yang datang. Tapi bibirnya langsung tersenyum saat melihatnya. Ia malah berbalik arah dan menemui orang itu.
"Kamu urus saja dia, masa tidak bisa mengurusnya," ucap Rayyan pada sambungan telepon yang tak lain adalah kepada Leon.
Ini jauh lebih penting dari pada gadis itu, ini sebuah kejutan bagi Rayyan yang tengah kedatangannya.
***
"Ayolah, Nona. Tolong kerja samanya, aku bisa dipecat kalau masalah ini tidak selesai," bujuk Leon.
"Aku tidak peduli, emangnya itu urusanku, hah? Harga diriku lebih penting," kata Maura.
Tengah perbincangan itu, tiba-tiba pintu terbuka. Leon melihat sang bos datang. Bukannya dia tidak akan datang menemuinya dan menyuruhnya menyelesaikannya? Pikir Leon
"Bos, kamu kenapa?" tanya Leon.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Rhmad Flash
aku sngt sk gds cantik pintar d glk.meskipun miskin TPI tdk BS d injak
2024-01-28
1
NatalieLaurentRenes
nah jdi cewe mmg hrs tegas klo bs galak deh biar gak semena org thdp kita
2022-10-05
0
Puja Kesuma
keren nih maura gk lemah...malah lebh garang dr macan😃😃
2022-10-02
0